Babak keempat berakhir.
Xuan Qi akhirnya mengalahkan Caopanshou dalam pertandingan tim, menutup babak ini dengan skor 7-3. Para pemain kedua tim turun dari panggung - anggota Xuan Qi terlihat bersemangat, sementara pemain Caopanshou tidak menunjukkan kekecewaan berarti. Bagi tim akar rumput murni seperti Caopanshou, kinerja mereka di turnamen offline sudah menjadi yang terbaik di antara semua tim non-profesional. Meski dianggap sebagai umpan, mereka berhasil meraih 10 poin dari dua tim kuat. Setelah menyelesaikan empat pertandingan, mereka sementara memuncaki grup maut dengan 28 poin. Rata-rata 7 poin per babak adalah pencapaian luar biasa. Zhuxian yang dijuluki tim profesional di Grup A, hanya mengumpulkan 29 poin setelah empat pertandingan.
Caopanshou telah memberikan yang terbaik. Saat turun lapangan, penonton live memberikan tepuk tangan meriah. Para pemain Caopanshou menerima apresiasi penonton dengan anggun, lalu meninggalkan arena dengan kepala tegak.
"Sedangkan situasi akhir Grup B, sudah banyak yang menyadarinya. Bagi Xingxin, banyak orang di lokasi yang bergembira atas kesulitan orang lain, memperhatikan anggota-anggota Xingxin di sini sambil merespons ramai-ramai. Chen Guo kali ini sudah tidak sempat marah, situasi akhir ini benar-benar membuatnya khawatir."
"Ayo kita pergi juga!" Ye Xiu di sisi ini menyapa, semua anggota Xingxin pun bangun dan pergi. Namun di pintu keluar jalur eksklusif pemain, mereka tak sengaja bertemu dengan Tim Xuan Qi.
Menatap pertarungan penentu nasib terakhir ini, para pemain Tim Xuan Qi justru menunjukkan ekspresi rileks, seolah kemenangan sudah pasti menjadi milik mereka. Pelatih Zhang Yiwei melihat ke arah Xingxin, di sana ada tiga mantan kenalan lamanya. Namun ketiganya dulu adalah Shen papan atas yang berdiri di puncak, sedangkan Zhang Yiwei sendiri? Meski saat di Lun Hui dia juga dianggap sebagai core player, tapi Tim Lun Hui kala itu belum menjadi tim juara seperti sekarang. Anggota inti tim saat itu, sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan Shen tingkat top ini.
"Tapi sekarang, para tokoh besar ini yang dulu begitu hebat, justru ditekan habis-habisan olehnya. Kenikmatan seperti ini sama sekali tidak pernah ia rasakan di masa lalu. Tak disangka kali ini mengikuti Tantangan Rookie malah bisa merasakan pengalaman seperti itu. Ekspresi Zhang Yiwei terlihat seperti orang paling bahagia di Tim Xuan Qi."
"Halo, kalian semua!" Si pemalas ini bahkan datang langsung menyapa.
Semua anggota Xingxin memandangnya tanpa berkata-kata.
“Babak terakhir, kalian harus berusaha lebih keras ya!” Zhang Yiwei berbicara kepada seluruh tim Xingxin, namun pandangannya hanya tertuju pada tiga mantan Shen.
“Kalau sampai tereliminasi oleh tangan kotor, bagaimana bisa membalas perhatian yang selama ini diterima!” Di belakang Zhang Yiwei, pemain Tim Xuan Qi yang mengikutinya menyela. Dalam Tantangan Rookie, jika tidak menghitung Jia Shi, Xingxin jelas tim paling populer. Bahkan di masa bergabung dengan Liga Profesional sekalipun, Tim Xuan Qi tidak pernah mendapat sorotan sebesar ini, membuat mereka cukup iri. Kini, menyaksikan tim yang digilai publik itu akan tersingkir dengan mengenaskan, kegembiraan di hati pemain Xuan Qi sebenarnya tidak kalah dari pelatih mereka, hanya saja fokus perhatian masing-masing berbeda.
“Kami tidak akan tereliminasi.” Ye Xiu menjawab dengan tenang.
“Haha, pantas disebut Ye Qiu Shen, percaya diri sekali. Sudah dihitung berapa poin yang akan diraih di babak terakhir?” Zhang Yiwei tersenyum manis.
Wei Chen tiba-tiba melangkah maju, menatap tajam Zhang Yiwei: “Bocah, kau menjebak kami?”
Zhang Yiwei yang pernah menjadi anggota inti tim utama dan berkecimpung di liga selama beberapa tahun sama sekali tidak gentar dengan sikap agresif Wei Chen. Malah balik menatapnya: “Apa maksud Kapten Wei?” Ia masih menggunakan sebutan lama untuk Wei Chen.
