Kehadiran Chang Xian memang khusus untuk Tim Xingxin, berbeda dengan Cao Guangcheng. Sebagai wartawan senior di lingkup esports, kalau bukan karena ada Tim Jia Shi yang diliput, dia tak sudi meliput 'arena kecil' seperti Tantangan Rookie. Jadi meski datang, dia hanya fokus ke Jia Shi sama sekali tak tertarik dengan tim lain.
Xingxin memang memiliki topik hangat, Cao Guangcheng juga mengakuinya. Tapi apa gunanya? Topik hangat dalam Tantangan Rookie, sebesar apapun tidak akan menarik banyak perhatian. Yang lebih penting, sebagai tim yang cepat atau lambat akan tereliminasi, apa keberlanjutan topik Xingxin?
Cao Guangcheng senang Chang Xian tidak merebut sumber daya Jia Shi darinya, jadi dia mendorongnya untuk melaporkan Xingxin dengan baik. Menurut Cao Guangcheng, seiring berakhirnya Tantangan Rookie, penderitaannya selama setahun ini akhirnya akan berakhir. Jia Shi yang kembali ke Liga, dengan formasi saat ini, sudah cukup menjadi penantang juara bukan?
Tapi kabarnya, setelah musim ini berakhir, Su Mucheng pasti akan meninggalkan tim. Sepertinya ini akan mengurangi satu pemain All-Star. Tapi mengingat liga baru adalah kembalinya ke Liga, Cao Guangcheng yakin Jia Shi akan meningkatkan investasi untuk membersihkan aib keterpurukan mereka di Tantangan Rookie selama setahun. Dengan dua Shen Sun Xiang dan Xiao Shiqin yang mengawasi langsung, Jia Shi sudah sangat kompetitif. Jika merekrut Shen lainnya lagi, Jia Shi di liga baru pasti akan penuh daya tarik dan menghasilkan lebih banyak berita. Saat itu, wartawan pendamping tim Jia Shi seperti dirinya tentu akan kembali berjaya.
Memikirkan ini, rasa canggung dan sulit selama setahun sepertinya tidak terlalu menyiksa. Melihat Chang Xian yang bergabung dengan keriangan Xingxin di seberang, Cao Guangcheng mencibir. Baginya, ini seperti pesta terakhir sebelum eksekusi, dia takkan ikut dalam keramaian itu.
"Setelah menyelesaikan prosedur check-in personel wawancara di resepsionis dan menerima pass media, Cao Guangcheng langsung pergi. Dia tidak berlama-lama di tempat itu karena tahu Jia Shi tidak akan datang."
"Pengaturan Tantangan Rookie berlaku sama untuk semua tim, termasuk Jia Shi. Tapi sebagai mantan raksasa, keikutsertaan Jia Shi dalam Tantangan Rookie sudah cukup memalukan. Mereka benar-benar tidak ingin dicemooh karena bergaul dengan tim-tim akar rumput ini. Oleh karena itu, mereka menolak pengaturan Liga dan memilih menginap di tempat lain dengan biaya sendiri. Cao Guangcheng sebagai wartawan memang tidak diatur akomodasinya oleh Liga, semua urusan makan dan menginap ditangani sendiri. Merasa lebih tinggi derajatnya, dia pun enggan bertahan dengan setengah hati di sini, dan memilih menginap di hotel yang dipesan Jia Shi."
"Saat meninggalkan hotel pengaturan Liga, Cao Guangcheng melihat dua wartawan dari Kota B yang ditugaskan meliput Tantangan Rookie berdiri di pintu depan hotel dengan wajah penuh antisipasi. Cao Guangcheng tahu siapa yang mereka tunggu, dalam hati ia tertawa geli. Namun saat melewati mereka, dua kolega ini tetap mengenalinya sebagai sesama wartawan dan segera menarik lengannya."
"“Wah, Wartawan Cao, kapan datang ke sini?” Keduanya langsung mendekat begitu melihat Cao Guangcheng. Meski selama setahun ini Cao Guangcheng tidak menghasilkan berita bagus, dia masih dihormati oleh kedua junior ini. Orang-orang yang dikirim meliput Tantangan Rookie biasanya bukan personel penting di (Esports Home) anyway."
"“Hehe, baru saja tiba.” Cao Guangcheng tersenyum sambil menyapa kedua koleganya."
“Daripada diam-diam saja, lebih baik kita wawancarai kamu dulu si wartawan ini.” Salah seorang wartawan berkata setengah bergurau.
"Masa tidak ada kerja? Buktinya sudah banyak tim yang datang?" Cao Guangcheng menunjuk ke area pendaftaran di dalam.
"Tim-tim ini?" Keduanya menoleh melihat, ekspresi meremehkan tak terelakkan di wajah mereka. Jelas-jelas tim pemain akar rumput ini bahkan tidak dianggap layak oleh mereka.
