Batuk-batuk...
"Masalah Wei Chen," seketika membuat suara batuk di sisi Xingxin bergema serentak. Semua orang menggunakan cara ini untuk menghindari topik dan menolak menjawab pertanyaan tersebut. Tapi yang paling hebat tetaplah Shen, Ye Xiu dengan ekspresi tak berubah menjawab dengan tenang: "Katamu cukup bagus."
"Hahaha, maksudku memang ini." Wei Chen tertawa terbahak, suara batuk kembali bergema.
Setelah pertandingan individual usai, Tim Xingxin meraih tiga kemenangan beruntun, mengumpulkan 3 poin penuh. Untuk arena pertandingan dan pertandingan tim berikutnya, tidak ada lagi poin mudah seperti di pertandingan individual. Bahkan Xuan Qi harus memenangkan satu round dari dua sesi ini. Bagi Xingxin, setelah meraih 3 poin di pertandingan individual, arena pertandingan sebenarnya bisa lebih santai. Yang menentukan bagi mereka adalah pertandingan tim.
Namun bagi Xingxin yang harus meraih 8 poin untuk lolos, kenyataan bahwa pertandingan tim tidak boleh gagal sudah mereka antisipasi sejak awal, sehingga mental tidak terpengaruh. Tiga kemenangan beruntun di pertandingan individual membuat semangat pasukan membara. Di sisi Xuan Qi, setelah mengalami dua kekalahan awal di pertandingan individual, round ketiga justru membawa angin perubahan. Seperti kata pepatah "puncak ekstrim memicu perubahan", kemenangan paksa oleh Wei Chen di round ketiga membuat seluruh anggota Xuan Qi murka. Setelah digembleng oleh Zhang Yiwei yang berpengalaman, semangat pasukan akhirnya kembali terbakar. Sayangnya pemain muda di formasi ketiga menjadi tumbal dalam strategi penyemangat Zhang Yiwei ini. Saat ini, Zhang Yiwei sama sekali tidak sempat menenangkan emosi pemain tersebut.
Waktu istirahat antara pertandingan individual dan arena pertandingan cukup panjang. Setelah kedua tim melakukan persiapan masing-masing, mereka kembali ke arena. Ketegangan kompetisi semakin terasa memuncak.
"Baik, pertarungan arena kedua antara Xuan Qi melawan Xingxin akan segera dimulai." Di sisi siaran televisi, jeda istirahat tentu digunakan untuk menayangkan iklan. Kini saat arena pertandingan akan dimulai, siaran langsung segera kembali dengan tegas. Komentator pun kembali bersemangat memulai pekerjaannya. Pada pertandingan ketiga sebelumnya, komentator praktis tidak bersuara sama sekali sampai akhir - dalam kondisi normal, ini bisa dianggap sebagai kecelakaan siaran. Tapi untuk pertama kalinya, tim siaran sama sekali tidak memberikan komentar atas keheningan komentator selama siaran langsung. Tampaknya kinerja Wei Chen yang benar-benar di bawah batas telah membuat semua orang terpana. Reaksi diam komentator ini bahkan dianggap wajar dan bisa dimaafkan.
“Pemain dari kedua tim untuk arena pertandingan sudah mulai masuk. Pemain pertama yang tampil dari Tim Xingxin adalah Bao Rongxing, seorang pemain baru yang sering melakukan kesalahan sangat dasar. Di pertarungan krusial hari ini, kinerja seperti apa yang akan dia tunjukkan? Di sisi Tim Xuan Qi, pemain pertama yang tampil adalah Tang Xing, ini pengaturan yang cukup mengejutkan! Sebagai kapten Tim Xuan Qi, Tang Xing bisa dibilang pemain terbaik saat ini. Menurut prosedur standar, pemain seperti ini seharusnya berada di posisi ketiga dalam formasi arena. Ada pertimbangan apa di balik pengaturan ini? Kita tahu Tim Xuan Qi memiliki pelatih khusus yang mengatur strategi. Setiap penempatan pasukan pasti memiliki makna tersembunyi. Tujuan sebenarnya hanya akan terlihat dalam pertandingan. Baik, pertandingan resmi dimulai!”
Komentator yang canggung di pertandingan sebelumnya seolah menumpahkan semua komentarnya di pertandingan ini, terus berbicara tanpa henti sejak awal.