“Kau pikir kami tidak menyadarinya?” Wei Chen berkata.
“Tahu-tahu terus kenapa?” Zhang Yiwei mencibir, “Aku hanya memilih hasil pertandingan yang paling menguntungkan Xuan Qi, bukan hanya untuk saat ini tapi juga ke depannya. Kekuatan kalian sebenarnya lebih unggul dari Tim Manipulator, bisa menyingkirkan kalian dari turnamen eliminasi berikutnya, itu yang kuinginkan.”
“Hehe, jangan bicara seolah kalian sudah lolos kualifikasi!” Ye Xiu tiba-tiba menyela.
“Babak terakhir, kalian harus berusaha keras.” Kalimat Zhang Yiwei sebelumnya kini dikembalikan utuh ke Xuan Qi oleh Ye Xiu, “Kalau sampai tereliminasi oleh Manipulator, bagaimana mau mempertahankan status tim profesional?”
“Hehe.” Zhang Yiwei tertawa ringan, pemain veteran bertahun-tahun memang tak mudah diprovokasi, “Mari kita lihat saja nanti!”
“Adu di pertandingan.”
“Adu di pertandingan!”
Dua tim kembali ke hotel masing-masing. Meski dalam konfrontasi tadi Xingxin tak kalah semangat, fakta tak terbantahkan bahwa babak akhir sangat merugikan mereka. Di hotel, tak ada yang bisa tenang. Tak lama, ruang latihan warnet hotel dipenuhi anggota Xingxin satu per satu sampai lengkap.
Kebersamaan yang terjalin tanpa komando ini membuat Chen Guo melihat kekompakan tim, hatinya dipenuhi semangat.
“Babak terakhir, kita harus raih 8 poin dan habisi Xuan Qi sampai tamat!” Chen Guo langsung menyemangati pasukan tanpa basa-basi.
Tiba-tiba dari sudut ruangan, Mo Fan yang masih menunduk tanpa ekspresi menyambut: "8 poin tidak bisa mengalahkan Xuan Qi."
"Hmm?" Chen Guo tertegun, sementara yang lain heran menoleh——jelas mereka tidak menyangka Mo Fan yang pertama kali merespons.
“Hmm, benar. Kalau hanya 8 poin, Xuan Qi meraih 2 poin, akan sama-sama mengumpulkan 28 poin dengan Caopanshou, tapi dalam pertandingan melawan Caopanshou mereka unggul 7-3. Jadi menurut format pertandingan, akhirnya Tim Cao Pan Shou-lah yang akan ditumbangkan.” Ye Xiu menjelaskan, lalu juga melirik Mo Fan: “Tak kukira kau juga cukup peduli?”
Mo Fan tidak memberikan jawaban.
“Di babak ini, apa kau ingin tampil?” Ye Xiu bertanya.
“Bisa.” Mo Fan tidak menjawab "ingin", tapi "bisa".
Semua orang menatap Mo Fan. Meski sama sekali tidak berkomunikasi, namun setelah lama hidup bersama, semua orang pun terbiasa dengan keberadaan sosok berwajah dingin dan tidak bersuara yang selalu ada di ruang latihan ini. Mo Fan tidak bisa dianggap sebagai teman mereka, tapi dia adalah bagian dari tim ini - semua orang merasakan hal tersebut. Kemampuan Glory Mo Fan bahkan diakui oleh semua. Bahkan ketidakselarasan awalnya dalam pertempuran tim besar, setelah melalui proses menyempurnakan kerjasama di dungeon versi baru ditambah pengalaman bertarung melawan grup atlet profesional selama latihan, telah berintegrasi dengan kekuatan keseluruhan. Namun karena karakter uniknya, Mo Fan pada akhirnya tidak akan menjadi pemain bertipe tim besar, hal ini juga tidak akan dipaksakan oleh Ye Xiu.
Apakah seorang pemain bertipe tim atau bukan, tidak ada hubungannya dengan kemampuan untuk menempati posisi dalam tim. Selama strategi yang digunakan tepat dan diterapkan dengan baik, pemain yang bukan tipe tim pun bisa menjadi peran penting dalam tim.
Taktik pada dasarnya bergantung pada sumber daya manusia. Tim matang yang sudah memiliki sistem taktis paling mumpuni akan mencari pemain yang paling cocok dengan sistem tersebut agar operasional tim lebih efisien. Tapi Tim Xingxin adalah tim baru, mana mungkin mereka punya sistem taktis yang sudah mapan? Jadi, kunci bagi tim baru seperti mereka adalah memahami karakteristik para pemain yang ada, lalu merancang strategi yang dapat dioperasikan dengan efisiensi tinggi oleh setiap anggota sesuai kondisi aktual.
