Sebagai penulis senior, Cha Xiaoxia memiliki pengaruh cukup besar di lingkup Glory dengan basis fans yang solid. Analisisnya selalu presisi, artikel ini langsung membuat banyak orang mengangguk: Benar, seperti inilah faktanya. Kalimat terakhir tentang "penggemar gila" yang ditulis dengan nada setengah bercanda, justru membuat banyak pihak mulai memperhatikan Tim Xingxin. Seberapa kuat sebenarnya kekuatan Xingxin langsung menjadi topik panas di forum, dan beberapa orang mulai menantikan analisis detail kekuatan Xingxin dari Cha Xiaoxia si penggemar gila ini.
Di balik sorotan terhadap topik-topik panas ini, beberapa transfer yang kurang mencolok juga terjadi diam-diam. Setiap tahun di periode ini selalu ada beberapa transfer bebas. Tahun ini publik terlalu fokus pada Generasi Emas sehingga agak mengabaikan pemain lain. Di antara pemain yang melakukan transfer bebas ini, sebenarnya ada seorang pemain yang cukup ternama.
Liu Hao.
Wakil kapten lama Tim Jia Shi yang pindah ke Thunderclap melalui transfer pertukaran dengan Xiao Shiqin. Performanya di musim ini cukup baik, bahkan sempat mendekati zona playoff. Meski akhirnya gagal lolos playoff, dalam kondisi Tim Thunderclap yang kurang stabil, tentu tak banyak yang menyoroti hal ini. Thunderclap tetap memposisikannya sebagai anggota inti, meski kontribusinya tak bisa menyamai Xiao Shiqin.
Namun meski demikian, Liu Hao yang hanya memiliki kontrak satu tahun menolak perpanjangan kontrak dari Thunderclap. Sejak awal dia tak berencana menetap di Thunderclap, bahkan sempat berharap bisa pindah saat transfer musim dingin. Sayangnya, transfer musim dingin musim lalu bertepatan dengan update besar Glory yang membuat semua tim lebih berhati-hati di pasar transfer. Tak ada yang mau melakukan penguatan tim saat kondisi pasca-update masih belum jelas, sehingga harapan Liu Hao pun meleset.
Kini dia telah menjadi pemain bebas setelah kontraknya habis. Sebagai mantan wakil kapten Tim Jia Shi, kemampuan Liu Hao sebenarnya cukup menonjol. Meski tak masuk daftar All-Star, posisinya tak jauh dari sana. Sayangnya pesaingnya sesama kelas adalah Jiang Botao dari Lun Hui yang sedang bersinar. Popularitas Jiang Botao melonjak seiring kesuksesan Lun Hui, membuat Liu Hao tersingkir dari daftar All-Star dengan penuh penyesalan.
Situasi seperti ini sama sekali tidak memuaskan Liu Hao. Tim seperti Thunderclap juga tidak dianggapnya. Setelah menolak perpanjangan kontrak, di musim panas Liu Hao akhirnya mendapatkan tawaran dari tim-tim lain, termasuk tim kuat yang memenuhi syaratnya.
Tim Typhoon!
Liu Hao bergabung dengan Typhoon melalui transfer bebas. Ini bisa dianggap sebagai berita transfer terbesar setelah Sun Xiang dan Su Mucheng yang diumumkan pada 1 Juli. Menariknya, mereka semua berasal dari Jia Shi. Meski Liu Hao sudah meninggalkan Jia Shi selama setahun, label "Jia Shi" padanya masih lebih menonjol daripada "Thunderclap".
Tiga transfer sekaligus ini semakin mempertegas penyesalan orang atas kejatuhan Jia Shi. Bergabungnya Liu Hao ke Typhoon dianggap sebagai kolaborasi hebat antar tim kuat. Inti tim terdiri dari Tang Hao, Fang Rui sang master taktik licik, Zhao Yuze pemain baru terbaik, ditambah Liu Hao. Formasi ini mungkin tidak terlalu megah, tapi cukup solid. Di tengah stabilitas inti tim-tim lain, tambahan kekuatan sekelas Liu Hao sudah sangat berarti.
Namun transfer Liu Hao membuat orang kembali teringat pada seseorang.
Xiao Shiqin. Kontraknya juga habis. Bahkan Liu Hao yang dulu menukarnya ke Jia Shi sudah pergi. Tapi belum ada kabar sama sekali tentang Xiao Shiqin. Pasti banyak tim yang ingin merekrutnya, dengan ruang pilihan lebih luas daripada Liu Hao. Tim mana yang akan dipilihnya?
