“Membuat lubang dan membuat dirinya terperosok, hal ini bukan pertama kalinya terjadi pada Li Yibo. Si pemalas ini setelah bertahun-tahun berlatih, kemahiran dalam membenarkan diri sendiri sudah mencapai level master.
“Wah, ternyata Wei Chen sengaja membiarkan Yingfeng Buzhen diam di tempat semula, bukan hanya sebagai perang psikologi, tapi juga memanfaatkan waktu untuk mempelajari medan tempur di area ini. Sekarang dia menggunakan medan tempur dengan cara yang lebih terarah, mengendalikan inisiatif di lapangan dengan mantap.” Li Yibo tanpa perubahan ekspresi, sambil tidak menyangkal teori perang psikologi, sambil mengungkapkan penemuannya yang baru.
“Oh begitu rupanya!” Pan Lin tersadar, poin ini memang tidak dia perhatikan. Mengenai penafsiran yang dipaksakan ala Li Yibo ini, dia sudah terbiasa dan malas untuk mengkritik.
“Benar, sejak kedua pihak mulai bertempur, Sheng Ling Mie milik Xiao Shiqin terus-menerus dalam keadaan ditekan. Beberapa kali mencoba memecahkan situasi, namun selalu cepat ditekan kembali oleh Wei Chen. Lihatlah beberapa counter attack ini, semuanya benar-benar memanfaatkan medan tempur dengan optimal.”
“Ah! Sheng Ling Mie kena serangan lagi, ini lagi-lagi kemenangan pemanfaatan medan tempur. Panah Kutukan mengunci sudut gerak, di sebelah kanan ada Skill Pemotongan. Setelah menimbang-nimbang, Xiao Shiqin memilih membiarkan Sheng Ling Mie menerima Panah Kutukan. Ternyata di antara efek cahaya panah tersebut terselubung Hex of Binding, Xiao Shiqin tidak menyadarinya!”
“Xiao Shiqin bermain sangat pasif, tapi dia sudah menyadari masalahnya. Lihat operasionalnya sekarang, dia tidak lagi mencoba melawan balik. Dia ingin melepaskan diri dan meninggalkan medan perang ini untuk sementara.” Li Yibo berkata.
“Tapi setelah kena Hex of Binding ini, pasti akan menerima damage satu set lengkap.”
“Death Door! Wei Chen langsung mengaktifkan Skill besar Death Door, ingin memblokir Sheng Ling Mie di sudut ini! Tampaknya dia juga menyadari perubahan tujuan Xiao Shiqin, rela bertaruh dengan menggunakan Death Door. Waktu Hex of Binding mungkin hanya cukup untuk casting Death Door. Hanya mengandalkan satu Skill besar ini agak kurang! Tapi selama Death Door ini bisa menangkap, dikombinasikan dengan serangan gelombang, akan memberikan damage besar pada Sheng Ling Mie!” Li Yibo yang biasanya terkesan bijaksana kini tampak bersemangat. Pertandingan mencapai klimaks. Semua orang menatap casting skill Yingfeng Buzhen ini – apa yang akan terjadi setelah dilepaskan?
“Ah! Sheng Ling Mie bergerak lebih dulu!!!” Pan Lin tiba-tiba berteriak, “Dia berhasil menghilangkan crowd control Hex of Binding lebih cepat. Casting Death Door Yingfeng Buzhen tampak terlambat sedikit.”
"Kelebihan Karakter! Inilah keunggulan karakter berlevel All-Star. Normalnya, waktu Hex of Binding cukup untuk menyelesaikan casting Death Door. Tapi Resistensi Spirit Sheng Ling Mie memungkinkannya lepas lebih cepat. Death Door Yingfeng Buzhen ini... Hah, Death Door ini..." Li Yibo tiba-tiba terjebak dalam lubang penjelasannya. Death Door Yingfeng Buzhen menyelesaikan casting-nya sedikit lebih lambat, keterlambatan yang seharusnya menjadi celah mematikan bagi Sheng Ling Mie untuk melarikan diri. Namun faktanya, Death Door ini memiliki radius crowd control yang lebih luas. Meski Sheng Ling Mie sudah mulai menarik diri lebih awal, tetap masih terjebak dalam radius skill ini.
