Jun Moxiao yang hanya tersisa 10% HP, justru menguasai inisiatif jelas di lapangan. Ini sudah tidak perlu dinilai dengan pandangan profesional kelas komentator. Bilah HP Jun Moxiao seperti terkunci kokoh tak tergoyahkan, sementara Yizhiyeqiu bagai keran yang terbuka, HP-nya berceceran keluar. Bahkan seorang Swordsman Ganas pun tak akan menjual darah seperti ini - bukti paling nyata posisi tertekan.
Yizhiyeqiu sebelumnya masih memiliki setengah HP. Dalam baku hantam tadi, Sun Xiang terus memberikan damage efektif pada Jun Moxiao. Ia menikmati sensasi kucing bermain tikus, merasa konsekuensi sepenuhnya di genggamannya. Ye Xiu terlihat berjuang, kewalahan menghadapi serangannya. Bergunakah itu? Kau... sudah ketinggalan zaman...
Kalimat itu rencananya akan diucapkan Sun Xiang di detik kemenangan terakhir. Namun kini, kondisi lapangan benar-benar terbalik. Bahkan lebih ekstrim: Jika sebelumnya ia masih merasa Ye Xiu berjuang, kini dirinya justru tak punya cara untuk melawan. Setiap serangan Jun Moxiao membuat pikirannya blank tak tahu harus memilih apa.
Sebenarnya di mana letak masalahnya?
Sun Xiang gelisah, menyaksikan HP-nya menurun sedikit demi sedikit. Dari sebelumnya 50%, dalam sekejap sudah terkikis menjadi 30%. Dalam 20% waktu ini, apa yang sudah dia lakukan? Tidak ada. Bahkan bergulat pun tak bisa. Apakah ini hasil akhir dari kesempatan yang dinantikannya selama ini?
Pertandingan ini memang sudah sangat timpang sejak awal perbandingan kedua pihak.
Di usianya yang masih muda dengan bakat luar biasa, dia ditakdirkan meninggalkan jejak penting di Liga Glory tahun-tahun mendatang. Sedangkan lawannya sudah pensiun lebih dari setahun, dengan prestasi puncak yang sudah berjarak enam tahun.
Karakter yang digunakannya adalah Yizhiyeqiu yang dijuluki Dewa Perang - jika menyebut ranking kedua di Glory, tak ada karakter lain yang berani mengklaim diri sebagai nomor satu. Lawannya hanya menggunakan karakter kecil yang baru dilatih saat Area 10 dibuka, bahkan namanya saja terdengar seperti memohon agar orang tidak menertawakannya.
Dia bertanding dengan kondisi full stamina. Sedangkan lawannya, setelah menyelesaikan pertandingan sengit sebelumnya, baru masuk ke arena ini dengan separuh HP. Meski sempat regenerasi di awal, tetap hanya 70% HP. Kedua pihak jelas tidak berada di garis start yang sama.
Dalam kondisi seperti ini, bagi Sun Xiang bukan hanya kekalahan yang tak bisa diterima, bahkan hasil imbang pun merupakan aib.
Tapi kini, dia seperti sedang menapaki jurang kekalahan. Ye Xiu dengan Jun Moxiao-nya secara perlahan mendorongnya ke tepi tebing dari belakang.
Kalah begitu saja?
Sama sekali tidak!
Sun Xiang tiba-tiba menyadarkan diri, melihat Jun Moxiao sedang menebaskan pedang ke arahnya. Dengan refleks dia mengoperasikan Yizhiyeqiu untuk meringkuk dan berguling menghindar. Gerakan ini tidak sepenuhnya keluar dari radius serangan Jun Moxiao, bahkan bisa dibilang manuver penghindaran yang gagal. Seorang pro player berpengalaman takkan melakukan rolling seperti ini.
Tapi Sun Xiang tetap melakukannya. Sebelum komentator sempat menyebut ini sebagai kesalahan, Yizhiyeqiu yang masih berguling di tanah langsung melanjutkan gerakan menggelinding setelah terkena tebasan itu, tanpa mencoba bangun sama sekali.
Penampilannya sangat memalukan. Dengan gerakan meringkuk sambil terus berguling menghindari serangan pedang Jun Moxiao, Yizhiyeqiu mengingatkan pada istilah "daging guling" - metafora untuk tindakan pengecut.
