“Tianji! Battle Format langsung menggunakan Tianji setelah Domineering Smash-nya diblok! Sangat mulus! Ini adalah sambungan serangan dasar yang menurutku banyak pemain bisa lakukan di game. Tapi benar-benar mencapai kelancaran seperti ini tidak mudah.” Pan Lin berkomentar.
“Tapi masih bisa dihindari Jun Moxiao dengan backstep.” Kata Li Yibo.
“Hmm... Sambungan dasar seperti ini mungkin tidak akan menjadi ancaman berarti bagi Ye Xiu.” Ujar Pan Lin.
“Benar. Yang harus Qiu Fei lakukan adalah menciptakan ritme khasnya sendiri agar Ye Xiu sulit membaca. Dengan kata lain, menghadapi Ye Xiu, semakin mulus permainannya justru bukan keuntungan.” Li Yibo menganalisis.
“Betul. Operasional Qiu Fei presisi bagai Ensiklopedia Hidup, tapi masalahnya ensiklopedia itu ditulis oleh orang yang sedang dihadapinya sekarang. Serangan seperti ini memang kurang mengancam.” Pan Lin menyetujui.
"Serangan beruntun dari Qiu Fei semuanya berhasil diatasi oleh Ye Xiu. Meski secara visual Battle Format terus melakukan serangan mendadak dan menguasai inisiatif, tapi Jun Moxiao belum menerima damage nyata. Di situasi ini, Qiu Fei harus tetap tenang dan tidak boleh gegabah," kata Li Yibo.
"Naga Terbang dari Lautan!" teriak Pan Lin tiba-tiba. Qiu Fei yang terus menekan akhirnya menemukan celah untuk melancarkan skill ultimate yang dulu dianggap sebagai jurus pamungkas.
"Masih meleset," lanjut Li Yibo. "Eksekusi skill Naga Terbang dari Lautan ini sebenarnya sempurna. Tapi seperti yang kami bahas sebelumnya, semuanya tergantung lawannya. Melawan Ye Xiu, kesempurnaanmu justru menjadi kelemahan terbesar."
"Tapi Ye Xiu juga belum menemukan kesempatan untuk melawan balik, ya?" tanya Pan Lin.
"Hmm... Soalnya Qiu Fei bermain hampir sempurna, tidak menyisakan celah sedikitpun untuk dieksploitasi," jawab Li Yibo.
"Kalau begitu, strategi Qiu Fei ini bisa dibilang cukup aman, memastikan dirinya tidak terkalahkan dulu?" Pan Lin menyimpulkan.
"......" Li Yibo terdiam. Kali ini, dirinya terjebak dalam argumen dengan sangat cepat.
Untungnya situasi di arena tiba-tiba berubah!
Battle Format mengayunkan Tianji ke atas, namun Jun Moxiao mem-parry serangan itu menggunakan basic attack sambil melakukan backstep. Namun Qiu Fei sengaja tidak mengganti jurus, membiarkan Tianji mengangkat tubuh Jun Moxiao. Meski tidak terkena damage, lompatan mundur Jun Moxiao menjadi tidak stabil dan melampaui perkiraan.
Perubahan kecil yang rumit, di arena pertandingan tiba-tiba menjadi kesempatan. Tombak perang Battle Format bergetar ke depan, melakukan dash lurus, ternyata menggunakan skill ultimate Haolong Pojun.
Hanya sedikit yang bisa melihat detail rumit ini. Begitu skill besar dilancarkan, sorak-sorai langsung pecah di lokasi. Bahkan Li Yibo berteriak "kena!" saat itu.
Tapi Haolong Pojun justru meleset. Jun Moxiao mengaktifkan Mechanical Rotor, tegas terbang ke angkasa menghindari serangan ini. Suara kecewa memenuhi lokasi. Li Yibo yang tadi berteriak "kena" kini terlihat malu.
"Haha, menghindar pakai Mechanical Rotor, variasi khas Loner! Sepertinya Pelatih Li belum terlalu familiar dengan Loner ya?" Setelah melontarkan sindiran ini, Pan Lin melihat ekspresi Li Yibo dan sadar candaannya mungkin telah menyakiti perasaan sang pelatih. Tapi dia tak sempat memikirkan itu, pertandingan masih berlangsung sengit!
"Silver Light Blade! Jun Moxiao mengeluarkan pedang Silver Light Blade langsung dari udara untuk menyerang. Battle Format berbalik, tombak diangkat. Oh, ini Tarian Tongkat Bundar! Akankah berhasil? Tidak! Jun Moxiao menyambungkan bilah pedang ke tombak, mengubah Silver Light Blade yang seharusnya menyerang menjadi parry untuk menangkis Tarian Tongkat Bundar ini. Seperti kita tahu, grab Tarian Tongkat Bundar berbeda dengan grab umum. Harus ada tusukan yang mengenai terlebih dahulu baru sistem akan memulai paksa grab. Kalau tidak kena, efeknya tidak akan aktif."
