Situasi Yi Zhan dan Xingxin bisa dibilang sangat berbeda.
Tapi meski begitu, Ye Xiu tetap tenang menggunakan naskah pidato kapten mereka hampir tanpa perubahan. Wartawan langsung panik setelah tahu kebenaran.
Untungnya... pernyataan semacam ini isinya cuma omong kosong, tidak diharapkan ada titik ledak. Setelah menutup dada mendengarkan pidato kapten yang sudah didengar tahun lalu, wartawan akhirnya bertahan sampai agenda tanya-jawab yang paling dinanti.
“Hmm, sekarang masuk ke sesi tanya jawab wartawan.” Petugas media Liga baru saja mengumumkan, langsung banyak tangan yang terangkat di bawah. Untungnya anggota Tim Mitos sudah pergi, kalau tidak, melihat perbedaan perlakuan seperti ini pasti akan sangat kecewa.
Banyaknya tangan yang terangkat justru menjadi masalah. Saat jari menunjuk ke arah kerumunan, sekelompok orang langsung berdiri, harus memilih lagi dari kerumunan itu siapa yang akan dijawab.
Wartawan pertama yang dipilih berdiri di bawah tatapan iri dan dengki semua orang.
"Selamat siang, saya wartawan dari B Times. Pertama-tama, selamat kepada Tim Xingxin yang memenangkan final Tantangan Rookie dan berhasil mendapatkan kualifikasi masuk Liga." Ucapan selamatnya ditujukan ke seluruh tim, tapi pandangannya terkonsentrasi pada Ye Xiu. Ye Xiu dengan pasrah mewakili tim menjawab: "Terima kasih."
"Saya tidak bermaksud merendahkan Xingxin, tapi Xingxin memang memenangkan kemenangan yang sangat ajaib. Namun yang lebih membuat saya terkejut bukanlah hasilnya, melainkan prosesnya. Dalam pertandingan tim, Xingxin selalu memegang inisiatif. Menurut saya ini lebih sulit daripada sekadar memenangkan hasil. Saya penasaran, sebenarnya bagaimana Xingxin bisa melakukan ini?" tanya wartawan tersebut.
"Ini tidak perlu dikagetkan," Ye Xiu tersenyum. "Kesempatan selalu diberikan kepada pihak yang lebih siap."
"Siap?" Wartawan itu tertegun. "Sepengetahuan saya, Jia Shi juga tidak mengabaikan persiapan untuk pertandingan ini. Sejak turnamen offline dimulai, mereka sudah mulai meneliti untuk final ini. Seminggu sebelum pertandingan bahkan melakukan pelatihan tertutup. Menurut saya Jia Shi juga sudah sangat siap."
“Tapi sangat disayangkan kami lebih siap.” Ye Xiu berkata.
Para wartawan panik, apakah maksudnya mengulang-ulang omongan kosong begini? Ini jelas-jalan buang waktu!
“Mengapa Anda bisa begitu yakin?” Wartawan itu buru-buru mendesak.
“Karena untuk pertandingan ini, kami sudah mempersiapkan diri selama satu tahun penuh.” Ye Xiu menjelaskan.
Semua orang terdiam kaku.
Satu tim baru memulai dari turnamen offline dengan persiapan total sebulan, sementara tim lain langsung melompat ke persiapan setahun.
Ini benar adanya!
Seluruh wartawan langsung menyadari. Karena setahun lalu, saat Jia Shi tereliminasi dari Liga, sudah pasti mereka akan menjadi BOSS terakhir yang belum pernah ada dalam sejarah Tantangan Rookie. Siapa pun yang ingin menaklukkan turnamen ini pasti harus melewati rintangan ini. Wajar jika Xingxin mulai menganalisis Jia Shi sejak saat itu.
Satu tahun penelitian, apalagi yang melakukannya adalah Ye Xiu yang sudah sangat familiar dengan Jia Shi...
Lalu bagaimana dengan pihak Jia Shi? Sekalipun mereka tahu sejak awal Ye Xiu ada di Xingxin, akankah mereka mendedikasikan diri sepenuhnya untuk meneliti lawan seperti Xingxin? Fokus mereka selama ini sebenarnya hanya pada Ye Xiu seorang, bukan? Tapi dalam pertandingan tim itu, setiap anggota Xingxin menunjukkan nilai mereka. Mungkin belum yang terhebat, namun ciri khas masing-masing benar-benar terpancar sempurna.
Apakah ini hanya karena performa pemain Xingxin lebih baik?
“Sekarang semua sudah tahu, itu bukan karena keberuntungan, melainkan hasil persiapan matang yang dilakukan selama ini! Untuk pertarungan kali ini, Xingxin mungkin sudah melakukan latihan khusus yang tak terhitung jumlahnya.”
Persiapan selama setahun membuat suasana hening di lokasi cukup lama, hingga pejabat pers mengingatkan kembali, para wartawan baru kembali fokus.
