Chen Guo bilang akan menegur Chang Xian, tapi hanya sekadar omongan. Bagaimanapun juga, niat Chang Xian baik. Meski niat baik yang berujung masalah lebih menyebalkan, toh Chen Guo dan kawan-kawan cuma sia-sia datang, gagal dapat sponsor. Ini bukan kerugian besar, mana bisa disebut masalah?
Jadi di telepon, Chen Guo tetap mengucapkan terima kasih dulu, lalu menjelaskan singkat alasan sponsor Mingqianlv tidak bisa didapat. Kemudian bertanya pada Chang Xian apakah ada rekomendasi sponsor lain.
Cao Guangcheng yang mendengarkan sambil lalu langsung tahu Xingxin sia-sia datang, dalam hati girang. Sebagai wartawan pendamping tim Jia Shi bertahun-tahun, dia paham betul soal sponsor Mingqianlh dan karakter Xia Zhongtian. Dari awal dia yakin Xingxin pasti ditolak. Mendengar telepon, sepertinya mereka malah diundang? Ini di luar dugaan Cao. Dia kira paling-paling Xingxin ditolak mentah-mentah atau dihajar, tak menyangka Xia Zhongtian malah memanggil mereka. Pasti untuk mempermalukan habis-habisan?
Cao Guangcheng menyesal tidak bisa menyaksikan langsung, cuma bisa membayangkan sambil bersenang hati. Mana dia tahu, meski Ye Xiu dan Chen Guo memang diabaikan selama kunjungan itu, baliknya mereka menghajar habis-habisan Xia Zhongtian.
Di sisi ini, Chang Xian yang menerima telepon juga bukan orang bodoh. Situasi Mingqianlv seperti ini sama sekali tidak dia ketahui, tetapi Cao Guangcheng yang telah mengikuti Jia Shi selama bertahun-tahun, mana mungkin tidak tahu konten yang sebenarnya bukan rahasia ini? Dengan demikian, pikiran kotor Cao Guangcheng yang menjijikkan itu sepenuhnya terbaca oleh Chang Xian. Namun meski mengetahuinya, dia hanya bisa pasrah. Masalah ini tidak bisa dijelaskan dengan logika yang jelas. Hanya saja kali ini, dia tidak akan lagi meminta nasihat pada senior ini. Setelah menyetujui permintaan Chen Guo di sisi lain, dia bersiap untuk mencari materi referensi sendiri guna membantu Xingxin.
Melalui kejadian ini, Chang Xian menyadari bahwa keinginan Xingxin untuk mengambil alih sponsor Jia Shi secara langsung sebenarnya bukan hal yang mudah. Namun Chang Xian juga adalah pemuda yang berpikiran lincah. Jika sponsor-sponsor Jia Shi ini tidak bisa mensponsori Xingxin karena status Xingxin sebagai kompetitor yang telah menaklukkan Jia Shi, bagaimana dengan kompetitor dari sponsor-sponsor tersebut? Bukankah akan menjadi hal yang paling logis jika mereka yang datang mensponsori Xingxin?
Persaingan ada di mana-mana, bahkan di dunia bisnis. Chang Xian mengubah logikanya, lalu mulai mencari kompetitor dari sponsor-sponsor Jia Shi. Namun kali ini ini melampaui lingkaran yang bisa dikuasai Chang Xian. Aset-aset ini tidak bisa diambil begitu saja, prosesnya pasti lebih lambat. Hasilnya, sebelum hasil dari sisinya keluar, pihak Xingxin justru menerima telepon pertama kali dari sponsor yang menunjukkan niat kerjasama.
Dan asal telepon ini justru membuktikan kebenaran logika Chang Xian.
Feike.
Ini adalah merek perangkat keras komputer ternama, khususnya terkenal dengan keyboard dan mouse - dua senjata paling vital bagi pemain esports. Tidak mengherankan jika merek seperti ini turut mensponsori Liga Glory yang sedang berkembang pesat. Faktanya, Freek memang telah mensponsori beberapa tim di Liga Profesional.
Dominant Hero!
Tim yang saat ini disponsori Freek adalah Tim Dominant Hero yang memiliki ekspektasi juara tertinggi musim ini. Pesaing utama mereka di pasaran adalah Speed Snake, sponsor perangkat keras Jia Shi. Speed Snake memilih Jia Shi, Freek memilih Dominant Hero - kedua tim yang disponsori juga merupakan musuh bebuyutan. Kini keputusan Freek untuk mensponsori Xingxin jelas dilatarbelakangi faktor ini.
