Zhao Yang, pemain Liga Profesional sejak Musim Ketiga, langsung menarik perhatian sejak debut. Dalam persaingan Pemain Baru Terbaik musim itu, dia kalah tipis dari Wang Jiexi. Namun mulai musim tersebut, dia terpilih dalam lineup All-Star selama tujuh tahun berturut-turut, menjadi Glory Qi Gong pertama yang tak terbantahkan.
Ini adalah Glory milik Zhao Yang, tetapi fenomena yang lebih mencolok pada dirinya adalah: terpilih tujuh kali dalam All-Star, namun selama tujuh tahun tidak pernah sekalipun bermain di playoff.
Pemain lineup All-Star yang belum pernah masuk playoff, sepanjang sejarah Liga, hanya ada Zhao Yang satu-satunya. Tujuh tahun berturut-turut masuk All-Star membuktikan kekuatan Zhao Yang; tujuh tahun berturut-turut gagal masuk playoff membuktikan kekuatan Tim Linhai.
Karena memiliki seorang pemain All-Star, orang enggan melabeli Linhai sebagai tim lemah. Faktanya, Linhai memang jauh berbeda dengan tim-tim yang sering berkeliaran di area eliminasi. Mereka stabil di arus tengah, selalu hanya selangkah lagi menuju playoff.
Akibat posisi canggung ini, Zhao Yang sering dirayu tim lain. Namun, dia bertahan. Memimpin Linhai menyerbu playoff berkali-kali. Tujuh tahun usaha, hasil yang biasa-biasa saja, peringkat tengah yang tak kunjung naik - Zhao Yang tergantung selama tujuh tahun. Kini, dia akhirnya merasa lelah. Alih-alih pindah tim untuk mencoba hal baru, dengan tegas dia mengakui kekalahan dan mengumumkan pensiun.
Karir Zhao Yang tak luput dari cemoohan. Wang Jiexi yang debut di Musim ke-3 sama dengannya sudah pasti menjadi atlet profesional tersukses setelah Ye Xiu. Sedangkan Zhao Yang yang bahkan belum pernah main playoff, di mata banyak orang tak layak dibandingkan.
Orang lebih suka membandingkan Zhao Yang dengan Yang Cong.
Kapten Tim 301, Assassin terbaik di Liga, juga menjadi Atlet profesional sejak Musim ke-3. Berbeda dengan Wang Jiexi dan Zhao Yang, Yang Cong awalnya sama sekali tidak mencolok. Melalui pertumbuhan bertahap yang terus-menerus, akhirnya ia diakui orang. Yang tumbuh bersamanya adalah Tim 301 ini.
Tim ini mengumpulkan banyak pemain seperti Yang Cong yang tidak terlalu mencolok, namun memiliki basic solid dan peningkatan stabil langkah demi langkah. Mereka kekurangan bakat, tetapi selalu menutupinya dengan kerja keras. Bukan klub elite, bahkan tidak punya label tim kuat yang jelas, namun sering lolos ke playoff dan bisa merepotkan tim top manapun.
Sebaliknya, Zhao Yang yang talentanya lebih dinantikan, sejak musim perdananya tidak ada yang meragukan kekuatannya. Namun ia tak pernah bisa membantu timnya membuat terobosan. Sementara manajemen Linhai sangat tidak efektif - semua masalah seperti krisis keuangan hingga perselisihan personil yang bisa dialami klub pernah mereka alami. Bertahan sampai sekarang tidak bubar sudah sangat kuat. Tapi sekarang Zhao Yang akan pergi, tim ini tidak lagi punya harapan. Meski masih punya karakter All-Star Ahli Tenaga Dalam Hai Wu Liang yang dibuat maksimal, manajemen Linhai yang kacau ini mungkin tetap tidak cukup menarik atlet berbakat untuk bergabung.
Zhao Yang terlihat cukup tenang dalam konferensi pers pengumuman pensiunnya. Karirnya dipenuhi kejanggalan dan tidak memiliki kenangan berharga. Akhirnya bahkan Zhao Yang sendiri hanya bisa merangkum tujuh tahun karirnya dengan kalimat "Setidaknya aku pernah datang, pernah berusaha". Kemudian disusul ucapan terima kasih dan doa formal dari Tim Linhai kepada Zhao Yang.
