Li Yibo yang terus terjebak dalam lubang sepanjang komentarnya, akhirnya kali ini menyentuh poin penting. Di area pemain Xingxin, melihat pertempuran mengarah ke langkah ini, Wei Chen pertama kali menunjukkan kegelisahan.
"Apa yang sebenarnya ingin dia lakukan?" teriak Wei Chen.
"Ada apa?" Chen Guo langsung bertanya. Dia sudah sangat gugup, sampai ingin menutup mata dan menunggu hasil pertarungan ini selesai sebelum membukanya lagi. Mendengar Wei Chen tiba-tiba berbicara, Chen Guo ingin segera mengetahui bagaimana dinamika pertarungan ini. Kalau dilihat sendiri, HP kedua pihak terus turun, tidak terlihat mana yang unggul. Tapi HP Jun Moxiao sejak awal sudah ketinggalan, jika terus seperti ini pasti kalah.
"Dia sudah kehilangan akal sehat, bertindak emosional seperti ini, apa pertandingan tim tidak akan dimainkan lagi?" Wei Chen marah. Chen Guo bisa melihat bahwa kemarahan Wei Chen sungguhan, tapi... dia tetap tidak mengerti apa yang dimaksud Wei Chen.
"Jangan buru-buru marah. Pasti ada alasan di balik cara bertarungnya seperti ini." Sun Zheping yang dikenal sombong, kali ini justru menunjukkan sikap yang sangat tenang. Meski sedang berbicara kepada mereka berdua, matanya tidak sedetik pun meninggalkan arena pertandingan.
"Berkelahi seperti ini, meski menang melawan Sun Xiang apa artinya? Memuaskan kesombongan pribadinya soal menang-kalah? Memberi tahu semua orang bahwa penerus Yizhiyeqiu ini memang tidak sebagus dia?" Perkataan Wei Chen membuat Chen Guo tidak bisa menerima. Di matanya, meski Ye Xiu punya berbagai kekurangan, dia pasti bukan tipe orang seperti itu. Jika dia peduli hal-hal begini, mungkinkah selama ini membiarkan Jia Shi seenaknya menjadikannya bahan gosip tanpa mau membalas?
"Apa yang kamu omongin?!" Chen Guo juga mulai marah.
"Cara bertarungnya terlalu boros, nanti bagaimana menghadapi pertandingan tim di babak berikutnya?" kata Wei Chen.
"Apa masalahnya? Bukankah semua atlet profesional tetap lanjut ke pertandingan tim setelah selesai pertandingan individual?" Chen Guo membalas.
"Dasar tidak ngerti!" Wei Chen memang sedang panik, kata-katanya semakin kasar. Saat ini dia sama sekali tak punya mood menjelaskan panjang lebar pada Chen Guo. Langkahnya sampai di sini ditempuh dengan banyak keraguan dan kecurigaan. Dia sangat paham, di Liga sekarang sudah tidak ada posisi untuknya. Sekedar melawan satu atlet profesional biasa pun harus dihabisi seluruh akal bulusnya. Tapi meski begitu, dia tetap bertahan sampai hari ini. Karena api mimpi yang membara di hatinya belum pernah padam, juga karena dia yakin orang yang membujuknya kembali ini layak dipercaya. Meski dulu mereka lawan, justru itulah yang membuatnya lebih mengerti dahaga kemenangan dari orang di hadapannya ini.
Saat Wei Chen tampil, dia kalah dari Xiao Shiqin. Bersama Tang Rou dan Mo Fan, mereka bertiga akhirnya berhasil mengeluarkan Xiao Shiqin dari arena. Tiga lawan satu, kinerja seperti ini tentu tidak layak dipuji. Wei Chen sendiri pasti merasa kecewa dan khawatir dengan konsekuensi ini. Tapi dia tidak akan ciut hati, karena ini hanya bagian kecil dari final keseluruhan. Pertandingan masih jauh dari selesai.
Tapi melihat sikap yang ditunjukkan Ye Xiu sekarang, Wei Chen menjadi takut. Kekhawatirannya akhirnya mencapai tingkat kepanikan. Ye Xiu adalah tulang punggung tim mereka. Jika bahkan dia kehilangan kendali diri, mulai mengorbankan segalanya hanya untuk kinerja individu, lalu apa peluang menang Xingxin yang kekuatannya jauh di bawah Jia Shi?
