Glory!
Saat adegan pertandingan tim besar akhirnya menampilkan dua kata besar ini, Zhang Yiwei langsung runtuh terkulai di kursinya.
Meski telah melihat kelemahan Tim Xuan Qi dalam pertandingan tim dan mengantisipasi akhir seperti ini, selama pertandingan belum berakhir, selalu ada secercah harapan akan keajaiban. Hingga detik ini, barulah hati Zhang Yiwei benar-benar mati suri.
Kehadiran Tim Jia Shi di Tantangan Rookie musim ini menjadi pukulan berat untuk memperebutkan posisi Liga. Seluruh anggota Tim Xuan Qi sebenarnya sudah mempersiapkan diri untuk mengikuti Tantangan Rookie satu tahun lagi. Tapi sekarang, bahkan belum sempat berhadapan dengan Tim Jia Shi sudah tersingkir, ini benar-benar tidak bisa diterima. Zhang Yiwei adalah tulang punggung utama Xuan Qi. Kesuksesan adalah buah usahanya, kegagalan pun menjadi tanggung jawabnya. Pertarungan ini memperlihatkan dengan jelas kelemahan kendali pelatih atas situasi di bawah format pertandingan saat ini. Masa depan Zhang Yiwei terasa jauh lebih suram dibandingkan nasib Tim Xuan Qi.
Pemain dari kedua tim mulai turun ke bawah panggung. Para pemain Xuan Qi dengan sendirinya berkumpul, namun mendapati Pelatih mereka duduk membisu dengan aura mengerikan. Semua orang tak berani bersuara, hanya bisa menundukkan kepala dalam kesunyian sambil menunggu. Di sebelah mereka, area pemain Tim Xingxin dipenuhi gelak tawa riang.
Sementara itu di tribun penonton, segelintir pendukung Xingxin dan fans Ye Qiu bersorak penuh semangat. Di area media, Chang Xian hampir melompat ke atas meja karena terlalu gembira.
"Menang! Xingxin menang, Kak Cao!!" Meski dikelilingi banyak wartawan media, Chang Xian berusaha menahan diri. Ia hanya menarik lengan Cao Guangcheng di sampingnya untuk berbagi sukacita.
"Hehe, bagus." Cao Guangcheng menyunggingkan senyum palsu. Kemenangan besar Xingxin atas Xuan Qi di babak ini benar-benar di luar perkiraannya. Apakah tim ini benar-benar bisa menjadi ancaman bagi Jia Shi?
Cao Guangcheng mulai merasa gelisah. Namun rekan-rekan wartawan lain justru bersuka cita atas kualifikasi Xingxin - meski dengan motivasi berbeda. Chang Xian yang sudah dekat dengan Tim Xingxin tulus mendukung perkembangan mereka. Sedangkan wartawan lain hanya ingin melihat pertarungan kontroversial Ye Qiu vs Jia Shi, sehingga tak ingin Xingxin tereliminasi terlalu dini.
“9-1, Xingxin akhirnya mengalahkan Tim Xuan Qi dengan skor telak ini. Hasil ini, saya yakin membuat banyak orang terkejut? Tapi harus diakui ini sepenuhnya sesuai dengan alur pertandingan. Xingxin adalah kejutan terbesar Tantangan Rookie musim ini, sudah dua tim profesional yang tumbang di tangan mereka. Di perjalanan selanjutnya, keajaiban apa lagi yang akan mereka persembahkan? Mari kita tunggu bersama!” Di sisi siaran televisi, komentator sedang menyampaikan kesimpulan akhir. Di lokasi live, tujuh pertandingan lain ada yang sudah selesai, yang belum pun sudah mendekati akhir.
Klasemen akhir setiap grup akan sepenuhnya teridentifikasi hari ini. Layar elektronik siaran menampilkan klasemen poin empat arah. Bagi tim yang masih punya kesempatan, ini adalah momen paling menegangkan. Namun semua itu sudah tidak relevan bagi Tim Xuan Qi. Setelah lama terdiam menyaksikan Pelatih mereka Zhang Yiwei, akhirnya mereka mendengar instruksi dari pelatih.
“Ayo pergi!”
Zhang Yiwei bangun, lalu memanggil anggota tim dengan tenang.
Mengkritik? Sudah tidak ada gunanya. Memberi semangat? Tunggu dulu sampai masa depan mereka jelas! Gagal lolos dari babak grup, Zhang Yiwei paham ini bukan hasil yang memuaskan bos. Terutama berbagai masalah yang terungkap dalam pertandingan ini – apakah dia masih bisa berdiri bersama para anggota ini, itu akan menjadi tanda tanya besar bagi Tim Xuan Qi.
