28 juta!
Sun Xiang ditambah Yizhiyeqiu.
Jika Jia Shi masih menjadi klub elite di liga, harga ini jelas merupakan keuntungan besar bagi Lun Hui. Nilai karakter legendaris One Autumn Leaf si Dewa Perang ini tidak bisa ditandingi oleh karakter mana pun di Glory. Meskipun gelar juara berturut-turutnya sudah lama berlalu, karakter tidak akan menua. Legenda dinasti akan selamanya melekat padanya. Ditambah lagi dengan operasional misterius dan low profile dari operator lamanya Ye Xiu, beban harapan yang dibawa karakter ini jauh melampaui karakter Glory mana pun.
28 juta, kalau Jia Shi tidak sampai pada titik ini, harga ini mungkin saja tidak bisa didapatkan hanya untuk Yizhiyeqiu. Meskipun kekuatan karakternya tidak jauh lebih kuat dibanding karakter level dewa lainnya, Yizhiyeqiu selalu menjadi simbol raja Glory sejati. Saat menyebut "nomor satu", semua pemain Glory dan atlet Glory hanya akan memikirkan Yizhiyeqiu, tak ada yang lain. Bahkan Yiqian Chuanyun milik Zhou Zekai sudah memenangkan gelar berturut-turut, tapi karakter itu tidak memiliki sedimen sejarah sebanyak Yizhiyeqiu. Di kalangan pemain baru yang tertarik Glory dalam 2-3 tahun terakhir, popularitasnya memang paling tinggi. Tapi sebelum menciptakan prestasi yang lebih gemilang, di mata mayoritas komunitas Glory, sang juara pertama tetaplah Yizhiyeqiu.
Kini, Jia Shi telah runtuh total. Yizhiyeqiu yang sudah lama tidak berdiri di puncak takhta itu, akhirnya ikut dilepaskan oleh Tao Xuan bersama Timnya.
20 juta, ini adalah penawaran harga Jia Shi yang didengar Ye Xiu dari Lou Guanning. Situasi Jia Shi saat ini jelas membuat nilai Yizhiyeqiu menyusut drastis. Tentu saja, harga penawaran ke tim berbeda belum tentu sama. Jika ke Yi Zhan dijual 20 juta, ke Lun Hui mungkin berbeda. Jika juga 20 juta, berarti biaya transfer Sun Xiang adalah 8 juta. Dibandingkan harga saat pindah ke Jia Shi dulu, ini justru naik. Sangat tidak masuk akal. Meski bakatnya telah diakui, namun setelah transfer ke Jia Shi yang tereliminasi, setahun bertanding di Tantangan Rookie, dan akhirnya kalah - prestasi buruk ini pasti mempengaruhi nilainya. Ditambah latar belakang obral besar Jia Shi, kenaikan harga jelas tidak logis.
Cara pasti negosiasi harga ini tidak diungkap kedua belah pihak. Dari total 28 juta dan situasi Jia Shi, transaksi ini memberi keuntungan besar bagi Jia Shi. Mungkin Lun Hui tidak mengambil kesempatan merampok, atau mungkin karena terlalu banyak yang ingin mengambil untung, Lun Hui yang bertekad menguasai memilih bertindak tegas tanpa banyak tawar-menawar.
Berbagai spekulasi beredar, dengan pendukung teori terakhir paling banyak.
Bagaimanapun, baik Sun Xiang maupun Yizhiyeqiu, tim mana yang tidak ingin memilikinya? Meskipun Jia Shi berada dalam posisi sulit, kedua aset ini tetaplah komoditas langka yang bernilai tinggi, sama sekali tidak kesulitan mencari pembeli. Persaingan antar pembeli tak terhindarkan mendongkrak harga lebih tinggi, sehingga segalanya menjadi pilihan yang paling logis.
Namun bagaimanapun, proses ini bukanlah fokus perhatian semua orang. Yang lebih diperhatikan adalah hasil akhir di mana Lun Hui berhasil mendapatkan Sun Xiang dan Yizhiyeqiu.
Sebagai tim juara yang baru saja mempertahankan gelar, gerakan besar ini dilakukan dengan sangat cepat, mengejutkan banyak pihak. Bergabungnya Sun Xiang dan Yizhiyeqiu bukanlah tambahan biasa bagi tim mana pun. Shen tingkat inti dan karakter level dewa paling top, ini benar-benar transfer super yang bisa membentuk kembali inti tim.
Tapi Lun Hui memiliki Zhou Zekai, pemain terbaik liga yang tak terbantahkan. Tak ada yang percaya Zhou Zekai akan memilih meninggalkan tim saat ini, apalagi mempercayai bahwa Tim Lun Hui akan mengubah bintang andalan inti yang selama ini memimpin mereka meraih kemenangan.