Chen Guo memandang Wei Chen, tidak mempermasalahkan ketidaksopanannya. Karena dia tahu, Wei Chen terlalu takut kehilangan. Seorang atlet profesional berusia di atas 30 tahun yang sudah pensiun selama tujuh tahun masih bisa mendapatkan kesempatan seperti ini, itu sendiri sudah merupakan keajaiban besar. Dia lebih dari siapa pun berharap bisa kembali ke liga bersama Xingxin. Ini satu-satunya kesempatannya, karena dia hanya mantan pemain yang tidak berkembang dan tidak punya prospek cerah. Dialah yang menaruh semua harapan pada Xingxin. Semakin besar harapan, semakin besar pula kekecewaannya.
"Chen Guo tidak lagi berdebat dengan Wei Chen. Levelnya belum cukup, dia benar-benar tidak bisa melihat masalah aneh apa dalam pertandingan saat ini. Dia juga percaya Wei Chen tidak akan asal bicara. Tapi, dia lebih memilih percaya pada Ye Xiu. Meski tidak terlalu paham, dia yakin Ye Xiu pasti tidak seperti yang dikhawatirkan Wei Chen - kehilangan rasionalitas hanya demi performa individu. Itu adalah kondisi yang biasa diejek Ye Xiu sebagai 'hanya bisa main Super Mario'."
"Pasti ada kesalahan dalam penilaianmu. Aku percaya padanya." Chen Guo berkata dengan nada sangat tegas. Wei Chen terkejut sejenak sebelum menghela napas: "Aku juga berharap begitu."
"Benar, memang begitu." Sun Zheping yang terus memantau pertandingan tiba-tiba membuka topik, "Lao Wei, perhatikan baik-baik."
"Oh?" Wei Chen kembali terkejut.
"Si pemalas ini sedang membuat masalah untukku!" Sun Zheping malah tertawa.
"Kalian... sebenarnya sedang membicarakan apa? Lihat apa?" Chen Guo bingung.
"Kesempatan." Kata Sun Zheping.
"Apa?"
"Kesempatan untuk menang." Sun Zheping menjawab.
"Pertandingan ini bisa menang?" Chen Guo berseri-seri.
"Apakah pertandingan ini bisa menang, belum pasti. Tapi Sun Xiang pasti akan kalah."
"Apa maksudnya sebenarnya?" Chen Guo masih belum paham.
"Tonton saja pertunjukan bagus ini!" Sun Zheping tetap memandang layar pertandingan dengan presisi sempurna sambil berbicara.
Chen Guo agak panik, dia benar-benar tidak melihat apa-apa. Memandang ke sekeliling, Wei Chen dan Sun Zheping sama-sama fokus menatap pertandingan. Di sisi lain, Tang Rou yang menerima pandangan bingung Chen Guo hanya mengangkat tangan tanda tak mengerti, dia juga tidak paham apa yang sebenarnya dikatakan Sun Zheping.
Chen Guo cemas hati terbakar, tiba-tiba mendapat ide cemerlang dan mengeluarkan ponsel.
Pertandingan ini sedang di-streaming, dia tidak terlalu paham, tapi siaran langsung pertandingan pasti ada komentator dan ulasan ahli. Dengarkan bagaimana analisa mereka.
Chen Guo menggunakan ponsel untuk menyimak siaran langsung pertandingan ini. Alhasil, semakin didengarkan, jantungnya hampir melompat keluar. Dari mulut komentator, Chen Guo mendengar situasi Ye Xiu yang sangat tidak optimis.
Benar!
Memang tidak optimis.
Dari pertandingan, Chen Guo juga melihat kecepatan penurunan HP Jun Moxiao lebih cepat daripada Yizhiyeqiu. Dengan HP yang awalnya sudah tidak penuh, kehilangan lebih cepat ini semakin memperlebar jarak antara dia dan Yizhiyeqiu.
Sebenarnya apa yang terjadi?
Chen Guo benar-benar tidak mengerti, komentator dan tamu ahli juga sama sekali tidak memberikan jawaban yang sesuai. Melihat wajah Sun Zheping dan Wei Chen, yang terlihat hanya fokus.
"Ada apa senior, kelihatannya sudah kehabisan tenaga ya!" Sun Xiang tiba-tiba mulai berkomentar di channel.
"Kalau begini terus, bagaimana bisa membuatku kalah memalukan? Aku benar-benar tidak bisa menebak." Sun Xiang terus berbicara.
"Aku malah takut kalau begini terus, kau bisa mati tanpa alasan yang jelas!"
"Jangan-jangan kau sebenarnya NPC yang bakal mengamuk saat HP tinggal 10%?" Sun Xiang terus mengoceh.