“Di dalam lingkaran, berbagai pendapat bermunculan. Beberapa kekuatan besar sering disebut-sebut namanya. Tim manapun yang mendapatkan Xiao Shiqin akan memiliki formasi yang megah dan membuat sesak napas. Liga sepertinya sedang menuju era di mana bintang-bintang berkumpul dalam tim besar.”
“Ketika kabar transfer Xiao Shiqin akhirnya keluar, hasilnya membuat semua orang terkejut - dia ternyata kembali ke Tim Thunderclap.”
“Untuk mengejar gelar juara, dia meninggalkan Thunderclap dan berlari menuju masa depan di Jia Shi. Namun setahun berlalu, Jia Shi gagal kembali ke Liga bahkan harus menghadapi pembubaran. Beberapa fans yang sinis mulai mengolok-olok keputusannya dulu. Tidak ada yang menduga dia akan kembali ke Thunderclap, karena dianggap situasi memalukan akibat kekalahan Jia Shi ini justru mengharuskannya membuktikan kebenaran keputusannya dengan memilih tim yang lebih berpotensi juara. Tapi dia malah kembali ke Thunderclap, ini sama saja mengakui kegagalan keputusannya dulu. Apakah Xiao Shiqin sudah kehilangan keberanian untuk membuktikan diri?”
“Meski berbagai desas-desus beredar, seluruh anggota Tim Thunderclap termasuk mayoritas fans tetap menyambut Xiao Shiqin dengan sangat antusias.”
“Selamat datang pulang!”
Pada hari Xiao Shiqin kembali ke klub Thunderclap, dia melihat banyak fans berkumpul di luar klub dengan membawa spanduk seperti ini untuk menyambut kedatangannya. Mereka sama sekali tidak menyimpan dendam atas kepergian Xiao Shiqin dulu, justru memberikan dukungan penuh di saat posisinya paling canggung.
Xiao Shiqin tidak bisa menahan diri lagi, air matanya langsung membasahi matanya. Dengan menangis, dia turun dari mobil dan berjalan dikelilingi para fans, kembali ke klub lamanya, kembali ke rumah lamanya.
Kemudian, Tim Thunderclap mengumumkan kabar baru: Mereka membeli kembali karakter Mecha Specialist Sheng Ling Mie yang tahun lalu ikut Xiao Shiqin ke Jia Shi dengan rekor pembelian 9,5 juta dalam sejarah klub, sekaligus merekrut pemain Pastor Jia Shi, Zhang Jiaxing.
Dari segi nominal, karakter berlevel All-Star ditambah pemain Healer utama dari tim elite klub besar dengan harga ini jelas termasuk tingkat obral. Tapi Sheng Ling Mie memang karakter hasil binaan Thunderclap, kepulangannya bersama Xiao Shiqin tidak memberi efek penguatan signifikan. Justru perekrutan Zhang Jiaxing menjadi tambahan kekuatan langka bagi Thunderclap. Dengan pensiunnya pemain Healer sebelumnya, kedatangan tepat waktu Zhang Jiaxing justru meningkatkan kekuatan mereka.
Di Tim Thunderclap sebenarnya masih ada seorang pemain yang juga ditransfer melalui pertukaran tahun lalu, yaitu He Ming yang bermain sebagai Elementalist. Namun sayangnya kontraknya tidak seperti Liu Hao yang hanya satu tahun. Karena statusnya bukan agen bebas, melihat Liu Hao sudah buru-buru pergi, hatinya sebenarnya juga tidak tenang dan berencana aktif mencari klub baru. Tapi setelah melihat Xiao Shiqin kembali, plus Thunderclap bahkan berhasil merebut Zhang Jiaxing dari Jia Shi, tiba-tiba ia merasa Thunderclap sepertinya cukup menjanjikan. Bagaimanapun, kemampuannya tidak sehebat Liu Hao. Dalam kondisi formasi tim-tim besar yang sudah sangat stabil, sulit baginya untuk bergabung dengan tim penantang juara dan menjadi anggota utama seperti Liu Hao. Dengan demikian, tetap bertahan di Thunderclap yang setidaknya bisa menjadi tim daya playoff, tampaknya masih ada harapan.
