Pertarungan 5 vs 5 sama sekali berbeda dengan 100 vs 100. Meski atlet profesional memiliki etika profesional yang tinggi dan skill jauh di atas pemain biasa, namun di antara sesama atlet profesional, jarak yang tercipta dari kebiasaan Ye Xiu selama satu setengah tahun ini merampok BOSS di garis depan game online dan penguasaannya yang matang terhadap peta memang tidak bisa disangkal lagi.
Para atlet profesional memang memiliki level teknik dan strategi yang lebih tinggi, namun dalam menghadapi situasi rumit seperti ini, kemampuan mereka untuk menyeimbangkan kepentingan dan meraih keuntungan akhir belum tentu lebih baik daripada ketua-ketua guild besar. Di arena seperti ini, para atlet profesional lebih mengandalkan kekuatan teknik level untuk langsung menghancurkan lawan, membuat berbagai strategi lawan gagal dieksekusi. Tapi sekarang, di pihak lawan ada Ye Xiu yang sangat menguasai medan perang game online. Jarak kemampuan inilah yang tidak bisa segera mereka tutupi.
Dragon Blade Master yang mengejar Artillery God Su Mucheng langsung menerjang ke formasi beberapa guild. Sepanjang pergerakannya, tangannya tidak berhenti mengayunkan pedang membunuh pemain secara acak. Bagi para pemain guild, ini sama seperti BOSS yang mengalami OT. Yang lebih canggung, posisi mereka sekarang sulit - jika mencoba melakukan crowd control tidak tepat, tapi tidak melakukan apapun juga akan membuat mereka semakin pasif. Artillery God Su Mucheng terus bergerak, memutar Dragon Blade Master ini di sekitar formasi mereka, terus memanfaatkan 'pisau orang lain' untuk membunuh.
Fokus serangan ke Su Mucheng?
Beberapa guild sempat mempertimbangkan ide ini. Tapi, Artillery God memiliki jangkauan tembak terjauh. Posisinya yang sangat strategis membuat serangan terpusat sulit dilakukan, ditambah lagi operator sekelas Su Mucheng. Ini benar-benar tidak realistis...
"Serang Xingxin!!" Tiba-tiba seseorang meneriakkan ide ini di tengah kerumunan. Mereka yang mendengar merasa ini masuk akal. Seketika mereka mengabaikan Dragon Blade Master dan kembali menerjang pemain Guild Xingxin.
Ternyata pemain Xingxin sudah mempersiapkan ini. Begitu melihat beberapa guild hendak menyerang bersama, tanpa basa-basi mereka langsung berbalik dan kabur dengan taktik menyebar dalam formasi kecil. Seluruh tim besar langsung bubar berantakan, lari tercerai-berai bagai serpihan debu.
Di saat seperti ini, kejar atau tidak? Target mana yang dikejar? Sejauh apa pengejaran? Para atlet profesional kembali dipenuhi teka-teki di kepala, tak bisa memutuskan. Namun para ketua guild yang berpengalaman dalam persaingan, melihat sikap Xingxin yang seperti ingin mengalihkan perhatian, segera memeriksa status keberadaan BOSS.
Di bawah upaya sengaja menghindar dari beberapa pihak mereka, Dragon Swordsman akhirnya dash lurus ke depan dari pihak lawan, terus tumbang ke Artillery God Su Mucheng.
Artillery God Su Mucheng? Saat ini benar-benar sudah lari cukup jauh, ternyata bermaksud bawa pulang BOSS!
“BOSS, perhatikan BOSS, tarik kembali!!”
Guild-guild besar marah, tujuan mereka ke sini bukan untuk menentukan hasil pertarungan dengan Xingxin. Jika BOSS dicuri seperti ini, apa artinya sibuk setengah hari? BOSS Liar memang punya kelemahan ini, tidak seperti BOSS dungeon yang aktivitasnya terbatas di area tertentu. Jika kamu bawa terlalu jauh, mereka akan otomatis lepas dari pertempuran dan mulai dari awal. BOSS Liar bisa bergerak bebas di seluruh peta, kalau kamu punya kemampuan untuk terus membawanya tanpa terbunuh, kamu bisa ajak keliling seluruh peta permainan.
Setiap guild menyadari Xingxin ingin mencuri Long Jianshi, mana mungkin diam? Menarik kembali aggro dengan output bukanlah hal yang bisa dilakukan sekejap. Saat seperti ini, tentu harus mengandalkan skill aggro Knight untuk kontrol paksa. Seketika, Knight dari berbagai guild menerjang keluar, membanjiri Long Jianshi dengan provokasi.
