Setelah Dominant Hero, giliran Tim Lun Hui yang menerima wawancara. Tim kedua dalam sejarah yang mempertahankan gelar juara berturut-turut, tentu ini prestasi luar biasa. Begitu pemain Lun Hui naik panggung, sorak sorai ucapan selamat langsung memenuhi ruangan, atmosfer sangat meriah. Tapi ketika mengingat kemeriahan di sisi ini berbanding terbalik dengan kekecewaan dan kegelapan para veteran di sisi Dominant Hero, beberapa orang tiba-tiba merasa sedih, terutama wartawan-wartawan senior yang telah mengikuti Glory bertahun-tahun. Han Wenqing, Lin Jingyan, Zhang Jiale - pekerjaan mereka selalu berkutat dengan sosok-sosok ini, bagaimana mungkin tidak ada ikatan emosional?
“Tabrakan antara yang lama dan baru memang tak terhindarkan. Kerumunan yang mengelilingi Lun Hui dengan sukacita seolah menjadi simbol era baru, bahkan di kalangan pers. Lalu bagaimana dengan mereka? Apakah harus seperti para veteran di arena profesional yang perlahan memudar?”
“Tentu tidak! Harus tetap konsisten seperti biasa.”
Para wartawan senior tiba-tiba merasakan resonansi yang sama. Seketika, pertanyaan-pertanyaan tajam mulai bermunculan.
“Pertama-tama selamat atas keberhasilan Lun Hui mempertahankan gelar juara. Yang ingin saya tanyakan: apakah strategi pengurasan stamina yang digunakan Tim Lun Hui di babak ketiga disebabkan oleh deteksi dini terhadap penurunan performa pemain Dominant Hero akibat kelelahan fisik dan mental?”
“Hmm.” Zhou Zekai menjawab singkat.
“Di babak kedua, kami mengamati bahwa Tim Dominant Hero tampak kurang mahir dalam pertempuran berkepanjangan. Inilah alasan kami memilih strategi tersebut di babak ketiga.” Jiang Botao buru-buru menambahkan penjelasan. Beberapa pertanyaan sensitif jika dijawab terlalu singkat oleh Zhou Zekai bisa ditafsirkan seenaknya oleh para wartawan.
Kurang mahir dalam pertempuran berkepanjangan... Jiang Botao berhasil merumuskan penjelasan yang terdengar strategis. Tapi masalah kelelahan ekstrim Dominant Hero begitu nyata, mana mungkin para wartawan membiarkannya lolos begitu saja?
“Lalu menurut Anda apa penyebab Dominant Hero tidak mahir dalam pertempuran lama?” Seorang wartawan sengaja bertanya retoris. Dia sudah bertekad: jika Lun Hui berpura-pura bodoh di masalah ini, dia akan menggempur habis kemunafikan si pemalas ini.
“E, Dominant Hero dalam waktu satu bulan playoff telah bertanding sembilan kali secara intensif, ini konsumsi yang sangat besar. Stamina mereka di fase akhir mengalami masalah, ini adalah kunci kemenangan akhir Lun Hui.”
Hasilnya, Lun Hui justru menjawab pertanyaan ini dengan jelas dan tegas.
“Oh, kalau misalnya Dominant Hero sebelum pertempuran final hanya bertanding empat kali, memiliki istirahat dan recovery yang baik, menurut Anda bagaimana pengaruhnya terhadap hasil?”
“Pertandingan pasti akan menjadi lebih sulit.” Jawab Jiang Botao.
“Lalu menurut Anda apakah Lun Hui masih bisa lancar merebut juara?” Pertanyaan wartawan ini semakin menusuk, dasarnya sama saja menyiratkan gelar Lun Hui ini adalah kemenangan tidak terhormat.
“Kompetisi adalah sesuatu yang penuh ketidakpastian, itu juga alasan kita perlu terus berada di arena. Jika asumsi bisa memberikan hasil akurat, lalu apa artinya bertanding? Secara objektif, saya tidak bisa menjawab. Tapi dari sikap pemain Lun Hui, saya selalu yakin Lun Hui bisa menang, siapapun lawannya!”
Jawaban Jiang Botao tegas menggema, wartawan ini jelas tidak bisa membantah. Karena dia sendiri paham, tidak ada istilah kemenangan tidak terhormat dalam pertandingan. Semua faktor adalah bagian dari permainan. Kalau tidak, klub elite dengan pemain top dan karakter top mengalahkan tim biasa, apakah itu juga disebut kemenangan tidak terhormat?