Kantor pusat Freek tidak berada di Kota H. Setelah kontak telepon, dilakukan dua kali pertemuan video online antara pihak Freek dan Xingxin. Meski mendapat banyak perhatian, reputasi dan pengaruh Xingxin masih jauh di bawah Dominant Hero. Kontrak sponsor Freek ke Xingxin mencerminkan kehati-hatian mereka: durasi satu tahun, nilai 1,5 juta RMB, serta hak prioritas untuk sponsor kategori sejenis.
Masa satu tahun, jelas menunjukkan bahwa Flyker masih mempertahankan sikap mengamati apakah Xingxin dapat bertahan di Liga Profesional. Sedangkan hak prioritas membuktikan mereka masih memiliki optimisme yang cukup. Adapun bagian sponsor 1,5 juta yuan, meski terlihat kecil di lingkup liga, tapi untuk tim yang baru masuk liga, jumlah ini tidak bisa dibilang pelit. Ini berkat kemampuan Xingxin mengalahkan Jia Shi yang mendapat perhatian luas. Kalau tidak, tim profesional biasa yang kembali ke liga sering kali tidak diperhatikan sama sekali.
Setelah beberapa kali negosiasi bolak-balik, akhirnya jumlah sponsor dinaikkan menjadi 1,8 juta yuan dengan syarat lain yang tetap. Kedua belah pihak cukup puas dengan hasil ini. Kemudian menyusul urusan penandatanganan kontrak resmi. Meski kontraknya kecil, memanfaatkan popularitas Xingxin saat ini, Flyker ingin mengadakan konferensi pers penandatanganan. Namun mengingat sedang musim playoff dan perhatian komunitas Glory terfokus pada pertandingan, semua rencana propaganda ini ditunda dulu.
Setelah kontrak dengan Feike resmi disepakati, pintu bisnis Xingxin seolah terbuka lebar. Panggilan telepon terkait penawaran dan permintaan informasi semakin meningkat. Chang Xian telah menyusun daftar sponsor potensial, namun saat ini Chen Guo bahkan tidak sempat melakukan pendekatan aktif karena sudah kewalahan menangani pihak-pihak yang datang sendiri. Beberapa di antaranya benar-benar serius, ada juga yang mencoba memanfaatkan situasi kacau, beberapa berusaha mengintimidasi Xingxin yang mungkin dianggap tidak berpengalaman, melakukan penipuan langsung, serta yang tidak paham situasi hanya ikut meramaikan. Chen Guo akhirnya merasakan pengalaman nyata dalam mengelola tim esports. Sebelumnya, peran sebagai bos terasa terlalu santai.
Sementara itu, playoff telah memasuki babak kedua semifinal. Dominant Hero vs Micro Grass, Lun Hui vs Howling.
Pertandingan pembuka akan digelar di kandang Tim Micrograss yang menjamu Tim Dominant Hero.
Tim Micrograss musim ini mengalami penyesuaian formasi yang cukup signifikan dibandingkan tahun lalu. Setelah karakter Yudo level All-Star Zhan Yi Luan Fei dijual ke Lun Hui, posisi kelas Yudo sama sekali hilang dari formasi Micrograss. Pemain operasional Li Yihui juga meninggalkan tim di musim panas. Xu Bin yang dijuluki "Raja Penggiling" dari transfer Tim 301, mengambil alih karakter knight Du Huo yang ditinggalkan Deng Fusheng setelah pensiun. Dengan performa luar biasa, ia berhasil masuk lineup All-Star musim ini. Jenius Gao Yingjie juga resmi debut musim ini, membentuk kombinasi dual Penyihir bersama kapten Wang Jiexi. Ditambah Liu Xiaobie si ahli kecepatan tangan yang melalui transformasi terus-menerus, kini telah menjadi pemain yang cukup andal. Musim ini Micrograss nyaris memiliki formasi megah dengan empat All-Star, hanya selangkah lagi dari pencapaian tersebut.
Untuk Dominant Hero, ini bukan sekadar masalah empat All-Star. Ini adalah empat dewa kelas profesional. Yang sedikit canggung mungkin Lin Jingyan, sementara tiga anggota lainnya masih bisa disebut yang terbaik di kelas masing-masing.
Formasi seperti ini memicu rasa penasaran publik terhadap satu posisi lagi di Dominant Hero.
Karena pertandingan tim selalu membutuhkan lima orang, lalu siapakah orang kelima yang akan berdiri di samping empat master ini?