"Ada apa yang bisa ditanyakan ke tim-tim ini? Eh aku tanya, kapan Tim Jia Shi datang?" tanya salah seorang.
Cao Guangcheng tersenyum. Niat kedua orang ini mana mungkin tidak ia ketahui. Sebenarnya sama seperti dirinya, mereka ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk mengais sumber daya dari Jia Shi. Yang menjadi incaran bukanlah berita di Tantangan Rookie, melainkan topik hangat Jia Shi di masa depan.
Tapi sumber daya berharga ini mana mungkin dengan mudah ia serahkan. Setelah setahun tertekan, kesempatan sedikit pun tak rela ia berikan kepada orang lain.
"Jia Shi? Aku juga tidak tahu! Sudah kucari keliling tapi tidak ketemu, mungkin belum datang. Sudah, jangan ngobrol lagi. Ada urusan, aku pergi dulu!" Cao Guangcheng melambaikan tangan hendak pamit. Tapi kedua wartawan itu menyorot koper yang dibawanya.
Para wartawan ini demi kemudahan wawancara, tentu menginap di hotel yang disediakan liga untuk tim-tim. Tapi Cao Guangcheng yang membawa koper ini, apakah ia akan menginap di tempat lain?
“Seorang wartawan, daya observasinya memang cukup hebat. Kedua orang ini saling memberi kode mata, melihat Cao Guangcheng berhasil naik taksi, mereka segera menyambar taksi yang lewat dan mengikutinya.
Di hotel, proses check-in berjalan lancar. Setelah anggota Xingxin selesai menandatangani dokumen, mereka langsung menerima kunci kamar yang dialokasikan untuk tim. Chang Xian yang berada di samping dengan sigap menawarkan bantuan mengangkat tas para perempuan.
“Wah, Xiao Chang ternyata kuat ya? Coba, angkat yang ini.” Melihat situasi itu, Baozi langsung menyerahkan barang bawaannya ke Chang Xian.
“Hah?” Chang Xian sudah merebut tas Chen Guo dan Tang Rou. Saat bepergian selama lebih dari sebulan, barang bawaan perempuan jauh lebih banyak daripada laki-laki. Membawa dua tas perempuan saja sudah hampir melampaui batas maksimumnya, tiba-tiba Baozi menyodorkan satu tas lagi membuatnya langsung membeku.
Semua orang tertawa-tawa naik ke lantai atas. Kamar hotel standar untuk dua orang. Dari 11 anggota Xingxin, pembagian kamar pada dasarnya mengikuti kebiasaan di rumah.
Ye Xiu sekamar dengan Wei Chen, Chen Guo dengan Tang Rou, Baozi dengan Luo Ji, Qiao Yifan dengan An Wenyi. Sun Zheping yang baru bergabung akhirnya sekamar dengan Wu Chen. Yang menikmati kamar sendiri tentu saja Mo Fan yang sama sekali tidak berinteraksi dengan orang lain.
Hotel yang ditunjuk Liga memang dekat dengan lokasi pertandingan. Selain itu, ada fasilitas penting lainnya yaitu arena latihan.
Pertandingan yang hampir profesional, mustahil tanpa latihan. Oleh karena itu, arena latihan juga selalu disediakan Liga untuk tiap tim profesional melalui serangkaian Tantangan Rookie. Setelah menetap, Xingxin menghubungi petugas check-in dan menanyakan tentang arena latihan. Ternyata segera ada petugas khusus yang datang untuk memandu.
Arena latihan yang disiapkan Liga membuat semangat Ye Xiu dan kawan-kawan langsung berkobar. Lingkungan ini terasa sangat familiar - ini adalah warnet di dalam hotel itu sendiri!
Alasan Liga memilih hotel dengan fasilitas biasa-biasa saja ini sebagai tempat penginapan tim akhirnya menjadi jelas. Rupanya mereka tertarik karena hotel ini memiliki fasilitas hiburan berupa warnet...
Warnet hotel kini telah berhenti beroperasi untuk umum dan dijadikan arena latihan eksklusif untuk tim Tantangan Rookie. Interiornya telah diatur dengan partisi sementara yang membagi area untuk tiap tim. Saat Jia Shi tiba, sudah ada beberapa tim yang sibuk di dalam. Entah mereka sedang latihan atau sekadar menggunakan komputer untuk keperluan lain, Liga tidak ikut campur. Selama masa Tantangan Rookie, tiap tim bebas menggunakan area yang dialokasikan untuk mereka.
Tim Xingxin yang terdiri dari 11 orang termasuk tim besar dalam Tantangan Rookie, akhirnya ditempatkan di sudut paling dalam warnet. Chen Guo sebagai pengelola warnet berpengalaman selama bertahun-tahun memberikan penilaian tinggi terhadap fasilitas dan lingkungan hotel warnet ini. Setelah berkeliling dan mengenali lokasi, para anggota Xingxin tidak terburu-buru menggunakan fasilitas seperti tim-tim lain. Setelah perjalanan jauh, istirahat untuk recovery sangat penting, sehingga setelah berkeliling, semua anggota Xingxin kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat.
