Pertandingan single player ketiga, karakter kedua tim sedang loading, pertarungan segera dimulai.
Seperti kata Wei Chen, secara teori pertandingan ini sebenarnya tidak krusial bagi kedua tim. Poin ini tidak mempengaruhi hasil akhir. Tapi pertandingan pro bukan sekadar kalkulasi matematis. Meski poin ini tidak berpengaruh, hasil pertarungan bisa sangat mempengaruhi dinamika pertandingan selanjutnya.
Xingxin yang menang dua pertandingan single player berturut-turut jelas sedang di atas angin. Bagaimana dengan Xuan Qi? Dua kekalahan berturut-turut dengan cara ekstrim telah menghancurkan semangat pasukan mereka. Upaya Zhang Yiwei pura-pura santai tidak sepenuhnya bisa mengatasi ini.
Pertandingan ini akan menentukan arah semangat pasukan kedua belah pihak selanjutnya, tidak ada yang berani meremehkannya.
Loading karakter selesai dengan cepat. Karakter Yingfeng Buzhen milik Wei Chen jelas menjadi karakter paling bersinar dalam Tantangan Rookie kali ini. Meskipun Jia Shi memiliki Yizhiyeqiu, Sheng Ling Mie, dan Muyu Chengfeng, karakter-karakter level All-Star ini sudah biasa ditakuti pemain. Tapi Yingfeng Buzhen? Karakter yang tiba-tiba muncul ini ternyata dilengkapi 8 Equipment Silver! Di lingkup profesional, banyak karakter cadangan atau shift tim bahkan tidak memiliki konfigurasi semegah ini!
Tim Xuan Qi termasuk tim lemah papan atas di lingkup profesional. Jangankan karakter shift, bahkan karakter utama mereka pun tidak ada yang mencapai 8 Equipment Silver. Sekarang berhadapan dengan Yingfeng Buzhen, karakter-karakter Tim Xuan Qi malah terlihat seperti akar rumput.
Siaran langsung komentator saat ini memperkenalkan kedua pemain dengan candaan seperti ini.
"Baik, pertandingan dimulai. Dua pertandingan sebelumnya, Tim Xingxin mengakhiri laga dengan cara yang mengejutkan. Apakah kali ini mereka akan memberikan kejutan lagi? Pemain Wei Chen ini, para pemain Glory generasi lama mungkin tidak asing. Beliau adalah Kapten pertama Tim Blue Rain, karakter Warlock nomor satu di Liga yaitu Suoke Sa'er sebenarnya adalah hasil kreasi dan dibawanya ke Liga. Pemain yang pernah menyaksikan pertandingannya pasti punya kesan tersendiri, karena beliau adalah... Hmm... pemain dengan sifat yang sangat unik. Mari kita nikmati pertandingan ini bersama-sama."
“Bocah, ayo maju!”
Di awal pertandingan, Wei Chen hanya mengirim pesan di channel publik, lalu tidak bergerak sama sekali. Yingfeng Buzhen tampak sama sekali tidak berniat mengambil inisiatif maju, hanya menunggu lawan mendekat.
Pemain Xuan Qi ini tidak menyadari, mengira ini sekadar provokasi biasa, menggerakkan karakternya maju secepatnya. Setelah menempuh setengah perjalanan namun masih belum melihat Yingfeng Buzhen, barulah ia merasa ada yang aneh.
Normalnya, saat ini kedua belah pihak seharusnya sudah bertemu di tengah map! Mengapa karakter lawan tidak terlihat?
Bahaya!
Karakter Sharpshooter yang digunakan pemain Xuan Qi ini dengan sigap berputar, mengangkat dua pistolnya, dengan hati-hati mengincar ke segala arah.
Penonton yang menanti keduanya segera bentrok di area penyegaran Yingfeng Buzhen justru melihatnya berputar-putar sendiri. Awalnya bingung, lalu tersadar makna gerakan ini, arena pun pecah oleh gelak tawa.
Kejadian ini membuktikan bahwa setiap pertandingan pro tidak sekadar mengumpulkan poin. Tampaknya pemain ini terpengaruh taktik Destroying Immortality di pertandingan sebelumnya, sehingga langsung waspada saat tidak melihat lawan di setengah perjalanan.
Setelah memastikan tidak ada yang mengintai di sekitarnya, si pemalas ini malah memperluas radius pencarian, berputar di tempat alih-alih melanjutkan perjalanan.
"Bruk lagi terdengar di lokasi, tapi setelah tertawa semua orang mulai merasa bosan, si pemalas ini sampai kapan terus mencurigai sesuatu?"
