Jika performa Tang Rou bisa digambarkan sebagai fenomena sesaat, maka performa Mo Fan di babak ini hanyalah beberapa kali kemunculan singkat.
Di fase awal, menggunakan shuriken untuk menghancurkan Electronic Eye yang dikeluarkan Mecha Specialist, menjadi kejutan kecil pertama untuk semua. Kemudian penyergapan Sheng Ling Mie yang berhasil, bisa disebut sebagai klimaks kecil. Lalu perjuangan di situasi sulit yang tiba-tiba mendapatkan kesempatan untuk melancarkan serangan balik spektakuler, merupakan klimaks besar.
Tapi semua kejutan dan klimaks itu padam secepat muncul. Meskipun Mo Fan memberi masalah untuk Xiao Shiqin, akhirnya tidak berdampak pada pertandingan. Destroying Immortality akhirnya tumbang. Xiao Shiqin berhasil mengalahkan dua lawan dengan damage total hanya sepertiga HP Sheng Ling Mie. Dalam format arena pertandingan, mempertahankan darah sebanyak ini setelah mengalahkan dua musuh adalah kelebihan yang luar biasa besar.
“Pemain Mo Fan ini, membuat kita melihat kemampuannya, tapi menurutku di momen kritis masih kurang sedikit kedewasaan. Bagaimana pendapat Pelatih Li?” Memanfaatkan jeda pergantian pemain Tim Xingxin, siaran langsung memutar ulang pertandingan sebelumnya yang menampilkan momen-momen performa Mo Fan, Pan Lin segera memberikan komentarnya.
“Benar sekali, dua kali menguasai inisiatif namun selalu bisa direbut kembali oleh lawan dengan cepat. Pemain ini masih memiliki masalah dalam menangani banyak aspek pertandingan, terlihat jelas pengalaman bertandingnya sangat kurang. Semoga pertandingan ini bisa membawa sedikit pertumbuhan untuknya!”
Keduanya mengomentari pertandingan ini, tersirat harapan positif terhadap Mo Fan. Tapi penonton di lokasi tidak mendengar ini, bahkan seandainya mendengar, mana mungkin fans Jia Shi peduli? Sepanjang perjalanan Mo Fan dari kursi pertandingan kembali ke area persiapan, dia disambut hujaman cercaan. Latar belakangnya sebagai Pemulung memang sangat dibenci para pemain, kini makian semakin menjadi-jadi dengan alasan yang sok benar, sekalian menyindir Xingxin: merekrut orang seperti ini, tidak punya harga diri sama sekali?
Mo Fan tetap tanpa ekspresi, mengabaikan semua teriakan yang mengarah padanya, terus berjalan kembali ke area persiapan Xingxin. Semua orang menatap Ye Xiu, menanti bagaimana dia akan berkomunikasi dengan Mo Fan.
Ternyata Ye Xiu tidak mendekat atau menoleh, hanya berkata: “Terkadang, menyimpan Skill lebih baik daripada menggunakannya.”
Mo Fan tidak menghiraukan, diam-diam kembali ke kursinya. Setelah beberapa saat, barulah tiba-tiba mengeluarkan suara "Hmm".
Di sisi anggota tim lainnya, ekspresi wajah mereka semua tampak tegang. Chen Guo sebelumnya masih berfantasi bahwa Xingxin akan menghancurkan Jia Shi dengan momentum tak terbendung, namun kenyataannya justru sangat kejam. Dua pertandingan berakhir, Xingxin sudah kehilangan dua orang, hanya berhasil mengambil sepertiga HP lawan. Wei Chen yang tampil ketiga, ekspresinya juga luar biasa serius, bahkan tidak mengeluarkan komentar tak tahu batas sama sekali. Setelah mengangguk pada semua orang, ia berjalan menuju kursi pertandingan.
Kekalahan dua pertandingan sebelumnya terlalu total, hingga perbedaan level karakter pun belum sempat terlihat. Wei Chen yang kini tampil, dengan karakter Yingfeng Buzhen-nya sudah merupakan karakter dengan tingkat peralatan tertinggi di Tim Xingxin. Namun lawannya, Sheng Ling Mie milik Xiao Shiqin, adalah karakter berlevel All-Star. Tidak perlu membahas kualitas equipment silver, dari segi kuantitas saja, delapan buah equipment silver Yingfeng Buzhen masih kalah dibanding Sheng Ling Mie yang memiliki 11 equipment silver melekat di tubuhnya.