"Jun Moxiao mendarat di posisi miring belakang, Battle Format langsung mengejar. Skill Haolong Pojun yang merupakan ultimate tidak memiliki kekakuan recovery frame, sehingga Qiu Fei bisa bereaksi sangat cepat. Tapi pada momen sebelumnya, meski tidak ada titik buta skill, serangan Silver Light Blade Jun Moxiao ini adalah serangan menyergap dari belakang! Sulit membayangkan pemain muda seperti Qiu Fei bisa membuat pertimbangan berpengalaman seperti ini, apakah ini intuisi jenius di arena?" Pan Lin memanfaatkan jeda pertempuran untuk memberikan ulasan detail tentang kejadian tadi.
Begitu komentarnya selesai, Battle Format Qiu Fei kembali menyusul Jun Moxiao, melancarkan tusukan Longya yang merupakan pola dasar, namun memiliki timing dan ritme sempurna.
Jun Moxiao yang baru mendarat berbalik setengah badan, mengarahkan Qianji San-nya yang berubah menjadi perisai.
Taktik blind shield Knight?
Qiu Fei merenung. Ia tak meragukan kemampuan Ye Xiu menggunakan taktik kelas apapun. Bukan hanya Battle Mage, banyak strategi berbagai kelas di Glory diciptakan oleh pria ini, terlalu banyak hingga sulit dihitung.
Battle Format mundur selangkah, dan benar saja Qianji San Jun Moxiao segera menutup, ujung payungnya berubah menjadi meriam yang menembakkan peluru.
Langkah mundur ini memberi Qiu Fei waktu untuk bereaksi, memutar tubuhnya sehingga peluru meleset.
"Hmm, Ye Xiu membuka senjata seolah ingin menggunakan strategi blind shield Knight, namun serangan akhir yang diluncurkan ini meski tidak sepenuhnya bersembunyi di balik perisai, tetap merupakan aksi yang sangat mengejutkan. Tapi Qiu Fei sudah siap, lihatlah langkah mundur Battle Format sebelumnya yang memberinya ruang dan waktu untuk manuver saat ini. Tanpa langkah itu, meski bereaksi cepat, mungkin tidak cukup untuk menghindar," komentar Li Yibo.
"Longya! Battle Format kembali menggunakan tusukan Longya, cooldown skill kecil ini memang sangat cepat!" seru Pan Lin.
Menghindari serangan peluru, Qiu Fei langsung melancarkan Longya yang baru saja selesai cooldown. Skill sederhana ini menjadi kontra-serangan tercepat saat ini, sementara Qianji San berubah menjadi ujung tombak laras senjata, asap belum sepenuhnya menghilang!
Tiba-tiba kain payung kembali terangkat.
Lagi-lagi?
Qiu Fei tidak gegabah, memilih mundur selangkah lagi. Namun kali ini payung tidak terangkat, melainkan berbalik sepenuhnya: Qianji San, Bentuk Tombak, menusuk Battle Format dengan sudut yang sama persis.
Longya juga?
Saat skill yang sama bertabrakan, serangan yang lebih tinggi akan menang dalam. Secara atribut, Qiu Fei yakin Battle Format-nya tidak akan kalah dari Jun Moxiao. Meski peralatan oranye level 75 Ye Xiu tidak jauh berbeda dengan equipment silver level 70 secara atribut dasar, kelemahan fatal Loner adalah tidak memiliki keahlian armor.
Glory memiliki 24 kelas, masing-masing memiliki keahlian armor sendiri. Ketika menggunakan armor yang sesuai dengan keahlian armor, akan memberikan bonus atribut tambahan. Namun sebagai Loner, Jun Moxiao tidak memiliki ini. Jadi meski menggunakan peralatan setara level, karakter Loner akan kekurangan bagian atribut bawaan ini karena tidak memiliki keahlian armor.
Tentu yang lebih penting...Selain senjata, Jun Moxiao tidak memiliki equipment silver, sehingga atribut peralatannya mudah dilihat. Hanya data akurat senjata yang kurang, namun kemampuan serangan/pertahanannya masih bisa diperkirakan secara umum.
Dengan skill Longya yang sama, Kekuatan Setara skill-ku lebih unggul!
Pikiran Qiu Fei bekerja secepat kilat memastikan keyakinan ini. Tanpa mundur, tusukan Longya-nya tetap dilancarkan.
