Menggunakan Qianji San, Ye Xiu berhasil menghindari kombinasi membutakan yang tampak tak terkalahkan ini. Tapi posisinya yang terkepung tetap sama. Leng An Lei milik Lin Jingyan terhempas oleh serangan kavaleri Jun Moxiao, sementara Desert Dust Han Wenqing sudah mendarat dengan teknik dan langsung melancarkan Raging Tiger Strike disertai suara "Doron".
Langsung menggunakan skill besar lagi.
Dalam duel satu lawan satu, taktik seperti ini terlihat tidak strategis. Tapi Han Wenqing bukan bertarung sendirian. Meski tidak melakukan persiapan untuk skill besar-nya, dia punya rekan setim. Koordinasi membutakan Lin Jingyan dan Zhang Jiale mungkin gagal, tapi saat Qianji San ditutup untuk menghalangi flashbang, pandangan Jun Moxiao juga terhalang. Ketika payung dibuka kembali, tinju Desert Dust sudah menghujam di depan mata.
Raging Tiger Strike, skill besar Level 70, merupakan skill terkontrol setelah diaktifkan. Skill jenis ini bisa menampilkan kekuatan berbeda tergantung level operatornya. Level Master Bela Diri Han Wenqing tak perlu diragukan lagi, skill serangan kuat Raging Tiger Strike sangat sesuai dengan gayanya.
Pukulan berkecepatan ultra dalam skill ini mustahil diikuti dengan gerakan operasional normal. Mustahil untuk terus-menerus menghindari serangannya kecuali keluar dari radius serangan sekaligus. Tapi ini sangat sulit karena Raging Tiger Strike terlalu cepat. Payung Jun Moxiao baru saja terlipat, tinju sudah menghampiri wajah - sepertinya bahkan Ye Xiu tak bisa bereaksi. Jun Moxiao terkena pukulan!
Jun Moxiao langsung terlempar mundur, tapi Han Wenqing segera menyadari ada yang salah. Raging Tiger Strike adalah skill serangan berkelanjutan. Jika target sudah terpukul mundur di pukulan pertama, bagaimana melanjutkan kombo? Terlemparnya Jun Moxiao ini ada campur tangan operasi Ye Xiu - dia memanfaatkan tenaga pukulan itu untuk mempercepat jarak.
Pemikiran bahwa Ye Xiu tak bisa bereaksi terhadap skill besar ini benar-benar naif!
Tapi, mengira bisa sepenuhnya menghindari Raging Tiger Strike dengan cara ini juga pemikiran yang naif!
Desert Dust melangkah maju, jarak yang baru saja dibuat Jun Moxiao langsung pudar. Pukulan dan tendangan terus membantai tubuhnya.
Mengenai!
"Hanya satu tinju, Jun Moxiao langsung hancur lebur menjadi debu." Apakah Jun Moxiao selemah itu? Tentu tidak, Jutsu Bunshin! Dalam jarak satu langkah yang ditarik mundur, Ye Xiu telah menyelesaikan tekniknya dengan cepat: meninggalkan klon palsu sementara tubuh asli Jun Moxiao telah menghilang.
Bertarung sendirian melawan seluruh tim Dominant Hero? Ye Xiu tidak sebodoh itu. Bagaimanapun, tujuannya tetap kabur, menggunakan segala cara untuk melarikan diri. Pertempuran ini tanpa peluang menang, kecuali jika Dominant Hero mati listrik sekarang dan semua pemain disconnect...
Sayangnya, kabur juga tidak mudah. Dungeon ini membatasi karakter dalam ruang pemanfaatan terbatas, tidak seperti map besar dengan langit luas dan medan tak terbatas. Saat ini, langit-langit, lantai, kiri, kanan semuanya adalah tembok. Bagi Ye Xiu yang mencoba kabur, ini seperti sangkar. Tak lama, dia kembali dihadang oleh koordinasi tim Dominant Hero: serangan jarak jauh membatasi pergerakan sementara jarak dekat mengejar.
"Sepertinya dungeon ini tidak drop peralatan ya?" Ye Xiu sudah mulai berpikir tentang konsekuensi kematian. Dari semua pertempuran sebelumnya, selain serpihan, tidak ada karakter yang drop aset tambahan. Mengingat tingkat drop kematian di Shen Zhi Lingyu yang tinggi, ini sangat aneh. Sudah bisa disimpulkan dungeon ini memang tidak drop barang.