"Sheng Ling Mie gagal kabur! Masih terjebak dalam radius Death Door. Menurutku Death Door ini sepertinya lebih besar dari yang biasa kita lihat? Pelatih Li?" tanya Pan Lin.
"Benar. Radius Death Door ini setidaknya dua tingkat lebih luas dibandingkan versi umumnya," jawab Li Yibo.
“Menambah dua tingkat Death Door, itu benar-benar pemborosan!” Pan Lin terkejut. Kebutuhan Skill Points (SP) untuk meningkatkan setiap tingkat skill besar seperti Death Door jelas sangat besar. Untuk Warlock yang mengandalkan crowd control, skill ini lebih dibutuhkan untuk radius kontrolnya daripada damage skill besar. Oleh karena itu, konfigurasi umum untuk skill ini biasanya tidak dinaikkan ke tingkat maksimal, cukup sampai memadai. Terutama untuk karakter kelas profesional, build skill akan disesuaikan dengan peran tim dan strategi bermain untuk mencapai rasio harga-kinerja optimal. Lagipula SP terbatas, kalau semua skill bisa di-max kan tidak perlu repot-repot memilih. Sistem build skill memang sama kompleksnya dengan kombinasi peralatan, memerlukan analisis mendalam. Untuk Warlock, max level Death Door? Di game online memang umum, tapi di lingkup profesional bahkan tidak bisa disebut langka — karena sama sekali tidak ada.
"Ini... mungkin kebiasaan yang terbentuk setelah Wei Chen pensiun dan bertahun-tahun bermain game online! Tangan yang sudah terbiasa, tiba-tiba diubah mungkin tidak semudah itu." Li Yibo menjelaskan dengan kaku, mana dia tahu bahwa Death Door Yingfeng Buzhen yang megah ini karena Skill Points-nya lebih tinggi dari karakter kelas profesional. Menginvestasikan skill besar seperti Death Door, bagi banyak karakter akan menjadi beban, tapi bagi Yingfeng Buzhen, menambah dua tingkat saja bukan masalah. Apalagi senjata peraknya Death's Hand masih memiliki tambahan satu tingkat. Bagi karakter Warlock lain ini pemborosan, tapi bagi Yingfeng Buzhen, ini adalah tipe ekonomis yang sesuai untuknya.
"Baik, meskipun Sheng Ling Mie dengan Resistensi Semangat yang lebih tinggi telah melepaskan Hex of Binding lebih dulu, Yingfeng Buzhen dengan Death Door tingkat lebih tinggi masih mengontrolnya dalam radius... Yingfeng Buzhen sekarang meluncurkan gempuran, Sheng Ling Mie... Sheng Ling Mie terus mengeluarkan berbagai prop mekanisnya, tapi di bawah radius crowd control Death Door, ini murni membuang MP! Sheng Ling Mie bukan baru muncul di arena, ini pertarungan ketiganya, mengapa Xiao Shiqin masih boros membuang MP seperti ini?" Pan Lin menatap arena pertandingan dengan mulut menganga.
"Dalam radius crowd control Death Door awalnya hanya ada satu target, namun Xiao Shiqin terus-menerus membuat Sheng Ling Mie melepaskan berbagai prop. Aura hitam yang berputar-putar dari Death Door tiba-tiba semakin banyak, memenuhi arena. Prop yang dikeluarkan Mecha Specialist ini sangat rapuh, dan tidak seperti karakter yang bisa dioperasikan pemain untuk menghindar, hampir semuanya cepat dililit aura hitam dan meledak saat disentuh. Meski demikian Xiao Shiqin tetap memerintahkan Sheng Ling Mie terus melempar, hingga radius Death Door dipenuhi garis-garis hitam berterbangan dan ledakan dari berbagai prop yang dilemparkan Sheng Ling Mie. Tujuan tindakannya segera terlihat - di tengah kekacauan ini, Sheng Ling Mie berhasil kabur dari radius crowd control Death Door."
