Di bawah arahan hati-hati Xiao Shiqin, pemain Thunderclap mundur tanpa meninggalkan jejak. Namun dia sendiri tetap tinggal bersama dua anggota tim: Fang Xuecai dan Zhang Qi.
Fang Xuecai adalah pemain Assassin yang bergabung dengan Thunderclap setahun setelah Xiao Shiqin, telah bertempur bersama selama bertahun-tahun. Zhang Qi baru menjadi atlet profesional tahun lalu, bergabung setelah Xiao Shiqin hengkang. Sebagai rookie, Zhang Qi tak setuju dengan keputusan Xiao Shiqin dulu. Tapi di tim, dia melihat penghormatan tulus semua orang pada Xiao Shiqin. Suatu kali dia tak sengaja melontarkan komentar merendahkan, langsung ditegur keras oleh Dai Yanqi - nonak yang cuma setahun lebih senior - layaknya senior sejati. Pandangan anggota tim lain juga penuh kecurigaan.
Zhang Qi kesal tapi sebagai rookie tak bisa berbuat banyak. Saat mendengar kabar kekalahan Tim Jia Shi di Tantangan Rookie, hatinya dipenuhi kepuasan jahat. Kini Xiao Shiqin kembali ke Thunderclap yang langsung menerimanya dengan tangan terbuka, membuat Zhang Qi semakin meremehkan orang ini dan kecewa pada timnya.
Tak punya harga diri.
"Pemain dan tim, sama-sama tak punya nyali."
Ini adalah pemikiran Zhang Qi yang tak berani diungkapkan kepada siapapun. Melihat berbagai perlakuan yang diterima Xiao Shiqin setelah kembali, hatinya dipenuhi ketidakseimbangan.
Tak lama kemudian, Xiao Shiqin langsung menjabat sebagai Kapten. Setelah itu, dia mengajak semua anggota untuk menjarah BOSS dan mengumpulkan material di game online.
Ini tugas yang pantas untuk atlet profesional?
Zhang Qi melirik ke kiri-kanan. Tak ada satupun anggota tim yang keberatan. Dia pun tak berani meninggalkan tim, terpaksa ikut serta ke dalam game online bersama tim. Sampai sekarang, mengikuti Xiao Shiqin yang tak punya nyali ini, bersembunyi di balik semak-semak, tak tahu apa rencananya.
"Mereka datang!" Fang Xuecai berbisik.
"Hmm." Xiao Shiqin mengangguk.
Zhang Qi memutar sudut kameranya, lalu melihat sekumpulan karakter dengan gelar "Guild Xingxin" di kepala mereka berbaris memasuki area hutan di lereng bukit.
Zhang Qi menoleh ke arah Xiao Shiqin yang duduk tak jauh darinya. Ekspresi fokus di wajahnya bahkan tercampur sedikit kegugupan.
Berlebihan sekali, cuma main game online, pikir Zhang Qi dengan sikap meremehkan.
"Zhang Qi, hati-hati dengan operasional kameramu." Tiba-tiba suara Xiao Shiqin terdengar di headphone.
"Apa?" Zhang Qi tertegun.
"Gerakan semak akan membuat mereka curiga." Kata Xiao Shiqin.
"Oh." Zhang Qi mengangguk. Sedangkan dalam hatinya: Hmph, pengecut.
Untuk instruksi Xiao Shiqin, Zhang Qi sama sekali tidak menganggapnya serius. Dia sama sekali tidak merasa kewaspadaan seperti ini diperlukan. Setelah anggota Xingxin tiba di lokasi, mereka juga dengan cepat bubar di bawah arahan.
"Perhatikan pergerakan tiap tim mereka." Xiao Shiqin membagi tiga arah yang harus dipantau masing-masing orang. Zhang Qi segera berbalik ke arah yang menjadi tanggung jawabnya.
"Pelankan putarannya!" Xiao Shiqin mengingatkan lagi.
Cerewet!!
Zhang Qi hampir tidak bisa menahan umpatan, tapi akhirnya berhasil menahannya. Namun karena impulsif ini, operasionalnya justru semakin kasar. Tapi karena putaran sudah selesai, terlambat bagi Xiao Shiqin untuk mengomentari. Dia hanya mengerutkan kening tanpa melanjutkan.
Zhang Qi dengan iseng memantau arah ini. Dua tim dari Guild Xingxin menuju ke sini, setelah beberapa jarak, kedua tim bertindak terpisah: satu tim terus lurus, sementara yang lain bergerak agak ke kiri.
Apa yang perlu diamati dari ini?
Saat Zhang Qi sedang kesal, tiba-tiba dia mendengar teriakan Xiao Shiqin: "Bahaya, cepat pergi!"
Kemudian terlihat karakter Xiao Shiqin dan Fang Xuecai muncul dari semak-semak dengan langkah yang sangat cepat.
