|Identitas palsu ini alasan sebenarnya |Ye Xiu terus |menghindar? Karena cara |Ye Xiu menjelaskan alasan ini sama sekali tidak |serius, |Chen Guo pun jadi ragu. Dulu sebelum kenal |Ye Xiu, kalau ada yang bilang |Ye Qiu Shen menolak wawancara dan iklan demi |fokus pada |pertandingan, pasti |Chen Guo percaya. Tapi sekarang setelah dekat, meski |Ye Xiu memang sangat |fokus pada |Glory, |Chen Guo rasa belum sampai level fanatik seperti itu.
Dari berbagai informasi yang terkumpul, |Chen Guo menyimpulkan ada banyak alasan di balik |sikap |Ye Xiu. Pertama karena |kabur dari rumah takut ketahuan keluarga, kedua perlu |low profile akibat |memakai identitas orang, ditambah |si pemalas memang malas |menghadapi urusan ribet. Sekarang dua dari tiga |masalah utama sudah |terselesaikan, wajar kalau |Ye Xiu mulai tidak |mempedulikan lagi.
Sambil melamun, |Chen Guo tiba di |area latihan |Xingxin. Ternyata |sisi mereka ramai sekali - semua |anggota tim bahkan |Mo Fan sudah bangun lebih pagi dan sibuk di depan |komputer.
“Kenapa kamu tidak membangunkan aku!” Melihat semangat semua orang, Chen Guo merasa malu dan sedikit merajuk pada Tang Rou.
“Aku juga tidak menyangka ternyata semua sudah bangun!” kata Tang Rou.
“Apakah ini hanya kebetulan?” tanya Chen Guo.
“Benar,” Tang Rou mengangguk, “Ketika aku datang, Ye Xiu, Lao Wei dan yang lain sudah ada di sini.”
“Sedang melakukan apa?” Chen Guo melihat sekeliling. Kebanyakan orang sedang berlatih sendiri. Hanya Ye Xiu, Wei Chen, dan Sun Zheping yang berkumpul di depan satu komputer. Ketiganya menyilangkan tangan di dada dengan ekspresi serius menatap layar.
Di layar sedang diputar rekaman pertandingan Glory. Setelah mengamati beberapa saat, Chen Guo mengenali itu adalah pertandingan Tim Zhuxian. Turnamen offline sudah berjalan sebulan lebih. Para anggota tim yang tersisa saling hapal wajah, bahkan 70-80% karakter masing-masing tim sudah dikenali. Rekaman yang diputar adalah pertandingan Tim Zhuxian di babak grup.
Chen Guo ikut menonton sebentar, tapi tidak melihat hal istimewa. Tim Zhuxian, meski menyandang nama tim profesional, kinerjanya selalu biasa-biasa saja. Dalam konfrontasi selanjutnya, bahkan lebih banyak orang yang memprediksi kemenangan Xingxin. Setelah mengeliminasi Wuji dan menang sempurna 10-0 melawan Xuan Qi, tak ada yang meragukan kemampuan sebenarnya Xingxin. Tapi mengalahkan Jia Shi... Masih sangat sedikit yang percaya hal itu. Namun jika lawannya adalah Tim Zhuxian yang di mata banyak orang bahkan lebih lemah dari Wuji dan Xuan Qi, mungkin kekalahan mereka akan lebih parah?
Melihat tiga Shen ini begitu serius mengobservasi pertandingan Tim Zhuxian, Chen Guo merasa ada sesuatu yang penting, jadi dia tidak berani sembarangan berkomentar. Setelah menonton lebih lama, pertandingan berakhir dengan kemenangan Tim Zhuxian di pertandingan tim.
"Bagaimana?" Ye Xiu langsung membuka topik.
"Analisismu cukup masuk akal." Sun Zheping mengangguk.
"Ada apa?" Chen Guo akhirnya tidak tahan ikut bertanya.
"Oh, kami sedang menganalisis Tim Zhuxian." Ye Xiu menoleh melihat Chen Guo dan menjelaskan.
"Ada masalah dengan Zhuxian?" tanya Chen Guo.
"Penampilan Zhuxian selalu cukup biasa-biasa saja, tapi bisa mempertahankan level biasa ini terus-menerus, itu justru menunjukkan stabilitas yang menakutkan." kata Ye Xiu.