“Karakter dari kedua tim bergerak maju tanpa taktik pergerakan, apakah mereka langsung akan bertarung?”
“Oh, Tang Xing mengubah rute dan mulai bergerak memutar. Tampaknya dia ingin mengejutkan lawannya.”
“Bagus! Tang Xing berhasil menyelinap ke sayap lawan. Bao Rongxing masih belum menyadari.”
"Tang Xing semakin mendekat, jarak ini sudah memungkinkan untuk melancarkan serangan! Tapi Bao Rongxing tampaknya belum menyadari apapun, dia masih terus maju. Ini seharusnya tidak terjadi, di segmen waktu krusial seperti ini belum bertemu lawan, seharusnya dia sudah menyadari lawan menggunakan strategi posisi tempur?"
"Tang Xing sekarang berada di sisi samping Baozi Invasion, dia belum menyerang... Hmm, saat ini, saya yakin banyak penonton yang sama seperti saya teringat duel kedua di pertandingan single player? Apakah Tang Xing akan membalas dengan cara yang sama?"
"Oh, tidak! Tang Xing bertindak, dia yang pertama meluncurkan gempuran." Sorakan komentator mengiringi kontak pertama kedua pihak.
Karakter Tang Xing adalah Sharpshooter, persis kelas yang dulu digunakan pelatih Xuan Qi Zhang Yiwei. Terhadap kapten ini, Zhang Yiwei menyimpan harapan khusus. Di bawah bimbingannya, gaya bermain Tang Xing mulai menampakkan bayangan keahlian mantan pemain itu.
Gun Fu!
Ini adalah strategi andalan Zhang Yiwei semasa aktif bermain. Saat melatih Xuan Qi, dia mengajarkan semua ilmunya kepada Tang Xing. Kini teknik ini menjadi salah satu keunggulan langka di tim yang dianggap lemah ini.
Strategi Gun Fu tidak berarti Sharpshooter harus tempel jarak dekat, tapi juga tidak menjaga jarak terlalu jauh. Kunci teknik ini terletak pada empat kata: "maju mundur dengan leluasa". Jarak ideal untuk mencapainya bergantung pada penguasaan dan skill teknis masing-masing pemain.
Teknik Gun Fu Tang Xing bisa mempertahankan jarak sekitar 5 langkah untuk maju mundur dengan leluasa. Ini termasuk level yang relatif umum di antara Penembak Jitu yang menguasai strategi ini. Dibandingkan dengan tingkat penguasaan Gun Fu Zhou Zekai yang menjaga jarak 3 langkah - level Penembak Jitu top - masih benar-benar ketinggalan jauh.
Satu langkah, yaitu jarak yang ditempuh karakter saat bergerak normal tanpa operasional apapun. Oleh karena itu, teknik Gun Fu biasanya dibagi secara sederhana menjadi X langkah. Pertanyaan tentang berapa langkah Gun Fu yang paling kuat, pada dasarnya tetap bergantung pada pengaplikasian oleh operator. Namun setidaknya, pemain yang mampu menguasai teknik tiga langkah Gun Fu, akan dengan mudah menguasai teknik lima langkah. Sebaliknya, pemain yang hanya mencapai tingkat lima langkah Gun Fu akan menemui kesulitan besar untuk mewujudkan teknik tiga langkah. Setiap peningkatan membutuhkan reaksi dan operasional yang lebih cepat dari pemain.
Tang Xing hanyalah pemain dengan bakat terbatas. Setelah menerima bimbingan Zhang Yiwei, ia fokus menguasai Gun Fu. Sayangnya, kemampuannya mentok di level lima langkah, membuat Zhang Yiwei pasrah. Dulu, Gun Fu Zhang Yiwei sendiri hanya mencapai level empat langkah, bahkan setengah langkah pun tak bisa ditambah. Ia paham betul keterbatasan bakat ini, sehingga tak memaksa Tang Xing untuk terobosan, hanya menyuruhnya memperdalam teknik aplikasi Gun Fu lima langkah.
Gun Fu lima langkah sudah cukup untuk melawan Bao Rongxing si pemula ekstrem ini.
Menyaksikan Sharpshooter Tang Xing dash maju, masuk jarak lima langkah dengan cepat, lalu melancarkan gerakan pembukaan serangan Gun Fu yang mulus, Zhang Yiwei mengangguk puas.
