Tiga pemain Tim Micrograss - Xu Bin, Liu Xiaobie, dan Gao Yingjie - bersembunyi di tribun penonton sambil menyaksikan pertandingan dengan hati-hati.
Meski Stadion Liulison bukan venue pertandingan Micrograss, bagaimanapun juga Kota B adalah wilayah kekuasaan Tim Micrograss. Menyaksikan begitu banyak orang bersorak untuk tim lain di wilayah sendiri membuat Liu Xiaobie, pemain asli Kota B dari Micrograss, merasa sangat tidak nyaman.
"Xingxin hampir tidak mendapatkan HP lawan saat kalah di kill pertama ini. Pertandingan selanjutnya akan sangat sulit," ujar Xu Bin yang terus memantau pertandingan. Sebagai pemain transfer yang baru bergabung setahun dan bukan orang lokal, sentimennya dalam hal ini memang lebih rendah dibanding Liu Xiaobie.
"Hmm, tak disangka..." Liu Xiaobie kini mengalihkan perhatian ke pertandingan. Di lingkup profesional, adakah yang lebih awal mengenal Han Yanrou dibanding anggota Micrograss? Bahkan sejak Area 10 baru dibuka, mereka sudah mengenal gadis ini saat menggunakan identitas level 20-an.
"Han Yanrou saat itu masih benar-benar seorang pemain baru/bakal cadangan, tapi sekarang? Kurang dari satu setengah tahun… Pengalaman interaksi inilah yang membuat para pemain Micro Grass tidak berani meremehkan Tang Rou. Faktanya, kalau bukan karena Tang Rou benar-benar pemain Glory yang tidak biasa, mungkin sekarang dia sudah menjadi rekan setim Liu Xiaobie dan lainnya – pemain Glory mana yang akan menolak undangan dari tim juara seperti Micro Grass?"
“Siapa kira-kira yang akan tampil berikutnya untuk Xingxin?” Xu Bin menebak. Para pemain Xingxin sebenarnya sangat tidak asing bagi para atlet profesional ini. Beberapa waktu lalu dalam perebutan BOSS baru di game online, para atlet profesional ini bergiliran turun ke medan untuk bertarung melawan pemain-pemain Xingxin, sehingga mereka memiliki pemahaman mendalam tentang tim ini. Perlu diketahui, dalam setahun pertandingan pro, dua tim yang tidak masuk playoff paling hanya bertemu dua kali. Sedangkan dengan pemain-pemain Xingxin ini, dalam perebutan BOSS saat itu, frekuensi pertemuannya mencapai sekitar sekali seminggu. Itupun dalam kondisi pemain setiap tim bergiliran turun.
“Yifan mungkin tidak akan tampil di arena pertandingan, ya?” Liu Xiaobie berkata sambil melirik Gao Yingjie. Dia tahu hubungan kedua remaja ini sangat khusus, dan juga mengerti bahwa kehadiran Gao Yingjie hari ini kemungkinan besar adalah untuk Qiao Yifan.
“Situasi Xingxin saat ini, mungkin akan membuatnya tampil juga.” Xu Bin berkata. Saat dia datang, Qiao Yifan sudah pindah tim dan tidak pernah kontak, namun setelah Xingxin menjadi terkenal, nama ini cukup sering disebut-sebut di Tim Micro Grass. Xu Bin juga cukup memahami karakter orang ini.
“Bukan Yifan...” Kali ini Gao Yingjie menggelengkan kepala, karena dia melihat pemain yang baru berdiri dari kursi persiapan Xingxin untuk tampil, bukanlah Qiao Yifan.
Mo Fan, setelah pertandingan terakhir melawan Xuan Qi, ini baru kedua kalinya dia tampil secara resmi sejak bergabung dengan Xingxin.
“Bagaimana, apa kesanmu terhadap atmosfer pertandingan seperti ini?” Ye Xiu menatap Mo Fan yang sedang bersiap berdiri untuk menuju arena pertandingan.
Awalnya Mo Fan tidak mempedulikan siapa pun, langsung berjalan menuju kursi pertandingan. Mendengar pertanyaan Ye Xiu, dia ragu sejenak namun tetap berhenti. Tanpa menoleh, dia diam beberapa saat sebelum menjawab: “Ribut.” Setelah itu melanjutkan langkahnya.
