Wartawan muda Chang Xian hampir tak kuasa menahan dorongan untuk kabur. Memang dia wartawan yang butuh berita panas, tapi eksposur kali ini terlalu mengguncang. Shen terbesar sepanjang sejarah Glory, Ye Qiu, ternyata identitas palsu? Ini pasti menjadi... menjadi apa ya, skandal terbesar sejak berdirinya Liga Glory?
Chang Xian hendak menggunakan diksi "skandal", tapi dari lubuk hatinya, dia tidak sepakat menyebut ini sebagai skandal.
Orang di hadapannya hanya menggunakan identitas palsu, tapi semua pertandingan dimainkannya, semua lawan dikalahkannya, semua kemenangan diraihnya. Tiga gelar juara berturut-turut, serta berbagai penghargaan Ye Qiu, semuanya sejati. Hanya saja, semua kehormatan ini bukan milik "Ye Qiu", melainkan orang di depan matanya ini.
Tindakannya memang melanggar regulasi Liga, namun dari segi keadilan yang dibutuhkan dalam kompetisi, tidak ada pengaruh sama sekali. Dia hanya meminjam identitas orang lain, namun semua pertandingan tetap dimainkan oleh dirinya sendiri. Sebaliknya, pemain yang memalsukan usia justru lebih merusak keadilan kompetisi, bukan?
Inilah akar kebingungan Chang Xian. Ini adalah bahan peledak yang sensasional. Jika diungkap, dia bisa terkenal dan sukses. Tapi di saat bersamaan, akan melukai banyak orang. Kapten Ye Xiu di hadapannya, Tim Xingxin, Tim Jia Shi, dan jutaan fans akan menanggung banyak penderitaan karena hal ini.
Seandainya ini benar-benar skandal seperti atlet yang pakai steroid, Chang Xian pasti merasa wajib membongkarnya. Tapi masalahnya, di lubuk hatinya dia tidak menganggap ini skandal. Hanya pinjam identitas, semua aspek lain nyata. Setiap pertandingan, setiap hasil pertarungan, setiap gelar juara - semuanya nyata. Kecuali fakta bahwa orang bernama Ye Qiu itu sebenarnya bukan Ye Qiu. Tapi apakah ini mempengaruhi hasil pertandingan?
Ye Xiu bilang dulu tidak punya KTP, makanya pakai milik orang. Ini jelas keterpaksaan. Bertahun-tahun tidak diperbaiki, apakah karena terjebak dalam situasi sulit atau ada alasan lain, Chang Xian tidak tahu. Menurutnya, soal identitas ini selama tidak ada kecurangan seperti dibantu pemain luar, bukan masalah besar.
Karena pandangan inilah Chang Xian bingung harus bagaimana menangani bahan peledak ini. Dia galau, terjepit di persimpangan, menyesali telah masuk ke pintu ini. Dia ingin memutar waktu, pasti akan menghindar dan pergi...
"Namun sekarang memikirkan ini sudah terlalu terlambat. Saat Chang Xian kalut, bagaimana dengan Tao Xuan dan Cui Li dari Jia Shi? Kabar ini bagaikan lima petir menyambar kepala bagi mereka. Yang lebih membuat kesal, Ye Xiu yang membuat kekacauan besar ini tetap bersikap acuh tak acuh seperti biasa, seolah kejadian ini tidak ada hubungannya dengannya, seperti sedang menonton pertunjukan."
"Memalsukan identitas, masalah ini jika ditangani secara serius, kamu harus memikul tanggung jawab hukum." Cui Li tidak tahan melihat sikap si pemalas ini, tiba-tiba berbicara dengan nada dingin, ancamannya sangat jelas.
Yang dilihatnya justru tetap sikap acuh tak acuh Ye Xiu yang membuatnya jengkel: "Benar, apakah kalian berniat menanganinya secara serius?"
Cui Li hampir muntah darah. Si pemalas ini benar-benar tak tahu malu. Serius? Bagaimana mungkin mereka menuntut Ye Xiu ke pengadilan karena memalsukan identitas saat menandatangani kontrak? Bukankah ini sama saja membuka aib sendiri? Sekarang tugas Jia Shi adalah menutupi masalah ini untuk menghindari dampak buruk. Apalagi secara hukum meski Jia Shi bisa menang, secara moral justru akan dicela. Meski Ye Xiu memalsukan identitas, kontribusinya selama bertahun-tahun nyata. Menuntutnya sekarang seperti mendapat keuntungan tapi mengeluh. Operasional seperti ini jelas merugikan.