"Ah... Sheng Ling Mie berhasil lolos! Serangan koordinasi Yingfeng Buzhen dengan Death Door gagal menghentikannya, arena benar-benar dalam kekacauan parah yang sengaja diciptakan Xiao Shiqin dengan mengabaikan konsumsi MP sama sekali."
"Mengorbankan MP untuk menyelamatkan HP, mungkin ini satu-satunya solusi Xiao Shiqin saat ini. Metode meloloskan diri dari kontrol Warlock ini sebenarnya bukan pertama kali ia gunakan," kata Li Yibo.
"Oh?"
"Dalam pertandingan melawan Blue Rain, dia pernah menggunakan taktik ini," jelas Li Yibo.
"Oh? Apakah melawan Suoke Sa'er milik Yu Wenzhou?"
“Tentu saja. Karena pemain Yu Wenzhou memiliki kecepatan tangan yang relatif kurang memuaskan, dalam situasi kompleks dan kacau seperti ini akhirnya dia tidak bisa mengikuti ritme, membuat karakter Sheng Ling Mie Xiao Shiqin berhasil kabur. Wei Chen sekarang sudah bukan di puncak performa lagi, reaksi dan operasionalnya agak tertinggal, responsnya terhadap ritme situasi seperti ini juga agak lambat. Dua generasi pemain Warlock Blue Rain berturut-turut ditembus oleh Xiao Shiqin dengan metode yang sama, kebetulan ini benar-benar…” Li Yibo menghela napas penuh penkesalan.
“Tapi selanjutnya Xiao Shiqin juga tidak akan mudah!” Pan Lin berkomentar.
“Benar juga. Gelombang serangan ini menghabiskan MP-nya sangat besar, sisa MP sudah tidak banyak. Jika tidak digunakan dengan efisien selanjutnya, MP mungkin tidak cukup untuk bertahan sampai akhir ronde.” Li Yibo menganalisis.
“Tapi ini kan sudah ronde ketiga yang dia hadapi, bertahan sampai level ini sudah bisa dianggap kemenangan besar!”
“Pastinya! Ini hampir saja jadi 1 vs 3, Xiao Shiqin sudah melakukan yang terbaik.”
Kedua komentator ini saling bersahutan membawakan pertandingan. Dari pilihan kata-kata mereka, terlihat bahwa di ronde ini mereka sudah tidak terlalu optimis dengan Xiao Shiqin. Meski berhasil menggagalkan rencana blokade Wei Chen, konsumsi MP-nya terlalu besar. Kecuali jika...
"Ah, Xiao Shiqin tidak pergi, setelah melakukan strategi posisi tempur Sheng Ling Mie, langsung berbalik arah dan meluncurkan serangan ke Yingfeng Buzhen!!" Pan Lin berteriak kaget. Dia dan Li Yibo mengira setelah lolos kali ini, Xiao Shiqin pasti akan menjauhkan Sheng Ling Mie dari area yang sudah dianalisis khusus oleh Wei Chen. Tapi tak disangka, setelah lolos malah langsung berbalik menyerang di area yang sama.
"Hmm, sepertinya menurut Xiao Shiqin tidak perlu lagi menunda di ronde ini. Ingin menggunakan serangan momentum untuk memberikan damage sebanyak mungkin ke Yingfeng Buzhen, sebagai persiapan untuk pemain berikutnya!" tebak Li Yibo.