Tang Rou yang baru saja kembali dari kursi pertandingan berpapasan dengan Mo Fan. Tidak ada interaksi mendalam antara mereka. Tang Rou mengucap “Semangat”, sementara Mo Fan hanya mengangguk tipis.
Kembali ke kursi persiapan, wajah Tang Rou jelas dipenuhi rasa menyebalkan dan ketidakpuasan. Chen Guo yang telah lama berpikir, tetap tidak menemukan cara untuk menghibur. Situasi pertandingan ini benar-benar memalukan, dilihat dari sisa HP Sheng Ling Mie milik Xiao Shiqin di akhir pertandingan, Tang Rou jelas mengalami kekalahan telak. Bahkan ungkapan "kalah terhormat" pun tidak bisa digunakan, ini benar-benar membuat Chen Guo bingung.
"Bagaimana perasaanmu?" Hasilnya, karena keraguannya, dia mendengar Ye Xiu langsung bertanya dengan lugas.
"Menyebalkan," kata Tang Rou.
"Hehe, ini bukan masalah besar. Pemain level Xiao Shiqin, bahkan di seluruh Liga sekalipun, tidak ada seorang pun yang berani mengklaim pasti bisa mengalahkannya. Pertandingan selalu memiliki hasil kemenangan dan kekalahan," kata Ye Xiu.
"Aku tahu itu." Tang Rou mengangguk. Dia memang tidak naif sampai menganggap ada yang benar-benar tak terkalahkan di dunia ini. Dalam dunia esports, prinsip "Sering berjalan di tepi sungai, mana mungkin tidak basah kaki" adalah hukum besi.
"Tapi aku sama sekali tidak punya cara untuk melawannya," kata Tang Rou. Inilah sumber frustrasinya yang sebenarnya. Sepanjang pertandingan, dia tidak bisa mengambil inisiatif sedikitpun, sepenuhnya dikendalikan lawan. Perasaan memiliki kekuatan tapi tidak tahu cara menggunakannya benar-benar menyiksa.
"Jika masalah ini bisa diselesaikan dengan beberapa kata, pasti sudah kuberitahukan sebelum kamu turun ke arena. Yang kamu hadapi adalah pemain Glory tingkat tertinggi. Jika ada celah besar yang bisa dimanfaatkan sembarangan, dia tidak akan mencapai status seperti sekarang. Tingkatkan usahamu, perkaya dirimu secara menyeluruh. Mulai sekarang, tidak akan ada jalan pintas lagi," kata Ye Xiu.
Tang Rou menatap ke arena pertandingan. Saat ini proyektor holografik sedang menayangkan replay pertandingan tadi. Tapi sebenarnya pertandingan ini tidak memiliki momen gemilang yang terlalu seru. Mungkin saat Tang Rou menciptakan kesempatan di awal pertandingan bisa dihitung sebagai satu poin, namun melihat kembali hasil akhir pertandingan, bobot momen gemilang itu ternyata telah melemahkan banyak hal secara natural.
“Glory……Benar-benar sulit……” Melihat bayangan Han Yanrou yang tak berdaya di arena, Tang Rou dipenuhi kekaguman yang tak terucapkan.
“Makanya jadi seru bukan?” Ye Xiu berkata.
“Hmm.” Tang Rou mengangguk, pandangannya sudah beralih ke pertandingan round kedua yang akan dimulai. Kekalahan ini cukup membuatnya terpukul, tapi justru akan memacu semangatnya untuk mengejar ketertinggalan. Ia segera mulai mempelajari materi analisis dari pertandingan pemain lain.
Saat adegan proyektor terbentuk, pertarungan di match kedua resmi dimulai. Arena pertandingan tidak mengganti map, hanya titik penyegaran karakter yang berubah secara acak, namun umumnya berada dalam posisi diagonal.
“Destroying Immortality ya…” Xiao Shiqin memperhatikan pemain kedua Xingxin yang tampil. Mengingat ini baru partisipasi kedua, materi analisis tentang Mo Fan tentu masih sangat minim. Namun dari satu-satunya pertandingan itu, ciri khas Mo Fan sudah terpampang jelas.
Xiao Shiqin telah menganalisis pertandingan itu, namun saat ini, dia tidak berani memberikan kelonggaran sedikit pun.
