Keributan seputar Jia Shi masih berlanjut, namun aset besar seperti Jia Shi tidak semudah mengambil alih Tim Wu Ji. Belum lagi karakter legendaris Yizhiyeqiu yang dijuluki Dewa Perang, nilainya mungkin sudah melebihi seluruh nilai Tim Wu Ji. Apalagi Jia Shi memiliki pondasi bertahun-tahun di Liga, basis pelatihan sendiri, arena pertandingan sendiri yang semuanya dibangun selama periode perkembangan pesat Liga. Jia Shi sudah menjadi raksasa yang tidak bisa ditelan bulat-bulat begitu saja. Seruan opini publik dan sikap fans telah membangkitkan kembali nilai potensialnya, hal ini memang bisa memicu minat tertentu, tetapi justru meningkatkan tingkat kesulitan akuisisi. Jika mengevaluasi nilai potensial ini, nilai Jia Shi akan semakin tinggi.
Namun yang menguntungkan bagi calon pembeli saat ini adalah bos Jia Shi Tao Xuan telah dipaksa ke posisi dimana dia harus menjual Jia Shi. Tim Jia Shi, di tangan siapapun masih bisa dikelola menjadi proyek menguntungkan, kecuali di tangannya sendiri yang akan kehilangan banyak fans dan menjadi barang rugi.
Arah sudah jelas, selanjutnya bagaimana dinamika transaksi Jia Shi akan berjalan, itu perlu dibahas sendiri oleh pihak penjual dan pembeli dengan pertimbangan yang tepat. Saat ini opini publik umumnya menganggap Jia Shi tidak mungkin berpindah kendali secara utuh, mengingat aset yang terlalu besar. Investasi awal sebesar ini membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk balik modal, itu pun dengan pertimbangan jika Jia Shi bisa secepatnya kembali ke Liga dan kembali menjadi penantang juara.
Tapi faktanya esports tetap memiliki risiko. Jika Jia Shi benar-benar sial dan gagal kembali ke Liga selama bertahun-tahun, situasinya benar-benar membuat putus asa. Karena itu publik saat ini umumnya berpendapat kemungkinan besar Jia Shi akan menjual sebagian perangkat keras dasar secara terpisah terlebih dahulu, mengurangi biaya total aset sekaligus menurunkan faktor risiko, sehingga memungkinkan ada pihak yang mau mengambil alih dengan lancar.
Sampai sejauh mana transaksi ini berkembang, sementara belum ada yang tahu. Sementara itu, playoff musim kesembilan Liga profesional akhirnya semakin mendekat.
Setelah uji coba nyata di Tantangan Rookie, Liga akhirnya memutuskan untuk menggunakan sistem poin individu yang dipakai di fase eliminasi turnamen offline Tantangan Rookie untuk playoff Liga profesional. Dengan mempertimbangkan berbagai masukan, metode penilaian akhir diubah menjadi: setiap pembunuhan satu lawan akan mendapat satu poin individu, lalu membandingkan total skor kedua tim untuk menentukan hasil pertarungan.
Selain itu, ada perubahan besar dalam format pertandingan. Playoff baru tidak akan menentukan pemenang berdasarkan total skor dua round, melainkan menggunakan sistem best-of-three dengan setiap match berdiri sendiri. Artinya, dari sebelumnya hanya dua pertandingan, sekarang bisa mencapai tiga pertandingan.
Tidak diragukan lagi, perubahan ini menguntungkan dari segi kompetisi maupun komersial. Penerapan sistem ini dimungkinkan berkat format pertandingan baru.
Format lama terdiri dari tiga bagian: individu, arena, dan tim. Ketika pertandingan tim mendominasi skor besar, hasil keseluruhan bisa ditentukan oleh dua bagian saja, membuat arena pertandingan di babak kedua kehilangan makna. Namun jika mengurangi poin pertandingan tim, bisa terjadi situasi dimana satu tim sudah menang melalui babak individu dan arena sebelum pertandingan tim dimulai.
Situasi seperti ini jelas tidak diinginkan oleh Liga. Format baru berhasil menghindari masalah tersebut. Jika skor individu masih imbang setelah dua babak, bisa diselesaikan melalui overtime. Dengan demikian, sistem best-of-three bisa diterapkan.
Seiring kampanye besar-besaran dari Liga, playoff semakin mendekat dan menjadi fokus utama komunitas Glory. Delapan tim yang lolos tampil di panggung promosi untuk membangun momentum. Di tahap ini, setiap tim memiliki alasan kuat untuk membidik piala juara tertinggi.