"Serangan udara mekanis! Tapi kali ini tidak ada perlindungan yang bisa segera mencapai Yingfeng Buzhen... Baru saja lolos dari Death Door, Xiao Shiqin sudah menggunakan banyak skill yang sekarang masih dalam cooldown. Tapi dengan skill terbatas yang ada, dia aktif menyerang. Ditambah banyak tembakan biasa untuk mengisi celah antara sambungan skill! Wei Chen terlihat kurang sigap menghadapi kali ini! Serangan udara mekanis pembuka sudah memaksanya terus bergerak, menginterupsi serangannya."
"Artileri otomatis! Cooldown skill ini baru selesai, langsung digunakan."
“Ah? Di sisi lain ada seorang Patroli, kapan ini di-summoning? Yingfeng Buzhen sedang menarik diri, masih mencoba mencari perlindungan sambil mengabaikan tembakan artileri, astaga, terjebak! Pergerakan Yingfeng Buzhen terhambat oleh Patroli itu, dia tak bisa menggunakan perlindungan tersebut. Dia harus menghadapi tembakan artileri langsung. Aduh, kena dorongan habis-habisan, sangat dipermalukan!”
"Pemburu juga mulai mengejar, gempuran Sheng Ling Mie sangat terkoordinasi. Taktik Wei Chen memanfaatkan medan tempur sepertinya sudah terbaca. Yingfeng Buzhen mundur, ah! Dari balik sudut muncul Pelacak Mekanis, dia tidak melihatnya, tidak melihat... Doron! Yingfeng Buzhen kena sergapan Pelacak Mekanis, Pemburu langsung menyambar... Pelatih Li... Ini..."
Li Yibo yang sebelumnya memprediksi Xiao Shiqin sedang mempersiapkan jalan untuk pemain berikutnya, juga terkesima oleh serangan bertubi-tubi Xiao Shiqin yang tak henti-hentinya, langsung berganti pendapat: "Apakah Xiao Shiqin sedang bersiap untuk menghabisi Yingfeng Buzhen sekaligus? Mari kita lihat bisakah dia melakukannya?"
Chapter Seribu Sembilan: Mecha Specialist yang Sebenarnya
"Hmm, untuk menghabisi sekaligus, apakah MP Sheng Ling Mie cukup?" Pan Lin mengajukan pertanyaan yang menjadi perhatian semua orang. MP Sheng Ling Mie memang sudah sangat sedikit, terutama setelah pemborosan MP saat berusaha kabur dari kontrol Death Door tadi, seperti akan habis sewaktu-waktu.
“Li Yibo tidak langsung menjawab, setelah mengamati seksama beberapa saat, akhirnya membuka topik: 'Xiao Shiqin sekarang menggunakan banyak serangan biasa untuk menyambungkan gempuran dan tekanan, bermain dengan sangat hati-hati.'”
“Dari rasio konsumsi MP saat ini...” Pan Lin menatap penurunan MP Sheng Ling Mie dan penurunan HP Yingfeng Buzhen, sesaat kebingungan dalam perhitungan.
Li Yibo kembali diam. Kali ini meski diamati ulang, tetap tak bisa memastikan masalah ini. Menurutnya, MP pasti tidak cukup, tapi ritme serangan Sheng Ling Mie sangat komplit. Tiba-tiba berhenti karena kehabisan MP terasa mustahil terjadi pada pemain profesional top.
Membuat lubang dan jatuh sendiri adalah hal yang sering dilakukan Li Yibo, tapi sebisa mungkin dihindari. Kali ini ia tak berani sembarangan berkesimpulan karena paham betul: pemain tingkat Xiao Shiqin bukanlah level yang bisa sepenuhnya dipahaminya di masa kini.
Serangan Sheng Ling Mie terus berlanjut. Banyak orang bahkan lupa menyaksikan adegan pertempuran, hanya fokus memantau bilah MP biru muda yang menyimpan kekuatan tempur karakter - kapan habis?
Tidak ada, sama sekali tidak ada!