Pada transfer musim panas, Dominant Hero kehilangan banyak pemain dan karakter akibat perubahan formasi dan perekrutan bintang-bintang besar. Sejak saat itu, orang-orang terus mempertanyakan siapa yang akan menemani empat dewa ini. Namun yang muncul akhirnya justru sosok asing bagi semua orang.
Qin Muyun.
Sebelum musim ini, tak ada yang pernah mendengar nama ini. Namun pada akhirnya, pemain tak dikenal ini justru menjadi kepingan terakhir dalam formasi starter Dominant Hero.
Qin Muyun berasal dari kamp pelatihan Dominant Hero. Meski sebelumnya tak menonjol, di musim ini ia resmi menjadi anggota tim utama Dominant Hero di usia 21 tahun.
Usia debut yang tergolong cukup terlambat. Dibandingkan Lu Hanwen yang masih di bawah umur, seharusnya ia sudah menjadi veteran. Namun nyatanya, mereka justru menjadi rookie yang debut di periode yang sama.
Karakter yang dioperasikan Qin Muyun adalah Sharpshooter. Posisi ini sebelumnya diisi Wang Chixuan - bukanlah pemain top, tapi tetap atlet berkualitas. Namun Dominant Hero memilih merekrut Qin Muyun dari kamp pelatihan, sementara Wang Chixuan hengkang saat musim transfer panas.
Keahlian apa sebenarnya yang dimiliki Qin Muyun? Bagaimana bisa langsung menggusur Wang Chixuan yang berpengalaman, kompeten, dan sudah memahami tim, lalu berdiri sebagai anggota utama di samping empat dewa?
Semula semua orang punya harapan besar padanya. Tapi segera, kekecewaan menyergap.
Di lapangan, Qin Muyun sama sekali tak menunjukkan performa istimewa. Statistik teknik setelah tiap pertandingan pun terlihat biasa-biasa saja, persis pemain rata-rata.
Akhirnya, perhatian pun menguap. Rookie? Musim ini punya daya tarik lebih besar: Lu Hanwen 14 tahun dari Blue Rain, bocah penuh keramaian itu!
Hingga hari ini, jika ditanya siapa Qin Muyun, mungkin sebagian besar pemain akan menggelengkan kepala.
Ini adalah sikap media dan publik.
Tapi tim profesional tidak akan demikian, mereka tidak akan meremehkan lawan manapun, apalagi di playoff, terlebih lawannya adalah anggota utama tim Dominant Hero seperti ini.
Statistik teknik Qin Muyun memang biasa-biasa saja, tapi jangan lupakan siapa yang berdiri di sampingnya.
Selain Zhang Xinjie si Pastor yang tak perlu disebut lagi. Han Wenqing, Zhang Jiale, Lin Jingyan - mereka bukan sekadar pemain All-Star biasa. Di tim sebelumnya, mereka adalah attacker inti level tinggi. Di antara orang-orang seperti ini, data statistik seperti apa yang bisa diharapkan dari seorang rookie baru bergabung ke liga?
Media dan pemain mungkin mengabaikan Qin Muyun, tapi Micro Grass tidak, apalagi di playoff dimana satu kesalahan bisa berarti "Tahun depan kita coba lagi!"
Terhadap Qin Muyun, Micro Grass memberikan perhatian dan analisis setara dengan keempat dewa tersebut.
Dari analisis data sepanjang musim, laporan tentang Qin Muyun selalu dibuka dengan kalimat: "Statistik teknik pemain ini biasa, tapi dia tidak menghadapi Tembok Rookie."
Benar, tidak mengalami Tembok Rookie.
Sepanjang sembilan musim, hanya ada dua rookie yang tidak mengalami Tembok Rookie: Wang Jiexi dan Sun Xiang.
Dan sekarang, yang ketiga muncul. Namun dibandingkan kedua pendahulunya, statistik tekniknya sangat biasa. Dia tidak mengalami Tembok Rookie, mungkinkah karena faktor eksternal seperti formasi Dominant Hero yang sudah memiliki empat Shen, sehingga terlalu banyak menarik perhatian dan serangan lawan?
Kemungkinan ini tidak bisa disangkal Micro Grass. Sebenarnya mereka juga berharap inilah penyebabnya. Jika tidak, jika Qin Muyun menyimpan kemampuan tersembunyi, ini mungkin menjadi faktor penentu terbesar dalam pertandingan.
Ketidaktahuan selalu menjadi yang paling menakutkan.