Tapi sekarang mereka tiba-tiba memiliki dua bintang andalan inti, bagaimana Lun Hui akan mencerna ini? Dua bintang andalan inti mereka ini berbeda dengan Dominant Hero. Dominant Hero sebenarnya lebih ekstrem dengan tiga bintang andalan, namun pertama-tama, kewibawaan Han Wenqing di Dominant Hero tak tertandingi - bahkan bos klub pun mengalah. Kedua, Zhang Jiale dan Lin Jingyan sudah berada di ujung karir mereka, bergabung dengan Dominant Hero hanya karena hati juara mereka masih membara. Mengenai status anggota inti? Mereka sudah tidak peduli lagi. Setelah bertahun-tahun menjadi inti, mereka sudah cukup bosan. Yang mereka inginkan adalah juara. Untuk ini, Zhang Jiale bisa mengorbankan begitu banyak hal - apalagi sekadar status anggota inti?
Tapi Tim Lun Hui berbeda. Meski performa Zhou Zekai di pertandingan penuh kemegahan dan sikap keras, kenyataannya ia adalah pribadi yang pendiam dan tidak pandai bersosialisasi. Dia adalah bintang andalan inti yang bisa diandalkan, tapi sama sekali bukan pemimpin yang baik. Pemain-pemain Lun Hui saat ini bisa setia mengelilinginya, tapi bagaimana dengan Sun Xiang? Ini juga sosok yang sombong dan arogan. Kehadirannya akan menjadi tantangan besar bagi kepemimpinan Zhou Zekai yang lemah. Akankah Tim Lun Hui tetap harmonis seperti dulu? Jangan-jangan mereka akan menunjuk Sun Xiang sebagai pemimpin utama dan Zhou Zekai sebagai pendamping? Ini tampaknya semakin tidak mungkin. Pertama, tim harus mempertimbangkan emosi fans. Pengaturan yang menomorduakan pemain utama seperti ini pasti akan ditolak mentah-mentah oleh pendukung mereka. Kedua, Sun Xiang juga tampaknya tidak punya kemampuan memimpin. Dan dari performa si pemalas ini yang sudah diperlihatkan sejauh ini, jika kepemimpinan Zhou Zekai cenderung nol, maka dia jelas minus...
Lun Hui akan sibuk sekali musim panas ini!
Komunitas Glory ramai berdiskusi, jelas merasa sulit membuat kedua orang ini bersinergi. Tapi tak lama kemudian, di edisi terbaru Mingguan Esports yang meliput transfer ini, juga dimuat komentar dari penulis senior Glory bernama pena Cha Xiaoxia yang khusus menganalisis transfer ini.
Chá Xiǎo Xià berpendapat, gelar juara liga Lun Hui di musim ini meskipun terlihat menang dengan skor besar di final, sebenarnya mengandung bahaya tersembunyi. Dominant Hero jelas-jelas memberikan kesempatan karena masalah stamina veteran yang tidak bisa bertahan. Jika pemain Dominant Hero bisa mempertahankan kondisi normal, kepemilikan gelar juara ini masih belum tentu. Hanya melihat pertandingan pertama final, Dominant Hero sebenarnya punya cara untuk menekan Zhou Zekai dan mengendalikan ritme Lun Hui. Di hadapan kolaborasi tim besar Dominant Hero yang solid, masalah kurangnya penyerang terkuat di garis depan Lun Hui juga terlihat sangat jelas.
Lun Hui pada akhirnya mengambil keuntungan dari format pertandingan. Menurut Chá Xiǎo Xià. Jika masih menggunakan sistem tiga babak enam pertandingan lama tanpa pengurasan stamina sebesar ini, Chá Xiǎo Xià lebih memprediksi Dominant Hero sebagai juara.
Poin ini pasti juga disadari betul oleh Lun Hui sendiri. Oleh karena itu meskipun telah merebut gelar kali ini, Lun Hui tidak lagi hanya melakukan penguatan di basis yang sama seperti tahun lalu, karena mereka sadar sudah muncul lawan yang bisa membatasi mereka.
Di musim baru ini, para veteran Dominant Hero pasti akan lebih memperhatikan masalah stamina. Sementara Lun Hui tidak bisa hanya berharap Tim Dominant Hero mengalami masalah lagi, mereka harus mengambil inisiatif. Namun kali ini, mengkonsolidasikan kemenangan bukan lagi hal yang bisa dicapai hanya dengan penguatan basis. Peningkatan Lun Hui menghadapi bottleneck, dan untuk menerobosnya, maka terjadilah transfer Sun Xiang dan Yizhiyeqiu.