"Sheng Ling Mie secara ajaib melanjutkan serangannya." Serangannya sangat efisien, tidak seperti pertempuran sebelumnya terutama saat melawan Destroying Immortality yang menggunakan jangkauan luas. Jika pertarungan dengan Destroying Immortality adalah hujan peluru tak terkendali, maka serangan Sheng Ling Mie sekarang lebih mirip menarik kereta api - setiap gerbong melewati hadapanmu dengan jelas, menyelesaikan misi masing-masing tanpa satu pun yang meleset.
"Serangan yang sangat efisien..." Pan Lin sang komentator yang lama terdiam akhirnya mengeluarkan kalimat ini.
"Benar." Li Yibo mengangguk. Hingga saat ini, setiap serangan Sheng Ling Mie mencapai efek yang diharapkan tanpa kegagalan. Ini sulit dibayangkan dalam pertandingan pro, mengingat lawannya bukan orang mati.
Tapi Yingfeng Buzhen saat ini justru terlihat seperti mayat hidup yang terjebak sempurna.
"Wei Chen... terjebak dalam perangkap." Li Yibo tiba-tiba berkomentar.
"Apa?"
"Xiao Shiqin sedang memanfaatkan medan tempur secara terbalik. Segala keuntungan yang sebelumnya diandalkan Wei Chen kini berubah menjadi jebakan. Lihat..." Li Yibo menjelaskan adegan pertempuran terakhir dimana Yingfeng Buzhen berusaha menghindar dengan masuk ke sudut tembok, namun begitu berbelok, sebuah pelompat tiba-tiba meledak. Terjepit serangan depan-belakang, Yingfeng Buzhen gagal menghindar dari keduanya.
"Kapan pelompat ini dipasang?" teriak Pan Lin. "Posisi ini tidak pernah dikunjungi Sheng Ling Mie sejak serangan Xiao Shiqin dimulai."
“Sebelumnya?” Li Yibo berkata.
“Sebelumnya...” Pan Lin tiba-tiba teringat samar-samar, “Sepertinya pernah terjadi, tapi saat itu...”
“Masih saat dia ditekan oleh serangan Yingfeng Buzhen yang memanfaatkan medan tempur.” Li Yibo menjelaskan.
Pan Lin terkejut, benar-benar terkejut. Bahkan dia lupa sedang siaran langsung, tak mampu mendeskripsikan keterkejutannya. Xiao Shiqin, ternyata sudah menaruh jumping mine di posisi ini sejak saat itu, berarti dia sudah merencanakan serangan ini sejak awal.
Xiao Shiqin sebenarnya menyadari strategi Wei Chen yang memanfaatkan medan tempur, tapi justru memakai perangkap balik dengan mengorbankan diri untuk menguji semua jurus lawan. Setiap serangan baliknya sekarang telah dikalkulasi presisi, menghasilkan efisiensi maksimal.
Master strategi Xiao Shiqin akhirnya menunjukkan kemampuannya yang sesungguhnya. Dengan membalikkan aset yang diandalkan Wei Chen, dia memainkan veteran licik ini seperti boneka. Serangan berikutnya mengikuti pola yang telah dirancang, memaksa Wei Chen mengambil pilihan sempit yang justru membuka celah untuk combo attack lebih menyakitkan. Bahkan serangan biasa kini menjadi metode output utama untuk menguras Yingfeng Buzhen, seperti terlihat jelas di statistik teknik sistem.
Dalam memberikan damage efektif pada Yingfeng Buzhen, proporsi serangan biasa terhadap total output saat ini mencapai 41.12% - situasi yang sangat tidak biasa. Siaran langsung bahkan menampilkan close-up statistik ini khusus untuk pemain.
Tidak ada drop critical, juga tidak ada kesalahan teknis.
Operasional Xiao Shiqin benar-benar seperti Mecha Specialist: presisi dan efisiensi tinggi.
Kemenangan Jia Shi! Xiao Shiqin menyelesaikan 1 vs 3, memberikan permulaan sempurna dalam arena pertandingan. Fans Jia Shi di lokasi sudah histeris, kebisingan mereka menenggelamkan segalanya. Bahkan komunikasi langsung pun harus diteriakkan.
