Akhirnya ada yang mengambil alih Jia Shi.
Pada hari kunjungan Xia Zhongtian dan Qiu Fei, kabar langsung tersebar. Fans Jia Shi yang telah terjun ke jurang kekecewaan langsung bersemangat. Terutama setelah mengetahui informasi penerus, semakin gembira. Orang Kota H, siapa yang tidak tahu kekuatan Ming Qian Lü?
Tapi segera, dalam konferensi pers Jia Shi baru, mereka mengetahui kenyataannya.
Pengambilalihan Jia Shi sepenuhnya adalah tindakan pribadi Xia Zhongtian, tidak ada hubungan sama sekali dengan Ming Qian Lü. Selain itu, Ming Qian Lü juga tidak memberikan sponsor apapun kepada Jia Shi karena hubungan lapisan ini dengan Xia Zhongtian. Target sponsor mereka kali ini adalah Tim Xingxin yang berhasil mengalahkan Jia Shi dan masuk ke Liga.
Apa sebenarnya yang terjadi? Penggemar yang masih dalam euforia belum bisa tenang untuk menganalisis. Meskipun realitas tidak seindah harapan mereka, namun Jia Shi masih ada. Tidak ada yang lebih membahagiakan dari fakta ini. Kerugian terbesar bagi penggemar justru adalah kepergian Yizhiyeqiu - mereka lebih berharap simbol legendaris Jia Shi ini tetap bertahan dan terus berjuang bersama klub.
Tapi sekarang semua sudah terlambat.
Qiu Fei, Battle Format.
Dalam konferensi pers, masa depan Jia Shi yang diumumkan adalah: Di musim baru, Jia Shi akan terus berkompetisi di Tantangan Rookie. Kini mereka bukan lagi klub elite yang tak tertandingi, tapi akan bertarung sungguh-sungguh melawan setiap tim, mengumpulkan kemenangan beruntun hingga akhirnya kembali ke Liga dan membangun kejayaan baru.
Hidup Jia Shi!
Malam itu, penggemar Jia Shi akhirnya merasakan kebahagiaan yang telah lama hilang. Harapan mereka tidak sia-sia. Sekecil apapun, ini tetaplah secercah harapan.
Era kejayaan telah berlalu. Jia Shi yang baru memulai perjalanan.
Berita Glory saat ini memberitakan transaksi akhir Jia Shi dengan judul tersebut. Sejauh ini, segala aset terkait Jia Shi yang bisa dilihat orang, sepertinya telah diselesaikan sepenuhnya.
Klub Jia Shi yang lama telah direnovasi total, sementara Jia Shi yang baru pindah ke sisi Shi Da Road yang berjarak 20 kilometer dari sini. Semuanya menjadi sangat sederhana, tapi semuanya masih ada.
Di sisi Xingxin, mereka juga resmi berpindah ke markas barunya. Setiap orang di area masing-masing mulai melakukan hal yang seharusnya dilakukan selama masa jeda kompetisi.
"Kak Ye, ada yang mencari." Kali ini, admin jaringan junior lain bergegas menyampaikan pesan. Karena lantai atas sudah menjadi markas Xingxin, tentu mereka tidak akan sembarangan mengizinkan orang naik lagi.
“Datang.” Ye Xiu bersahutan, meninggalkan komputer. Setelah keluar dari ruang latihan, ia segera menyalakan sebatang rokok dan menghisapnya dalam-dalam.
Di ruang latihan dilarang merokok. Chen Guo mencontek aturan manajemen ini dari klub lain, membuat Ye Xiu dan Wei Chen sangat tersiksa. Tapi konon veteran harus jadi teladan bagi tim, akhirnya mereka berdua menahan diri dengan perih. Yang lebih menyakitkan, teladan mereka sebenarnya sia-sia karena di Xingxin memang tak ada anggota lain yang merokok selain mereka berdua.
“Siapa yang cari saya?” Ye Xiu melangkah beberapa langkah mendekati admin jaringan junior. Rokok di tangannya sudah tinggal separuh.
“Dia bilang marga Tao.” jawab admin jaringan kecil itu.
“Marga Tao?” Ye Xiu sontak terkejut. Saat turun ke bawah, ternyata benar Tao Xuan.
“Mau naik ke atas sebentar?” Ye Xiu menyapa.
"Lupakan saja, kita akan segera pergi." Tao Xuan berkata.
Ye Xiu memperhatikan bahwa dia membawa barang bawaan yang cukup standar, pertanda akan melakukan perjalanan jauh.
"Kamu mau...?"
"Setelah lelah begitu lama, aku ingin bersantai dengan jalan-jalan." Tao Xuan berkata.
