Ye Xiu dan Guan Rongfei mengunci diri di Departemen Teknologi Logistik. Meski yang lain tidak ikut menonton, mereka tetap penasaran hasil eksperimen ini. Jadi meski event Hyakki Yagyo sudah benar-benar berakhir, semua masih tetap di ruang latihan tanpa mundur.
Setelah menebak-nebak tanpa petunjuk apa yang terjadi di sana, semua orang akhirnya membahas kejadian hari ini.
“Lihat gelagatnya, kukira dia ingin menarik Fang Rui ke tim kita. Ternyata dia mengincar Hai Wu Liang.” Chen Guo mengungkapkan kekaguman, sekaligus menyindir taktik licik Ye Xiu yang mengalihkan perhatian ke timur lalu menyerang barat.
“Hai Wu Liang? Ahli Tenaga Dalam?” Wei Chen tiba-tiba tertegun, refleks menoleh ke arah Su Mucheng. Su Mucheng yang mendengar Chen Guo menyebut ini, memang mengangkat kepala dengan ekspresi kontemplatif.
"Iya! Dia bilang tim-tim kuat saat ini tidak berminat ke Hai Wu Liang, jadi persaingannya lebih mudah," kata Chen Guo.
"Hanya karena alasan seperti itu?" Wei Chen tersenyum.
"Lalu kenapa?" Chen Guo bingung.
"Bukannya dulu kamu fans Jia Shi?" tanya Wei Chen.
"Hah?" Pertanyaan mendadak ini membuat Chen Guo kurang persiapan.
"Atau fans Ye Qiu?" Wei Chen terus mengejar.
"Hmm..." Jawaban Chen Guo samar. Sekarang setelah akrab dengan Ye Xiu, mengakui hal ini berarti memberi muka ke si pemalas itu. Chen Guo tak ingin memupuk kesombongannya! Tapi dia juga tak bisa menyangkal fakta yang pernah ada.
"Lalu kamu tak tahu siapa partner di sampingnya saat Jia Shi meraih tiga gelar juara berturut-turut?" Wei Chen memancing.
"Apa?" Pertanyaan ini membuat Chen Guo berpikir keras. Sebenarnya saat dia mulai main Glory, kejayaan Jia Shi sudah pudar. Pemain pertama yang disukainya bukan Ye Xiu, melainkan Su Mucheng. Dukungannya ke Ye Xiu dan Jia Shi datang belakangan setelah menyukai Su Mucheng.
Tentu sebagai fans Jia Shi, mustahil tak tahu sama sekali tentang tiga mahkota kemenangan mereka. Sekarang setelah Wei Chen sengaja menyinggungnya, Chen Guo teringat dengan jelas.
Pada masa tiga gelar juara berturut-turut Jia Shi, tim Jia Shi belum memiliki Su Mucheng, belum ada karakter Muyu Chengfeng, dan kelas karakter Artillery God juga belum ada.
Namun, Yizhiyeqiu sama sekali tidak bertarung sendirian. Di era itu, dia memiliki sekelompok rekan setim yang bisa diandalkan. Yang paling sering disebut adalah Wu Xuefeng. Kelas karakter orang ini adalah Ahli Tenaga Dalam, dengan nama karakter Qichong Yunshui.
Semua ini tiba-tiba muncul di benak Chen Guo.
Yizhiyeqiu dan Qichong Yunshui, kombinasi yang mendominasi Liga selama tiga tahun. Artillery God? Itu urusan belakangan! Karakter yang awalnya berdiri di samping Dewa Perang adalah Ahli Tenaga Dalam!
Wu Xuefeng pensiun setelah tiga gelar juara Jia Shi. Sebagai fans yang bergabung belakangan, Chen Guo hanya pernah mendengar namanya. Tapi sekadar mendengar itu saja sudah membuat darahnya mendidih. Maksud Ye Xiu menggunakan Ahli Tenaga Dalam, Chen Guo merasa sudah memahami.
"Apa Wu Xuefeng akan kembali?" Chen Guo bersemangat. Kombinasi yang menyapu bersih Liga selama tiga tahun, jika bisa dihidupkan kembali, pasti sangat menggembirakan! Tapi Chen Guo lupa, karakter di tangan Ye Xiu sekarang bukan lagi Battle Mage Yizhiyeqiu.
"Dia? Kayanya nggak mungkin!" Wei Chen sebagai pemain generasi awal jelas mengenal Wu Xuefeng.
"Kenapa?" tanya Chen Guo.
"Setelah pensiun, katanya dia menetap di luar negeri. Tidak pernah ada kabar lagi tentangnya," jawab Wei Chen.
"Mungkin Ye Xiu sudah menghubunginya lagi?" ujar Chen Guo.