Efek skill provokasi bisa saling menimpa. Dengan kerumunan orang yang berusaha mengacau, sulit diketahui skill siapa yang akhirnya berlaku. Yang pasti, Long Jianssi kembali dengan wajah bengis. Setiap guild buru-buru menyesuaikan ritme Knight mereka, melakukan kontrol secara terstruktur. Melihat tujuannya gagal, Su Mucheng kembali menyerang dengan tembakan meriam dari kejauhan. Tapi jika bicara murni menghasilkan aggro, Knight memiliki bonus aggro setelah beralih kelas ditambah skill khusus aggro, kelebihan yang tak tertandingi oleh kelas lain.
Meski kemampuan teknik Knight mayoritas pemain di lokasi tak sebanding dengan Su Mucheng, ada juga pro player! Xu Bin, pemain Knight nomor satu di Liga saat ini, secara alami menjadi yang paling menonjol di antara Knight-Knight tersebut. Akhirnya dialah yang berhasil menarik aggro Long Jianssi.
Alhasil, target Long Jianssi sementara beralih ke Zhong Cao Tang - situasi yang tak diinginkan Micro Grass. Untungnya aggro Xu Bin saat ini masih berupa kontrol paksa, belum benar-benar stabil.
"Lepaskan lagi?" Xu Bin agak bingung. Setelah ditarik kembali, sekarang mau dilepas lagi? Bolak-balik begini, tujuan sebenarnya apa ya? Sepertinya dia sendiri sudah lupa.
Hancurkan Su Mucheng dulu?
Beberapa orang berpikir begitu, tapi setelah dilihat lagi, Su Mucheng yang baru saja menembakkan beberapa doron ke belakang tadi, seperti menyerah dan lari menjauh. Tapi Xu Bin yang mengontrol aggro BOSS tahu persis, sebenarnya aggro BOSS saat ini masih tertuju pada Artillery God Su Mucheng. Kalau dia melepas kendali di sini, Dragon Swordsman pasti langsung berlari ke arah sana. Tapi kalau tidak dilepas dan terus mempertahankan aggro, bukankah Zhong Cao Tang akan jadi target semua orang?
Xu Bin benar-benar bingung, tidak tahu harus bagaimana.
"Lepaskan!" Akhirnya Wang Jiexi yang mengambil keputusan. Tidak melepas adalah malapetaka bagi Zhong Cao Tang, melepas adalah malapetaka bersama untuk semua guild.
Xu Bin melepas kendali. Dragon Swordsman langsung menerjang. Para Knight di sekelilingnya hanya bisa berdiri bengong tak tahu harus berbuat apa. Mereka tidak ingin mengambil aggro untuk sementara, tapi juga tidak bisa membiarkan Xingxin membawa pergi BOSS. Menghadang bukan, tidak menghadang juga bukan. Gimana ini?
“Kejar BOSS, hantam Xingxin!” Akhirnya ada yang punya ide. Dragon Swordmaster mengejar Su Mucheng, Artillery God-nya tidak mungkin terus kabur hanya mengandalkan kecepatan sendiri. Pasti perlu bantuan orang untuk menghalangi Dragon Swordmaster sambil mengulur waktu untuk Su Mucheng. Dengan mengejar BOSS sambil menghancurkan anggota Xingxin sekaligus, bukankah lebih efisien?
Hasilnya ketika mereka serbu bersama, pihak Xingxin juga bergerak massal untuk membantu Su Mucheng mengulur waktu. Mereka bahkan memakai kekuatan seluruh tim guild.
Akhirnya kedua pihak benar-benar bentrok. Zhong Cao Tang, Pavilion Blue River, Lembah Bunga Ratusan, dan Tapo Xu Kong yang sedang bersatu padang benar-benar solid. Mereka berkolaborasi menghancurkan anggota Xingxin. Pemain Xingxin yang bertahan total pun kewalahan menghadapi serangan empat guild sekaligus. Dari segi skill pemain, mereka memang kalah dari guild-guild besar profesional ini.
“Bahaya!”
Tapi ketika beberapa guild ini sedang asyik mengintimidasi Xingxin, tiba-tiba mereka sadar: sementara pemain Xingxin bertahan mati-matian, Dragon Swordmaster sudah dibawa lebih jauh. Bayangan Su Mucheng si Artillery God sudah tak terlihat, bahkan Dragon Swordmaster yang mengejar ke balik bukit itu pun menghilang dari pandangan.