Mengenai pihak lain yang terlibat dalam peristiwa ini, jangan berfantasi. Itu adalah saudara kembar si pemalas ini, mungkinkah mengharapkan dia mengajukan pertanggungjawaban hukum atas pemalsuan identitas oleh saudaranya sendiri?
"Pertama-tama, aku harus mengonfirmasi satu hal." Tao Xuan akhirnya membuka topik, "Selama bertahun-tahun ini, yang bertanding selalu kamu, kan? Saudaramu, Ye Qiu yang asli, tidak pernah muncul di arena pertandingan, ya?"
"Selalu aku, tidak serumit yang kamu bayangkan." Ye Xiu tersenyum.
"Bagus kalau begitu, masih ada ruang gerak yang cukup besar untuk urusan ini..." Tao Xuan yang juga sempat terkejut berat, terbukti lebih kuat daripada anak buahnya Cui Li. Kali ini dia tidak menggigit gigi mempersoalkan sikap Ye Xiu, sudah tenang dan mulai berpikir cara menangani masalah ini.
"Bagi Liga, mereka juga tidak akan mau menerima kebenaran sejati ini. Juara liga tiga tahun berturut-turut, pemain terbaik, dewa nomor satu Liga, identitasnya ternyata palsu. Ini pukulan berat bagi reputasi Liga." Tao Xuan menganalisis dari sudut pandang pengelola. Liga juga pasti tidak ingin kasus seperti ini terekspos.
"Tapi si pemalas ini sebentar lagi akan muncul di pertandingan, harus ada penjelasan yang masuk akal!" Cui Li protes.
"Selama internal bisa berkoordinasi dengan baik, penjelasan ke publik tidak akan sulit." Tao Xuan berkata.
"Hmm, masuk akal." Ye Xiu mengangguk di samping.
"Harus segera berkomunikasi dengan pihak Liga. Bagaimana cara menyampaikan fakta ini kepada mereka..." Tao Xuan mulai berpikir ketika terdengar ketukan di pintu.
"Sekelompok orang di dalam ruangan tiba-tiba merasa seperti pencuri yang ketahuan. Chang Xian yang paling dekat dengan pintu masih belum sadar sepenuhnya, gemetar bertanya: 'Siapa itu?!'"
"'Aku, Feng Xianjun.'"
"'Feng Xianjun? Siapa itu? Kedengarannya agak familiar?' Wartawan junior ini, karena level interaksinya dengan tokoh-tokoh penting masih rendah, respons terhadap nama Ketua Liga agak lambat."
"Tapi kedua perwakilan Jia Shi, setelah dikejutkan oleh serangan bertubi-tubi, mendapat kombo tambahan. Cui Li sudah tidak bisa berdiri tanpa berpegangan tembok. Tao Xuan juga kehilangan kewibawaan dan ketenangannya tadi. Analisisnya memang akurat, rencananya memang mau berkoordinasi dengan pihak Liga, tapi sialan! Tidak menyangka akan berkomunikasi langsung dengan Ketua Liga secepat ini."
"Tim Xingxin kini tidak lagi dalam mode penonton. Chen Guo dengan tegas memberi ide: 'Sembunyiukah? Di toilet? Kolong tempat tidur?'"
"Yang paling tenang tetap Ye Xiu, tetap tersenyum santai: 'Lupakan. Yang harus datang pasti datang. Bos Tao sudah menganalisis untung-ruginya dengan jelas. Menurutku, tidak sulit untuk menjelaskan.'"
"'Baik... Buka saja pintunya...' Tao Xuan tahu cepat atau lambat harus dihadapi. Karena berani datang langsung, dia bukan tipe yang menghindar."
"Chang Xian di dekat pintu kini sudah tersadar bahwa tamu di luar adalah Ketua Liga. Rangkaian kejutan membuatnya memasuki fase 'biarkan badai datang lebih kencang' dan justru menjadi tenang. Dengan kewibawaan, dia membuka pintu."
"'Wah, ramai sekali!' Feng Xianjun masuk, melihat Tao Xuan dari Jia Shi, terkejut."
Tao Xuan tersenyum, maju bersalaman dan menyapa Feng Xianjun. Pandangan Feng Xianjun berkeliling ruangan, melihat Ye Xiu lalu tertawa terbahak sambil menunjuk: "Ye Qiu, ternyata ada di sini."
Chang Xian langsung merasa badai lebih dahsyat akan datang. Saat itu dua pengikut Feng Xianjun sedang masuk, di ujung tangga sisi lain, Cao Guangcheng yang baru berlari tujuh lantai terengah-engah muncul, melihat pintu kamar mau ditutup perlahan, langsung berteriak: "Tunggu!"