"Mau ke mana?"
"Ke luar negeri! Selama bertahun-tahun cuma diem di rumah, terlalu membosankan. Aku ingin memperluas perspektif di luar negeri." Tao Xuan menjelaskan.
"Oh? Mau lihat Glory League dan tim-tim Glory di sana?" Ye Xiu bertanya.
Tao Xuan terdiam lama sebelum mengangguk: "Mungkin."
"Semoga dapat hasil bagus." Ye Xiu berucap.
"Kamu juga."
"Sampai jumpa."
"Sampai jumpa."
Rokok habis terbakar.
Dalam waktu sebatang rokok setengah, Tao Xuan sudah pergi. Kunjungan khususnya ternyata hanya diisi obrolan singkat biasa.
Masih bisakah mereka disebut teman? Ye Xiu pun tak tahu.
Yang dia tahu, setiap orang punya jalannya sendiri. Mungkin akan bersinggungan, mungkin menjauh. Tapi bagaimanapun, jalan harus ditempuh sendiri. Dia akan tetap konsisten melangkah. Tao Xuan mungkin juga begitu?
Ye Xiu membuang puntung rokok dan kembali ke lantai atas, ruang latihan, ke kursinya.
"Siapa itu?" Su Mucheng yang sekarang duduk di sebelahnya bertanya sambil lalu.
"Tao Xuan." Jawab Ye Xiu.
"Tao Xuan? Ngapain dia ke sini?"
"Bilang mau jalan-jalan ke luar negeri."
"Apa perlu sampai kejauhan begitu?" Su Mucheng menyeringai.
“Apakah sedang menghindar? Mungkin!” Ye Xiu tersenyum, mengenakan headphone kembali dan masuk ke dalam game.
“Sudah sampai mana?” Ye Xiu mengirim pesan di guild, Guild Xingxin.
Mereka masih berada di game online.
Meskipun telah bergabung dengan Liga dan menjadi tim profesional, bagi tim seperti Xingxin yang merintis dari nol, para atlet profesional tidak bisa langsung menjadi pemimpin tangan kosong. Sumber daya tim terlalu terbatas, sehingga mereka harus terus berjuang di game online untuk mengatasinya. Semua ini mirip dengan masa awal berdirinya Liga, di mana waktu para pemain tim di luar pertandingan dihabiskan di game online untuk latihan sekaligus mengumpulkan material dan peralatan. Saat itu, ID-ID yang kini termasyhur benar-benar sering terlihat di game online.
Tapi sekarang, meski para pemain tetap melakukan hal serupa, atmosfer game online sudah tidak seperti dulu. Para atlet profesional yang ingin bermain game online sekarang harus menyamar dengan identitas lain, sementara karakter kelas mereka kebanyakan langsung ditempatkan di Arena.
Anggota Xingxin masih harus berusaha keras di game online, bahkan lebih keras lagi, karena lawan yang akan mereka hadapi selanjutnya masing-masing memiliki kekuatan setara dengan BOSS akhir musim lalu - Jia Shi. Mereka tidak mungkin terus-menerus mengandalkan keajaiban dan ledakan kekuatan. Mereka perlu meningkatkan kemampuan, terus-menerus berkembang. Ini seperti balapan kejar-kejaran di mana sejak awal garis start mereka sudah tidak sejajar dengan lawan lainnya.
Xingxin berjuang di game online, namun kali ini, yang berjuang keras bukan hanya mereka.
“Untuk pertandingan ini, kami sudah mempersiapkan diri selama satu tahun penuh.”
Kalimat yang diucapkan Ye Xiu saat menjawab pertanyaan wartawan dalam konferensi pers pertama setelah memenangkan Tantangan Rookie, masih segar dalam ingatan Xiao Shiqin.
Xingxin mengalahkan Jia Shi, semua orang menyebutnya sebagai keajaiban.
Tapi keajaiban tidak bisa lepas dari usaha. Xingxin menciptakan keajaiban justru melalui kerja keras seperti ini.
Sementara di tahun ini, apa yang dilakukan Jia Shi?
Jia Shi juga berusaha, tapi arah usaha mereka adalah Liga Profesional. Yang terus mereka diskusikan adalah rencana setelah kembali ke Liga Profesional.
Tantangan Rookie diabaikan karena mereka menganggap ini hal mudah. Saat itu, Xiao Shiqin juga berpikir demikian. Jika tidak ada anggapan ini, dia tak akan bergabung dengan Jia Shi.