Wei Chen yang turun dalam kondisi ini menerima perlakuan yang bisa ditebak. Kembali ke area persiapan Xingxin, ekspresinya begitu tegang sampai Chen Guo hampir tak mengenali si pemalas ini. Wajahnya dipenuhi kekecewaan dan kekhawatiran - kecewa dengan hasil pertandingan, khawatir dengan dinamika lanjutan. Mana mungkin ini Wei Chen tak tahu batas yang biasa dikenal semua orang?
"Dengan keberhasilan Xiao Shiqin 1 vs 3, bisa dikatakan Jia Shi sudah mengunci kemenangan di arena. Tinggal masalah berapa poin kepala yang akan diraih."
"Hmm, algoritma poin kepala dalam format baru membuat tim unggul seperti Jia Shi tak bisa santai. Tentu Xingxin yang tertinggal juga akan berjuang mati-matian. Siapa yang akan tampil berikutnya dari Tim Xingxin?"
Kamera mengarah ke area persiapan Tim Xingxin. Orang yang berdiri itu terlihat sangat asing bagi kamera, karena sebelumnya dia selalu menghindari sorotan lensa dan menolak semua wawancara. Namun kali ini, setelah kembali bermain, dia tampak tidak terlalu menolak semua ini.
“Itu Ye Qiu!!” Pan Lin mungkin tidak mengenal orangnya, tapi dari daftar pemain yang diberikan pihak pertandingan, dia pasti tahu ini siapa. “Sekarang seharusnya dipanggil Ye Xiu, tapi sekadar mengganti nama tidak bisa menghapus apa pun. Pemain keempat yang tampil dari Tim Xingxin adalah mantan kapten Jia Shi, pendiri dinasti pertama dalam sejarah Glory, Shen Ye Qiu. Setelah mengumumkan pensiun, tiba-tiba dia membangun Tim Xingxin ini untuk kembali ke lingkup Glory, mulai bertanding dari Tantangan Rookie, membawa banyak kejutan. Sekarang, dia dan timnya telah mencapai final Tantangan Rookie, dan yang menghadang di depannya justru tim lamanya sendiri, tim yang dulu memberinya banyak kemenangan dan sorakan. Sekarang Ye Xiu akan mewakili Tim Xingxin bertanding. Awal pertandingan arena Tim Xingxin sangat buruk. Shen Xiao Shiqin yang ditambahkan Jia Shi meski dalam kondisi tereliminasi, sudah membuktikan nilainya di arena. Sekarang MP karakternya memang hampir habis, tapi kurasa dia tidak akan mundur begitu saja. Di pertandingan sebelumnya, Xiao Shiqin menggunakan sisa MP sedikit itu untuk menghasilkan output hampir 50% dengan serangan biasa, memenangkan kemenangan akhir. Kali ini, melawan Ye Xiu, bagaimana kinerjanya?” Begitu melihat Ye Xiu tampil, komentator Pan Lin langsung bersemangat. Mengapa final Tantangan Rookie ini begitu banyak diperhatikan? Bukankah karena momen seperti ini?
“Ye Xiu berjalan menuju kursi pertandingan. Komunikasi di lokasi sekarang sudah sangat sulit, jika melepas headphone, telingaku hanya akan dipenuhi suara hinaan. Ya, suara hinaan. Penonton live memberikan hinaan besar kepada Ye Xiu. Pertarungan berikutnya sebenarnya tidak ingin dilihat oleh banyak orang, terutama fans Jia Shi. Suara hinaan ini mewakili protes mereka. Pahlawan masa lalu kini menjadi musuh di lapangan, ini adalah kekejaman yang melekat dalam pertandingan pro. Ye Qiu, yang pernah memikul terlalu banyak hal untuk Tim Jia Shi, permusuhannya sulit diterima banyak pemain. Kami memahami perasaan ini. Tapi pertandingan tetaplah pertandingan, bagaimanapun juga kami tetap menantikan pertarungan yang spektakuler.”
