Dengan tambahan Aliansi Lima Guild baru, hingga saat ini BOSS Liar Rogue Killer Ding Long di Grey Corner telah menarik 12 guild besar. Belum termasuk beberapa yang mungkin sudah menerima pesan namun belum sampai.
12 guild, masing-masing setidaknya mengirim satu tim elit, total lebih dari 1.000 akun karakter berkumpul di sudut Pasar Gelap Grey Corner. Meski padat, karena area pasar memiliki medan tempur 3D yang kompleks dengan ruangan bertingkat, atap, dan basement, kepadatan karakter bisa terdistribusi efektif. Namun tetap penuh sesak, membuat Aliansi Lima Guild yang datang agak telat kesulitan masuk. Apalagi guild-guild besar sudah menyimpan aggro besar pada mereka! Begitu tiba di lokasi, kamera hampir semua karakter langsung berputar ke arah mereka, langsung bersiap tempur.
"Ada apa? Kompak sekali, kalian membentuk aliansi?" teriak Ye Xiu.
Pertanyaan ini malah dimanfaatkan oleh mereka.
“Bagus, pertama-tama harus menyingkirkan si pemalas ini!” Tidak jelas siapa yang menjawab, tapi yang bisa mewakili sikap tim seperti ini pasti tokoh berpengaruh dalam tim.
“Hah, kalian tahu di mana aku berada untuk menyingkirkan?” Ye Xiu mengejek.
Semua orang melihat, ini benar-benar tidak diketahui. Meski skill atlet pro sangat mumpuni, kemampuan menentukan posisi dari suara memang ada. Tapi saat ini orang-orang berkelompok, meski tahu area umum, tetap tidak bisa mengenali mana Ye Xiu. Tidak seperti mereka yang job kelasnya sesuai dengan karakter asli, Ye Xiu sekarang adalah Loner - 24 kelas terpadu, membuat kondisi identitas samarannya jadi sangat kompleks.
“Peduli di mana kau? Berani maju satu langkah lagi, semua akan dihabisi!” Ancaman datang lagi dari sumber tak jelas. Tapi melihat formasi berbagai guild ini, ancaman itu tidak kosong belaka. Mereka benar-benar kompak saat ini, meski terpaksa.
“Baiklah, kami tidak maju. Kami hanya berdiri di sini menonton, silakan lanjutkan.” Kata Ye Xiu.
Lebih dari seribu akun itu serentak menunjukkan ekspresi berkeringat dingin. Gelembung teks emoji membentuk lautan spektakuler.
“Lao Ye, jangan seperti ini dong!” Seorang maju berbicara. Semua menengok ke arah suara - Expert Amunisi dari Dominant Hero yang sedang memainkan pistol otomatis.
“Wah, kau toh? Gimana kabarnya?” Tanya Ye Xiu.
“Aku baik-baik saja, terima kasih.” Jawab Zhang Jiale.
“Sudah nangis belum?”
“Kau minggir!” Zhang Jiale meledak marah.
“Sudah kubilang sebelumnya, Dominant Hero tidak keren, kalau mau jadi juara harus gabung ke Xingxin kami.” Ye Xiu berkata.
Langsung terdengar suara hinaan. Meski tahu ini adalah legenda Shen Ye Xiu yang paling banyak menjuarai turnamen, semua orang merasa pujiannya ini keterlaluan.
“Siapa yang kau bilang tidak keren?” Seorang Master Bela Diri dari sisi Dominant Hero maju. Setelah banyak bicara, karakternya Ye Xiu akhirnya ketahuan - kali ini dia menggunakan Artillery God.
“Lao Han juga datang? Ramai sekali, aku senang. Menurutku kita atlet profesional harus sering duel dan berkomunikasi di game online untuk saling meningkatkan kemampuan.” Ye Xiu berbicara dengan serius.
“Jangan banyak omong, menghilanglah! Atau mau kami tembak kau pergi?” Seorang Blade Master dari Pavilion Blue River mendekat. Dari kecepatan bicaranya, pastilah Huang Shaotian.
Zhang Jiale, Han Wenqing, Huang Shaotian!
Ketiganya membentuk formasi serangan tiga sisi ke Ye Xiu. Ketegangan situasi ini membuat para pemain lain sampai susah bernapas! Ini benar-benar level konfrontasi yang hanya terlihat di arena All-Star Game! Bahkan di panggung pertunjukan itu, pasti tidak seserius saat menjarah BOSS.
“Apa ini? Lebih banyak personel mengintimidasi yang sedikit?” Ye Xiu mengoperasikan karakternya mundur selangkah. Di belakangnya, lima tim elit dari lima guild maju dengan kewibawaan.