“Kapten Zhou juga berpikir begitu?” Yang ini tidak bisa membantah, langsung beralih target. Dia tahu selama beralih ke Zhou Zekai, pada dasarnya pertanyaan ini bisa dianggap Cukup Sampai Di Sini.
“Hmm.” Jawaban Zhou Zekai memang tidak mengecewakan orang ini.
“Saya tidak punya pertanyaan lagi.” Orang ini buru-buru berkata.
Setelah itu tidak ada lagi pertanyaan bernada tidak tulus, setelah beberapa pertanyaan klise seputar perasaan menang, para wartawan langsung mengalihkan topik dengan pertanyaan serupa saat mewawancarai Dominant Hero: "Musim depan, Ye Xiu dan Tim Xingxin yang dipimpinnya akan muncul di arena profesional. Bagaimana pendapat para anggota Lun Hui? Menurut kalian, bisakah Xingxin sukses?"
Saat mendengar ini, anggota Xingxin hampir ingin menonton Ye Xiu lagi, tapi ternyata pertanyaannya tentang pandangan terhadap tim mereka. Ini berbeda dengan pertanyaan ke Dominant Hero. Tampaknya wartawan mempertimbangkan bahwa pemain Lun Hui tidak sezaman dengan Ye Xiu, tidak seperti anggota Dominant Hero yang punya hubungan lama dengannya, jadi fokus pertanyaan tidak terkonsentrasi pada Ye Xiu.
“Ini tergantung definisi sukses mereka.” Jiang Botao menjawab.
“Sepertinya... juara.” Seorang wartawan berkata dengan nada ragu-ragu.
Dorr!!!
Seketika itu juga, banyak orang yang nyaris tersedak. Pemain Lun Hui di atas panggung tetap menjaga sikap sopan di depan kamera, meski ekspresi terkejut mereka jelas terlihat. Para wartawan tidak seperti mereka. Setelah suara "Dorr", tanpa menunggu jawaban Lun Hui, mereka langsung mengepung wartawan kecil yang malang itu: "Dengar dari mana ini?" Konferensi pers yang disiarkan langsung ini langsung kacau balau.
“Saya tidak sengaja dengar dari orang Yi Zhan!!!” Wartawan itu, takut dimangsa massa, buru-buru mengaku jujur demi keringanan.
"Orang Yi Zhan kok bisa tahu?" ada yang bertanya.
"Xingxin sempat tinggal di Kota B setelah bertanding, hubungan mereka dengan pemain Yi Zhan cukup baik, sempat berkomunikasi bersama." Wartawan itu buru-buru menjelaskan.
"Bisa diandalkan? Ini cuma candaan sembarangan kan?" Ada yang langsung tak acuh begitu dengar ini hasil komunikasi diam-diam.
"Aku juga nggak tahu!" Wartawan itu mengernyit, informasinya dapat dari orang ketiga sehingga sulit memverifikasi apakah ini serius atau sekadar gurauan.
"Seharusnya ini cuma candaan, pasti." Para wartawan perlahan mulai tenang kembali.
"Bagaimana pendapat para anggota Lun Hui tentang ini?" Seorang wartawan teringat siapa subyek utama wawancara, langsung melemparkan pertanyaan.
Jiang Botao tertegun. Jika ditanya pendapatnya, menurutku ini mungkin juga cuma gurauan Xingxin. Meski berhasil mengalahkan Jia Shi, tapi keajaiban drop seperti itu tak mungkin terjadi tiap pertandingan. Kekuatan Xingxin masih terbatas, target jadi juara terlalu berlebihan. Tapi jika diungkapkan begitu, bisa dianggap meremehkan lawan. Namun jika mengaku percaya, malah terkesan munafik!
Pertanyaan ini benar-benar sulit dijawab!
Jiang Botao yang biasanya lancar menjawab, kali ini terdiam cukup lama sebelum akhirnya berkata: "Apapun target Xingxin, Lun Hui akan bertarung total dengan tujuan mengalahkan lawan."
“Masalah” diabaikan secara samar, tapi pertanyaan yang berdasar candaan seperti ini biasanya hanya sekadar hiburan bagi wartawan. Konferensi pers Lun Hui pun berakhir. Justru setelah acara bubar, banyak wartawan yang kembali bersemangat membuka buku kontak untuk mengonfirmasi asal-usul pernyataan tersebut.