“Kau akan tahu setelah mati!” Sisi Dominant Hero tidak akan menunjukkan belas kasihan pada Ye Xiu hanya karena masalah seperti ini. Kali ini, formasi pengepungan mereka lebih sempurna. Shi Buzhuan, pastor dengan kekuatan tempur terbatas pun menjadi penghalang posisi yang mencegah perubahan arah Jun Moxiao. Jarak pergeseran posisi yang bisa dihasilkan oleh skill Jutsu Bunshin sepenuhnya berada dalam kendali Dominant Hero.
"Sudah cukup, menyerah menyerah," kata Ye Xiu.
"Terus kenapa?" teriak Zhang Jiale sambil terus menggempur tanpa henti. Makhluk perusak seperti ini baru bisa membuat orang tenang setelah mati. Hanya berhenti menyerang karena dia bilang menyerah? Nanti malah dicari-cari celahnya!
Para veteran Dominant Hero tidak lagi terpengaruh oleh omong kosong Ye Xiu. "Matilah!" Pekik Zhang Jiale menggema saat Hundred Blossoms Spectacle hendak melemparkan granat ke kaki Jun Moxiek yang sudah terpojok di sudut mati. Tiba-tiba layar berkedip, jendela QQ muncul dan mengubah antarmukanya. Tertulis: Jun Moxiek mengirimkan window shake padamu.
"Licik!!!" Zhang Jiale hampir muntah darah. Saat dia buru-buru kembali ke game, Jun Moxiek sudah menghilang. Window shake ini bukan skill dewa yang mengubah konsekuensi, hanya mengacaukan serangan pamungkas yang seharusnya menjadi milik Zhang Jiale. Akhirnya Jun Moxiek ditumbangkan oleh Leng An Lei milik Lin Jingyan.
"Ada apa?"
Membunuh Ye Xiu seharusnya menjadi hal yang menggembirakan, namun beberapa anggota Dominant Hero menyadari ekspresi Zhang Jiale yang sangat memalukan. Mereka bertanya-tanya sambil melihat ke arah ini, lalu melihat jendela obrolan QQ di desktop komputer Zhang Jiale. Zhang Jiale sedang mengetik dengan gila-gilaan di keyboard untuk mengutuk metode interferensi non-game yang dilakukan Ye Xiu.
"Kamu ternyata tidak menggunakan mode invisible." Anggota Dominant Hero terkagum-kagum sekaligus merasa lega karena mereka semua login secara stealth.
Kematian Jun Moxiao tidak menghasilkan drop apapun, dan fragmen seperti yang diduga tidak ada di tubuhnya. Dominant Hero tidak punya waktu untuk mengobrol di sini. Masih ada empat anggota Xingxin yang belum ditemukan, yang mungkin sedang menggunakan fragmen untuk sesuatu.
"Bagi pasukan jadi dua dan cari!" usul Zhang Xinjie. Setelah menumbangkan Ye Xiu, semua orang merasa beban terlepas. Strategi pergerakan terpisah baru berani dilakukan sekarang, sebelumnya benar-benar takut jatuh ke perangkap.
"Hmm, bagi saja!"
Dominant Hero segera membagi pasukan menjadi dua kelompok, masing-masing mengambil rute berbeda. Satu kelompok terus berlari sepanjang jalan ini, sementara kelompok lain berbalik untuk mengejar rute yang sebelumnya diambil Baozi Invasion.
Tapi jalur di sarang iblis ini tidak sesederhana itu. Setelah membagi pasukan, mereka tetap menemui persimpangan jalan. Dominant Hero sama sekali tidak punya petunjuk tentang keberadaan Xingxin, terpaksa terus membagi pasukan sampai akhirnya kelima anggota bertindak sendiri-sendiri. Rute pencarian tiba-tiba menjadi jauh lebih luas.
"Ketemu! Mereka sudah mulai membunuh Ghost King, cepat ke sini!" Akhirnya Lin Jingyan berhasil menemukan empat anggota Xingxin yang sedang bertarung sengit melawan Ghost King. Jika Ghost King berhasil dibunuh, semuanya akan berakhir. Tapi Lin Jingyan sendirian tidak berani menghalangi, hanya bisa buru-buru mendesak rekan setim.
"Aku dekat, sebentar lagi sampai!" balas Zhang Jiale. Setelah berputar-putar sekian lama, semua orang mulai memahami medan tempur sarang hantu ini. Zhang Jiale memperkirakan dirinya bisa segera tiba. Benar saja, tak sampai dua menit, suara pertempuran sengit sudah terdengar.
"Kamu di mana?" Zhang Jiale mengirim pesan ke Lin Jingyan.
"Sudah sampai?"
"Hmm."
"Kita berdua langsung serang!" kata Lin Jingyan.