Tim Xuan Qi pergi dengan diam-diam, hanya sedikit yang memperhatikan kepergian para pecundang ini. Penonton di lokasi sambil menyaksikan sisa pertandingan, juga memantau klasemen poin setiap grup. Grup B adalah yang pertama menentukan situasi kualifikasi akhir, dengan Xingxin di posisi pertama dan Caopanshou di posisi kedua.
Hasil akhir kedua berasal dari Grup D. Posisi pertama Jia Shi di grup ini sudah terkunci sejak lama. Skor sempurna 40 poin semakin membuktikan kelebihan mutlak Jia Shi dalam Tantangan Rookie. Ketegangan hanya ada di posisi kedua. Setelah dua pertandingan terakhir berakhir, tim peringkat kedua Grup D teridentifikasi, sebuah tim bernama Chushu.
Situasi ketiga yang jelas adalah Grup A. Tim Zhuxian akhirnya meraih posisi pertama grup dengan keunggulan tidak terlalu besar, sedangkan peringkat kedua diraih oleh tim bernama Liaoyuan.
Menurut format pertandingan, tim inilah yang akan menjadi lawan berikutnya bagi Tim Xingxin pemuncak Grup B.
Grup C belum juga berakhir, tapi tak banyak yang peduli. Di wilayah ini ada Tim Jia Shi, tak ada yang mengira hasil akhir Grup C bisa mempengaruhi kemunculan Jia Shi.
Delapan tim terkuat akhirnya teridentifikasi malam itu, dan jadwal pertandingan babak berikutnya otomatis terbentuk.
Tantangan Rookie selanjutnya akan melanjutkan sistem gugur. Satu pertandingan menentukan kekalahan, tanpa sistem kandang dan tandang. Peta pertandingan ditunjuk oleh panitia, semuanya dibuat khusus oleh Glory untuk kompetisi. Dengan satu pertandingan per minggu, juara akhir akan ditentukan tiga minggu kemudian. Adapun format pertandingannya menggunakan sistem baru yang pertama kali diterapkan di sesi gugur turnamen offline ini.
Sistem pertandingan baru ini mengurangi tiga agenda pertandingan menjadi dua, dengan menghapus pertandingan individual dan menggantinya menjadi dua agenda: arena pertandingan dan pertandingan tim. Namun skala arena pertandingan diperbesar dari format tiga lawan tiga menjadi lima lawan lima.
Sistem penilaian menggunakan metode penghitungan kepala yang sama sekali baru.
Sebagai contoh, dalam arena pertandingan, jika ada seseorang dengan aura dominan yang bisa mengalahkan lima lawan sendirian, maka timnya akan mendapatkan lima poin. Jika dua orang tampil dan mengalahkan lima lawan, tim mendapat empat poin; tiga orang dapat tiga poin, empat orang dua poin, dan lima orang hanya satu poin. Jika lima orang gagal mengalahkan lawan, itu dianggap kalah dan tidak mendapat poin...
Untuk pertandingan tim, jumlah karakter yang tersisa di tim akan menjadi poin yang diperoleh, dengan satu kepala bernilai satu poin.
Poin dari dua babak terakhir dijumlahkan, dan tim dengan poin lebih banyak menjadi pemenang.
Perubahan sistem penilaian ini membuat format pertandingan benar-benar baru. Setelah diumumkan oleh Liga, para ahli menyatakan ini akan memicu revolusi teknik dan strategi Glory. Dibandingkan sekadar mengejar kemenangan akhir, pemain sekarang harus mempertimbangkan lebih banyak faktor, membuat pertandingan lebih kompleks dan beragam. Para kritikus yang tak terlibat langsung sangat mengapresiasi format baru ini. Namun bagi para atlet profesional sebagai partisipan aktual, perubahan kebiasaan yang sudah mapan selalu merepotkan. Entah sistem ini bagus atau buruk, mereka tetap tak akan menyambutnya. Hanya ketika sistem buruk, mereka bisa menolak dengan alasan logis. Untuk sistem yang tak ada cela saat ini, mereka hanya bisa beradaptasi diam-diam.
Rencana Liga adalah mencoba menggunakan sistem baru ini terlebih dahulu di turnamen offline Tantangan Rookie untuk melihat efeknya. Jika dirasa cocok, baru akan diperkenalkan ke playoff Liga Profesional. Sementara perubahan format pertandingan reguler masih perlu dianalisis lebih lanjut.