“Kali ini jangan harap bisa mengacau.” Xiao Shiqin dari Thunderclap juga datang. Ia melihat situasi kali ini cukup baik, semangat semua orang untuk menyaingi Ye Xiu sangat tinggi, langsung merasa ini kesempatan emas untuk bersatu mengusir Ye Xiu.
“Mengacau apanya? Cuma jalan-jalan di sini saja nggak boleh? Ngapain, guild besar mau membersihkan area, atlet profesional mengintimidasi orang ya?” teriak Ye Xiu.
Semua orang langsung hilang kesabaran. Si pemalas ini benar-benar ngotot nggak mau mengalah!
“Ngapain banyak bicara sama dia, langsung habisi saja!” seru seseorang.
“Siapa ini? Berani-beraninya bicara kasar sama gue?” teriak Ye Xiu.
Suara riuh rendah membuat kalimat tadi sulit dilacak asalnya. Tapi di belakang Ye Xiu ada tim lima guild, Han Wenqing dan dua rekannya pun tak berani memaksa maju. Kalau tidak, si licik itu pasti langsung mengerahkan 500 orang untuk menenggelamkan mereka bertiga. Hanya yang naif dan kekanak-kanakan yang berharap dia mau 1 lawan 3.
Semua guild tak hanya mengerahkan atlet pro, tim elit mereka juga memindahkan perhatian ke sini. Semua maju perlahan, memaksa bukan hanya karakter Ye Xiu, tapi juga tim lima guild di belakangnya mundur.
“Apaan sih? Mau berantem? Langsung PK tanpa buka BOSS dulu? Melanggar peraturan nih!” protes Ye Xiu.
“Kalau takut ya minggirlah! Kali ini BOSS bukan jatah kalian.”
“Kira kami takut?” teriak Ye Xiu menantang.
“Berkelahi seperti ini tidak menguntungkan siapa pun, lebih baik kamu pergi bersama timmu!” Yu Wenzhou dari pihak Blue Rain berkata.
“Mengapa kami yang harus pergi, bukan kalian?” Ye Xiu menjawab.
“Karena kalian tidak punya peluang menang.” Yu Wenzhou dengan sabar melanjutkan omongan kosongnya.
“Hehe, dalam PK memang kami kalah, tapi apakah tujuan kami ke sini untuk PK?” Tiba-tiba Ye Xiu tertawa.
“Hmm?” Jawaban ini membuat Yu Wenzhou tertegun. Saat menoleh, para pemain dari tim guild besar sudah bergerak penuh semangat ke arah aliansi lima guild, siap untuk bertempur.
“BOSS!” Bahkan Yu Wenzhou yang selalu tenang terdengar kesakitan. Bersamaan, dari belakang mereka terdengar teriakan: “BOSS!!!”
Ya, BOSS!
Semua aggro beralih ke Ye Xiu. Para pemain lupa apakah tujuan mereka merebut BOSS atau menghabisi Ye Xiu. Saat perhatian teralihkan, sebuah tim kecil tiba-tiba muncul dari sudut lain - tanpa simbol guild di kepala seperti pemain biasa - langsung menyerang dan menarik perhatian Rogue killer.
Apakah ini kecelakaan?
Tentu tidak!
Yu Wenzhou yakin 100%, ini pasti konspirasi Ye Xiu. Rencananya adalah strategi mengalihkan perhatian ke timur lalu menyerang barat yang sempurna.
Semua tim buru-buru kembali membantu, namun regu kecil itu jelas memiliki perencanaan matang. Mereka sudah punya strategi jelas untuk mengalihkan perhatian BOSS, dengan lihai menyusuri gang-gang sempit di sudut pasar gelap ini. Di sisi lain, tim elit dari guild-guild besar justru terlihat kikok saat bergerak dalam formasi besar di area seperti ini.
Untungnya setiap guild memiliki atlet profesional. Tanpa peduli lagi dengan koordinasi tim, mereka langsung bertindak mandiri - mengejar target berdasarkan pertimbangan dan metode masing-masing.
Huang Shaotian yang sebelumnya berada di garis depan konflik dengan kelompok Ye Xiu, kini Blade Master-nya sudah berbalik arah dan menerobos ke garis depan pengejaran. Dibantu deduksi dingin dan strategi terukur Yu Wenzhou, ia cepat menyergap target.
