Bagaimana akhir pertarungan ini?
Tak ada yang bisa memprediksi, tak ada waktu untuk memprediksi. Pertarungan output ini sebenarnya hanya terjadi dalam belasan detik. Setiap orang menggunakan metode output paling efisien, skill besar dengan recovery frame lambat dianggap sebagai buang waktu dalam situasi seperti ini.
HP kedua tim menurun drastis, namun dari sini terlihat meski serangan gila-gilaan, kedua belah pihak tetap mempertahankan metodologi. Xingxin jelas-jelas fokus serangan terkonsentrasi pada Battle Format. HP 55% Battle Format langsung terlupakan. Sejak pertempuran pecah, angka ini terus berkedip, jatuh dengan cepat.
Dalam hal kekuatan karakter, Xingxin tak bisa menyaingi Jia Shi. Tapi Xingxin punya kelebihan satu orang, tiga orang menyerang terkonsentrasi. Dalam situasi mengabaikan pertahanan dan fokus menyerang ini, menghancurkan satu karakter hanyalah hitungan detik.
Bagaimana dengan pihak Xingxin? Sejujurnya situasi lebih parah. Total HP tiga karakter mereka bahkan tak menyamai satu pun karakter Jia Shi. Kelebihan satu orang hanya memberi mereka output ekstra. Tapi tanpa basis HP yang solid, bagaimana output bisa dipertahankan? Karakter dengan HP tertinggi di antara mereka hanya Jun Moxiao 13%. Dalam situasi pertempuran terbuka ini, menjadi sasaran serangan terkonsentrasi Yizhiyeqiu dan Battle Format, kematiannya hanyalah masalah waktu.
Situasi sangat tidak menguntungkan Xingxin. Satu-satunya harapan adalah Pastor mereka. Tapi sebelum Pastor tiba, bisakah Xingxin bertahan?
Periode waktu ini hanya sekejap. Dalam sekejap itu, semua penonton menyaksikan kemampuan high-end yang hanya dimiliki oleh gaya bermain Loner: serangan mulus dengan skill low-tier yang tersambung tanpa celah.
Tidak ada kelas yang memiliki begitu banyak skill low-tier dengan CD pendek. Pertempuran sudah mencapai level ini, tidak ada yang akan menunggu semua skill karaktermu selesai cooldown baru bertindak. Jadi sejak pertempuran dimulai, Pohon Skill kelas mana pun tidak akan pernah utuh lagi karena pasti ada skill yang sedang cooldown. Semakin sengit pertarungan, semakin banyak CD yang muncul.
Pertarungan Jia Shi vs Xingxin sudah mencapai puncak kesengitan, namun dalam kondisi seperti ini, Pohon Skill Jun Moxiao justru masih tetap utuh.
Hanya bisa dikatakan "hampir utuh", karena Jun Moxiao juga terus menggunakan skill. Skill low-tier pun memiliki CD. Tapi status "hampir utuh" ini, jika dibandingkan dengan karakter lain, adalah keunggulan tak tertandingi.
Di tengah pertempuran sengit, bahkan pemain terhebat sekalipun akan merasakan skill mereka tidak cukup.
Rantai output siklus skill yang terhubung mulus? Itu PVE, hanya di PVE pola tetap seperti itu ada. Di sini adalah medan PVP, apalagi PVP level tinggi, mana mungkin ada ruang dan waktu untuk melakukan siklus output se-nyaman di PVE?
Ritme pertarungan yang tinggi akan segera membuat pemain merasa kehabisan skill, ruang pilihan semakin menyempit.
Atlet profesional harus ahli mengontrol ritme, jangan sampai terjebak dalam posisi pasif yang canggung. Tapi bagaimanapun, skill pasti digunakan, CD pasti terjadi. Begitu ritme pertempuran memanas, ruang gerak pasti tertekan.
Tapi masalah seperti ini tidak ada pada Loner!
Pada saat kritis Xingxin ini, ketika kedua belah pihak sudah hampir kehabisan opsi di Pohon Skill mereka, Jun Moxiao milik Ye Xiu tetap mempertahankan ritme pertarungan yang utuh dan ganas. Sementara serangan anggota tim lainnya mulai melemah, Jun Moxiao masih terus melancarkan berbagai taktik.
Tidak perlu mempertimbangkan faktor cooldown, selalu tersedia skill yang bisa digunakan - ini mungkin mimpi basah bagi banyak pemain bahkan atlet profesional. Tapi sekarang, kelas Loner justru mewujudkannya. Terutama dalam sisa pertarungan seperti ini, kekuatan Loner terus membesar seiring menyusutnya Pohon Skill lawan.