Mendengar jawaban Mo Fan, Ye Xiu tersenyum dan mengangguk, lalu memandang Luo Ji: "Di babak terakhir ini kita harus memastikan kemenangan dengan selisih poin maksimal. Untuk sementara, kamu mungkin tidak bisa tampil."
"Aku mengerti." Luo Ji mengangguk dengan raut wajah sedikit muram. Perasaan tidak enak muncul karena di momen paling krusial ini ia tidak bisa memberikan kontribusi maksimal bagi tim.
"Terus semangat!" kata Ye Xiu padanya. Fakta bahwa kemampuan Luo Ji memang lebih lemah sudah menjadi rahasia umum di Xingxin, jadi kali ini Ye Xiu bisa dengan leluasa menyampaikan keputusan ini tanpa perlu penjelasan berbelit-belit.
Lalu, pandangan Ye Xiu beralih ke Sun Zheping: "Bisa tampil di babak ini?"
"Kalau di saat seperti ini aku masih tidak dimainkan, ngapain juga kau mengajakku bergabung?" jawab Sun Zheping.
Ye Xiu tersenyum. Sun Zheping bukanlah masa depan Xingxin, jadi dalam pertandingan biasa, Ye Xiu berusaha tidak mengizinkannya tampil. Meski pertandingan-pertandingan itu mungkin sama sekali bukan beban bagi Sun Zheping. Tapi di momen krusial seperti ini, jika tidak mengerahkan Sun Zheping, maka kedatangannya ke sini akan menjadi Tindakan yang Tidak Perlu.
"Kamu tampil di pertandingan individual dan pertandingan tim, ada masalah?" tanya Ye Xiu. Tentang level cedera Sun Zheping, dia tidak terlalu paham.
"Melawan karakter seperti ini, sama sekali tidak ada masalah." kata Sun Zheping.
"Baik, pertandingan individual pertama, kamu yang maju!" kata Ye Xiu. Tampil pertama juga bisa dapat waktu istirahat lebih banyak sebelum pertandingan tim.
"Yang tampil kedua harus segera bersiap, pertandingan mungkin akan berakhir sangat cepat." kata Sun Zheping.
Terhadap sikap meremehkan lawannya ini, Ye Xiu tidak mengatakan apa-apa lagi. Ini hanya kegilaannya, kesombongannya. Tentang meremehkan lawan, kesalahan rendah level seperti itu tidak akan terjadi pada veteran berpengalaman seperti dia.
"Mo Fan, kamu yang kedua bertanding." kata Ye Xiu.
Mo Fan mengangguk.
"Yang ketiga tampil..." Ye Xiu juga memiliki sedikit keraguan. Ada dua kandidat dalam pikirannya: Wei Chen dan Wu Chen. Wei Chen masih belum pulih sepenuhnya setelah pertempuran melawan Operator beberapa hari lalu, dan Ye Xiu bisa melihat kondisinya tidak dalam performa terbaik. Sedangkan Wu Chen, meski tekniknya solid dan tetap konsisten sejak bergabung dengan Xingxin, karakter yang digunakannya (Xiao Qiang) memiliki peralatan yang relatif lemah dibanding penguatan karakter lain belakangan ini. Lagipula, kedatangan Wu Chen ke Xingxin bukan untuk melanjutkan karier sebagai atlet profesional.
"Pertarungan ketiga yang begitu krusial ini, sepertinya hanya Lao Fu yang mampu memikulnya." Tanpa rasa malu, Wei Chen justru mengajukan diri secara spontan.
Ye Xiu tersenyum, lalu mengiyakan pengaturan ini secara default.
"Pertandingan arena: Baozi, Xiao Tang, dan aku."
Baozi dan Tang Rou mengangguk, seolah sudah menebak akan ditugaskan di formasi ini.
"Untuk pertandingan tim terakhir," Ye Xiu memandang semua orang, "Aku, Xiao Tang, Baozi, Yifan, Lao Wei, dan Sun Zheping."
"Tanpa healer? Ini gila!" Bahkan Sun Zheping terkejut dengan susunan tim ini.
"Apa ini bisa?" Chen Guo semakin cemas.
Ye Xiu menatap An Wenyi: "Kami akan menggunakan ritme pertarungan secepat mungkin dalam tim. Kemampuanmu saat ini belum bisa mengimbangi."
"Baik." An Wenyi mengangguk tenang. Ia bisa menerima keputusan apapun selama ada alasan logis.
"Dua hari ke depan, latih formasi ini dengan baik!" tutup Ye Xiu.