Ini mungkin juga alasan mengapa Lun Hui tetap bersedia menyelesaikan transfer ini dengan harga tinggi 28 juta dalam situasi seperti ini. Cha Xiaoxia menulis demikian. Mereka membutuhkan penyerang terkuat yang positif, dan penyerang ini harus menembus formasi sekeras beton yang dibangun oleh Han Wenqing, Zhang Jiale, Lin Jingyan, dan Zhang Xinjie. Hanya dengan menyebut nama-nama ini saja, mungkin lebih dari separuh pemain sudah menyerah. Ini jelas bukan misi yang bisa ditanggung oleh pemain biasa. Yang mampu memikulnya pasti harus penyerang terkuat dan karakter jarak dekat kelas atas di Liga.
Maka, Sun Xiang, Yizhiyeqiu. Ditambah posisi Jia Shi saat ini, siapapun yang datang mungkin akan membuat pilihan yang sama. Kini kunci untuk terobosan sudah ditemukan, tapi masalah muncul: Sun Xiang jelas pilihan berbobot, namun karena bobotnya tersebut, bagaimana menyelesaikan masalah keharmonisan tim? Apakah Sun Xiang yang begitu bangga akan rela beroperasi dalam sistem taktis Lun Hui yang berpusat pada Zhou Zekai?
Mengenai hal ini, Cha Xiaoxia juga melakukan diskusi dalam tulisannya. Dia sendiri cukup yakin Lun Hui bisa menangani situasi ini. Pertama, dia optimis dengan transformasi Sun Xiang. Tereliminasi dari Liga, kalah di Tantangan Rookie - sejauh ini belum ada pemain bergelar dewa di Liga yang mengalami tempaan seintens ini. Sun Xiang dulu adalah pemain yang sangat arogan, bahkan masih demikian selama Tantangan Rookie. Tapi setelah mengalami rangkaian kekalahan ini, bukankah sudah saatnya ia menengok kembali perjalanannya, melakukan tinjauan mendalam terhadap diri sendiri?
Sikap Sun Xiang, tidak diragukan lagi memainkan peran penting dalam masalah ini. Jika dia menjadi lebih matang melalui proses tempering ini, integrasinya ke dalam Lun Hui bukanlah hal yang mustahil.
Selanjutnya, Cha Xiaoxia menyebutkan sosok yang disebut "pemain paling diremehkan di Liga" yaitu Jiang Botao.
Wakil kapten Lun Hui Jiang Botao, menempati peringkat kelima dalam voting All-Star. Ini sepertinya bertolak belakang dengan istilah "diremehkan", padahal dia jelas-jelas sudah sangat dihargai.
Namun, Cha Xiaoxia berpendapat bahwa penghargaan yang diterima Jiang Botao selalu dijelaskan orang sebagai efek aura Zhou Zekai atau aura juara. Bahkan ada yang berkomentar ekstrim: "Nenekku pun jika bermain bersama Zhou Zekai mungkin bisa meraih gelar Juara Liga."
Ucapan ini jelas hiperbolis, namun sikap meremehkan yang terkandung sangat nyata. Seluruh pemain Lun Hui sebenarnya menghadapi masalah serupa - ketika Lun Hui meraih prestasi bagus, semua orang hanya melihat kontribusi Zhou Zekai, sementara yang lain dianggap sekadar numpang lewat.
Cha Xiaoxia jelas tidak sepakat dengan pandangan ini.
Ada tipe orang tertentu, tulis Cha Xiaoxia dalam artikelnya, yang sangat ahli berkomunikasi. Siapapun yang berinteraksi dengannya akan merasa nyaman. Dia bisa mengakomodasi semua pihak dalam berbagai situasi tanpa mengambil alih peran utama. Di luar arena, Jiang Botao adalah orang seperti ini. Di lapangan, dia menjadi ahli yang menyelaraskan ritme permainan. Dia berhasil merekatkan Zhou Zekai ke dalam Lun Hui, dan dipercaya bisa membawa Sun Xiang masuk ke dalam tim. Jiang Botao ibarat perekam di medan pertempuran.
Cha Xiaoxia pada akhirnya memberi julukan kepada Jiang Botao. Setelah menganalisis transfer ini dengan penuh semangat, lalu memproyeksikan persaingan sengit antara Lun Hui dan Dominant Hero di musim baru, tiba-tiba arah tulisannya berubah: Kedua tim ini jelas akan mendapat banyak ekspektasi, tapi ada satu tim lain yang menurutku tidak boleh diabaikan, yaitu tim juara lainnya tahun ini, Xingxin.
Deklarasi juara mereka mungkin dianggap candaan, tapi aku percaya. Aku sekarang sudah menjadi penggemar gila Tim Xingxin. Demikian tulis Cha Xiaoxia.