Hanya saja saat menghadapi wawancara, semua delapan tim akan ditanya banyak pertanyaan terkait Xingxin. Bahkan beberapa yang sudah pernah ditanyakan sebelumnya, media tetap bersemangat mengulanginya. Jika ada yang tidak memahami situasi, setelah membaca laporan wawancara dengan setiap tim ini, pasti akan mengira Tim Xingxin adalah hidden boss yang bersembunyi di playoff. Kalau tidak, mengapa nama tim ini selalu disebut dalam setiap wawancara dengan tim mana pun?
"Bagaimana pendapat Anda tentang kembalinya Ye Xiu?" Dalam wawancara dengan Tim Dominant Hero, wartawan senang mengajukan pertanyaan ini kepada Han Wenqing.
"Aku menantikan duel melawannya di lapangan." Sebagai lawan lama selama bertahun-tahun, sambutan Han Wenqing kepada Ye Xiu tetap hanya akan menggunakan tinju.
"Sebagai pemain yang sama-sama sudah pensiun lalu kembali, ada pesan apa untuk Ye Xiu?" Zhang Jiale juga mendapat perhatian khusus dalam wawancara.
"Dia berhasil melakukan sesuatu yang kupikir mustahil, untuk itu aku sangat mengaguminya," kata Zhang Jiale.
"Bagaimana pendapat Anda tentang kembalinya Ye Xiu?" Dalam wawancara dengan Tim Blue Rain, pertanyaan yang sama kembali bersinar.
"Level teknik dan strategi seluruh Liga pasti akan naik satu tingkat karena ini," ungkap Kapten Blue Rain Yu Wenzhou.
"Tapi bukankah absennya Jia Shi justru lebih merugikan?" tanya seorang wartawan.
“Ah, kalian terlalu khawatir. Bukankah level Tim Jia Shi juga tergantung pada pemainnya? Tapi melihat kondisi Tim Jia Shi sekarang, apakah pemain mereka akan bertahan? Menurutku pemain mereka pasti akan mencari transfer, kita pasti akan melihat mereka lagi di Liga. Mari kita prediksi tujuan mereka, misalnya Sun Xiang, menurutku……”
“Pertanyaan berikutnya.” Petugas humas Blue Rain yang menghadiri wawancara memotong Huang Shaotian dengan ekspresi datar. Dia sudah terlalu sering melakukan ini, benar-benar mati rasa. Memperhatikan perasaan Huang Shaotian? Hal macam apa itu? Tidak pernah dengar.
“Hmm………………” Di lokasi wawancara Tim Lun Hui, saat ditanya tentang kembalinya Ye Xiu, Zhou Zekai mengeluarkan suara “Hmm” lalu terjebak dalam diam yang panjang.
Hingga atmosfer ruangan mulai terasa aneh, barulah tiba-tiba dia menambahkan dua kata: “Sulit.”
“Maksud Anda, melawan Ye Xiu itu sulit, ya?”
“Ya.” Zhou Zekai mengangguk.
Baiklah, ini Zhou Zekai. Mendapat jawaban seperti ini saja sudah tidak sia-sia. Jika ingin perspektif lebih lengkap, cari wakil kapten mereka Jiang Botao lah...
Jawaban dari delapan tim berbeda-beda, media mendapatkan apa yang mereka inginkan. Tapi jujur, saat ini pasti tidak ada dari delapan tim ini yang memfokuskan energi pada Ye Xiu yang baru akan bertemu lagi di musim depan. Perebutan gelar juara liga Musim Kesembilan segera dimulai, dan pertarungan pertama yang penuh daya tarik adalah pertandingan Dominant Hero melawan Hundred Blossoms. Pertandingan babak pertama digelar di kandang Tim Hundred Blossoms. Dari atmosfer di lokasi terlihat jelas, hingga hari ini masih banyak pemain Hundred Blossoms yang sama sekali tidak bisa menerima fakta bahwa Zhang Jiale memilih Dominant Hero setelah kembali bermain.
Saat Zhang Jiale muncul, gemuruh suara hinaan langsung memenuhi stadion.
Ekspresi Zhang Jiale datar. Perlakuan seperti ini bukan pertama kalinya dia alami. Selama pertandingan reguler, dia sudah mengalami perlakuan serupa di kandang ini - area pertandingan yang begitu familiar setelah diperjuangkannya selama bertahun-tahun.
Kali ini di playoff, Zhang Jiale jelas-jelas menghadapi situasi yang sama seperti Ye Xiu: harus bertarung mati-matian melawan tim lamanya sendiri.
"Apa yang dirasakan?" Dalam wawancara pra-pertandingan, Zhang Jiale ditanya pertanyaan ini. Dia tidak menjawab, karena dia sendiri tidak tahu perasaan seperti apa ini. Dulu dia mengira bisa menghadapinya dengan tenang, tapi ketika momen itu tiba, dia menyadari ini tidak sesederhana yang dibayangkannya.
Dalam hinaan, Zhang Jiale diam-diam berjalan menuju arah kursi persiapan pemain.