"Maksudnya?" Chen Guo tidak paham.
"Maksudnya, mereka sebenarnya bisa dengan mudah memenangkan pertandingan secara lebih efisien, tapi sengaja mempertahankan kondisi seperti ini." jelas Ye Xiu.
"Kenapa begitu?"
“Tidak jelas.” Ye Xiu menggelengkan kepala, “Mungkin sengaja menunjukkan kelemahan, atau mungkin latihan kontrol ritme yang disengaja.”
“Intinya, sebenarnya ini bukan kekuatan sebenarnya Tim Zhuxian?” Chen Guo bertanya.
“Masih sebatas spekulasi. Untuk sementara, kami bertiga setuju dengan kemungkinan ini.” Ye Xiu sambil berbicara membuka QQ, mengklik ikon kepala di daftar teman. QQ shake bergoyang, lalu mengirim serangkaian “Halo? Halo?”.
Di jendela QQ terus muncul notifikasi "sedang mengetik" tapi lama tak ada pesan. Ye Xiu tak sabar mengetik: “Apa kau sampai segitu? Ngetik saja lambat?”
Chen Guo mendekat dan melihat, langsung kaget. Di jendela obrolan itu, nama kontaknya tertulis jelas “Yu Wenzhou”.
Ada apa Ye Xiu dan Kapten Tim Blue Rain ini berkomunikasi?
Chen Guo sedang bingung, pesan balasan muncul: “Ritme sengaja ditekan! Tapi kurasa bukan untuk menyamarkan kekuatan, lebih ke strategi aman dengan bermain sabar dan lambat. Operasionalnya terasa kaku, seperti sedang beradaptasi dengan karakter baru.”
“Ternyata!” balas Ye Xiu.
“Pendapat pribadi.” Yu Wenzhou menambahkan.
“Oke, aku paham. Terima kasih, kalau ngantuk tidur lagi saja!” kata Ye Xiu.
“……”
Ye Xiu langsung menutup jendela obrolan, menatap Wei Chen dan Sun Zheping: “Pendapatnya mirip dengan kami. Sepertinya memang begitu.”
Chen Guo saat ini sudah memahami situasi, berdiri di samping dengan mulut menganga cukup lama. Orang-orang ini, tidak hanya melakukan penelitian sendiri, tapi juga melibatkan Yu Wenzhou dari Blue Rain, membuat master strategi terbaik Liga ini ikut menganalisis?
"Ini... ini... ini benar-benar melanggar peraturan!" kata Chen Guo.
"Melanggar peraturan?" Ye Xiu menoleh melihat Chen Guo, "Melanggar pasal mana?"
"Ini... ini..." Chen Guo terbata-bata, tentu saja tidak ada klausul seperti itu dalam aturan, tapi tindakan seperti ini membuatnya merasa seperti menindas yang lemah. Kalau anggota Zhuxian mengetahuinya, mungkin akan menangis karena kesal?
Ternyata tiga orang itu masih belum selesai!
"Apa perlu meminta Zhang Xinjie melihat lagi?" kata Wei Chen.
"Dia?" Ye Xiu melirik jam, "Bangun tepat waktu, mandi, sarapan, fitness, latihan harian - tidak ada deviasi sedetik pun. Menunggu dia menyempatkan diri, entah kapan bisa. Jangan terlalu berharap!"
"Bukannya ada empat master strategi? Siapa lagi?" tanya Sun Zheping.
"Xiao Shiqin?" Ye Xiu bertanya.
"Sepertinya itu namanya." Sun Zheping mengangguk.
"Kamu harus lebih memperhatikan adik kelas! Nama saja tidak hafal!" Ye Xiu menghina.
"Hmm..."
"Hmm maksudmu apa?"
"Sudah, jangan banyak omong! Coba minta dia melihat!" kata Sun Zheping.
"Apa kamu benar-benar paham situasi? Tahukah kamu dia sekarang di tim mana?" kata Ye Xiu.
"Tim mana!?"
"Jia Shi!" kata Ye Xiu.
"Oh?"
“Ngapain bilang ‘oh’, kamu nggak baca berita transfer ya?” Ye Xiu berkata.
“Nggak pernah lihat.” Sun Zheping menjawab.
