Ribuan hantu datang tiba-tiba dan tak terduga, membuat banyak pemain panik. Di tengah kekacauan ini, sosok Ye Xiu yang dengan tenang dan santai berhasil membunuh satu hantu terlihat sangat perkasa. Tak hanya pemain yang diselamatkan Ye Xiu, seluruh pemain di jalanan segera menyadari ada yang sudah berhasil membunuh hantu di sisi ini.
Sepertinya, tidak ada yang istimewa ya?
Pemandangan ini langsung meningkatkan kepercayaan diri pemain. Banyak yang segera mengambil senjata dan menyerang hantu-hantu aneh di sekitar mereka.
Tapi segera, sorakan semangat berubah menjadi jeritan putus asa. Terlalu banyak pemain hanya melihat kesuksesan membunuh hantu di sini, tapi tidak melihat ID di atas kepala karakter ini.
Jun Moxiao, Ye Xiu - ini adalah orang yang berada di puncak Glory. Keperkasaannya tak mungkin ditiru pemain biasa. Kekuatan monster kecil level dungeon bagi pemain biasa bukanlah hal yang mudah diatasi.
Seluruh jalan seketika berubah menjadi medan pembantaian. Para pemain sama sekali tidak siap dengan tingkat kesulitan event Malam Ribuan Hantu ini. Keyakinan yang terkumpul setelah melihat Jun Moxiao berhasil membunuh Liu Shu Guai langsung lenyap tak bersisa.
"Pemain-pemain berteriak ketakutan, berlarian tercerai-berai, sementara sosok perkasa yang berhasil membunuh hantu sendirian itu seketika menjadi penyelamat di mata semua orang. Tanpa sadar mereka berkerumun mendekati sosok ini. Saat jarak semakin dekat, barulah nama karakter ini terlihat jelas, dan mereka pun menyadari adanya kesalahpahaman besar."
"Shen tolong kami!!" Teriakan beberapa pemain terdengar blak-blakan. Menjadi pihak lemah di hadapan Ye Xiu Shen bukanlah aib menurut mereka.
"Tenang semuanya!" Ye Xiu berteriak, "Hantu kecil ini tidak sesulit itu. Perhatikan titik lemah mereka, lalu pilih tipe yang bisa kalian kendalikan! Jika benar-benar tidak mampu, bentuklah tim kecil untuk berkolaborasi."
Benar, lawan yang tak bisa dikalahkan sendirian bisa diatasi dengan kerja sama tim - kesadaran dasar yang harus dimiliki pemain game online. Namun selama event berlangsung, perlu perhitungan matang antara bermain solo atau tim demi memaksimalkan hasil. Karena itu tak ada yang langsung membentuk grup di awal. Tapi setelah menyadari bahaya hantu dan mendapat petunjuk dari Ye Xiu, para pemain segera mulai membentuk grup - baik dengan mengajak teman maupun mencari anggota di lokasi. Dalam sekejap, Ye Xiu kebanjiran undangan grup yang tak terbaca jumlahnya.
Adapun titik lemah hantu kecil...
"Kelemahan apa saja yang dimaksud, Shen?" tanya seorang pemain.
"Masih dalam penelitian," jawab Ye Xiu sambil mengamati beragam bentuk hantu yang baru pertama kali ia lihat, "Kayu takut api, api takut air - prinsip dasar seperti ini pasti tetap berlaku."
Poin ini, Ye Xiu juga sudah mengujinya. Monster Willow tadi, Flame Bomb yang merupakan skill elemen api tingkat rendah dilempar beberapa kali, langsung membakarnya menjadi arang, jauh lebih efisien daripada menebas dengan pedang sebelumnya.
Para pemain tampak mulai paham, sementara berbagai hantu mulai mengepung mereka.
Cari titik lemah! Para pemain berpikir keras, namun hantu pertama yang mendekat langsung membuat mereka menangis. Tong kayu, apa titik lemah benda ini?
Dibakar pakai api?
Mempertimbangkan material tong, pemain dengan skill elemen api mulai menyerang, tapi efeknya tidak terlalu terlihat.
Lalu apa?
Pemain bingung setengah mati, Ye Xiu di samping juga berkeringat dingin. Teori titik lemah sebenarnya hanya asumsinya, siapa tahu apakah semua hantu memilikinya? Tapi sekarang para pemain seperti menerima perintah kerajaan dan berusaha mencari, membuat Ye Xiu merasa tekanan ini sangat besar.