Sistem pertandingan baru ini bukanlah rahasia yang ingin mengejutkan semua orang. Sejak awal merancang strategi, Liga telah mengumpulkan pendapat dari berbagai klub profesional untuk menghindari penolakan akibat aturan yang tiba-tiba. Fakta bahwa strategi ini bisa diumumkan sekarang menunjukkan tidak ada lagi protes dari pihak klub profesional. Untuk tim pemain di Tantangan Rookie yang statusnya lebih rendah, tentu hanya bisa mematuhi aturan yang ada karena suara mereka dianggap tidak penting.
Dengan ditambahkannya poin individu seperti yang dikatakan para ahli, sistem baru ini memang membuat kompetisi menjadi lebih kompleks. Namun bagaimanapun rumitnya, kemenangan tetaplah tujuan utama. Jika sebuah tim bisa memenangkan kedua babak - arena pertandingan dan pertandingan tim besar, maka pemenangnya sudah jelas tanpa perlu menghitung poin individu.
Poin individu baru akan berpengaruh ketika kedua tim menang di babak yang berbeda. Anggapan bahwa poin individu hanya berfungsi sebagai tie-breaker dalam skenario ini terlalu menyederhanakan sistem. Jika hasilnya seri, pertandingan tambahan bisa diselenggarakan - Liga tidak keberatan menambah jumlah pertandingan untuk meningkatkan nilai hiburan. Sebaliknya, jika hanya ingin menentukan pemenang dengan cepat, cukup adakan satu babak pertandingan tim besar saja yang lebih bersih dan efisien.
Tidak melakukan hal ini tentu karena duel juga merupakan format pertandingan yang digemari pemain dan tidak bisa ditinggalkan. Hasilnya, format kompetisi lama yang menggabungkan berbagai jenis pertandingan ini menciptakan situasi "membunuh pertandingan lebih awal", terutama di musim sebelumnya bahkan final kejuaraan pun mengalami fenomena ini, akhirnya membuat Liga bertekad untuk melakukan perubahan.
Secara teori, format baru ini juga berpotensi mengalami fenomena serupa. Misalnya dalam arena pertandingan yang meraih 5 kill, kemudian dalam pertandingan tim, membunuh 2 anggota lawan, maka pertandingan sudah berakhir lebih awal.
Namun, kemungkinan teoretis ini sangat kecil. Di liga profesional, duel 1 vs 3 di arena sudah menjadi pemandangan langka, apalagi 1 vs 5, meski tidak bisa dikatakan mustahil, setidaknya kemungkinannya sangat-sangat kecil. Hanya meraih 5, 4, atau 3 kill di arena sudah sangat sulit, mengingat arena pertandingan memiliki latar belakang 1 vs 1 dengan lingkungan pertandingan yang benar-benar adil. Akhirnya meraih 1-2 kill seharusnya menjadi situasi paling umum.
Berbeda dengan pertandingan tim. Poin kill dalam pertandingan tim faktanya lebih mudah diperoleh dibanding arena. Karena dalam pertandingan tim, situasi adil hanya bertahan di awal. Ketika jumlah anggota tim yang berada di posisi lemah mulai berkurang, kerugian akan terus membesar. Tim unggul akhirnya mempertahankan 2, 3, bahkan lebih kill adalah hal yang cukup umum, sedangkan situasi mengerikan dimana hanya tersisa 1 anggota yang menang justru sangat jarang terjadi.
Selain itu, pertandingan tim sendiri diikuti oleh enam orang, satu orang lebih banyak dibanding arena pertandingan. Mempertimbangkan begitu banyak faktor, jika di arena pertandingan hanya mendapatkan 1-2 poin kepala, pengaruhnya terhadap konsekuensi pertandingan tim sebenarnya tidak terlalu besar. Dengan kata lain, dalam format baru ini, pertandingan tim memainkan peran penentu yang cukup besar. Namun syarat untuk memiliki peran penentu seperti ini adalah arena pertandingan tidak boleh terlalu santai, dengan saling menahan seperti ini, nilai hiburan dan persaingan kompetisi dijamin oleh bos, sekaligus meminimalkan kemungkinan "membunuh pertandingan lebih awal". Format baru ini membuat Liga penuh keyakinan, sementara delapan besar terakhir yang tersisa di Tantangan Rookie berkesempatan menjadi penguji pertama sistem terbaru ini.