"Baozi yang tiba-tiba diserang terlihat panik, seolah sama sekali tidak memiliki strategi bertahan. Baozi Invasion terus berlari pontang-panting di bawah gempuran Sharpshooter Tang Xing."
Zhang Yiwei tertawa terbahak-bahak. Menurutnya ini reaksi khas pemula - ketika diserang mendadak, tidak bisa berpikir rasional untuk menghadapi, tidak punya pengalaman membuat pertimbangan insting, yang terpikir hanya kabur.
"Aku benar-benar tidak mengerti kenapa kamu terus memakai pemain seperti ini," kata Zhang Yiwei sambil menatap Ye Xiu.
"Ada masalah apa?" Ye Xiu membalas bertanya.
"Masalahnya sudah jelas, masih perlu kujelaskan?" Zhang Yiwei menunjuk kekacauan Baozi Invasion di layar pertandingan.
"Justru yang bermasalah itu kamu kan? Lari terus, bukankah itu cara tepat menghadapi Gun Fu?" kata Ye Xiu.
Senyum Zhang Yiwei langsung membeku.
Penjelasan Ye Xiu memang terlalu sederhana, tapi maksudnya jelas: "Lari terus" dalam istilah profesional berarti terus bergerak mengubah jarak antar pemain.
Inti strategi Gun Fu terletak pada penguasaan jarak. Jika Tang Xing mengontrol jarak, keunggulan fleksibilitas Gun Fu akan bersinar. Tapi jika kehilangan inisiatif, ritme Gun Fu bisa kacau dan memberi celah untuk serangan balik lawan.
Baozi Invasion berlari terhuyung-huyung dikejar-kejar Sharpshooter Tang Xing, terlihat sangat memalukan. Ditambah statusnya sebagai newbie yang jelas, Zhang Yiwei sama sekali tidak menganggap ini sebagai respons taktis. Setelah mendengar perkataan Ye Xiu, saat diamati lebih detail, meski terlihat kikuk, Baozi Invasion berhasil menghindari serangan demi serangan Tang Xing. Kontrol jarak melalui Gun Fu milik Tang Xing justru semakin kacau karena terus-menerus mengejar lawan.
Apakah ini strategi posisi tempur yang disengaja? Zhang Yiwei mengamati ke kiri-kanan, tetap tak melihat pola khusus. Kalau memang direncanakan, mengapa harus terlihat sekacau ini? Tapi setelah dipikir lagi, kekacauan ini bisa jadi taktik untuk membius kewaspadaan Tang Xing. Dari duel individual terlihat jelas: para pemain Xingxin sama sekali tidak peduli dengan penampilan. Mereka seperti tak punya niat menyenangkan penonton, hanya fokus pada segala cara untuk meraih kemenangan.
Bagi pemain dari tim seperti ini, sengaja membuat diri terlihat kacau dan memalukan untuk mengelabui lawan adalah hal yang mudah dilakukan!
Tang Xing, jangan termakan tipu muslihat! Cepat sadar!!
“Zhang Yiwei mulai panik. Dia menempatkan Tang Xing di posisi pertama untuk membangun keunggulan psikologis. Karena dia memperkirakan pihak Xingxin yang bertahan di arena pasti adalah Ye Qiu Shen. Dengan demikian, meski terjadi kerugian di awal, saat menentukan pemenang arena melawan Ye Qiu Shen, bahkan dengan pemain terbaik Xuan Qi yaitu Tang Xing sekalipun, tidak akan memiliki keunggulan psikologis di hadapan Ye Qiu.
Oleh karena itu, lebih baik mengerahkan Tang Xing yang luar biasa terlebih dahulu untuk mengalahkan sebanyak mungkin pemain Xingxin. Dengan cara ini, mungkin di akhir akan tersisa dua orang untuk melawan Ye Qiu, dua lawan satu, bukankah keunggulan psikologis akan terbangun?
Namun sekarang, menyaksikan Tang Xing mungkin akan terjebak, bagaimana mungkin dia tidak panik?
"Buruk!"
Benar-benar ketakutan menjadi kenyataan, saat dalam hati berteriak agar Tang Xing cepat waspada, ritme Gun Fu Tang Xing justru menunjukkan celah karena serangan pasif berturut-turut. Zhang Yiwei yang juga ahli dalam teknik ini langsung menyadarinya.
Seketika, bata sudah meluncur dengan cepat.