Wartawan kedua yang bertanya kini berdiri, namun pertanyaannya tak lagi menyangkut pertandingan tersebut. Sudah seminggu berlalu, melaporkan hal itu sudah kehilangan nilai aktualitas. Saat ini, justru ada topik yang lebih bombastis.
“Pertanyaan saya ditujukan untuk Kapten Ye Xiu. Sebagai mantan kapten Tim Jia Shi, pasti Anda sudah mendengar kabar penjualan klub tersebut. Bagaimana pendapat Anda tentang hal ini?”
“Saya yakin Jia Shi tidak akan tumbang. Jia Shi akan memiliki masa depan yang gemilang,” kata Ye Xiu.
“Tapi melihat kondisi saat ini, kemungkinan besar Jia Shi akan dijual secara terpisah. Nama Jia Shi mungkin akan hilang selamanya,” ujar wartawan.
Ye Xiu tersenyum: “Dengan begitu banyak orang yang mencintai dan peduli pada Jia Shi, menurutmu nama ini benar-benar akan pudar? Saya yakin, pasti akan muncul penerus Jia Shi. Klub ini tidak akan runtuh karena keputusan satu orang. Karena Jia Shi bukan sekadar komoditas, melainkan spirit, bahkan budaya. Ia hidup di hati setiap penggemarnya. Merekalah Jia Shi sejati yang tak bisa diperjualbelikan. Selama mereka ada, Jia Shi takkan pernah tumbang.”
“Bagus sekali!” Tiba-tiba ada yang berteriak keras di lokasi. Para wartawan menoleh dan melihat rekan mereka yang sedang diliputi semangat heroik tak terbendung. Yang mengenalnya tahu, ini adalah fans fanatik Jia Shi sejati. Pidato yang bagi orang lain terdengar seperti retorika kosong, justru menyentuh hati fans sejati Jia Shi ini.
Hanya fans sejati Jia Shi yang bisa merasakan kebingungan dan kecemasan yang dibawa berbagai kabar tentang Jia Shi belakangan ini. Tapi sekarang, perkataan Ye Xiu membuatnya tersadar seketika.
“Jia Shi tidak akan pernah runtuh!” Pria ini seperti sedang meneguhkan tekad, kembali berseru dengan penuh keyakinan.
“Benar.” Ye Xiu di atas panggung juga mengangguk tegas.
Mantan Kapten Jia Shi yang kini telah memikul tanggung jawab baru, sama sekali tidak menunjukkan belas kasihan saat berhadapan dengan Jia Shi. Bahkan bisa dikatakan, kondisi sulit yang dialami Jia Shi sekarang adalah hasil assist yang ia berikan dengan tangannya sendiri. Tapi inilah seorang anggota Jia Shi sejati, yang lebih dari siapapun memahami esensi Jia Shi.
Jia Shi bukan komoditas yang bisa dihancurkan begitu bos memutuskan untuk menjualnya. Selama semangat Jia Shi masih hidup, ia akan tetap eksis. Paling-paling, seperti Xingxin yang berdiri dari warnet, merekrut dari akar rumput. Mereka mungkin tak memiliki karakter bintang andalan atau atlet andalan seperti Jia Shi, tapi selama mewarisi semangat Jia Shi, maka merekalah Jia Shi yang sebenarnya.
"Terima kasih!" Wartawan ini telah sepenuhnya melupakan tugas utamanya. Ia berdiri dan membungkuk dalam-dalam ke arah Ye Xiu di atas panggung. Rekan-rekan yang mengenalnya tahu, sebagai fans berat Jia Shi, saat terungkap bahwa Ye Xiu akan menjadi lawan Jia Shi di Tantangan Rookie, dia pernah menulis banyak artikel yang mempertanyakan dan mengutuk Ye Xiu. Namun sekarang, dari kapten lama ini dia benar-benar memahami makna sejati Jia Shi. Menurutnya, ucapan terima kasih ini harus disampaikan.
"Kurang ajar, semangat." Saat ini, Ye Xiu seolah tidak melihat seorang wartawan, melainkan saudara yang pernah bertempur bersamanya.
Konferensi pers terperangkap dalam atmosfer yang sulit dijelaskan. Untuk sementara, semua orang kehilangan kata-kata.
"Ehem, apakah tidak ada lagi pertanyaan dari teman-teman wartawan di lokasi?" Petugas media Liga bertanya.
Pertanyaan? Tentu saja ada. Para wartawan sebelumnya menyimpan segudang pertanyaan untuk momen ini. Tapi setelah memahami niat Ye Xiu, tiba-tiba mereka menyadari banyak pertanyaan telah terjawab dengan sendirinya. Kisah masa lalu Ye Xiu dan Jia Shi kehilangan nilai gosip. Mereka telah merasakan dengan jelas ketulusan Ye Xiu.