Tiba-tiba dalam pertempuran kacau, seseorang berteriak girang: "Serang bagian bawah! Serang dasar tong-tong ini, pertahanan mereka semakin lemah ke arah bawah!"
Semua tertegun, lalu tersadar - sebagai tong kayu, tanpa dasar jelas tidak bisa berfungsi. Jadi dasar tong adalah titik lemah monster tong?
Logika yang sangat mendasar. Tapi para pemain yang paham jadi agak histeris.
Tapi setelah menemukan titik kunci ini, para pemain menyadari monster hantu sebenarnya tidak terlalu sulit dihadapi. Segera, dasar-dasar tong kayu berhasil dijungkirkan. Monster tong itu langsung kehilangan HP, berjatuhan ke tanah dan berguling-guling tak berdaya seperti bola.
"Bunuh mereka!" Kali ini semangat pasukan benar-benar membara. Mereka sudah menemukan triknya, sehingga kembali nekat tanpa rasa takut.
Bagaimana dengan Ye Xiu?
Tentu targetnya tidak serendah itu. Sambil mencari dan membunuh monster, dia sudah mulai memantau daftar peringkat.
Daftar peringkat tampak spektakuler. Event baru saja dimulai, tapi atlet profesional sudah menunjukkan dominasi. 10 besar, bahkan 20 besar sepenuhnya dikuasai oleh para atlet profesional.
Nama-nama seperti Troubling Rain, Wang Buliuxing, Yiqian Chuanyun, Hundred Blossoms Spectacle, Desert Dust, Tang San Da...
Event sebelumnya juga punya daftar peringkat, tapi tidak pernah dimonopoli seragam oleh karakter kelas profesional. Biasanya saat event di luar musim liga, karakter atlet profesional tidak dikendalikan langsung melainkan oleh tim departemen guild yang melakukan. Skill mereka sebatas level tinggi game online, tidak sekuat kemampuan dominan atlet profesional. Tapi kini di masa jeda kompetisi musim panas, atlet profesional turun langsung sehingga menyapu bersih daftar peringkat.
Ye Xiu melihat peringkatnya. Meski belum masuk 10 besar, posisi 16 juga tidak terlalu jauh. Di sekitarnya, karakter kelas profesional berjejer rapi. Poinnya terus berkedip tak henti. Dalam beberapa detik ia melirik, peringkatnya sudah melorot ke 18, tersalip oleh Flying Sword dan Falling Flower Palm.
"Semuanya sangat rajin!" gumam Ye Xiu. Tangannya tak bisa lagi bersantai. Jalanan yang ia tempati ini dipenuhi monster, tapi pemainnya juga banyak. Berebut dengan orang lain, meski skill-nya tinggi pasti mengurangi efisiensi. Saat seperti ini, lokasi sepi adalah yang terbaik. Ye Xiu menyesal tak mendapat spot bagus sejak online, hanya bisa menyalahkan nasib.
Ya, nasib.
Di event seperti ini, teknik dan strategi adalah nomor dua. Faktor kunci tetap nasib. Terutama bagi atlet profesional seperti Ye Xiu, sama sekali tidak ada masalah di level teknik. Yang kewalahan menghadapi keganasan monster hanyalah pemain biasa.
Tapi sekarang pemain biasa pun membentuk tim. Saling mendukung seperti catat rekor dungeon, kekuatan tempur langsung melonjak. Monster di sepanjang jalan cepat berkurang 70-80%. Ye Xiu menyempatkan melihat daftar peringkat lagi—ternyata ia sudah terjatuh di luar 20 besar.
Jumlah monster yang disegarkan setiap hari tetap, dan semuanya disegarkan sekaligus dalam satu gelombang. Makin banyak monster yang dibunuh, makin sedikit jumlahnya. Kelebihan yang ditetapkan di awal akan semakin sulit dikejar di fase akhir tanpa keberuntungan luar biasa. Hari ini jelas bukan hari keberuntungan Ye Xiu. Setelah area jalan ini hampir bersih, dia pindah ke lokasi lain. Proses membunuh monster terputus-putus, membuat peringkatnya terus turun di daftar peringkat. Ye Xiu pun merasa sangat frustasi.
Setelah berpindah ke beberapa blok jalan, Ye Xiu tiba-tiba menyadari bahwa sekelompok orang terus mengikuti dari belakang tanpa henti.
Ya, bukan satu ekor, tapi sekawanan.