"Jangan terlalu bersemangat juga, si pemalas itu lebih tua sedikit dariku! Kalau tidak, kenapa harus pensiun? Tapi dia sangat beruntung, di sampingnya ada Ye Xiu. Penurunan performanya sepenuhnya tertutupi oleh kemajuan Ye Xiu yang terus-menerus. Sial, andai Lao Fu waktu itu di Jia Shi, mungkin bisa nyangkut tiga gelar juara liga." Suara Wei Chen membaur antara rasa kagum, iri, dan ketidakpuasan.
Chen Guo tertegun sejenak. Alih-alih langsung berkomentar, dia mengetik nama Wu Xuefeng di komputer. Tentang mantan pemain Jia Shi ini, Chen Guo menyadari pengetahuannya sangat terbatas. Untuk dinasti tiga mahkota kemenangan itu, pujian masyarakat lebih banyak tercurah pada Ye Xiu dan Yizhiyeqiu-nya. Seperti kebanyakan orang, Chen Guo selama ini hanya fokus pada Dewa Perang.
Informasi tentang Wu Xuefeng di internet tampak sangat sedikit. Masa itu merupakan tahap awal perkembangan liga yang belum memiliki pengaruh sebesar sekarang. Lingkup profesional Glory masih merupakan komunitas kecil. Namun perkembangan Liga Glory sangat pesat, terlihat dari makin banyaknya informasi yang muncul tiap tahun.
Di Musim ke-3 ketika Jia Shi mempertahankan gelar dan membangun dinasti, komentar terkait membludak. Tapi mengenai Wu Xuefeng, yang banyak dibahas Chen Guo justru bukan pujian untuk pahlawan. Lebih banyak orang membicarakan nasib baiknya bisa menjadi sekutu Ye Xiu.
"Andai aku di Jia Shi, mungkin bisa nyangkut tiga gelar juara liga juga."
Chen Guo menemukan bahwa perkataan Wei Chen tadi sebenarnya sudah sangat populer di pasar pada tahun-tahun sebelumnya, bahkan seorang pemain biasa pun berani menggunakan struktur kalimat ini. Meskipun ini merupakan pujian besar terhadap kekuatan Ye Xiu, namun hal ini terasa sangat tidak sopan bagi Wu Xuefeng dan pemain-pemain lain di Jia Shi. Sayangnya, setelah mencari lama, Chen Guo tidak menemukan satu pun komentar positif.
"Bukan seperti itu." Suara Su Mucheng tiba-tiba terdengar di telinganya. Chen Guo menoleh dan melihat Su Mucheng sedang memperhatikan riwayat informasi di layarnya.
"Wu Xuefeng adalah pemain yang luar biasa. Tanpa dia, Jia Shi tidak mungkin meraih tiga gelar juara liga." Kata Su Mucheng.
"Dia yang bilang?" Tanya Chen Guo.
Su Mucheng mengangguk.
"Lalu apakah dia akan kembali?" Chen Guo menunjuk nama Wu Xuefeng yang bertebaran di layar.
"Tidak tahu." Su Mucheng menggelengkan kepala.
Semua orang tidak tahu. Selain Ye Xiu, yang pernah berinteraksi langsung dengan Wu Xuefeng tentu saja Wei Chen.
"Si pemalas itu..." Wei Chen yang ditanya menghela napas sambil mengenang masa lalu, "Dia adalah tipe pemain yang mengandalkan otak, bukan tangan. Mungkin itu sebabnya meski usianya lebih tua dariku, statusnya tetap lebih baik dariku!" Wei Chen mulai menganalisis dengan serius. Ungkapan "Jika aku di Jia Shi" jelas merupakan kritikan khasnya. Sebenarnya dia tidak meremehkan kontribusi pribadi Wu Xuefeng.
"Bertanding dengan otak?"
"EXP, kesadaran, pertimbangan akurat, operasional presisi." Wei Chen berkata.
"Lalu kenapa kemudian pensiun?" Chen Guo bertanya.
"Yang benar, dia cuma bisa menjaga status sedikit lebih baik dariku. Tapi mengingat usianya, bisa bertahan selama tiga tahun itu sudah batas maksimumnya." Wei Chen menjelaskan.
Sambil berbicara, Wei Chen kembali membungkuk di depan komputer: "Pasti ada materi analisis pertandingannya di internet!"
Rekaman pertandingan dari masa lampau memang sudah jarang tersisa. Untungnya Jia Shi memiliki aura juara, pertandingan epik mereka selalu lebih mudah diingat orang. Wei Chen dengan cepat menemukan satu rekaman. Chen Guo terkejut melihat itu justru rekaman yang pernah dia tonton. Dari judul video saja sudah jelas bahwa yang diingat orang sama sekali bukan Wu Xuefeng. Ye Xiu, Yizhiyeqiu - seolah hanya dua nama ini yang tersisa dari Jia Shi masa itu. Chen Guo dulu menonton untuk menyaksikan kharisma Dewa Perang. Adakah performa brilian dari rekan setim Dewa Perang? Sama sekali tidak ada kesan di benaknya.