Siaran langsung final kejuaraan telah benar-benar berakhir. Sementara para anggota Xingxin masih terpana oleh kekacauan yang disebabkan pertanyaan mereka tadi. Tak lama, dering ponsel berbunyi. Chen Guo melihat layar—ternyata Lou Guanning yang menelepon. Setelah mengangkat, Chen Guo baru menyadari betapa mengerikannya para wartawan. Konferensi pers baru saja bubar, tapi para wartawan yang penasaran sudah menggunakan segala cara untuk menyelidiki melalui saluran Yi Zhan. Entah lewat jalur mana, informasi ini sampai ke telinga bos Yi Zhan, Lou Guanning, yang langsung menghubungi Chen Guo untuk menanyakan jawaban yang tepat.
“Harus dijawab bagaimana?” Chen Guo bertanya pada Ye Xiu.
“Aku serius bicara tadi.” Jawab Ye Xiu.
“Dia serius.” Chen Guo pun menyampaikan pada Lou Guanning.
“Haha, seru sekali!” Lou Guanning terlihat sangat antusias jika hal ini terekspos. Ia tertawa lalu menutup telepon.
"Benar-benar terlalu mencolok!" Chen Guo di sisi ini menggenggam ponsel sambil berkomentar. Sejak Tantangan Rookie dimulai, mereka memang cukup vokal. Dari awal sudah meneriakkan niat mengalahkan Jia Shi, tak sedikit mendapat cemoohan dan ejekan. Kini mereka berhasil, para pengejek itu tiba-tiba menghilang. Tapi Chen Guo tahu, begitu laporan "Xingxin menargetkan gelar juara" muncul, mereka pasti akan bermunculan kembali dengan kepercayaan diri lebih besar untuk melancarkan Provokasi.
"Tidak masalah." Ye Xiu berkata dengan sikap tak acuh, "Bagaimanapun juga, kita harus terus berusaha menang."
"Untuk target ini, semua harus bekerja keras!!" Chen Guo memberi semangat pada seluruh tim.
"Pasti!" Baozi merespons dengan antusias. Tang Rou tersenyum penuh tekad menguasai. Yang paling tenang justru Qiao Yifan yang biasanya paling kalem.
Gelar juara liga? Memikirkan target berikutnya yang akan direbut ternyata langsung Glory tertinggi, Qiao Yifan merasa agak pusing. Tapi melihat rekan setimnya, ia tahu ini bukan lelucon. Xingxin benar-benar akan meluncurkan daya ke gelar juara? Ritme ini benar-benar sangat cepat!
"Baik, segmen waktu ini sudah tepat, semua bersiap istirahat!" Chen Guo melihat jam lalu memanggil. Xingxin sekarang sudah memiliki jadwal tidur yang ketat, tidak mengizinkan siapapun hidup secara tidak teratur lagi. Kondisi Ye Xiu yang kelelahan sampai tidur lama tak terbangun setelah final kejuaraan, masih jelas teringat oleh Chen Guo. Menghadapi liga profesional selanjutnya, para anggota Xingxin harus dijaga dalam kondisi prima terus-menerus, pola tidur teratur - hal-hal dasar seperti ini hanyalah yang paling mendasar.
Keesokan hari final kejuaraan, headline media esports utama semuanya melaporkan hasil ini.
Dominant Hero yang mempertahankan gelar, heroisme Lun Hui, namun di antara situasi dua tim ini muncul tim ketiga yang dikaitkan dengan gelar juara.
Xingxin, target juara???
Judul berita langsung menggunakan tiga tanda tanya, kemudian seluruh narasi artikel bernada tak terpercaya. Jika dikatakan tidak memahami situasi - Xingxin punya Ye Xiu, mana mungkin dia tidak mengenali kekuatan tim? Jika dikatakan serius... Apakah setelah mengalahkan Jia Shi, bahkan Ye Xiu sampai euforia kehilangan arah?
Laporan media mainstream masih terhitung sopan. Tapi saat mulai direproduksi media lain, hiasan kata seperti "lelucon terbesar abad ini" segera muncul, mengejek sampai tingkat ekstrim. Tiap tim profesional juga segera mendapat kunjungan wawancara media menanyakan pendapat tentang hal ini, membuat mereka kesal. Berapa kali mereka sudah menjawab pertanyaan tentang Xingxin belakangan ini? Kok tim ini begitu banyak masalah!