Sementara itu, Tim Jia Shi yang langsung menginap di hotel yang telah mereka pesan setelah tiba, tetap harus menyelesaikan proses check-in. Liga tidak mungkin menyediakan lokasi check-in khusus di hotel mereka, sehingga setelah menetap, mereka tetap harus mendatangi hotel yang ditunjuk Liga untuk proses administrasi.
Hasilnya, saat para anggota Jia Shi baru saja turun ke lobi hotel dari kamar mereka, mereka langsung disambut oleh tiga orang yang berjajar di kedua sisi koridor.
Wartawan... melihat ketinggian ketiga orang ini, staf berpengalaman di sisi Jia Shi langsung menyadari. Sebagai klub elite dan tim kuat, Jia Shi tidak perlu bersikap lemah di depan media. Seringkali wartawanlah yang menjilat ingin mewawancarai mereka, bukan sebaliknya yang menyuap media untuk meliput—kecuali saat mereka perlu menyebarkan narasi tertentu. Meski musim ini memalukan, identitas sebagai klub elite Jia Shi tak pernah luntur. Mengingat kerumunan media yang biasanya mengepung saat playoff, kehadiran hanya tiga wartawan ini terasa sepi! Dari ketiganya, Cao Guangcheng jelas sudah sangat familiar dengan Jia Shi. Sebelumnya mereka saling berkordinasi. Andai bukan karena urusan lain, Cao Guangcheng pasti sudah menemani tim menggunakan pesawat sebagai wartawan pendamping tim—profesi yang memang harus selalu melekat seperti bayangan.
Lalu bagaimana dengan dua orang lainnya? Pandangan perwakilan Jia Shi beralih. Keduanya, mengabaikan tatapan Cao Guangcheng yang nyaris menyemburkan api, mengambil inisiatif memperkenalkan diri.
Juga dari (Esports Home)? Pihak Jia Shi terkejut. Namun Cui Li sebagai Manajer klub yang biasa berinteraksi dengan media—bukan sekadar hubungan wawancara biasa seperti pemain—paham betul taktik di balik layar. Melihat ekspresi tidak nyaman Cao Guangcheng, dia segera menyadari: Ini kompetisi internal mereka dalam memperebutkan sumber daya!
Hal seperti ini akan membuat Cao Guangcheng kesal, tapi tidak dengan Jia Shi. Saat ini mereka justru dijadikan bahan tertawaan, dan tidak sengaja memperlakukan sembarangan pihak manapun.
Cao Guangcheng benar-benar marah! Tak disangka dua rekan kerjanya ini berani memalukan dengan mengejarnya. Di depan hotel, kedua si pemalas itu turun mobil berurutan dengannya, lalu mendatanginya dengan sombong untuk menyapa, membuat Cao Guangcheng ingin langsung "menghabisi" kedua barang ini.
Dan sekarang, tepat di depan matanya, pihak lawan telah memulai percakapan dengan Jia Shi.
Jika di era kejayaan Jia Shi, mungkin mereka memang akan meremehkan wartawan asing. Tapi sekarang Jia Shi sedang tidak dalam kondisi terbaik? Dengan media, tentu harus membangun hubungan baik seluas mungkin. Terhadap kedua orang itu pun tidak akan menjaga jarak. Logika seperti ini terlalu jelas bagi Cao Guangcheng.
Kedua si pemalas itu saling bersahutan, mengobrol hangat di samping tim Jia Shi sampai membuat Cao Guangcheng di samping terlihat seperti asisten kecil, hatinya semakin panas. Tapi pengalaman Cao Guangcheng bertahun-tahun bersama Jia Shi bukanlah sia-sia. Melihat dua barang itu terus-menerus menarik-narik Cui Li untuk mengobrol, diam-diam ia berniat mengobrol dengan beberapa pemain. Namun ketika matanya berputar, tiba-tiba melihat di belakang formasi Jia Shi, bos mereka Tao Xuan ternyata juga berjalan di tengah kerumunan.
Cao Guangcheng langsung bersuka cita, bos klub bukanlah sosok yang bisa diwawancarai dengan sembarangan! Saat hendak mendekat untuk berbincang, tiba-tiba dia mendengar dua orang di sebelah bertanya pada Cui Li: "Selama ini ada rumor bahwa Xingxin adalah tim yang dibentuk Ye Qiu, tapi dari daftar final pendaftar yang baru saja kami dapat dari Liga, nama Ye Qiu tidak tercantum dalam Tim Xingxin. Ini..."
"Apa katamu?" Pertanyaan itu belum selesai, tapi Tao Xuan sudah mendengar dan langsung melangkah maju.