Di hati Chen Guo sekarang sudah tidak ada sedikitpun emosi optimis. Melihat Wei Chen melangkah perlahan menuju kursi pertandingan, hatinya ikut tegang dan terasa seperti tertarik.
"Pertandingan ini tidak boleh kalah lagi, semangat Lao Wei!" Chen Guo dalam hati berdoa diam-diam, menyaksikan Wei Chen memasuki kursi pertandingan. Terhadap suara hinaan dari fans Jia Shi, dia sama sekali tidak membalas. Hari ini, Wei Chen yang menghadapi situasi genting juga menunjukkan fokus penuh, bahkan tidak sempat menunjukkan batas bawahnya.
Babak ketiga segera dimulai, seperti biasa terjadi penyegaran karakter, lalu dalam siaran langsung kedua komentator telah memulai pengenalan para pemain.
Xiao Shiqin yang sudah ketiga kalinya berdiri di arena tentu tidak perlu diperkenalkan lagi. Diskusi Pan Lin dan Li Yibo secara alami terfokus pada Wei Chen.
"Wei Chen, pemain ini mungkin terasa asing bagi teman-teman yang belum lama mengenal Glory. Tapi jika ada fans Tim Blue Rain di sekitar kalian, cobalah bertanya. Wei Chen adalah kapten pertama Tim Blue Rain, sosok legendaris di awal musim liga. Siapa sangka dia akan kembali bermain setelah sekian lama. Dalam pertandingan sebelumnya Wei Chen juga sudah beberapa kali tampil. Menurut Pelatih Li, bagaimana status Wei Chen saat ini?" kata Pan Lin.
"Setelah bertahun-tahun berlalu, gaya permainan Wei Chen sama sekali tidak berubah!" Li Yibo berkomentar sambil diam-diam memamerkan pengalamannya, baru kemudian mulai menganalisis situasi: "Dari beberapa pertandingan terakhir, meski lama absen dari arena resmi, EXP dan kesadaran Wei Chen tetap terjaga. Dia juga memiliki kelebihan khas pemain senior: kualitas psikologis luar biasa. Tapi kalau bicara performa di pertempuran nyata, menurutku beberapa pertandingan sebelumnya belum benar-benar menguji kemampuannya. Baru di pertandingan inilah skill-nya akan terverifikasi. Menghadapi pemain top Liga yang masih aktif bermain, jawaban apa yang akan diberikan Wei Chen?"
"Baik, mari kita fokus ke pertandingan. Di awal ronde, Xiao Shiqin masih mengoperasikan Sheng Ling Mie dengan strategi posisi tempur. Lalu Yingfeng Buzhen milik Wei Chen... Hmm, dia... Berputar beberapa kali di sekitar area, tidak pergi jauh, tetap bertahan di titik penyegarannya. Hehe, ini... konsisten dengan metode yang dipakainya di beberapa pertandingan terakhir! Dari suara live kita bisa dengar banyak suara hinaan, sepertinya penonton kurang menyukai strategi ini. Aku yakin Wei Chen sudah paham reaksi penonton setelah beberapa kali memakai taktik ini, tapi dia tampak sama sekali tidak ragu!" Pan Lin mengomentari situasi.
"Hehe, ini memang ciri khas Wei Chen. Demi kemenangan, dia bisa menggunakan segala metode," kata Li Yibo dengan nada sok tahu tentang Wei Chen, kembali pamer pengalaman.
"Kali ini Pan Lin memilih untuk kooperatif: 'Sebenarnya saya tahu saat Pelatih Li masih menjadi atlet profesional dulu, beliau pernah bertanding melawan Wei Chen. Dari sudut pandang lawan, bisakah Anda menganalisis maksud di balik strategi Wei Chen ini?'"
"Ini seharusnya dianggap sebagai perang psikologi! Ketika pemain belum menemui lawan, sedikit yang akan menyangka bahwa lawan sama sekali tidak bergerak. Keterlambatan dalam menemukan target ini pasti menimbulkan kecemasan dan ketergesaan. Sementara itu, Wei Chen menunggu dalam kondisi prima, membangun keunggulan psikologis terlebih dahulu." Wei Chen berkata.
"Tapi... setelah menonton rekaman pertandingan sekali, bukankah semua orang akan menyadari metode seperti ini?" Pan Lin bertanya.
"Benar, justru karena sederhana sekali, siapa yang akan menyangka dia menggunakannya berulang kali?" Li Yibo menjawab.