Hal ini sebenarnya diketahui Ye Xiu. Orang di depannya ini memang tak pernah peduli dengan hal-hal semacam itu. Baginya, apapun perubahan yang terjadi di tim lawan, tetap akan diserang habis-habisan.
“Kayanya nggak enak tanya dia.” Ye Xiu melanjutkan.
“Hmm.” Wei Chen mengangguk, “Bisa jadi si pemalas itu sengaja memberikan analisis menyesatkan.” Wei Chen menganalisis kemungkinan tindakan Xiao Shiqin dari sudut pandang ketidaktahuan batas.
“Bener.” Sun Zheping mengangguk, “Mungkin aja. Main kotor itu spesialisasi para master strategi.”
“Iya bener, khususnya yang nggak tahu batas.” Wei Chen buru-buru menyetujui. Jelas, kata “mereka” yang disebut Sun Zheping termasuk Ye Xiu, salah satu dari empat master strategi!
“Hehe.” Ye Xiu tertawa kering.
“Malah nggak merasa malu.” Wei Chen menggelengkan kepala sambil menghela napas.
“Malah bangga.” Sun Zheping ikut menghela napas, memandang Ye Xiu seperti melihat sampah tak berguna.
“Hehe.” Ye Xiu tertawa lagi, “Dua mantan bawahan.”
“Tim Zhuxian kayanya susah dihadapi nih!” Wei Chen langsung mengganti topik dengan kaku, menunjukkan keluguan yang tak tahu batas.
“Iya, menurut analisis kita, Tim Zhuxian mungkin tidak menyembunyikan strategi permainan. Yang mereka sembunyikan justru kekuatan karakter mereka.” Ye Xiu tentu tak akan bertele-tele, langsung beralih ke urusan resmi.
“Saat ini kekuatan karakter Tim Zhuxian sebenarnya sudah tidak bisa dibilang lemah.” Wei Chen membuka-buka materi analisis di tangannya, yang berisi data detail Tim Zhuxian yang berhasil dikumpulkan, disusun oleh Chang Xian dan diberikan kepada mereka.
Level 75 telah dirilis lebih dari lima bulan hingga saat ini, tentu saja peralatan oranye level 75 tidak lagi langka seperti awalnya. Untuk tim berlatar belakang profesional seperti Zhuxian, meski tidak bisa memperoleh sendiri, mereka bisa menggunakan uang untuk menghantam hingga mendapatkan satu set lengkap. Peralatan oranye, toh merupakan aset yang memiliki tingkat drop dalam game, sehingga harganya sama sekali tidak sebanding dengan equipment silver. Bagi yang menjadikan tim profesional sebagai target, jika sampai enggan mengeluarkan uang untuk membeli peralatan oranye, lebih baik segera bubar saja.
Tim Zhuxian yang tidak menyerah selama bertahun-tahun cukup royal dalam investasi. Karakter mereka sudah dilengkapi perlengkapan oranye level 75 secara menyeluruh. Jika karakter dengan perlengkapan seperti ini masih menyembunyikan kekuatan, maka peningkatan signifikan hanya bisa datang dari equipment silver.
“Apa Tim Zhuxian memiliki latar belakang kekayaan sebanyak itu?” Wei Chen bingung.
“Tidak tahu juga...” Ye Xiu juga terlihat bingung, kalau bukan karena bertahan setengah hati di Tantangan Rookie, mungkin Tim Zhuxian sudah hampir dilupakan oleh orang-orang di lingkup profesional.
“Apakah… mereka mendapat sponsor tertentu, sehingga tiba-tiba punya banyak uang?” Chen Guo tiba-tiba menyela dengan analisis yang cukup tajam. Ini berasal dari pengalaman pribadinya. Tim Xingxin yang mencuri perhatian di turnamen offline, saat ini sudah ada beberapa produsen yang mulai menghubungi Xingxin untuk kerja sama. Tentu saja belum ada kesepakatan resmi karena semua perusahaan masih ingin mengamati lebih lanjut. Performa saat ini belum cukup untuk mendapat sponsor jangka panjang, namun jika Xingxin benar-benar bisa mengalahkan Jia Shi, niat kerjasama mereka akan menjadi jelas dan kuat.
Melihat Tim Zhuxian yang terkesan menyimpan kemampuan, Chen Guo langsung bertanya-tanya: Jangan-jangan tim ini sudah mendapat dukungan semacam itu?