Tertawa terbahak di lokasi membuat seluruh anggota Tim Xuan Qi merasa sangat canggung, namun mereka tak bisa mengingatkan pemain yang sedang bertanding. Mereka hanya bisa terus memerah muka menatap Sharpshooter ini yang berputar-putar tanpa tujuan di map, sama sekali tidak menuju ke area dimana Yingfeng Buzhen berada.
"Hehe, bocah, kau pikir berputar-putar sembarangan bisa menemukan Lao Fu?" Tiba-tiba di channel muncul kalimat Wei Chen yang melompat ke layar.
Live langsung gempar, si pemalas ini, secara teori seharusnya tidak tahu gerakan lawan. Tapi dia diam tak bergerak di tempat, setelah sekian lama, lawan masih belum muncul, tentu tidak sulit menebak lawan sedang berputar-putar tanpa tujuan alih-alih langsung datang. Hasilnya si pemalas ini memangfaatkan kesempatan untuk berpura-pura, benar-benar licik sekali!
Hasilnya pemain Xuan Qi semakin tidak tenang melihat perkataan ini, semakin gugup mencari-cari Yingfeng Buzhen.
Yingfeng Buzhen? Sekarang akhirnya bergerak, tapi bukan maju bertarung, melainkan berjalan ke balik batu besar di area spawn-nya, lalu jongkok diam-diam.
Kecerdikan! Benar-benar kecerdikan tingkat tinggi!
Praktek seperti ini sebenarnya tidak dilarang secara eksplisit dalam aturan, namun para atlet profesional sangat menjaga citra mereka. Setiap pertandingan ditonton oleh begitu banyak pemain, di depan mata semua orang, sikap seperti ini benar-benar memalukan. Ini sudah bukan sekadar aliran licik, tapi benar-benar tindakan tak pantas.
Bahkan komentator siaran langsung pun merasa tak berdaya menyaksikan aksi Yingfeng Buzhen ini. Untuk mempersiapkan komentar pertandingan, dia telah melakukan beberapa persiapan materi. Tentunya dia perlu memahami latar belakang pemain berpengaruh seperti Wei Chen, namun karena waktu yang terbatas, informasi tentang Wei Chen hanya sempat dibacanya secara sekilas dari dokumen tertulis.
Tak tahu batas, menggunakan segala metode...
Dalam materi yang dibacanya, yang terlihat hanyalah diksi-diksi seperti ini - sesuatu yang sulit diungkapkan langsung dalam siaran televisi. Akhirnya dia menyimpulkannya sebagai "karakter yang sangat unik". Kini dia menyaksikan langsung hal-hal "unik" yang dimaksud dalam pertandingan, namun sama sekali tak bisa memberikan komentar.
Seluruh pertandingan berlangsung dalam keheningan. Yingfeng Buzhen milik Wei Chen tetap bersembunyi di balik batu, sementara Sharpshooter Xuan Qi terus curiga berlebihan mengira lawan mengintai di sekitarnya. Komentator kehilangan kata-kata, penonton live terdiam. Apakah ini benar-benar sebuah pertandingan, atau sekadar lelucon? Melalui channel publik, Wei Chen sesekali mengirim kata-kata provokasi. Tim Xuan Qi mulai menyesal, mungkin ide awal Wei Chen yang meminta mereka menyerah sejak awal sebenarnya cukup baik?
Arena seperti ini, lawan tampak tenang dan siap, tanpa sedikitpun rasa memalukan bersembunyi di sudut. Sementara pemain mereka terus curiga dan paranoid, berusaha keras di arena dengan menakut-nakuti diri sendiri. Setelah rasa lucu dan canggung awal berlalu, perlahan para pemain Xuan Qi mulai merasakan simpati dan kepiluan. Mereka bahkan lebih memilih kalah dalam pertandingan ini daripada menyaksikan rekan setim berjuang dalam keadaan memalukan di arena.
Zhang Yiwei merasakan suasana hati seluruh tim ini. Ia berbalik badan dan memberikan beberapa instruksi kepada salah satu pemain Tim Xuan Qi.
"Menyerah?" Tang Xing mendengar keputusan pelatih, sebenarnya masih merasa heran. Meski baru saja, dalam hatinya juga teridentifikasi niat bahwa pertandingan kali ini lebih baik menyerah, tapi akhirnya hanya sekadar pemikiran saja. Namun sekarang, pelatih benar-benar akan mewujudkannya menjadi fakta.