He Ming yang sedang merasa puas dengan prospek masa depannya ini tiba-tiba mendapat pemberitahuan dari klub Thunderclap bahwa dia tidak termasuk dalam rencana masa depan klub. Klub akan segera mengirimnya keluar, dan dia boleh menghubungi sendiri jalan keluar sementara klub akan memberikan kemudahan yang sesuai.
Saat ingin pergi tidak bisa pergi, saat ingin bertahan tidak bisa bertahan, He Ming hampir menggigit giginya hancur. Namun klub sudah menyatakan sikap dengan jelas, meski memaksa bertahan di klub hingga kontrak habis masih mungkin, tapi atlet profesional butuh bertanding. Pemain yang jelas-jelas tidak ada dalam rencana, tim pasti takkan membutuhkannya tampil. Tidak bertanding tapi dapat gaji? Kedengarannya seperti pekerjaan enak, tapi bagi atlet profesional, ini jelas tindakan merusak prospek. He Ming masih punya semangat, melihat sikap Thunderclap, terpaksa aktif mencari majikan baru.
Lun Hui, Dominant Hero, Micro Grass, Blue Rain? Tim-tim ini memang diidamkan He Ming, tapi mana mungkin mereka memperhatikannya?
He Ming hanya bisa berusaha ke tim kuat tingkat kedua, setidaknya mencari tempat yang lebih baik dari Thunderclap, tapi hasilnya mentok di mana-mana. Akhirnya, pihak Thunderclap menghubungkannya dengan satu tujuan. He Ming hampir menangis mendengarnya: Tim Shenqi! Tim yang baru lolos audit tahun ini dan bergabung ke Liga, pasti akan berjuang mempertahankan posisi. Dirinya yang dulu adalah orang keenam di kekuatan besar seperti Jia Shi, mana mungkin harus terdampar di tim kasta bawah? He Ming ingin langsung menolak, tapi setelah terus ditolak tim kuat, kepercayaan dirinya runtuh. Dia mulai takut tak ada tim yang mau menerima. Saat ragu-ragu, pihak Shenqi aktif menghubunginya dengan berbagai janji, menjamin akan melakukan penguatan, sama sekali bukan tim yang puas hanya bertahan.
He Ming melihat tidak ada tim lain yang benar-benar berminat padanya, bujukan Tim Shen Qi yang muluk-muluk membuatnya sedikit tergoda. Ia berpikir, lebih baik menjadi kepala ayam daripada ekor burung phoenix. Jika tak bisa menjadi ekor phoenix, jadilah kepala ayam. Pokoknya nikmati dulu perasaan menjadi anggota inti.
Akhirnya, He Ming mengangguk. Dengan harga transfer 2 juta yuan, ia resmi bergabung dengan Tim Shen Qi. Tim Shen Qi sangat gembira dan misterius memberitahunya akan ada kejutan selanjutnya.
He Ming tertegun, kejutan? Kejutan apa?
Jangan-jangan Tim Shen Qi akan merebut karakter All-Star seperti Fengchen Yanyu dari Tim Yan Yu untuknya? Sebegitu dominankah?
Hasilnya, tak lama kemudian kejutan dari Shen Qi tiba.
Pemain Jia Shi, Shen Jian dan Wang Ze, dengan total harga transfer 1,725 juta yuan, bergabung ke Tim Shen Qi.
He Ming hampir menangis. Inikah yang disebut kejutan? Ketika manajer Shen Qi dengan riang bertanya "Bagaimana perasaan akan bersatu kembali dengan rekan setim?", ia ingin sekali menginjak mulut si pemalas ini.
1,725 juta yuan. Hanya mendengar angka ini, He Ming langsung menilai Tim Shen Qi tidak berprestasi. Tambahan 2 ribu saja sudah memalukan, ini malah ada 5 ribu. Transfer bernilai jutaan tapi bisa tawar-menawar sampai ribuan? Untuk tim seperti ini, keinginannya membeli Fengchen Yanyu jelas berlebihan! Jangankan Fengchen Yanyu, bisa dapatkan karakter kelas biasa saja sudah syukur.
Tapi, tidak ada.
Shen Jian dan Wang Ze sudah sampai di Shenqi untuk laporan, sementara He Ming sama sekali tidak mendengar kabar tentang pembelian karakter di sisi Shenqi ini.
Tiga mantan rekan setim Jia Shi bertemu di ruang latihan Shenqi yang sederhana seperti ruang kelas SD di desa terpencil. Ketiganya saling memandang dalam keheningan, mata berkaca-kaca.