Chang Xian mengintip dan melihat Cao Guangcheng, girang bukan main. Berita besar di ruangan ini benar-benar di luar kapasitasnya. Dengan kehadiran Kak Cao, masalah pasti selesai. Untuk pertama kalinya sejak masuk, perasaan Chang Xian mulai lega. Saat hendak membuka pintu untuk Cao Guangcheng, Cui Li tiba-tiba bertanya: "Siapa itu?"
"Kak Cao dari pos wartawan kami," jawab Chang Xian cepat.
Pos wartawan? Kak Cao? Cui Li sejenak berpikir lalu tersadar: "Cao Guangcheng? Kunci pintu!"
"Hah?"
"Kunci!"
Chang Xian tidak berani membantah, gemetaran menutup pintu. Cao Guangcheng yang sudah mendekat melihat jelas si Chang Xian mengabaikan teriakannya dan mengunci pintu. Marahnya bukan main. "Dasar anak kurang ajar! Tampak jujur selama ini, ternyata licik juga! Mau monopoli topik eksklusif kali ini?"
Cao Guangcheng sedang marah besar, namun tidak berani bertingkah tidak sopan di depan sekumpulan orang di ruangan itu. Setelah mendekat dan menenangkan emosinya, dia mengetuk pintu dengan sangat sopan - tok, tok, tok.
"Wartawan Cao ya? Silakan pulang, di sini tidak memungkinkan untuk wawancara." Suara yang membuka pintu adalah Cui Li. Mendengar ini, Cao Guangcheng langsung merasa dingin membeku. Dia cukup memahami karakter orang-orang Jia Shi. Jika Cui Li sudah bicara seperti ini, hari ini mustahil baginya masuk. Tidak memungkinkan wawancara? Sialan! Chang Xian itu jelas ada di dalam!
Mengapa? Bagaimana mungkin begini?
Lebih memilih membiarkan Chang Xian si bocah mengintip, malah tidak mengizinkanku masuk? Apakah Chang Xian menggunakan metode licik? Tidak mungkin! Anak baru itu, mana mungkin bisa memanipulasi Manajer Jia Shi untuk monopoli sumber daya? Cao Guangcheng geram, namun tidak berani mengganggu lebih lanjut. Dia mencoba menelepon Chang Xian via ponsel, tapi ternyata nomernya mati.
Sialan!
Cao Guangcheng mengutuk dalam hati. Tak bisa masuk, tapi enggan pergi. Dia menempelkan telinga di pintu berusaha mendengar sesuatu. Tapi hotel yang dipilih Liga untuk pertandingan ini memiliki insulasi suara yang baik. Percuma dia menempel di pintu - suara percakapan normal di dalam sama sekali tidak terdengar. Cao Guangcheng pun putus asa total.
Di dalam ruangan, Feng Xianjun mulai merasakan atmosfer yang aneh. Sementara Cui Li kembali marah. Saat Chang Xian menyebut nama Cao Guangcheng tadi, akhirnya dia ingat siapa orang yang terlihat familiar ini - wartawan!
"Komunikasi internal komunikasi internal, apakah wartawan bisa dianggap sebagai orang dalam? Di saat seperti ini, orang yang paling-paling harus diwaspadai adalah wartawan! Tapi hasilnya, mereka malah berdiskusi selama setengah hari di depan seorang wartawan. Apakah Tao Xuan tidak tahu ini wartawan? Orang-orang Xingxin juga tidak tahu? Ye Xiu, otakmu kemasukan pusing tujuh keliling? Saat orang ini masuk, kenapa tidak menyuruhnya menghindari? Sengaja membuat kesulitan untuk kami?" Kemarahan Cui Li sudah sampai ke level siap bertarung mati-matian dengan Ye Xiu.
Feng Xianjun yang merasakan suasana agak aneh, tetap melanjutkan topik utamanya: "Di Xingxin kalian, sepertinya ada juga yang bernama Ye Xiu?"
"Hehehehe..." Ye Xiu tersenyum, menendang Wei Chen yang sedang duduk di sofa: "Ketua liga silakan duduk dulu."
"Ada apa?" Feng Xianjun semakin merasakan keanehan suasana, lalu duduk.
"Apa jantungmu masih sehat belakangan ini?" tanya Ye Xiu.
“……”
"Kalau masih sehat, saya akan bicara terus terang," kata Ye Xiu.
"Mau bicara apa?"
"Saya ini Ye Xiu," jawab Ye Xiu.