Ini jelas bukan pujian. Fakta bahwa karakter legendaris Dewa Perang yang selalu menjadi puncak dunia Glory ini bisa dikendalikan sehina itu benar-benar di luar dugaan. Bagaimana mungkin karakter prestisius yang selama ini diagung-agungkan justru dipermalukan seperti ini?
Arena mendadak hening. Fans Jia Shi tertegun. Di area pemain Jia Shi, ekspresi Tao Xuan mencerminkan rasa malu yang dalam. Matanya melirik ke sekeliling dengan gelagat mencurigakan, seolah berharap tak ada yang menyaksikan pertunjukan memalukan Yizhiyeqiu tadi.
“Sayangnya keinginannya ini sama sekali tidak mungkin terwujud. Yang menyaksikan momen ini, bukan hanya penonton di lokasi, tapi juga jutaan pemain Glory di depan layar Siaran.
Seluruh dunia Glory mungkin membeku pada detik ini, Yizhiyeqiu ternyata berhasil berguling-guling keluar dari gempuran bertubi-tubi Jun Moxiao dengan beberapa kali rolling beruntun.
Bahkan Ye Xiu pun terkejut melihat gaya bertarung yang memalukan ini? Tentu saja tidak.
Tak ada yang lebih paham darinya tentang apa yang baru saja terjadi. Beberapa rolling beruntun Yizhiyeqiu ini memang tidak elegan, tapi efektif. Sun Xiang benar-benar menyelamatkan Yizhiyeqiu dari serangan Jun Moxiao dengan operasionalnya.
Ritme pertarungan terputus!
Di saat seperti ini, lawan mungkin akan melancarkan serangan balik. Mengingat sifat Sun Xiang, dia pasti akan melakukannya dengan lebih terburu-buru. Ye Xiu tidak berani menyepelekan, segera menyesuaikan posisi Jun Moxiao mundur dua langkah untuk membuka ruang. Hasilnya, Yizhiyeqiu justru melakukan hal yang sama.
Alih-alih melawan balik, Sun Xiang malah menarik karakternya mundur, memperlebar jarak.
"Si pemalas ini... fokusnya kembali terkumpul?" Ye Xiu tertegun.
Kedua karakter saling berhadapan, tak ada yang nekat melakukan serangan kuat. Perbandingan HP: Yizhiyeqiu 30%, Jun Moxiao 10%.
"Yizhiyeqiu memiliki kelebihan yang jelas, tapi saat ini justru menunjukkan sikap rendah. Dalam situasi seperti ini tidak maju melakukan serangan mendadak, ini jelas bukan gaya khas Sun Xiang. Kalau si pemalas ini, meski HP tinggal 1% pun pasti merasa dirinya tak terkalahkan, dengan congkaknya akan menerjang maju melawan lawan. Tapi sekarang, dia malah memilih untuk mundur?"
Makna tersirat ini mungkin sulit ditangkap pemain biasa dalam sekejap, tapi bagi yang memahami gaya Sun Xiang dan pernah menganalisis khusus pemain ini, akan langsung merasakan keanehan.
Pan Lin dan Li Yibo segera menginterpretasikan keanehan ini kepada semua penonton.
Apakah ini pertanda sang jenius akan melakukan drop? Inilah suspense akhir yang dihadirkan kedua orang ini.
Karakter dari kedua pihak mulai bergerak, bukan maju cepat, tapi menyamping perlahan-lahan, mempersempit jarak di antara mereka.
Jun Moxiao sebenarnya memiliki metode serangan jarak jauh, tapi saat ini juga tidak menggunakannya, mempertahankan ritme yang hampir identik dengan Yizhiyeqiu milik Sun Xiang.
"Kedua belah pihak menjadi sangat hati-hati, tak ada yang gegabah melakukan serangan," kata Li Yibo.
"Ini mengingatkanku pada duel antar ahli sejati dalam novel silat. Meski hanya berdiri diam, postur mereka sudah sempurna tanpa cela. Di momen seperti ini, siapa yang bergerak duluan, dialah yang mungkin menunjukkan celah," ujar Pan Lin.
"Jangan bilang-bilang, memang ada nuansa seperti itu," sahut Li Yibo.
“Apakah Sun Xiang yang telah melakukan penyesuaian aktif ini akan segera meledak?” Pan Lin menekankan sekali lagi, jelas dirinya sendiri juga sangat menantikan hal ini.
Namun, tidak ada yang terjadi.