"Sun Xiang hari ini benar-benar banyak...hmm, interaksi ya..." Pan Lin berkomentar, meski dalam gelombang serangan ini Ye Xiu sama sekali tidak membalas, mana ada interaksi.
Tapi Sun Xiang cukup jago menangkap momen emas untuk melontarkan omong kosong: "Kenapa diam? Apa ritme permainan terlalu cepat sampai tidak sempat ngetik?" Setelah provokasi ini, Sun Xiang membanjiri chat dengan emoji untuk menunjukkan kalau dia masih santai.
"Sudah hampir." Ye Xiu tiba-tiba membalas disertai emoji kacamata hitam yang keren.
"Apa?" Sun Xiang masih bertanya!
"Kamu yang bilang! Saat HP tinggal 10% harus mengamuk. Jarang-jarang bertanding, jangan sampai mengecewakanmu!" kata Ye Xiu.
"Oh ya? Aku sangat menantikan! Tapi... HP-mu sudah 10% kan? Di mananya?" Sun Xiang sambil memutar kamera Yizhiyeqiu ke kiri-kanan, seolah mencari-cari letak.
"Datang." Begitu pesan Ye Xiu terkirim, Sun Xiang langsung mendengar desingan pedang dari belakang karakternya. Dengan panik dia mengoperasikan Yizhiyeqiu menghindar, sebuah shuriken melintas tipis di sampingnya.
Padahal Jun Moxiao berdiri tepat di depannya, tapi shuriken ini justru datang dari belakang.
Shuriken berputar?
Shuriken Spiral bukan nama skill, melainkan teknik operasional saat menggunakan skill ninja shuriken, yaitu dengan menarik sudut (tarik busur) saat melemparkan shuriken sehingga membentuk serangan parabola seperti bumerang.
Ye Xiu bisa menggunakan teknik ini, hal itu tidak mengejutkan Sun Xiang. Tapi, kapan shuriken ini dilempar? Mengapa dirinya tidak menyadarinya sama sekali?
Sun Xiang sangat serius dalam duel kali ini. Meski banyak bicara, konsentrasinya tetap tinggi.
Justru dalam situasi berhadapan langsung seperti ini, lawan berhasil melemparkan shuriken tanpa disadarinya. Dengan cepat dia mengulang proses pertarungan tadi dalam pikiran. Rupanya, saat kamera tidak fokus ke Jun Moxiao di fragmen sepersekian detik yang hampir tak terlihat, momen itu tetap berhasil ditangkap?
Sun Xiang kagum akan hal ini. Tapi, satu detail kecil seperti ini belum cukup untuk mengalahkannya.
Jika ini sudah dianggap sebagai ledakan amarah, Sun Xiang khawatir giginya akan copot karena tertawa terbahak-bahak.
Tentu saja ini bukan ledakan amarah. Ledakan amarah yang sesungguhnya baru dimulai setelah Sun Xiang mengoperasikan Yizhiyeqiu menghindari Shuriken Spiral tadi.
Jun Moxiao melangkah maju, Qianji San berubah menjadi tombak perang, sebuah serangan Tianji mengangkat ke atas.
Sun Xiang tidak menghindar. Quexie di tangan Yizhiyeqiu dihantamkan langsung ke depan untuk mem-parry serangan.
Tapi Jun Moxiao sudah mulai bergerak menyamping. Pola serangan Tianji yang naik ke atas tidak lagi lurus, melainkan membentuk garis miring.
Perubahan seperti ini tentu tidak ditakuti Sun Xiang. Dengan menggerakkan Yizhiyeqiu, parry serangan mengejar Tianji, seolah tidak akan berhenti sebelum bertabrakan.
Namun Jun Moxiao tiba-tiba bergerak menyamping berlawanan arah. Tianji kembali ditarik ke sudut semula, serangan mengangkat tetap berlanjut.
Sun Xiang terlambat memparry, terpaksa melakukan backstep. Tianji melesat di depan mata Yizhiyeqiu.
Longya!
Qianji San bergetar cepat seperti ular berbisa yang menusuk.
Tombak perang terparry di luar, Yizhiyeqiu melayang di udara saat backstep. Seketika itu, pikiran Sun Xiang menjadi blank.
Serangan sederhana ini ternyata tak bisa diatasi. Tangan kiri-kanannya di keyboard dan mouse membeku, tak bisa melakukan operasional apapun. Bagaimana bisa? Bagaimana sampai terperangkap dalam status ini?