Empat guild mulai dari pemain biasa hingga atlet profesional semuanya kocar-kacir, mana sempat memikirkan para pemain Xingxin di depan mata. Ternyata kelompok besar mereka ini hanya sekadar perlindungan. Dragon Swordmaster sekarang benar-benar lepas dari sudut pandang mereka, ke sudut mana selanjutnya akan dibawa untuk dibunuh diam-diam?
Ratusan orang bergegas mengejar, hanya merasa pegunungan tinggi dan daratan luas terbentang, seolah Dragon Swordmaster tidak pernah muncul. Dari mana harus mulai mencari? Personel guild-guild dikirim secara terpecah, sementara para atlet profesional masing-masing masih linglung. Mereka merasa bingung, bagaimana mungkin Dragon Swordmaster berhasil diculik Xingxin di depan mata mereka? Tidak paham sama sekali...
Ini perlu analisis taktis.
Atlet profesional secara alamiah terbiasa berpikir dari perspektif profesional, seperti saat menganalisis variasi taktik lawan dalam pertandingan. Situasi baru-baru ini juga perlu dipelajari dengan sikap serius.
Game online, saat tidak ada kompetitor setara, terasa mudah bagi mereka. Tapi ketika ada lawan selevel, justru jauh lebih kompleks daripada pertandingan pro.
Pemain yang dikirim mencari Dragon Swordmaster akhirnya tidak membawa kabar, hingga Pesan Sistem mengumumkan Dragon Swordmaster terbunuh oleh Guild Xingxin. Lokasi pembunuhan dan pelakunya, guild-guild besar sama sekali tidak tahu.
Semua orang Lesu dan Tidak Bersemangat membersihkan konsekuensi pasca pertempuran. Mereka yang bisa respawn berusaha menghidupkan kembali karakter sebisanya, mengumpulkan peralatan yang di-drop semaksimal mungkin. Dalam proses ini, perselisihan kecil dengan guild lain tak terhindarkan, tapi pertempuran skala besar sudah tidak perlu lagi. Para pemain di level ini memiliki kebiasaan profesional - mereka umumnya tidak melakukan pertikaian emosional. Setelah BOSS direbut, situasinya mirip seperti setelah pertandingan atlet profesional, melanjutkan pertempuran lagi terasa sia-sia. Bagaimanapun ini adalah guild yang sudah dikelola sampai level ini, cara bertempur habis-habisan tidak akan bisa menghapus salah satu pihak secara total. Seperti tahun lalu setelah Lun Hui menjadi juara, dua guild Lun Hui dan Pavilion Blue River saling serang habis-habisan. Api permusuhan menyebar ke seluruh Glory, mulai dari anggota guild hingga berbagai pemain fans yang bermain solo. Hasilnya? Bagi kedua guild hanya ada satu konsekuensi: Kedua pihak terluka. Bagaimanapun ini game online - karakter yang mati bisa langsung respawn, peralatan memang bisa hilang, tapi yang hilang bisa diambil lagi. Saling rebut-merebut antara dua pihak ini, akhirnya siapa yang dapat keuntungan? Tidak ada. Akhirnya hanya saling melukai, lalu memberi keuntungan untuk pemain-pemain biasa.
Pertempuran seperti ini sebenarnya sangat sulit dihindari dalam pengelolaan guild. Hanya saja setelah turnamen besar, emosi fans perlu dicerna. Guild di saat seperti ini harus berdiri tegak bersama fans mereka. Meski tahu ini bukan keputusan bijak, mereka tetap harus melakukannya - ini bisa dianggap sebagai bentuk membayar tagihan konsumsi untuk fans.
"Saat ini hanya kehilangan satu BOSS liar, emosi tidak seharusnya begitu kuat. Para atlet profesional dari berbagai guild sedang tercengang - di game online mereka ternyata agak kesulitan menghadapi Ye Xiu. Sedangkan para ketua guild dan anggota tim elit mereka yang telah terbiasa dirampas BOSS liar oleh Ye Xiu bersama Xingxin, hal ini sudah menjadi kebiasaan bagi mereka."
"Tapi...guild kami sekarang jelas-jelas sudah memiliki atlet profesional, mengapa masih mudah direbut oleh Xingxin? Masalah ini membuat para pemain guild besar bingung sejenak. Di mata mereka, atlet profesional adalah sosok yang sangat hebat. Karena jarang atau hampir tidak berinteraksi, mereka sama sekali mengabaikan alasan sederhana bahwa ketekunan Ye Xiu selama satu setengah tahun di game online tak tertandingi."