“Baik, sekarang Ye Xiu telah memasuki kursi pertandingan. Karakter kedua belah pihak sedang dimuat, pertandingan akan segera dimulai. Dari materi analisis karakter di layar, MP Sheng Ling Mie benar-benar tersisa sedikit. Jika masih bisa membunuh lawan dalam kondisi ini, kurangi serangan biasa-nya harus menyumbang lebih dari 95% output ya?”
Sejak Ye Xiu bangun, Pan Lin terus berada dalam kondisi sangat bersemangat. Sepanjang perjalanan Ye Xiu menuju kursi pertandingan, mulutnya terus-terusan mengoceh tanpa henti. Baru sekarang dia memberi kesempatan Li Yibo untuk bersuara.
"Hehe, perhitungan ini sebenarnya tidak ada artinya. MP yang tersisa dari Sheng Ling Mie benar-benar tidak cukup untuk melanjutkan serangan apapun. Meskipun pada pertarungan sebelumnya serangan biasa menyumbang porsi besar, tapi yang benar-benar menekan dan mengontrol Yingfeng Buzhen tetap mengandalkan skill. Dengan MP yang tersisa saat ini, hasil pertandingan ini sudah tidak ada suspense lagi. Mari kita tunggu dialog seperti apa yang akan terjadi antara kedua orang ini di arena!" kata Li Yibo.
Dialog?
Tidak ada dialog.
Babak keempat arena pertandingan dimulai. Xiao Shiqin akhirnya tidak lagi menggunakan strategi posisi tempur di awal, melainkan langsung mengarahkan karakter Sheng Ling Mie ke tengah map, berhadapan langsung dengan Jun Moxiao yang juga bergerak cepat. Kedua pihak langsung bertarung tanpa ragu. MP Sheng Ling Mie yang tersisa memang sudah tidak cukup untuk menopang pertarungan. Setelah beberapa kali serangan cepat, MP Sheng Ling Mie habis. Dengan langkah tegas, Xiao Shiqin mengakhiri babak ini: mengetik "GG" di channel publik lalu langsung menarik diri dari pertandingan. (GG adalah istilah sopan dalam esports yang berarti Good Game, bagi yang belum tahu saya jelaskan sekalian ya.)
Menyerah dengan menarik diri selalu menjadi metode yang diperbolehkan dalam esports, Glory tentu tidak terkecuali. Tindakan tegas Xiao Shiqin yang menarik diri saat Sheng Ling Mie kehabisan MP meski masih punya sisa HP, justru disambut tepuk tangan meriah dari penonton tanpa ada penyesalan.
Menyaksikan ini, bos Jia Shi Tao Xuan tersenyum puas. Ia berdiri memberikan tepuk tangan, bahkan mendukung penuh tindakan Xiao Shiqin yang langsung menarik diri di akhir pertarungan.
"Terus mengganggu dan menguras lawan memang masih bisa dilakukan, tapi dengan keunggulan sebesar ini masih menghitung-hitung secara detail, benar-benar bukan gaya yang pantas dimiliki tim dinasti masa lalu." Tao Xuan tersenyum lega melihat Xiao Shiqin tidak membawa kebiasaan dari tim lamanya ke Jia Shi. Perhitungan yang terlalu kaku seperti itu tidak cocok untuk Jia Shi, apalagi digunakan melawan lawan seperti ini. Performa Xiao Shiqin benar-benar memuaskan Tao Xuan, dia telah berintegrasi dengan baik ke dalam tim dan sepenuhnya memiliki gaya yang sesuai dengan identitas tim ini.
Saat itu, pemain kedua dari Tim Jia Shi telah bangkit. Seorang remaja asing bagi banyak orang, berjalan sunyi menuju kursi pertandingan Jia Shi di tengah sorak-sorai untuk Xiao Shiqin.