Skill yang belum digunakan, selamanya adalah yang paling menakutkan.
Sedangkan skill Loner selalu dalam status "belum digunakan", karena jumlah skillnya yang melimpah dan cooldown yang sangat singkat.
Xingxin bertahan mati-matian selama beberapa detik sebelum Xiao Shou Bingliang tiba, tapi tak ada yang benar-benar memahami apa yang terjadi selama detik-detik itu. Kekuatan Loner di akhir pertarungan bukanlah hal yang bisa dipahami penonton, tapi justru lawan di lapangan. Hanya Sun Xiang dan Qiu Fei yang merasakan cengkeraman Jun Moxiao.
Bagaimana dengan komentator siaran televisi?
Mereka masih menyayangkan kedatangan Xiao Shou Bingliang yang dianggap menguntungkan Jia Shi!
"Tidak, belum berakhir!" Tiba-tiba Li Yibo berseru.
Upaya maksimal Jun Moxiao dalam membendung serangan, meski hanya membantu timnya bertahan di tahap ini, sudah merupakan pencapaian yang luar biasa. Namun serangan Sun Xiang dan Qiu Fei tidak benar-benar terhentikan. Tiga anggota Xingxin tetap menerima banyak serangan, hanya saja belum mencapai titik fatal.
Saat Xiao Shou Bingliang tiba, melihat HP ketiga anggota Xingxin yang nyaris habis, dia sama sekali tidak berani menggunakan skill yang membutuhkan chanting. Dalam waktu casting tersebut, anggota timnya bisa saja tumbang kapan saja.
Secara instan, dua cure spell tanpa casting time langsung dilemparkan.
Lalu? Tidak ada lagi. Untuk healing berikutnya harus melalui proses casting. Semua skill instan dari tiga jenis cure spell sudah habis terpakai.
Healer bukanlah dewa. Proses penyembuhan tetap membutuhkan waktu.
Namun HP karakter Xingxin sudah terlalu kritis. Dalam proses ini, mereka hampir tidak bisa bertahan. Ada situasi dimana bahkan healer pun tidak bisa menyelamatkan.
Setelah kehabisan skill instan, An Wenyi mulai melakukan chanting untuk healing spell. Tapi tepat saat akan mengoperasikan, instruksi Ye Xiu tiba-tiba muncul di channel: "Sacred Light".
Sacred Light?
Di saat seperti ini malah tidak menyembuh, tapi meminta dukungan offensive?
Semua yang membaca instruksi Ye Xiu terkejut. Mereka meragukan mata sendiri, memikirkan apakah kata "Sacred Light" punya makna lain. Jangan-jangan ini perintah untuk healer berhenti menyembuh dan menggunakan skill support?
Penonton punya waktu untuk menganalisis, tapi pemain di lapangan tidak. Melihat instruksi, An Wenyi sama sekali tidak berpikir, langsung mengeluarkan skill Sacred Light. Targetnya adalah Battle Format yang HP-nya lebih rendah, jelas menjadi fokus serangan Xingxin. Jika An Wenyi tidak bisa menilai ini, sungguh akan mengecewakan upaya sulit Ye Xiu menyusup ke Dominant Hero untuk merekrutnya dari ribuan pemain.
Sacred Light menyelimuti Battle Format. Bukan cuma penonton yang terkejut, bahkan Sun Xiang dan Qiu Fei pun bingung melihat Xiao Shou Bingliang tiba-tiba menggunakan Sacred Light.
Tapi mereka tidak punya waktu untuk berhenti dan berpikir. Pastor lawan sudah sampai di lokasi, setiap detik sangat berharga. Jika upaya pembunuhan cepat gagal dan Xiao Shou Bingliang berhasil menstabilkan HP tim, maka kemenangan akan berpihak pada mereka.
Gempuran!
Tetap dengan intensitas serangan maksimal.
Sun Xiang dan Qiu Fei sudah mempersiapkan diri untuk terus menghujani serangan meski ada heal dari pastor.
Ini adalah skenario yang dipersiapkan Xiao Shiqin. Setelah berhasil menekan HP dua anggota Xingxin, Sun Xiang dan Qiu Fei memanfaatkan waktu sebelum pastor datang untuk memperkuat ofensif. Sangat sulit mempertahankan keunggulan bahkan setelah pastor lawan tiba.
