Cepat sekali!
Melihat Yizhiyeqiu tiba-tiba berbalik arah, di detik berikutnya tombak legendaris Quexie sudah menyelinap di depan matanya. Wu Chen hanya sempat memiliki satu pikiran di benaknya.
Dia hanyalah pemain biasa tanpa refleks super cepat atau kecepatan tangan gila-gilaan. Serangan berirama tinggi seperti ini benar-benar sulit diparri-nya. Awalnya dia menjaga jarak dengan hati-hati, tapi kali ini Yizhiyeqiu terlalu dekat. Dengan panik dia memilih backstep sambil mempersiapkan Terbang Meriam, namun merasa sudah terlambat.
Dang!
Suara tembakan yang teredam.
Efek suara benturan senjata terasa sangat nyata. Sebatang tombak perang berwarna merah menyala menusuk dari samping, berhasil menahan Quexie yang hitam legam.
Datanglah!
Saat serangannya diparri, Sun Xiang langsung mengira Ye Xiu yang bertindak. Di Tim Xingxin, hanya Ye Xiu yang dianggapnya layak. Menurutnya, hanya Ye Xiu yang cukup berkualitas untuk melakukan parry serangan padanya.
Tapi sayangnya, di detik berikutnya Sun Xiang sudah mengenali lawannya: Han Yanrou.
Sun Xiang langsung merasa jengah.
Jika itu Jun Moxiao milik Ye Xiu, mungkin dia akan bermain-main sebentar. Tapi melihat yang ini, Sun Xiang langsung memutuskan untuk menjalankan instruksi Xiao Shiqin dengan teguh: hancurkan Xiao Qiang.
Tiba-tiba, serangkaian efek yang mirip kembang api menyembur dari ujung tombak perang merah menyala di tangan Han Yanrou, melesat seperti meteor menuju One Autumn Leaf.
Flowing Flame!
Sun Xiang tentu mengenal efek serangan ini, mengetahui ini adalah efek khusus dari senjata yang memiliki persentase kemungkinan pemicu, biasanya tidak terlalu tinggi. Tapi lawannya beruntung, bisa memicunya hanya dalam sekali parry serangan. Tapi, apa artinya itu?
Sun Xiang langsung mengabaikan serangan Flowing Flame ini. Untuk efek khusus senjata biasa, perlukah One Autumn Leaf si Dewa Perang menghindar dengan susah payah?
One Autumn Leaf bukannya mundur malah maju, di bawah kendali Sun Xiang berusaha menerobos blokade Han Yanrou. Siapa sangka di tengah semburan Flowing Flame, tombak perang merah menyala di tangan Han Yanrou tiba-tiba berubah arah.
Longya?
Bukan.
Combo Thrust?
Bukan juga.
Tarian Tongkat Bundar?
Bukan sama sekali.
Fury Dragon Piercing Heart!
Tusukan ini langsung mengarah ke jantung One Autumn Leaf, ternyata ini adalah skill ultimate Level 60 Battle Mage: Fury Dragon Piercing Heart. Bentuknya mirip tusukan biasa, tapi kekuatannya jauh melampaui serangan Longya dan tusukan biasa lainnya.
Serangan ultimate seperti tusukan ini, mana mungkin bisa dihadang dengan serangan biasa? Apalagi menabrakkan tubuh tanpa alasan. Terpaksa Sun Xiang memilih mundur cepat, dengan dua gerakan backstep berturut-turut, Yizhiyeqiu baru bisa menghindar dari Fury Dragon Piercing Heart ini. Namun serangan Han Yanrou belum berhenti, serangan berikutnya sudah bersiap meluncur. Battle Format milik Qiu Fei telah menyerbu dari sayap, menghentikan serangan lanjutan Han Yanrou.
Di mata orang luar, ini hanya kolaborasi tim yang normal. Tapi bagi Sun Xiang, ini aib! Han Yanrou kelas rendahan ini sampai harus ditambal celahnya oleh Qiu Fei?
Sun Xiang murka, Yizhiyeqiu melangkah maju, membalas dengan Fury Dragon Piercing Heart versinya yang lebih jitu dan gesit dibandingkan Han Yanrou.
Battle Format Qiu Fei yang semula memberi perlindungan depan, begitu melihat Yizhiyeqiu Sun Xiang kembali menyerbu, segera minggir memberi ruang. Tombaknya beralih target, tetap menjalankan instruksi Xiao Shiqin untuk mengejar Xiao Qiang.