Konsentrasi Zhang Qi memang sudah buyar, ditambah dengan sikap antipatinya terhadap arahan Xiao Shiqin. Setiap instruksi harus melewati proses "mengkritik mental" dulu di otaknya sebelum dieksekusi - ini sudah menjadi kebiasaan berpikirnya. Maka dalam momen genting seperti ini, tindakannya terlambat bukan main?
Hasilnya, karena sedikit melambat, sebuah Sinar Satelit langsung menghujam dari langit ke semak tersebut. Xiao Shiqin dan Fang Xuecai berhasil geser mundur menghindar, namun Zhang Qi justru terkena ledakan tepat di tempatnya.
"Sial!" Zhang Qi mengumpat sambil mengendalikan karakternya yang terhuyung-huyung berlari keluar. Ternyata Sinar Satelit telah terpecah menjadi delapan pilar cahaya kecil. Sinar yang baru saja menghujam tadi bukan satu, melainkan dua berkas!
Serangan datang dari mana?
Zhang Qi tak sempat menganalisis, prioritasnya adalah lolos dari kepungan. Memperhatikan celah di antara dua pilar cahaya kecil, ia menggerakkan karakternya melesat maju.
"Pelankan!" teriak Xiao Shiqin.
Dasar cuma bisa bilang "pelankan"!
Dalam krisis, kritikan Zhang Qi meluncur cepat. Ia mengabaikan peringatan Xiao Shiqin untuk mengurangi kecepatan, karakternya tetap melaju kencang. Tiba-tiba celah di depannya berkedip, sebuah pilar cahaya terbelah dua menutup jalan, menyapu karakter Zhang Qi yang baru saja masuk.
Zhang Qi panik. Karakternya terkena efek kekakuan kecil akibat serangan itu, pilar-pilar cahaya kecil menggilasnya satu per satu. Delapan? Bukan, ini jelas dua belas! Sinar Satelit tadi bukan dua, tapi tiga berkas! Dua di antaranya sengaja ditumpuk sehingga Zhang Qi gagal membedakannya.
Tapi Xiao Shiqin sudah mengingatkannya untuk pelan-pelan. Apakah dia sudah tahu sejak awal?
Zhang Qi merasa malu sejenak. Selain faktor lain, fakta bahwa Sinar Satelit bisa menghantam semua pilar cahaya besar dan kecil secara total saja sudah menunjukkan level yang buruk.
Begitu sinar selesai menyapu, terlihat seorang Battle Mage dengan tulisan Guild Xingxin di atas kepala sedang menyerbunya dengan amarah.
Dasar orang-orang ini, pikirku aku mudah diintimidasi?
Aku bukan pemain biasa!
Zhang Qi dengan marah mengoperasikan karakternya menyambut, mengayunkan pedang dengan Ruin Slash untuk memberi pelajaran pada si kurang ajar ini. Namun kilatan pedangnya meleset, Battle Mage itu dengan lincah menghindar sambil menusukkan tombak perangnya. Ruin Slash Zhang Qi belum selesai, serangan Longya lawan sudah lebih dulu mendarat.
Zhang Qi kaget lagi. Ingin menghentikan skill tapi terlambat. Tertusuk Longya, karakternya langsung kaku. Lawan segera mengangkatnya ke udara dengan Tianji, lalu meluncur ke belakangnya dengan langkah geser sebelum menghantam dengan Telapak Bunga Rontok.
Doron!
Swordsman Ganas Zhang Qi terpental. Di detik terakhir sebelum kamera terkunci, ia melihat karakter Xiao Shiqin dan Fang Xuecai berusaha menolong, sementara Battle Mage itu tanpa takut maju menghadapi mereka.
Karakter Swordsman Ganas Zhang Qi mendarat, dia akhirnya tidak lupa melakukan Ukemi. Karakternya langsung berguling dan bangkit. Tapi kemudian menyadari dirinya sudah terkepung, berbagai karakter di sekelilingnya telah mengepungnya rapat-rapat.
"Aku..."
Zhang Qi hanya sempat mengucapkan satu kata sebelum senjata-senjata berwarna-warni menghujam, membawa berbagai Skill, satu gelombang serangan terpusat, insta-kill.
Aku ini atlet profesional!
Zhang Qi ingin berteriak seperti itu, tapi akhirnya teredam oleh serangan terpusat yang menginsta-kill-nya.
Situasi apa ini?
Zhang Qi benar-benar linglung saat ini. Semua ini terjadi hanya dalam hitungan detik. Beberapa detik lalu dia masih mengkritik Xiao Shiqin dengan acuh di semak-semak, beberapa detik kemudian, dia sudah menjadi roh yang KO?
Jangan main-main, bahkan di arena pertandingan profesional pun, aku tidak pernah mati secepat ini!
Zhang Qi benar-benar membeku.