Dua tombak perang saling berhadapan dengan presisi operasional yang memukau. Tapi tepat di saat benturan terjadi, dari perubahan serangan akibat Kekuatan Setara, Qiu Fei langsung menyadari: Ini bukan Longya.
Benar! Yang Jun Moxiao gunakan bukan Longya, tapi skill Battle Mage: Combo Thrust.
Serangan pertama menahan dayaLongya Qiu Fei, tapi Combo Thrust tahap 1 memiliki Kekuatan Setara yang lebih lemah dari Longya. Setelah benturan ini, kecepatan Longya melambat, sementara Combo Thrust tahap 2 sudah menyambar lebih dulu seperti kilat menuju Battle Format.
Taktik Combo Thrust terinterupsi lalu disambung kembali!
Di benak Qiu Fei langsung muncul sebuah istilah operasional yang agak rumit, teknik yang sedang digunakan Ye Xiu saat ini. Ini juga merupakan taktik yang terlewatkan Qiu Fei dalam pertarungan melawan Han Yanrou yang dioperasikan Ye Xiu saat Qiu Fei mewakili Guild Jia Shi melawan Xingxin dulu, yang saat itu langsung ditunjukkan oleh Ye Xiu.
Sekilas sudah satu tahun.
Waktu itu, dia melewatkan kesempatan menggunakan teknik ini; kali ini, dia justru menjadi sasaran serangan teknik tersebut...
Pikiran Qiu Fei melayang cepat, mulai dari pertandingan tahun lalu itu hingga masa ketika Ye Xiu masih di Jia Shi dan dirinya masih murid kamp pelatihan.
Sebagai tim elite papan atas Liga, skala kamp pelatihan Jia Shi jauh lebih besar dari tim biasa. Di sini, sembilan dari sepuluh murid berfantasi menjadi penguasa Yizhiyeqiu, meskipun karakter yang dilatih si bocah itu sendiri bukan Battle Mage sama sekali, ilusi ini tetap melekat.
Qiu Fei melatih Battle Mage sejak awal. Sejak hari pertama mengenal Glory, dia langsung jatuh cinta pada kelas ini.
Tahun itu, Jia Shi merebut gelar juara ketiga kalinya, reputasi Shen Ye Qiu berada di puncak kejayaan.
Tapi Shen ini tidak memberi kesempatan siapa pun untuk mendekatinya. Satu-satunya pengenalan orang terhadapnya hanyalah melalui karakter di arena pertandingan.
Dewa Perang, Yizhiyeqiu, sosok itu saat bertarung membekas dalam di benak Qiu Fei. Kemudian dia bergabung dengan kamp pelatihan Jia Shi, tapi berbeda dengan anak-anak lain, dia tidak berpikir untuk menjadi operator Yizhiyeqiu. Harapannya adalah membawa karakternya sendiri, seperti Yizhiyeqiu di masa lalu, meninggalkan jejak heroik di medan pertempuran.
Mimpi remaja siapa yang akan dipedulikan? Perlahan menonjol dari kamp pelatihan, Qiu Fei mendapat gelar "penerus Yizhiyeqiu".
Identitas yang didamba banyak murid, tapi Qiu Fei tak tergiur. Dia lebih menyukai karakternya sendiri, Battle Format yang dicintainya. Di kamp pelatihan Jia Shi, akhirnya dia melihat langsung Ye Qiu Shen. Tak seperti bayangan, sang legenda penyendiri yang tak pernah muncul di media justru sangat bersahaja. Setiap hari menggantungkan rokok sambil berkeliaran di klub Jia Shi, ngobrol santai dengan siapa saja. Meski sebagai Shen kelas profesional papan atas Liga, bahkan petugas kebersihan klub Jia Shi bisa bangga bilang pernah bertanding dengannya.
Bukan omong kosong. Banyak staf klub pernah bertanding dengan Shen ini. Konon suatu kali saat ada perselisihan di game yang tak bisa diselesaikan, mereka malah mengajak Ye Qiu jadi Penembak cadangan. Dan dengan antusias dia menyetujui.
Shen Ye Qiu, Sapu Bersih Liga Profesional, namun juga merasakan Glory dengan cara yang paling sederhana dan biasa. Qiu Fei sudah berkali-kali melihatnya bermain akun alt di game online, setiap kali akunnya berbeda-beda.
"Jangan bilang siapa-siapa!" Shen selalu menyipitkan mata ke arahnya, "Nanti aku kasih peralatan bagus." Shen selalu menepuk bahunya.
Mana ada peralatan bagus? Akun-akun alt yang pernah dimainkan Shen, peralatannya satu per satu jelek. Tak ada yang bisa menyangka, di balik karakter kecil berpenampilan sampah ini, berdiri Shen papan atas yang mengendalikan One Autumn Leaf - karakter terkuat di liga.