"Kita pasti bisa!"
Mata Sun Xiang dan Qiu Fei sudah memerah oleh amarah. Mereka hanya fokus pada sisa-sisa HP terakhir karakter Xingxin, menyerang tanpa henti untuk menghabiskannya.
"Berhasil!"
Baozi Invasion HP mencapai nol, situasi yang bahkan Healer tak bisa selamatkan. Baozi Invasion tumbang, Jia Shi akhirnya berhasil merebut kill.
Lalu bagaimana selanjutnya? Yicunhui, HP-nya sudah di angka desimal, bisa dihabisi?
Tumbang lagi!
Yicunhui tumbang, kill kedua berhasil.
Berhasil!
Dua lawan dua, punya Healer pun tak apa! Kemenangan adalah milik kita! Sun Xiang bergetar girang, lawan di hadapan tinggal satu. Dengan operasional gila-gilaan, Yizhiyeqiu langsung menyergap. Akhirnya dia bisa mengalahkan orang ini.
Tapi Jun Moxiao tiba-tiba melompat, menembakkan Anti-Tank Cannon ke arah Battle Format sambil terlempar mundur.
Sun Xiang memutar kamera sejenak mengikuti serangan itu. Matanya melotot. Dengan panik dia mengoperasikan Yizhiyeqiu dash ke depan, mencoba menghadang tiga peluru meriam itu dengan tubuh karakternya.
Tapi terlambat. Jun Moxiao tak hanya menembakkan tiga peluru. Sebuah granat pun menggelinding dari tanah.
Battle Format, Qiu Fei's Battle Format kehabisan HP.
Selama ini, pemain bayangan yang selalu mendampinginya tak pernah dianggap penting oleh Sun Xiang. Tapi di detik ini, dia benar-benar berharap Battle Format tak tumbang. Rela mengorbankan Yizhiyeqiu untuk menjadi perisai bagi bayangannya.
"Tapi semuanya sudah terlambat." Di tengah kobaran api ledakan, Battle Format tak lagi bisa melarikan diri. Ia menghabiskan sisa-sisa nyawa terakhirnya. Battle Format, tumbang.
"Aaaaaaah!!!"
Raungan Sun Xiang di area pemain tak terdengar orang luar. Yizhiyeqiu tiba-tiba berbalik arah, segera menggunakan skill yang sudah selesai cooldown.
"Haolong Pojun!!!"
Mengejar Jun Moxiao yang terlempar mundur, dalam sekejap sudah menusuk sampai di depan.
"Matilah kau!!!" Sun Xiang menggeram dengan gigi terkepal, sama sekali tak peduli apakah lawan bisa mendengar raungannya.
Jun Moxiao yang melayang di udara benar-benar tak bisa menghindari serangan ini. Hanya bisa menghunus pedang untuk block, mengkompensasi damage, tapi seluruh tubuhnya tetap terlempar oleh serangan dahsyat ini.
Sebelum Jun Moxiao sempat mendarat, pancaran cahaya suci sudah menyinari tubuhnya.
Holy Restoration.
Skill yang membutuhkan chanting terlama sekaligus healing power terbesar Pastor, kini menyinari Jun Moxiao dengan presisi sempurna.
15%！
Skill heal top tier dengan chanting super panjang ini langsung memulihkan HP Jun Moxiao dalam jumlah besar.
Healing yang membuat Sun Xiang putus asa.
1 vs 2 dengan healer di pihak lawan, situasi seperti ini...
"Sudah kubilang, Glory bukan game solo. Sekarang, Sun Xiang... bagaimana pendapatmu?" Jun Moxiao mendarat dalam aura Holy Restoration, sementara pesan muncul di channel publik.
Glory bukan game seorang diri?
"Menjelaskan logika ini dalam situasi 2v1 dengan healer? Contoh ini benar-benar membuat orang terdiam, namun tak terbantahkan. Ini adalah analogi yang begitu hidup hingga terasa berdarah-darah."
Sun Xiang awalnya belum mau menyerah, sedang berpikir untuk cepat-cepat menyerang Xiao Shou Bingliang dan mengalahkannya terlebih dahulu. Namun setelah membaca kalimat Ye Xiu ini, seketika semua semangat juangnya lenyap. Ia tahu, kesempatannya telah hilang.
"Benar... Glory, bukanlah game satu orang..." Setelah mengetik balik kalimat ini di channel, Sun Xiang tidak mengetik GG, sudah diam-diam menarik diri dari pertempuran.