Pertandingan sebelumnya, melawan Tang Rou, seorang pemain yang sering tampil sehingga ada cukup materi analisis. Dalam pandangan Xiao Shiqin, gaya bermain Tang Rou hampir tidak mengandung unsur strategis. Dia menggunakan metode kekerasan yang sederhana dan langsung untuk menghancurkan ritme lawan, lalu membangun ritme baru. Begitu proses ini berhasil, lawannya akan sangat pasif. Dari segi skill teknis, gadis ini sudah setara dengan atlet profesional.
Xiao Shiqin mengira sudah memahami ciri khas Tang Rou, namun saat bertanding tetap dibuat kewalahan. Serangan frontal tanpa komprominya menunjukkan sikap yang jauh lebih agresif dari perkiraannya. Berbekal pengalaman, dia bukan karakter biasa. Setelah ritme dihancurkan Tang Rou, yang berhasil membangun ritme baru justru dirinya sendiri.
Belajar dari pengalaman ini, Xiao Shiqin mulai meninjau ulang pertimbangannya. Apakah penilaiannya terhadap pemain Xingxin masih terlalu defensif?
Jika Tang Rou yang sudah dianalisis mendalam saja seperti ini, bagaimana dengan Mo Fan yang hanya diamati melalui satu pertandingan? Mungkinkah ada potensi tersembunyi yang lebih besar?
“Baik, pertandingan sudah dimulai. Xiao Shiqin tetap menggunakan strategi posisi tempur. Lawannya, Mo Fan dari Tim Xingxin, sepanjang turnamen offline ini atau bahkan seluruh Tantangan Rookie, hanya punya satu rekor penampilan. Pelatih Li, apakah Anda sempat menonton pertandingan itu?” Pan Lin mulai mengobrol setelah pertandingan dimulai.
“Tentu, pertandingan itu cukup mengesankan. Terlihat jelas kalau pemain Mo Fan ini memiliki kesabaran luar biasa dan penguasaan momen emas untuk maju-mundur yang sangat presisi.” Kata Li Yibo.
“Hehe, sebenarnya dari nama karakter Destroying Immortality ini, banyak penonton mungkin sudah tahu bahwa ini adalah Pemulung legendaris di Domain of Gods. Pelatih Li, menurut Anda apakah strategi dan kebiasaan bertarungnya ini terbentuk dari pengalaman memulung?” Tanya Pan Lin.
“Menurutku bisa dibilang begitu.” Jawab Li Yibo dengan lancar. “Kesabaran, penguasaan timing, mundur dengan selamat – semua ini memang kualitas utama yang harus dimiliki seorang pemulung.”
“Tapi mungkin lebih baik kita tidak terlalu banyak membahas topik ini.” Kata Pan Lin.
“Hmm, mari fokus ke pertandingan.” Li Yibo langsung menghentikan pembicaraan. Bagaimanapun, aktivitas memulung bukanlah tindakan terpuji. Membahas 'seni' memulung di sini jelas bukan arahan yang baik.
Kedua pihak di pertandingan sama-sama menggunakan strategi posisi tempur, bergerak memutar menuju pusat map.
Di area yang seharusnya jadi tempat pertemuan dua karakter, kini hanya ada kekosongan. Karakter Destroying Immortality milik Mo Fan sedang bersembunyi di atap, mengintai ke segala arah. Bagaimana dengan Sheng Ling Mie milik Xiao Shiqin? Masih berjarak cukup jauh, karakternya berhenti sebelum sampai. Alih-alih muncul langsung, dia mengeluarkan【mata elektronik】yang merayap pelan di sepanjang tembok.
【Visibilitas mata elektronik】tidak seluas karakter. Dalam sudut pandang terbatas, Xiao Shiqin mengamati sekeliling dengan hati-hati. Tak lama, layar tiba-tiba【berkedip salju】sebelum visi normal pulih. Sudut pandang mata elektronik telah menghilang.
"Benar-benar Pemulung dengan insting pengamatan yang tajam!!" seru Pan Lin takjub.
"Iya, mata elektronik sekecil itu saja bisa terdeteksi, ketajaman visualnya luar biasa," kata Li Yibo.
"Dengan jarak sejauh itu dan target sekecil ini, akurasi【shuriken】-nya juga sangat presisi!" tambah Pan Lin.
"Pertarungan yang terlihat seperti permainan kucing-tikus ini, siapa tikus dan siapa kucing baru akan jelas nanti!" ujar Li Yibo penuh arti.