"Matilah!" Tiba-tiba teriakan membahana dari tribun penonton. Sekelompok fans Hundred Blossoms yang radikal tiba-tiba melemparkan botol-botol minuman yang terisi penuh ke bawah. Turnamen eliminasi yang mati-matian semakin mencairkan rasionalitas para fans.
Untungnya jarak cukup jauh dan banyak yang tidak memiliki bidikan akurat. Zhang Jiale buru-buru menghindar serangan ini. Petugas keamanan di lokasi sudah membagi pasukan jadi dua: satu tim menghentikan fans, sementara tim lain dash melindungi Zhang Jiale dari serangan lanjutan.
Fans yang membuat keributan akhirnya diusir seluruhnya dari lokasi. Bagaimanapun juga, tindakan seperti ini patut mendapat kecaman keras.
Zhang Jiale memandang sunyi para fans yang digiring keluar. Beberapa masih terus memutar badan sambil melontarkan hujatan ke arahnya. Zhang Jiale menghela napas, lalu tiba-tiba merasakan ada yang memantau dirinya.
Zhang Jiale menoleh dan tertegun, lalu memaksakan senyum kaku: "Xiao Le..."
Xiao Le adalah petugas keamanan Hundred Blossoms sejak era Zhang Jiale masih di tim. Di sisi lain, ia juga fans setia Tim Hundred Blossoms yang sangat dekat dengan seluruh anggota tim.
"Selamat datang kembali." Ucap Xiao Le sambil mendekat, tapi raut wajahnya sama sekali tidak ramah.
Zhang Jiale terpaku, baru hendak berbicara ketika Xiao Le tiba-tiba meninju mukanya dengan cepat.
“Seketika situasi live menjadi kacau, tak ada yang menyangka bahkan penjaga keamanan akan melakukan tindakan tidak rasional seperti ini. Xiao Le dengan cepat ditahan oleh rekan-rekannya. Sepanjang proses ini dia sama sekali tidak melawan, hanya terus memandang Zhang Jiale tanpa sedikitpun senyuman.”
“Lepaskan dia...”
Zhang Jiale yang masih merasakan asam lambung naik ke kerongkongan, berusaha menahan diri dan berkata.
Para penjaga keamanan jelas memahami gravitasi tindakan Xiao Le. Namun jika Zhang Jiale tidak berniat menuntut, masih ada ruang kompromi. Mereka semua jelas memihak Xiao Le. Begitu mendengar perkataan Zhang Jiale, mereka segera melepaskan Xiao Le tapi tetap mengontrolnya ketat untuk mencegah tindakan impulsif kembali terjadi.
“Demi gelar juara, aku harus menang!” Hanya tujuh kata itu yang diucapkan Zhang Jiale sebelum berbalik arah dan pergi. Para pemain Dominant Hero di lokasi tidak melihat jelas keributan ini, hanya melihat penjaga keamanan tiba-tiba menahan seseorang dan menduga terjadi masalah. Tapi Zhang Jiale hanya menggelengkan kepala tanpa banyak bicara. Semua paham betapa beratnya pertandingan ini baginya, sehingga tak ada yang bertanya lebih lanjut.
“Tenang, aku baik-baik saja.” Setelah duduk cukup lama di posisinya, tiba-tiba Zhang Jiale membuka topik. Meski rekan setim tidak bertanya, dia bisa merasakan perhatian mereka. Sebagai kekuatan keseluruhan tim, dia perlu menunjukkan sikap untuk menghilangkan keraguan orang lain agar semua bisa fokus bertanding.
“Kita harus menang.” Setelah menarik napas dalam-dalam, Zhang Jiale berdiri kembali di tengah gemuruh suara hinaan penonton yang memenuhi arena.
Siaran langsung yang baru saja berlangsung mengumumkan pemain yang akan bertanding di arena, dan orang pertama yang naik ke panggung dari Tim Dominant Hero adalah Zhang Jiale.
Beberapa menit kemudian, ketika dia turun dari arena, Tim Dominant Hero telah mengumpulkan dua poin individu. Zhang Jiale berhasil menyelesaikan tantangan 1 vs 2 di arena pertandingan, baru kalah saat menghadapi lawan ketiga.
Demi gelar juara, aku harus terus menang dengan tekad baja!
Dengan perasaan ini, Zhang Jiale berjalan tegak dengan dada membusung, kembali ke area pemain Dominant Hero di tengah suara hinaan yang menggema.
Hari pertama playoff, Tim Dominant Hero mengalahkan Tim Hundred Flowers dengan skor 11-7 di kandang lawan. MVP pertandingan hari ini: Zhang Jiale dari Tim Dominant Hero; Karakter: Expert Amunisi, Hundred Blossoms Spectacle.