Hingga Ye Xiu dan Xingxin-nya mulai muncul. Xiao Shiqin terkejut menemukan bahwa meski bibir anggota Jia Shi tak acuh dan tak menganggap Xingxin sebagai ancaman, di lubuk hati mereka selalu ada panik terhadap Ye Xiu. Sejak saat ini, sikap Jia Shi terhadap Tantangan Rookie mulai membaik, tapi hanya untuk Ye Xiu.
Untuk memenangkan pertandingan final, Jia Shi juga berusaha. Tapi dibandingkan usaha Xingxin selama setahun penuh, upaya Jia Shi terlalu kecil.
Kesempatan diberikan kepada yang bersiap.
“Prinsip ini selalu diulang, semua orang bisa mengatakannya. Tapi ketika semua orang sudah bersiap, kesempatan akan diberikan kepada siapa? Tentu yang paling siap. Xingxin mempersiapkan lebih banyak, sehingga akhirnya mereka meraih kesempatan itu, sebuah kesempatan yang disebut sebagai keajaiban.”
“Banyak orang menganggap Xiao Shiqin telah membuang satu tahun dengan sia-sia. Namun bagi Xiao Shiqin, tahun itu adalah pelajaran berharga baginya.”
“Kini, dia kembali ke Thunderclap. Dia tak akan lagi menjadi orang yang kurang persiapan. Dia akan lebih siap dari siapapun, memulai dari hari pertama, mempersiapkan seluruh tim bersama-sama.”
“Update besar telah berlalu setengah tahun, tetapi gelombangnya masih terasa. Di paruh kedua karena liga memasuki fase penutupan, atlet profesional dari berbagai tim tidak banyak terlibat di game online. Sekarang sedang masa liburan musim dingin, Xiao Shiqin merasa ini kesempatan emas untuk memperkuat tim. Tim seperti Xingxin bisa mempersiapkan satu tahun untuk melawan Jia Shi. Thunderclap yang ingin berprestasi di liga juga perlu mulai merebut peluang lebih awal.”
“Burung yang lambat harus terbang lebih dulu, mengapa dulu tidak terpikir prinsip sederhana ini?”
“Kapten Xiao, Tim 3、Tim 4 sudah dalam posisi.” Suara dalam game menarik perhatian Xiao Shiqin.
“Oh, suruh mereka tetap sembunyi. Cheng Tai, bawa Tim 1 ke sayap kanan; Yanqi ikut dengan Cheng Tai.”
“Aduh, Kapten baru kembali beberapa hari sudah mengusirku. Aku mau bersama Kapten.” Dai Yanqi merajuk.
“Jangan main-main, cepat ikuti!” Xiao Shiqin berkeringat dingin. Setahun tak bertemu, keberanian Dai Yanqi semakin menjadi. Bahkan dirinya pun berani digoda, seolah-olah dia adalah ratu iblis Thunderclap. Bagaimana jadinya Thunderclap jika suatu hari nanti dia yang menjadi kapten?
Tapi rupanya Dai Yanqi hanya bercanda. Saat mengucapkan itu, Elementalisnya sudah mulai bergerak mengikuti formasi tim Cheng Tai.
“Kapten Xiao! Kapten Xiao!” Tiba-tiba ada karakter yang berlari kembali, memanggilnya.
“Ada apa?”
“Ada guild lain yang datang,” kata orang itu.
“Yang mana?”
“Xingxin!”
Xingxin... Mendengar nama itu, emosi Xiao Shiqin langsung campur aduk, tapi cepat stabil kembali: “Berapa orang? Jaraknya masih sejauh apa?”
“Kira-kira satu tim besar juga. Mungkin bisa sampai dalam 5 menit,” jawab orang itu.
Di barisan Xingxin pasti ada si pemalas itu. Dibandingkan Tantangan Rookie musim lalu, kali ini Liga Profesional akan lebih sulit bagi mereka. Pasti persiapan mereka lebih matang. Mereka pasti sudah banyak berkorban di game online - justru aku yang belajar dari mereka.
Tak menyangka kesempatan bentrok lagi datang secepat ini.
“Tim di sini ikut aku! Jangan kontak Xingxin dulu!” Xiao Shiqin memimpin tim meninggalkan tempat persembunyian.
“Perangkap! Jangan tinggalkan perangkap, segera bongkar!” Xiao Shiqin mengatur seperti sedang memimpin pertandingan pro, sangat serius dan hati-hati.
Para pemain Thunderclap merasakan perubahan pada kapten mereka yang baru kembali setelah setahun absen.
Dulu, komando, strategi, dan taktiknya selalu terasa seperti mengerahkan segala upaya lalu menunggu takdir. Tapi sekarang, dia memiliki semangat yang ingin melawan takdir.
Thunderclap pasti akan berubah karenanya!