Video segera dimulai. Kualitasnya tidak terlalu bagus, tapi Chen Guo langsung menemukan Yizhiyeqiu. Tapi di mana karakter Qichongyunshui milik Wu Xuefeng?
"Hmm, sepertinya tidak masuk dalam sudut kamera sekarang..." Wei Chen juga menyatakan penyesalannya.
Tak lama, kedua tim di video mulai bertempur. Lawan Jia Shi di pertandingan ini adalah Tim Royal Style yang sedang di puncak kejayaannya.
Vaccaria!
Chen Guo dengan cepat menemukan karakter level dewa lainnya, arit perang di tangannya memancarkan cahaya api yang memikat. Catch Cloud Hand dilemparkan, garis parabola yang berbelit terbang ke dalam formasi Jia Shi.
Pertempuran dimulai!
Chen Guo melihat konfrontasi puncak antara Yizhiyeqiu dan Vaccaria dua karakter level dewa. Ia segera terpukau, sampai Wei Chen tiba-tiba menunjuk layar dan berteriak: "Muncul, di sini!"
"Ah?" Chen Guo seperti terbangun dari mimpi, baru teringat tujuan awalnya menonton.
Bayangan Qi Chong Yun Shui muncul di layar, terus bergerak tanpa henti. Langkahnya sesekali menghilang dari sudut kamera. Karena rekaman sepenuhnya fokus pada Ye Xiu dan Yizhiyeqiu, tidak ada cuplikan yang mengikuti pergerakan ini.
"Sungguh kecerdikan tingkat tinggi!" Wei Chen saat itu mengomentari pergerakan Qi Chong Yun Shui.
"Apakah dia juga pengguna aliran licik?" tanya Chen Guo.
"Tidak sampai segitu," kata Wei Chen. "Dia hanya selalu menggunakan strategi yang paling sesuai dengan kondisi."
Di layar masih terlihat pertarungan Yizhiyeqiu dan Vaccaria. Tiba-tiba tubuh Vaccaria terlempar lateral, keluar dari sudut pandang.
Kamera berbalik pada detik itu. Chen Guo melihat Qi Chong Yun Shui menggunakan Catch Cloud Hand, tiba-tiba menarik Vaccaria yang sedang bertarung sengit dengan Yizhiyeqiu.
"Sial, rekan setim yang bodoh seperti babi!!!" mention tiba-tiba melintas di layar.
"Dia berhasil menginterupsi ritme serangan Yizhiyeqiu, aura dominan!"
"Otaknya kemasukan air."
"Baris keempat tidak kulihat," Wei Chen sudah mematikan komentar streaming. "Sekumpulan bodoh." Dia mengumpat tanpa ampun, "Kalau tadi Qi Chong Yun Shui tidak menyeret Vaccaria pergi, yang dirugikan pasti Yizhiyeqiu. Lihat kan?"
Chen Guo langsung memerah wajahnya, karena dia sama sekali tidak melihat. Di detik itu, pikirannya ternyata sangat mirip dengan komentar-komentar tersebut. Dia juga merasa Catch Cloud Hand tiba-tiba dari Qi Chong Yun Shui merusak ritme serangan Yizhiyeqiu. Kalau mau koordinasi, serang langsung saja lah, ngapain narik Vaccaria keluar dari radius serangan Yizhiyeqiu?
"Makanya lihat, dia selalu muncul tepat waktu saat paling dibutuhkan, benar-benar sekutu yang bisa diandalkan." Wei Chen terus menganalisis.
"Mengincar Hai Wu Liang, kurasa... Bukan karena Wu Xuefeng akan kembali, pasti dia ingin mencari sekutu serupa lagi!" kata Wei Chen.
"Lalu siapa itu?" kata Chen Guo. Ye Xiu masa tidak punya pendapat sama sekali tentang kandidatnya?
Sedang berpikir begitu, tiba-tiba terdengar sorakan dua orang dari kamar Departemen Teknologi Logistik.
"Sial!"
"Sialan!"
Ye Xiu dan Guan Rongfei jelas bukan tipe orang yang mudah emosi. Ada apa ini? Semua orang buru-buru berjalan mendekat.
Di dalam ruang departemen teknis, Ye Xiu dan Guan Rongfei menatap layar komputer dengan wajah terdiam.
Di layar, Qianji San di tangan Jun Moxiao terus-menerus berubah bentuk, namun barisan kata di bagian paling bawah atribut tetap tidak berubah.
Kebutuhan level peralatan dikurangi 4...