Tapi Wu Chen sudah mendapat perlindungan dari Tang Rou, kini telah memanfaatkan kesempatan untuk mundur dengan teknik Terbang Meriam. Ketika pasukan mekanis Sheng Ling Mie milik Xiao Shiqin menyerbu, mereka justru terperangkap dalam Ghost Array yang dipasang Qiao Yifan. Prop mekanis Mecha Specialist jauh lebih rapuh dibanding summoning Summoner, banyak yang bahkan hanya berupa prop serangan sekali pakai. Ghost Array juga memberikan damage terhadap prop mekanis atau summoning Summoner. Prop mekanis yang rapuh ini hampir tak mungkin keluar utuh begitu masuk dalam jangkauan array. Xiao Shiqin buru-buru melakukan penyesuaian strategi, tidak mungkin membiarkan begitu banyak skill terbuang percuma. Akhirnya momentum untuk mengejar Xiao Qiang pun terlewat.
Xiao Shiqin sangat kecewa. Ia tahu kali ini Ye Xiu lagi-lagi berhasil mengakali strateginya lebih dulu. Perlindungan dari Han Yanrou dan penyergapan Ghost Array Yicunhui, semuanya menjadi batu pijakan untuk melindungi mundurnya Xiao Qiang. Xingxin sudah memprediksi serangan utama Jia Shi sejak awal.
Orang ini... tetap sama sulitnya seperti dulu...
Xiao Shiqin merenung dalam hati. Dia tidak sesombong Sun Xiang, tapi jelas, orang yang paling diperhatikannya di pihak Xingxin juga adalah Ye Xiu. Dia punya cukup pengalaman bertarung melawan Ye Xiu, secara umum lebih sering kalah daripada menang. Tapi saat itu, Jia Shi yang dipimpin Ye Xiu jauh lebih kuat dibanding Thunderclap, situasi Xiao Shiqin jelas sangat tidak menguntungkan. Meski sering kalah, ini tidak membuatnya meremehkan diri sendiri. Dia masih cukup percaya pada kemampuannya. Tapi sekarang, posisi mereka bertukar: dia memegang kartu bagus bernama Jia Shi, sedangkan Ye Xiu? Hanya memimpin tim akar rumput yang bahkan lebih lemah dari Thunderclap. Tapi konsekuensi pertandingannya? Jauh melampaui ekspektasi orang.
Dewa Glory...
Mengingat gelar paling megah yang disandang orang ini, Xiao Shiqin merasa perlu melakukan tinjauan mendalam terhadap kekuatan Ye Xiu. Selama ini, keberadaannya di klub elite seperti Jia Shi mungkin telah mengaburkan kilau individu di balik kekuatan tim. Misalnya, setiap kali kalah dari Ye Xiu dulu, dia selalu merasa bukan karena kemampuannya inferior, tapi karena perbedaan kekuatan antar tim!
Tapi sekarang, ketika kekuatan sudah terbalik, mengapa Jia Shi masih kesulitan? Kali ini, sepertinya tidak ada alasan "perbedaan kekuatan tim" lagi!
Xiao Qiang sudah mendapat perlindungan saat mundur, lalu apa selanjutnya?
Xiao Shiqin mengamati situasi di lapangan. Terus bertarung tanpa arah seperti ini bukan solusi. Perlu menemukan terobosan untuk memberikan damage efektif pada Xingxin.
Doron!
Suara Telapak Bunga Rontok yang menghantam target menarik perhatian kamera Xiao Shiqin. Sun Xiang vs Tang Rou, jelas lebih unggul dalam skill dan karakter, setelah beberapa round, Yizhiyeqiu menggunakan Telapak Bunga Rontok menghantam Han Yanrou hingga terlempar. Bersama Battle Format, mereka langsung menyerbu untuk melanjutkan pengejaran.
Xiao Qiang berhasil kabur dari radius serangan, sehingga Sun Xiang dan Qiu Fei mengalihkan target serangan ke Han Yanrou. Di arena pertandingan, meski penting mendengarkan pemimpin, pemain bukanlah boneka yang harus mengikuti semua instruksi detail. Seringkali pemain perlu mengamati situasi sendiri dan membuat pertimbangan.
Melihat kedua rekannya telah mengubah fokus serangan dengan situasi yang baik, Xiao Shiqin segera mengarahkan senjatanya untuk meluncurkan serangan ke arah Han Yanrou. Saat ini di Tim Jia Shi selain dua orang tadi hanya dia seorang attacker, karena dua orang tersebut sudah inisiatif fokus fire, dia mengikuti dengan mudah tanpa perlu mengatur anggota lain. Adapun Zhang Jiaxing, cukup terus melakukan healing sesuai ritme.
"Matilah kau!" Sun Xiang mengetik di channel publik, jelas masih kesal karena gangguan Han Yanrou yang menggagalkan rencana mereka, lebih marah lagi karena yang menghalanginya bukan Ye Xiu melainkan karakter kecil seperti ini.