Di sebuah jembatan batu di kota, Jun Moxiao milik Ye Xiu akhirnya berhenti. Kamera berbalik, menunjukkan sekumpulan orang yang sebagian besar namanya sudah dia hafal. Tapi para pemalas ini masih berpura-pura: ada yang seolah sedang mengganti equipment, ada yang pura-pura mengirim pesan, dan ada yang berpura-pura lewat begitu saja di depan Jun Moxiao.
"Kalian dari guild mana?" tanya Ye Xiu.
Tak ada yang menjawab. Mereka semua tetap melanjutkan aktingnya.
"Sudahlah, berhenti berpura-pura. Kau, mulai mengikuti dari menara jam. Kau, mulai dari area sungai empat. Kau, sudah ada sejak di jalan pertama kan?" Ye Xiu menyebut satu per satu karakter mereka. Akhirnya para anggota ini tak bisa lagi berpura-pura. Mereka mundur dengan waspada sambil saling mengamati satu sama lain.
"Sepertinya kalian bukan dari grup yang sama?" kata Ye Xiu melihat mereka saling mengamati.
Masih tidak ada yang menjawab. Tapi Ye Xiu sebenarnya tidak membutuhkan jawaban mereka. Orang-orang ini jelas bukan penggemar yang mengejar tanda tangan Sang Dewa. Ini adalah taktik guild-guild besar yang mengirim pengacau setelah melacak pergerakannya. Jika gagal menghalangi, setidaknya mereka bisa memperlambat dan mengganggu permainannya.
"Tidak adil! Ini anggota guild siapa yang terus mengikuti pantatku?!!" Karena tidak bisa berkomunikasi dengan pemain bayaran ini, Ye Xiu langsung mengutuk tindakan guild-guild tersebut di grup atlet profesional.
Tidak ada yang merespons.
Semua orang sedang sibuk bermain game online, tapi grup atlet profesional justru sepi secara mengejutkan. Fenomena dimana semua pemain fokus pada game online seperti ini belum pernah terjadi di lingkup profesional selama bertahun-tahun. Ye Xiu pun sempat bingung sejenak.
"Wu Chen, suruh anggota guild memantau lokasi karakter atlet profesional dari tim lain." Setelah kembali ke game, Ye Xiu mengirim pesan ke Wu Chen. Sebenarnya Jun Moxiao juga ada di Guild Xingxin, dan perintahnya pasti akan diikuti. Tapi sebagai ketua guild baru, Wu Chen perlu membangun wibawa. Campur tangan pemain tim yang melampaui wewenang justru merusak manajemen guild.
"Oke, baik." Setelah menerima balasan, Wu Chen segera menyebarkan instruksi ke seluruh guild.
Guild Xingxin yang sudah mencapai batas maksimal 10.000 anggota pasti menyimpan mata-mata guild lain. Belum lima menit sejak pesan Wu Chen dikirim, grup atlet profesional langsung ramai dengan pesan yang bermunculan.
“Balas dendam berantai.” Wang Jiexi berkata.
“Kapan berakhirnya!” Huang Shaotian melanjutkan, tentu saja empat kata terlalu sedikit, Huang Shao juga punya pendapat pribadi: “Lao Ye ngapain sih, harus balas dendam begini sampai memalukan!”
“Iya iya, kan ada event, harmoni yang utama!” Jiang Botao dari Lun Hui juga menyampaikan pandangannya.
“Kalau gitu suruh semua guild kalian menghentikan aksi kalian?” Ye Xiu berkata.
“Berhenti, berhenti...” Setiap guild menyatakan sikap, tak lama kemudian Ye Xiu menemukan para pengikut diam-diam anonim di belakangnya perlahan bubar.
“Sudah lah, sekarang aman kan? Semua persaingan harmonis ya, Lao Ye kamu harus semangat! Buka daftar peringkat kayaknya nggak kelihatan kamu!” kata Huang Shaotian. Saat ini akun Troubling Rain-nya menduduki peringkat pertama, wajar kalau dia sedikit jumawa.
Tapi baru beberapa menit chatting di QQ, daftar peringkat berubah drastis.
“Sial sial sial sial!!!” Huang Shaotian berteriak di grup. Poin Yiqian Chuanyun milik Zhou Zekai tiba-tiba melonjak, dari peringkat ketiga langsung naik ke posisi pertama, mendepak Troubling Rain ke nomor dua.
“Heh.” Zhou Zekai yang jarang muncul di grup kali ini cuma mengucapkan satu kata.