"Psikologi terbalik!"
"Tepat." Li Yibo mengangguk.
"Tapi... setelah mengetahui kemungkinan ini, jika pemain tidak menemukannya, bukankah mereka akan langsung mencari ke area ini? Dengan begitu keunggulan psikologisnya tetap tidak terbangun!" Pan Lin protes.
"Lalu bagaimana jika mereka datang mencari tapi tidak menemukan?" Li Yibo menyeringai.
"Oh..." Pan Lin tersadar, "Intinya ini adalah trik untuk membingungkan lawan agar tidak bisa menebak maksudnya, benar?"
"Dan faktanya, membuat lawan tidak bisa menebak niatnya - justru itulah niat sebenarnya." Li Yibo mengakhiri dengan kalimat berbelit khasnya.
“Baik... Sekarang kita lihat Sheng Ling Mie milik Xiao Shiqin sudah mendekati pusat map. Tentu saja dia tidak menemui Yingfeng Buzhen di sini. Sheng Ling Mie tampak ragu-ragu, sepertinya Xiao Shiqin sedang bimbang menentukan langkah selanjutnya!” Pan Lin berkata.
“Karena Xiao Shiqin pasti sudah menonton rekaman pertandingan Wei Chen, dia tahu kemungkinan ini. Justru karena tahu, dia harus ekstra waspada. Yang ditakutinya bukanlah Yingfeng Buzhen yang diam di titik penyegaran, melainkan taktik Wei Chen yang menggunakan strategi balik untuk menipu musuh.” Li Yibo menjelaskan.
“Tapi sejauh ini Yingfeng Buzhen memang benar-benar tidak bergerak.” Pan Lin menambahkan.
“Namun Xiao Shiqin mungkin perlu melakukan pemeriksaan singkat.” Li Yibo menyahut.
Benar saja, Xiao Shiqin menggerakkan Sheng Ling Mie berputar kecil di sekitar area. Setelah memastikan tidak ada lawan, karakter itu pun berlari menuju titik penyegaran Yingfeng Buzhen.
“Sheng Ling Mie akan segera tiba! Apa yang akan Wei Chen lakukan? Apakah dia akan memindahkan Yingfeng Buzhen untuk terus membingungkan Xiao Shiqin?” Pan Lin berseru.
Di lokasi pertandingan, suara hinaan penonton sudah menggema. Bahkan pemirsa di depan televisi mulai kehilangan kesabaran. Adegan "petak umpet" satu arah ini sama sekali tidak menarik minat. Semua ingin kedua pihak segera bertemu. Para komentator dan tamu siaran pun dipaksa terus berbicara dengan semangat seolah-olah pertunjukan ini sangat seru.
"Sheng Ling Mie semakin mendekat, tapi Wei Chen sepertinya tidak bermaksud memindahkan Yingfeng Buzhen dari sini!" Pan Lin mengomentari sambil melirik Li Yibo. Situasi di arena ternyata tidak sesuai prediksi Li Yibo.
"Ini mungkin penerapan psikologi terbalik tingkat lanjut. Wei Chen sudah mengantisipasi bahwa lawan mungkin menebak rencananya untuk mengalihkan karakter sebagai tipuan, jadi dia sengaja membiarkan karakternya tetap di sini untuk menciptakan kejutan." jelas Li Yibo.
"Hmm... Bisa jadi..." Pan Lin menjawab dengan suara kering, pandangannya penuh kepasrahan saat menatap Li Yibo.
Analisis psikologi terbalik berlapis seperti ini hanya pantas keluar dari mulut Li Yibo. Meski Pan Lin tidak tahu kemampuan Li Yibo saat masih menjadi atlet profesional, tapi dia yakin mantan pemain ini pasti punya kualitas psikologis luar biasa yang kebal terhadap serangan omong kosong - kulitnya memang tebal luar biasa.
Li Yibo terus melanjutkan analisis seriusnya tentang tindakan Wei Chen. Ternyata Wei Chen memang tidak mengecewakannya, tetap berdiri gagah di posisi semula dengan gaya "psikologi terbalik berlapis" ala dirinya.
Di tengah gemuruh suara hinaan penonton, Sheng Ling Mie milik Xiao Shiqin akhirnya tiba. Dua karakter langsung berhadapan muka. Yingfeng Buzhen segera melancarkan serangan di detik-detik pertama pertemuan, mengibaskan tangannya untuk melepaskan Hujan Kekacauan.