Taktik bayangan Sun Xiang dan Qiu Fei, ditambah dukungan tembakan dari master strategi Xiao Shiqin, kombinasi seperti ini sama sekali bukan sesuatu yang bisa dihadapi sendirian oleh siapapun di Glory. Namun saat ini, menghadapi kombinasi sekuat ini, Tang Rou dengan tegas tidak mundur. Han Yanrou mengayunkan tombak perangnya, bahkan masih mengambil posisi menyerang.
"Benar-benar pemula..." Sun Xiang mencibir dengan merendahkan. Dengan sikap nekat seperti ini, dia akan membuatnya tumbang dalam sekejap.
Tapi ejekannya ini, saat dilihat oleh Xiao Shiqin, tiba-tiba membuatnya terkejut.
Apakah ada pemula di Tim Xingxin? Dulu mungkin ada, tapi sekarang, mana mungkin ada pemula yang turun ke arena untuk bertanding.
Orang-orang Xingxin pasti bisa menilai perbedaan kekuatan ini. Han Yanrou sama sekali tidak mendapat bantuan, apakah dia sengaja bertahan untuk mengorbankan diri demi memberi waktu pada yang lain, atau...?
Kamera Xiao Shiqin berputar cepat. Karakter-karakter Xingxin tidak meninggalkan lokasi meski serangan telah teralihkan ke Han Yanrou. Mereka masih mempertahankan posisi bertempur.
Tapi, bagaimana dengan Jun Moxiao?
Xiao Shiqin mengamati sekeliling dan terkejut mendapati Jun Moxiao sudah menghilang!
Ini karakter yang selalu dia awasi ketat. Hanya karena beberapa detik perhatiannya teralihkan ke Han Yanrou saat akan memusatkan serangan, orang ini tiba-tiba menghilang entah ke mana?
Kamera berputar 720 derajat, bayangan Jun Moxiao akhirnya ditemukan Xiao Shiqin. Si pemalas ini sembunyi licik di balik batang pohon tumbang, saat mengintip langsung terlihat. Begitu melihat kedua tangan Jun Moxiao terbuka, Xiao Shiqin kaget. Matanya melirik ke arah yang dituju tangan Jun Moxiao - Zhiying! Zhiying milik Zhang Jiaxing.
"!!!" Xiao Shiqin bahkan tak sempat mengetik peringatan, hanya bisa menggunakan cara ini untuk mengingatkan semua orang. Sayangnya terlambat. Zhang Jiaxing sedang fokus menjaga HP Yizhiyeqiu dan Battle Format, sama sekali tak menyadari ada penyergap dari arah itu. Begitu tanda seru diketik Xiao Shiqin, Zhiying terlempar.
Catch Cloud Hand!
Skill non-low tier yang seharusnya menjadi milik kelas Yudo, dipukul menggunakan Senjata Perak Qianji San. Dalam pertandingan melawan Tim Zhuxian, skill ini pernah digunakan untuk menyergap dan berhasil mencuri Pastor dari formasi lawan.
Kali ini, Tim Jia Shi ternyata terjebak taktik yang sama.
Teknik serupa, penerapan berbeda.
Saat melawan Zhuxian, tak ada yang menyangka Loner ini memiliki trik seperti itu. Jun Moxiao muncul secara terang-terangan, memanfaatkan perhatian lawan yang teralihkan oleh rekan setim untuk langsung melakukan manuver.
Menghadapi Jia Shi, Ye Xiu telah mempertimbangkan kewaspadaan lawan dan menahan diri sampai saat ini baru menemukan kesempatan. Han Yanrou milik Tang Rou melawan tiga orang sekaligus? Ini jelas bukan tindakan pemula atau nekat, melainkan umpan untuk mengalihkan perhatian Jia Shi. Keuntungan semudah ini, siapa yang tidak ingin merebutnya? Hasilnya, saat mereka berusaha membunuh Han Yanrou, Healer mereka justru disingkirkan.
Apakah ini pertukaran?
Tidak!
Ketangguhan Han Yanrou melampaui imajinasi semua orang. Tiga Battle Mage bertarung dalam kelompok, dia melawan dua musuh sendirian. Meski tertekan, tombak perangnya masih menari tak tertembus.
Seperti apa kecepatan tangan ini?
Menyaksikan ritme pertarungan Han Yanrou yang begitu cepat, semua orang terpana.
"Dibandingkan denganmu... bagaimana?" Di tribun penonton, pemain Micro Grass Xu Bin tiba-tiba bertanya pada Liu Xiaobie di sebelahnya. Kecepatan tangan selalu menjadi senjata andalan Liu Xiaobie.
Liu Xiaobie tidak menjawab. Apakah karena tidak bisa membandingkan, atau malu mengaku kalah?