"Lari ke mana lagi!!!" teriak Huang Shao. Blade Master-nya terjun dari atap rumah di samping, melancarkan Slashing Draw di udara. Cahaya Jianqi berkilat tiba-tiba, hampir menyapu semua orang di sekelilingnya. Tapi seseorang dari regu lawan tiba-tiba menyambar ke depan, tombak perang di tangannya menangkis serangan itu. Cahaya itu lenyap seketika - Slashing Draw-nya berhasil diparri!
Slashing Draw yang terkenal dengan kecepatan pedang tak terlihat dan hanya menyisakan jejak cahaya, mustahil bisa diparri hanya dengan operasional biasa. Huang Shaotian tak menyangka serangannya gagal total. Menurutnya di Xingxin, hanya Ye Xiu yang bisa menangkis jurus ini. Siapa gerangan orang di hadapannya ini?
Waktu sama sekali tidak memberi kesempatan Huang Shaotian untuk ragu-ragu. Setelah Battle Mage itu mem-block serangannya, tombak perangnya bergetar dan langsung menusuk ke arahnya yang masih melayang di udara. Huang Shaotian buru-buru menyimpan pedang dan melakukan block di udara, berharap bisa meluncur mengikuti momentum serangan untuk terus mengejar BOSS. Tapi lawannya justru membaca niatnya, mengubah tusukan menjadi sodokan ke atas. Karakter Blade Master-nya tidak meluncur malah terlempar lebih tinggi lagi.
"Siapa kamu?" Huang Shaotian terkejut. Bukan operasional yang menakutkan, tapi kesadaran dan pertimbangan yang bisa langsung membaca niatnya ini. Ini pasti bukan kemampuan pemain baru Tim Xingxin.
"Menurutmu siapa?" balas orang itu.
"Aduh kenapa kamu bisa pindah ke sini? Bukannya kamu Artillery God? Kok sekarang jadi Battle Mage?" teriak Huang Shaotian.
"Sudah kubilang punya delapan komputer dengan delapan identitas. Apa kamu tidak percaya?" Ye Xiu menjawab sambil mengarahkan tombak perangnya ke Blade Master Huang Shaotian yang sedang jatuh, kali ini langsung melancarkan skill besar "Naga Murka Menembus Hati". Karena cooldown skill block, Huang Shaotian terpaksa menggunakan Dragon Rising Slash di udara untuk menaikkan posisi karakternya, nyaris menghindari serangan itu. Tapi Battle Mage Ye Xiu sudah selesai recovery frame, meninggalkannya tergantung di udara sambil terus berlari bersama tim kecil.
"Sial, jangan lari!" teriak Huang Shaotian.
"Siapa yang lari?" balas Ye Xiu sambil berlari.
“Huang Shaotian!” Ye Xiu memang tidak kabur, tapi Battle Mage-nya sudah mengambil posisi satu langkah di depan, memblokir arah pergerakan Huang Shaotian. Dia tidak berniat mengikuti tim pergi, melainkan bertahan untuk menahan Huang Shaotian.
“Sial!” Huang Shaotian langsung paham. Jika dia terus bertarung dengan Ye Xiu di sini, BOSS pasti sudah dibawa entah ke mana oleh orang lain.
“Kamu licik sekali!” teriak Huang Shaotian.
“Hahaha, kamu harus banyak belajar!” Ye Xiu tak keberatan mengobrol sebentar dengan Huang Shaotian kali ini.
Tapi apakah obrolan bisa mengganggu pertarungan Huang Shaotian? Tidak. Sambil terus mengoceh tanpa henti, dia langsung menyerbu ke depan. Tujuannya bukan bertarung 300 round dengan Ye Xiu, tapi menerobos blokade Ye Xiu. Tapi...
Blade Master Lu Hanwen tiba, Ahli Amunisi Zheng Xuan tiba, Warlock Yu Wenzhou juga tiba. Petunjuk BOSS yang susah payah dikejar Huang Shaotian tentu hanya dibagikan ke anggota Blue Rain. Semua yang datang cepat-cepat setelah menerima pesan adalah anggota guild mereka. Tapi Huang Shaotian masih terlibat dengan Ye Xiu di sini. BOSS? Di jalanan ini sudah tidak ada jejaknya sama sekali.
“Ke arah sana! Jangan pedulikan aku, cepat kejar!” teriak Huang Shaotian.
“Kau anggap aku tidak ada?” kata Ye Xiu.
“Senior, seorang diri mau menghadang kami berempat?” Lu Hanwen heran.
“Jangan dengarkan omong kosongnya! Cepatan kejar, bocah!” teriak Huang Shaotian.
“Aku benar-benar khawatir dengan IQ-mu. Kalau kamu bisa memanggil orang, masa aku tidak bisa?” Begitu suara itu terdengar, empat anggota pro Blue Rain langsung terkepung.