"Kamu tempel Su Mucheng, aku ganggu tiga orang lainnya," rencana Zhang Jiale.
"Hmm," Lin Jingyan mengangguk setuju.
"Gas!"
Dua karakter langsung dash maju. Sesuai rencana, Leng An Lei milik Lin Jingyan menyerang Muyu Chengfeng, sementara Zhang Jiale memanfaatkan kelebihan jarak serang untuk mengganggu trio lawan.
Menghadapi tiga pemula, Zhang Jiale sangat percaya diri. Hundred Blossoms Spectacle mendekat agresif, efek cahaya ala Hundred Blossoms dengan radius luas langsung menutupi tiga orang. Ini adalah strategi level tinggi khas lingkup profesional, yakin mereka tak punya pengalaman menghadapinya dan pasti akan pusing tujuh keliling.
"Cepat juga ya datangnya?"
Pada saat itulah, Zhang Jiale tiba-tiba mendengar suara seseorang di balik efek cahaya.
Suara ini... Ye Xiu? Bagaimana mungkin? Zhang Jiale membeku seperti tersambar petir, namun seketika itu juga air matanya mengalir deras.
Mengapa tidak mungkin?
Ini bukan pertandingan resmi, hanya event dalam game. Jun Moxiao mati, Ye Xiu dengan tenang mengganti karakter dan melanjutkan kontrol. Hal sederhana seperti 1+1.
Namun hal sederhana ini justru diabaikan oleh anggota Dominant Hero, bahkan Zhang Xinjie yang teliti pun terjebak pola pikir profesionalnya. Konsep seperti ini tidak ada dalam benak atlet profesional berkelas mereka.
Ye Xiu masih ada. Kalau dua orang ini mencoba mengganggu... sepertinya terlalu gegabah!
Bahaya!
Zhang Jiale mengira pemula takkan sanggup menghadapi strategi Hundred Blossoms-nya, makanya menyerang habis-habisan. Tapi sekarang... ada Ye Xiu!
Baru sadar bahaya, siluet karakter sudah keluar dengan cepat dari efek cahaya. Pemula pusing oleh kilatan cahaya, tapi Ye Xiu membaca posisi Hundred Blossoms Spectacle dari distribusi cahaya dan langsung menyerang. Posisi Hundred Blossoms Spectacle terlalu dekat. Zhang Jiale ingin menghindar, tapi Han Yanrou sudah menyergap.
Ternyata Battle Mage...
Zhang Jiale putus asa, tak bisa menghindar, dihantam skill Haolong Pojun Han Yanrou hingga terpental dan menempel di tembok. Beberapa Magic Chakra langsung meledak menghujam. Lalu, Raja Hantu mengejar Han Yanrou dengan serangan dahsyat. Han Yanrou menghindar dengan miring, namun serangan magis yang dilemparkan tak bisa berbelok, akhirnya tepat mengenai Hundred Blossoms Spectacle.
Lin Jingyan menyadari kehadiran Ye Xiu, langsung tahu situasi akan memburuk. Mereka berani menyerang karena mengira selain Su Mucheng hanya ada pemula di sisi ini yang takkan bisa melawan, cukup diganggu dan jadi pengacau. Tapi Ye Xiu langsung ganti akun ke sini. Mengganggu dia sama saja seperti menginjak besi panas.
Lari!
Lin Jingyan mengambil keputusan tepat waktu, berhenti nempel di Muyu Chengfeng dan langsung kabur. Su Mucheng membalas dengan rentetan tembakan berat yang mengejar pantat Leng An Lei, menghujamnya hingga dipermalukan.
Zhang Jiale? Saat turun dari tembok pun tak berani langsung mendarat, Ye Xiu masih mengintap di bawah! Si pemalas ini tak hanya menyerang sendiri, tapi juga memanfaatkan aggro untuk mengarahkan serangan Raja Hantu ke arahnya. Kecerdasan NPC sistem ini tak ada apa-apanya di hadapan Shen. Seharusnya mereka satu tim dengan Zhang Jiale dan Lin Jingyan, tiga lawan empat Xingxin. Tapi dengan pengarahan ini, Raja Hantu jadi seperti summoning Ye Xiu, justru paling ganas menyerang Zhang Jiale.
“Kewalahan, mundur dulu!” teriak Lin Jingyan.
“Kau pikir aku tidak mau?” Zhang Jiale kesal. Tentu saja dia ingin kabur, tapi saat ini dia terjepit di sudut tembok, dikepung musuh dari segala arah.
“Berapa sisa HP?” tanya Ye Xiu padanya.