Seorang atlet berbakat lagi yang pergi. Tapi seperti karirnya, kepergiannya hanya menimbulkan resonansi yang biasa-biasa saja. Pensiunnya hampir tidak berdampak pada struktur liga. Publik hanya peduli pada perebutan gelar juara liga. Tim Linhai bukan bagian dari persaingan ini. Melemahnya mereka justru membuat tim yang berjuang mempertahankan posisi lega.
Tanpa konsekuensi serius, Cheng Siyan hanya memberi perhatian sekilas lalu mengabaikannya. Lagipula wawancara eksklusif tentang pensiun Zhao Yang bukan tugasnya. Saat bersiap menghubungi Fang Rui, dia membuka Weibo dan terkejut melihat riuhnya diskusi seputar postingan Fang Rui.
Cheng Siyian menganalisis kemungkinan Fang Rui ingin pergi tetapi butuh lebih banyak material sebagai jurnalis. Tapi orang biasa tak perlu integritas ini! Setelah membuat dugaan seperti Cheng Siyian, mereka langsung menyebarkan rumor dan gosip tanpa sungkan.
Yang berbeda, kali ini banyak atlet profesional ikut serta dalam penyebaran gosip tak bertanggung jawab ini.
“Apa yang terjadi?” Pertanyaan yang cukup jujur dan biasa ini datang dari Lin Jingyan, mantan rekan setim Fang Rui. Sebagai bekas partner, keduanya memiliki hubungan baik di luar arena dan tentu menunjukkan perhatian saat ini.
Tapi lebih banyak lagi kritik tajam ala "Tidak takut masalah semakin besar".
"Ada apa, Fang Rui si Licik? Akhirnya kecerdikanmu membuat Howling tidak bisa mentolerir dan bersiap menumbangkanmu?" Ucapan sarkastik dari Wu Yuce (Void), pemain seangkatan Fang Rui yang sama sekali tidak terdengar akrab.
"Gaya Fang Rui senior memang kurang cocok dengan Howling saat ini!" Jiang Botao (Lun Hui) langsung mengutip pernyataan Wu Yuce sebagai komentar. Meski hanya terpaut satu tahun pengalaman, dia tetap menyapa Fang Rui sebagai senior.
"Frekuensi dan ritme tinggi Howling membatasi ruang pemanfaatan aliran licik." Analisis Zhang Xinjie (Dominant Hero) yang profesional langsung tepat sasaran, tanpa menambahkan satu kata pun setelahnya.
"Ah, ngomong panjang lebar buat apa!" ujar Huang Shao Tian. Tapi sang Sword Saint tidak berhenti di situ. Untuk menerobos batas 140 karakter di Weibo, dia menulis judul pendek itu lalu melengkapinya dengan thread panjang di bawahnya untuk memamerkan bakatnya.
“Cheng Siyan secara refleks membuka, lalu melihat tanda seru yang memenuhi sepertiga bagian halaman menampilkan daya-nya di depan matanya. Setelah memindai beberapa baris, ia dengan tenang menutup thread panjang itu. Memang tidak perlu membaca omong kosong. Kalimat Huang Shaotian "Ganti, ngomong banyak-banyak buat apa" benar-benar mengganggu pandangan.
Mulai dari Shen level dewa hingga rookie, semakin banyak atlet profesional yang ikut menganalisis. Usai memberi komentar, mereka saling balas, retweet, dan berdiskusi. Cheng Siyan yang telah mem-follow semua akun weibo atlet profesional ini pun kebanjiran layar oleh kolaborasi mereka. Jumlahnya terus bertambah—jelas para pemain ini langsung semangat setelah bangun pagi dan melihat weibo Fang Rui. Kecepatan tangan atlet profesional? Beberapa tweet baru per detik! Cheng Siyan sama sekali tak bisa mengikuti.
Tapi ia masih bertahan.
Kritik mentah para atlet ini tak bernilai berita. Cheng Siyan berharap melihat keterlibatan orang dalam Howling, sampai lupa rencana awal untuk langsung menghubungi pihak terkait Fang Rui. Saat terus menyegarkan laman, tiba-tiba sebuah weibo baru muncul.
"Prospek cerah sudah habis, beresin barang, datanglah ke Xingxin!"