Dunia kematian seharusnya sunyi, semua di medan perang sudah tak ada hubungannya dengan rohnya. Tapi tiba-tiba di telinga Zhang Qi terdengar suara Xiao Shiqin.
Dia sedang memimpin.
Dia dan Fang Xuecai sedang bertukar serangan dengan lawan.
Zhang Qi menoleh ke arahnya. Ekspresi Xiao Shiqin penuh fokus, dengan sedikit kegugupan.
"Apa yang perlu gugup?" Itu pikirannya beberapa detik lalu. Beberapa detik kemudian, dia yang tidak gugup sudah dihancurkan.
Zhang Qi bingung bersiap respawn, tiba-tiba kotak notifikasi berkedip: Pastor Harriel telah melakukan Skill Resurrection padamu, apakah mau hidup kembali?
"Zhang Qi buru-buru memilih 'Ya', karakter langsung berdiri, mengikuti, lalu tumbang!"
"Apa-apaan ini!!" Suara Zhang Jiaxing bergema di ruang latihan.
Zhang Qi bingung tak tahu harus berbuat apa, dia menyadari semua rekan setim memandangnya seperti melihat orang bodoh.
"Tunggu momen yang tepat untuk respawn..." Zhang Jiaxing akhirnya bergumam sendiri. Sebagai pendatang baru di Thunderclap, statusnya bahkan lebih junior dari Zhang Qi. Jika di Jia Shi, komplain seperti ini tak akan berakhir hanya dengan dua kalimat. Posisi Healer dalam tim esports memang cukup penting.
Zhang Qi baru tersadar, berada di tengah formasi musuh tapi malah langsung respawn bangun. Tindakan ini benar-benar keterlaluan bodohnya, tak bisa disangkal lagi.
"Maaf, ini kesalahanku," kata Zhang Qi.
"Zhang Qi, perhatikan perintah pemimpin," Fang Xuecai tiba-tiba menyela.
"Oh..." Zhang Qi mengangguk kaku.
Apakah hasilnya akan berbeda jika benar-benar mendengarkan komando? Zhang Qi tak sengaja melirik Xiao Shiqin yang tetap fokus dengan ketegangan di wajahnya.
"Tim 1 jangan maju dulu, mundur lima koordinat area."
"Tim 4 gantikan posisi Tim 3."
"Tim 5 tahan sebentar, bantuan dari belakang sedang menunggang kuda. Healer Tim 6 bantu jaga Tim 5."
Pasukan bantuan Tim Thunderclap datang dari berbagai arah, sedang bertempur dengan Xingxin. Tapi Xiao Shiqin tidak berniat menentukan pemenang di sini. Dia ingat betul tujuan mereka adalah menjarah BOSS, bukan bertarung habis-habisan dengan guild manapun. Pertempuran dengan Xingxin pun terpaksa dilakukan. Namun dia segera menyadari, serangan Xingxin juga tidak terlalu ganas. Rupanya mereka sama-sama paham bahwa konflik saat ini agak tak berarti.
Kedua pemimpin memiliki chemistry tak terucap. Dalam kondisi menghindari korban besar, kedua tim mulai mundur perlahan. Tak lama, pertempuran terhenti.
Seorang Battle Mage dari barisan Xingxin memanggul tombak perang maju: "Sangat gigih ya!"
Xiao Shiqin melihat, ternyata orang yang tadi menerbangkan Zhang Qi si Swordsman Ganas.
"Oh ternyata kamu." Kata Xiao Shiqin.
"Memangnya siapa yang kau kira?" Jawab Ye Xiu.
"Siapa lagi kalau bukan." Xiao Shiqin berkata. Selain Ye Xiu, tentu hanya Tang Rou.
"Kalau dia, gerakan pembukaannya tidak akan sesederhana ini." Ye Xiu tersenyum.
Xiao Shiqin teringat Haolong Pojun milik Tang Rou. Skill tier 65 Battle Mage-nya memang paling mengesankan. Tapi sekarang, di mana dia bersembunyi? Pertempuran tadi tidak terlalu sengit, Xiao Shiqin belum menemukan posisi pemain Xingxin. Akhirnya dia memberi perintah di tim: "Nanti saat pertempuran mulai, fokus ke Battle Mage itu, habisi dalam satu gelombang serangan!"
Pada saat yang sama, di dalam tim besar Xingxin: "Sebentar lagi mulai serang, perhatikan Mecha Specialist itu, bawa kabur dalam satu gelombang!"
"BOSS sudah sampai!" Tiba-tiba kedua tim besar menerima laporan dari mata-mata.
"Serang!!" Kedua pihak memberikan perintah serentak.
Pemain Thunderclap langsung memfokuskan serangan terkonsentrasi ke Battle Mage itu!
Pemain Xingxin langsung memfokuskan serangan terkonsentrasi ke Mecha Specialist itu!