Tang Xing adalah Kapten Tim Xuan Qi. Liga Profesional saat ini belum mengakui identitas pelatih semacam ini, banyak kekuasaan yang dimiliki kapten tim, sementara pelatih mereka secara prinsip tidak bisa menikmatinya. Seperti sekarang, jika ingin menyerah, selain pemain yang sedang bertanding di arena, di luar lapangan hanya kapten yang berwenang membuat keputusan ini. Jadi hanya kapten yang bisa bernegosiasi dengan wasit. Zhang Yiwei yang mengatasnamakan identitas pelatih pergi memberitahu wasit bahwa Tim Xuan Qi kami menyerah, pasti tidak akan dipedulikan.
"Benar-benar harus dilakukan seperti ini?" Tang Xing sangat ragu-ragu. Meski Kapten punya kekuasaan ini, tapi ini kan pertandingan individual, pemain di arena belum meninggalkan pertandingan, keputusannya ini tak terhindarkan akan memberi damage pada pemain yang sedang berusaha keras.
“Sudah begini saja！”Zhang Yiwei berkata dengan sikap tegas.
Yang dia inginkan bukanlah kemenangan dalam pertandingan ini, karena satu poin ini sama sekali tidak penting. Yang diinginkan Zhang Yiwei hanyalah memanfaatkan pertandingan ini untuk mengembalikan semangat pasukan para pemainnya. Namun sekarang, pemain di lapangan sedang dipermainkan, sementara lawan berada dalam kondisi prima. Jika dilanjutkan, peluang kalah sangat besar. Hasil seperti ini justru akan semakin menghancurkan semangat pasukan. Meskipun kemenangan dalam situasi seperti ini bisa membangkitkan semangat tim, Zhang Yiwei tidak ingin mengambil risiko ini. Karena dia sudah menyadari, dengan meninggalkan pertandingan ini pun para pemain akan merasa lega. Pertandingan ini benar-benar terasa sangat menyebalkan dan membuat kekesalan.
“Baiklah…” Di Tim Xuan Qi, Pelatih adalah yang tertinggi. Tang Xing terpaksa menghormati keputusan Zhang Yiwei dan berjalan menuju arena pertandingan.
Selama pertandingan berlangsung, siapa pun dilarang memasuki area pertandingan. Saat Tang Xing mendekat, wasit segera menghalanginya. Tang Xing langsung menyampaikan maksudnya. Wasit tertegun sejenak, lalu meminta konfirmasi akhir kepada Tang Xing. Setelah mendapat jawaban pasti, wasit kembali ke arena dan langsung menuju kursi pertandingan pemain Xuan Qi.
Tang Xing tidak kembali ke posisinya. Dia akan menunggu di sini untuk menjemput para pemainnya. Dia yakin keputusan ini pasti akan membuat para pemain sangat kecewa. Dia harus berusaha maksimal untuk menghibur mereka.
Kemudian, wasit mendatangi kursi pertandingan pemain Xuan Qi dan mengumumkan hal ini. Pertandingan ini, di mana kedua belah pihak sama sekali belum bertemu, berakhir dengan keputusan pemain Xuan Qi menarik diri dari pertandingan dan dinyatakan kalah oleh Xingxin.
"Hah?" Wei Chen yang masih bersembunyi di balik batu sambil merancang omong kosong berikutnya, tiba-tiba melihat notifikasi sistem bahwa lawan telah meninggalkan pertandingan. Hatinya dipenuhi kebingungan. Dalam pertandingan pro, memang ada kasus di mana tim yang merasa situasi sudah tak mungkin berbalik akan menyerah dengan elegan. Tapi dalam pertandingan kali ini, kedua belah pihak bahkan belum bertatap muka, kok ada yang langsung menyerah?
Wei Chen keluar dari kursi pertandingan dan melihat para pemain Xuan Qi sedang meninggalkan arena. Dengan wajah bingung, ia turun sambil menatap kerumunan Xuan Qi: "Baru sekarang kalian tahu harus menyerah? Ngapain aja tadi?"
Dari awal kami tidak tahu kalian ternyata se-memalukan ini!
Para pemain Tim Xuan Qi serentak mengkritik dalam hati, pandangan mereka ke Wei Chen dipenuhi ketidaksukaan. Namun keputusan Xuan Qi untuk mundur, seperti yang diduga Zhang Yiwei, justru membuat semua orang merasa lebih lega. Kecuali pemain yang dipaksa menyerah itu, yang kini duduk lesu di sudut dengan tatapan kosong. Kapten Tang Xing duduk di sampingnya, berusaha menghibur. Kemudian semua orang mendengar kata-kata pertama Wei Chen saat kembali ke area pemain Xingxin: "Gimana? Performa gue keren kan?"