Penulis weibo: Ye Xiu.
Cheng Siyan terpaku. Alasannya? Lihat saja akun weibo Ye Xiu. Akun dengan verifikasi identitas ini dibuat bertahun-tahun lalu, mengumpulkan 10 juta fans. Tapi: Mengikuti 0 akun; Jumlah weibo: 0.
"Artinya, akun Weibo Ye Xiu sejak pertama kali dibuat sama sekali tidak pernah digunakan. Dia tetap menjaga aura misteriusnya dan tidak muncul di hadapan publik dalam bentuk apapun."
"Tapi sejak membentuk Xingxin dan bertarung di Tantangan Rookie, Ye Xiu sepertinya mulai tidak menghiraukan hal ini. Menerima wawancara, menghadiri konferensi pers – hal-hal yang dulu pasti ditolaknya mentah-mentang. Dan sekarang, bahkan mulai aktif di Weibo?"
"Sejenak, Cheng Siyan lupa untuk melihat konten Weibo tersebut. Jarinya refleks membuka kolom komentar yang dipenuhi ekspresi terkejut, separuhnya bertanya dengan khawatir: 'Apakah akunnya diretas?'"
"Tapi para atlet profesional sudah mulai membagikan Weibo Ye Xiu dengan berbagai kritikan sarkastik. Diskusi tentang Fang Rui tiba-tiba meredup. Cheng Siyan merasakan sensasi seperti penyegaran BOSS – saat BOSS muncul, serangan terkonsentrasi pasti langsung menyambar, bukan?"
"Waduh, siapa ini? Aku lihat dulu!" Li Xuan dari Void berhasil merebut posisi First Kill dalam kritikannya.
"Lao Ye main Weibo juga? Belajar berapa lama? Sebenarnya ini Su Mucheng kan? Mucheng, aku tahu itu kamu!" Chu Yunxiu menyusul di posisi kedua.
Tapi dia justru cepat mendapat balasan. Su Mucheng membagikan ulang dan mengomentari Weibonya: "Aku di sini!"
"Tuan Ye Xiu yang menjaga keperawanan Weibonya selama bertahun-tahun akhirnya menyerahkan first blood-nya kepada Tuan Fang Rui. Cinta sejati, tidak perlu dijelaskan." Dai Yanqi dari Tim Thunderclap dengan berani menggoda Ye Xiu, langsung memicu gelombang perhatian besar.
"Kebenaran terungkap..."
"Tajam sekali..."
“Forward 10.000 kali, cinta sejati akan terwujud, ayo semua……”
“Nima cinta sejati terwujud, Xingxin dapat tambahan pemain All-Star?”
Topik tiba-tiba kembali ke jalur semula. Semua baru tersadar - masalah ini serius. Selama ini orang menganggap Xingxin tim akar rumput, baru berdiri, lemah-lemah. Tapi sekarang, ada Ye Xiu, ada Su Mucheng, total dua pemain All-Star. Jika Fang Rui benar-benar bergabung, formasi tiga All-Star! Di liga, berapa tim yang punya susunan seperti ini? Meskipen karakter mereka kurang, siapa berani menganggapnya sebagai tim lemah?
“Dibanding Xingxin, Micro Grass pilihan terbaik.” Wang Jiexi yang tak terlihat selama kritikan tak karuan tiba-tiba muncul.
“Micro Grass masih punya posisi? Lebih baik ke Thunderclap kami.” Kata Xiao Shiqin.
“Datanglah ke Void kami, Void butuh batas bawah.” Li Xuan berkomentar, tapi jelas ini sekadar ikut meramaikan. Niatnya menarik Fang Rui mungkin tidak tulus. Fang Rui pemain bagus, tapi tak bisa asal merebut pulang. Harus ada gunanya. Kalau cuma jadi pajangan, mau merebut? Fang Rui mungkin tak mau juga!
Cheng Siyan sudah mulut menganga. Hingga kini info tentang Fang Rui cuma tujuh kata: "Cuaca berubah, lelah tak cinta". Tapi di Weibo, perang merebut pemain sudah asap perang mengepul! Memang ada yang sekadar ikut rame, tapi beberapa tim benar-benar bisa menawarkan posisi stabil.