Setelah pergerakan hati-hati dari kedua belah pihak, akhirnya pertempuran pun dimulai. Namun tak lama kemudian, Yizhiyeqiu milik Sun Xiang kembali berada dalam posisi tertekan.
Apakah sang jenius akan meledak?
Kontras ini benar-benar seperti bahan tertawaan! Pan Lin dan Li Yibo kembali merasa terjebak dalam lubang.
“Serangan bertubi-tubi, Sun Xiang terlihat kurang memiliki solusi!” Komentar Pan Lin kembali ke pola lama, persis seperti kata-kata yang diucapkannya beberapa menit lalu saat kedua tim bertempur.
Pertandingan seolah kembali ke jalur semula. Hanya Ye Xiu yang tahu, sebenarnya tidak demikian.
Sebelumnya, Ye Xiu telah menyelidiki tingkat keselarasan antara Sun Xiang dan Yizhiyeqiu, menemukan detail celah yang bisa diperbesar. Kini situasi terbalik: Sun Xiang mulai mencoba membandingkan Ye Xiu dan Jun Moxiao untuk memverifikasi masalah-masalah yang muncul sebelumnya.
Sun Xiang sebelumnya sering kehilangan fokus, perhatian yang terpecah membuatnya tak mampu mendeteksi di bagian mana masalah muncul. Kali ini berbeda, konsentrasi penuh memungkinkannya mengidentifikasi masalah dengan tajam.
Ye Xiu menemukan celah, kini Sun Xiang berusaha menambalnya.
HP Yizhiyeqiu terus berkurang, fans Jia Shi yang menyaksikan saat ini merasa sangat gelisah dan kesal. Namun Sun Xiang tidak, dia justru semakin tenang dan fokus, masalah demi masalah berhasil dia identifikasi satu per satu.
Celah-celah yang terus dikorek oleh Ye Xiu ini membuat Sun Xiang tak bisa menahan rasa kagum sekaligus takut.
Masalah kompatibilitas antara dirinya dan karakter yang bahkan tak dia sadari ini, bagaimana mungkin Ye Xiu bisa memahami lebih baik darinya? Dan semua analisis ini, mungkin diselesaikan Ye Xiu selama pertandingan berlangsung?
Lawan ini... benar-benar mengerikan...
Untuk pertama kalinya, Sun Xiang merasakan ketakutan. Sebelumnya, dalam dua duel melawan Ye Xiu meski kalah, di hatinya hanya merasa sedikit kurang. Jika saja dia punya karakter sekuat Yizhiyeqiu, pasti kemenangan level akan diraih.
Baru sekarang dia benar-benar tersadar: Gelar Dewa Perang Yizhiyeqiu bukan didapat hanya dengan memakai satu set peralatan epik dan pose keren. Semua itu diraih Ye Xiu dengan mengoperasikan karakter ini langkah demi langkah melalui pertempuran.
Gelar kehormatan memang diberikan pada karakter, namun seharusnya diperuntukkan bagi pemain di balik karakter tersebut. Semua Glory (kejayaan) berasal dari mereka yang menghidupkan karakter-karakter ini.
Seberapa mengerikannya Dewa Perang, akhirnya Sun Xiang mengalaminya sendiri.
Tapi ini takkan menghentikan ambisi Sun Xiang akan kemenangan. Kesombongannya selalu berbisik: Seberapa pun kuatnya lawan, dirinya pasti lebih kuat.
Celah dengan cepat diperbaiki. Masalah-masalah ini selama ditemukan, bisa dihindari dengan lebih berhati-hati dalam operasional. Masalah keselarasan dengan karakter masih ada, tapi ini sendiri bukan alasan fatal. Keselarasan kedua pihak bukan tidak cukup, hanya tidak sempurna saja.
Penemuan ini jujur membuat Sun Xiang cukup senang. Jika versi tidak sempurnanya bisa mengalahkan Ye Xiu, itu akan membuktikan kekuatannya dengan lebih meyakinkan!
Momen untuk melawan balik hampir tiba! Sun Xiang memantau garis hidup Yizhiyeqiu. 10%, dia juga mengunci skala ini. HP Jun Moxiao sendiri di fase ini hampir tidak berkurang, masih sekitar segitu.
Kebetulan, HP semua sama. Pertarungan yang benar-benar adil dimulai dari sini!
HP Yizhiyeqiu 10%, Sun Xiang akhirnya meniup trompet perlawanan.
