Fang Rui sendiri mungkin tidak menyangka, baru sampai di Xingxin pantatnya belum sempat panas, sudah langsung dihadapkan pada serangan beruntun dari para pemain senior, menengah, dan junior Xingxin yang bergiliran turun ke medan.
Awalnya Fang Rui benar-benar dihajar habis-habisan. Kebiasaan operasional dan kesadaran yang tak bisa diubah seketika membuat karakter Ahli Tenaga Dalam-nya terus melakukan berbagai kesalahan, kalah dengan wajah berdebu.
Tapi seiring berjalannya waktu, adaptasi bertahap membuat tingkat kemenangan Fang Rui mulai meningkat. Menghadapi para pemain baru, dia tak lagi terlihat dipermalukan seperti awal.
"Memang layak disebut si pemalis yang punya pengalaman perubahan kaya!" Setelah Jun Moxiao-nya Ye Xiu kalah dari Hai Wu Liang sang Ahli Tenaga Dalam Fang Rui di ronde ini, Ye Xiu bangun sambil mengungkapkan kekaguman.
"Dasar kau dan pengalaman perubahan itu!" Fang Rui bersikeras bahwa perubahan kelasnya dulu bukanlah transformasi, hanya sebatas pilihan.
Mengalahkan Ye Xiu di ronde ini memberi Fang Rui perasaan telah menyelesaikan tugas besar. Dia merentangkan badan, lalu melirik jam secara acak - langsung terkejut.
Tiga jam. Ternyata sudah tiga jam berlalu.
Fang Rui benar-benar lupa waktu, ia sepenuhnya tenggelam dalam Glory, hanya memikirkan cara menguasai karakter Ahli Tenaga Dalam miliknya untuk mengalahkan anggota Xingxin. Selama 3 jam ini, pihak Xingxin berganti-ganti orang yang melawan, sementara dia tidak beristirahat sama sekali kecuali saat pergantian pemain.
Kemampuan adaptasi Fang Rui dengan Ahli Tenaga Dalam, stamina, dan fokusnya benar-benar mengagumkan. Setelah Ye Xiu bangun, tidak ada yang melanjutkan giliran. Fang Rui memandang ke sekeliling, tampaknya tidak ada yang akan datang lagi, lalu mulai menganalisis ronde yang baru saja berakhir.
"Kesalahanmu di ronde ini terlalu fatal," kata Fang Rui pada Ye Xiu.
"Iya, melihatmu berjuang keras, jadi tidak tega dan sengaja melemahkan pertandingan," jawab Ye Xiu.
"Sial, tidak terima, ayo lagi!" teriak Fang Rui. Melemahkan pertandingan pun tidak sopan, setidaknya kamu menyamar dengan baik! Cuma membuat celah terang-terangan sudah keterlaluan, setelah itu malah mengaku langsung, kira ahli aliran licik tidak punya harga diri?
"Jangan melawan lagi, makan dulu baru melawan!" kata Ye Xiu.
Fang Rui tertegun, baru menyadari perutnya memang agak lapar. Sudah waktunya makan malam.
Chen Guo sudah mengatur makan malam di ruang privat sebuah restoran bagus dekat warnet. Seluruh tim Xingxin di tarik ke sana, sekaligus menyambut kedatangan Fang Rui.
Di meja makan, Fang Rui tidak banyak bicara. Nafsu makannya tampak biasa saja, cepat kenyang lalu bermain-main dengan sedotan di minumannya.
"Ahli Tenaga Dalam-mu bagus, punya potensi besar!" Ye Xiu akhirnya memberikan pujian setinggi langit padanya.
Fang Rui memutar matanya, sama sekali tidak menjawab. Faktanya, apakah bisa memainkan Ahli Tenaga Dalam, Fang Rui lebih paham daripada siapa pun. Dia bukan pemula atau bakal cadangan, dan sudah lama berinteraksi dengan kelas karakter ini. Dia sangat mengerti apakah bisa mengendalikannya. Alasan tidak langsung menolak Ye Xiu adalah karena dia menyadari kemungkinan ini. Dan dia tahu Ye Xiu juga sepenuhnya bisa melihatnya, mustahil hanya menariknya untuk mencoba dulu.
Pertempuran sepanjang sore ini, secara teori untuk melihat kemungkinan Fang Rui beralih ke Ahli Tenaga Dalam, tapi sebenarnya untuk memperlihatkan kekuatan tim Xingxin kepada Fang Rui.
Kekuatan Xingxin melampaui perkiraan Fang Rui. Beberapa pemain baru masing-masing memiliki gaya unik, dan seperti dikatakan Ye Xiu, mereka masih memiliki ruang pemanfaatan yang besar. Ketika mereka benar-benar matang nanti, tim seperti apa yang akan memiliki kekuatan tempur sehebat ini?
Selain itu, sepanjang sore ini dia tidak hanya melihat para pemain Xingxin, tapi juga meninjau karakter-karakter mereka. Muyu Chengfeng dan Hai Wu Liang sebagai karakter All-Star sudah jelas tidak perlu diragukan lagi - di tim mana pun tidak akan lemah. Karakter lain di tim Xingxin juga memiliki Equipment silver masing-masing. Meski koleksinya tidak setara klub elite, tapi untuk tim baru mencapai level ini sudah tergolong mewah.
"Bagaimana? Setelah inspeksi lapangan, menurutmu Xingxin seperti apa?" Ye Xiu bertanya.
"Hmm... cukup baik." Jawab Fang Rui. Dia tidak berharap Xingxin langsung setara klub elite, tapi berdasarkan yang dilihat, baik pemain maupun karakter semuanya melampaui perkiraannya.
"Baik, mari kita bahas masalah perlakuanmu. Seperti yang kamu lihat, kondisi kami masih sangat sederhana. Sekumpulan orang berdesakan berlatih di warnet, sepuluh orang makan hanya delapan hidangan, bahkan tanpa sup. Berapa nilai kontrakmu sebelumnya? 6,5 juta? Itu sebelum atau sesudah pajak?" Ye Xiu bertanya.
"Sebelum pajak." Fang Rui menjawab.
"Sebelum pajak saja segitu, tidak malukah kamu?" kata Ye Xiu.
Fang Rui terdiam. Apa yang harusnya membuatnya malu? Orang ini jelas ingin menekan nilai kontrak, ngomong langsung saja. Tapi masalahnya, dirinya belum secara resmi menyatakan bergabung dengan Xingxin? Kok sudah bahas kontrak? Lagipula, delapan hidangan tanpa sup itu pasti karena pesanannya belum lengkap kan?
Saat itu pintu ruang privat terbuka, pelayan datang membawa nampan dan menambah dua hidangan di meja.
"Datangnya tidak tepat waktu..." Ye Xiu menggerutu. Seluruh meja hening. Menggunakan alasan ini, kira Fang Rui tidak bisa berhitung? Saat memesan dia ada di sini dari tadi!
Bagaimanapun juga, Xingxin berharap Fang Rui mau berkompromi dalam kontrak, setidaknya maksud ini disampaikan Ye Xiu dengan sangat jelas kepada Fang Rui.
"Kalau ada pendapat langsung bicara! Jangan cuma mengutak-atik minuman di sana." Ye Xiu menegur melihat Fang Rui lama terdiam sambil asyik memutar-mutar gelas.
“Sial!” Fang Rui kesal, dirinya yang sedang asyik minum minuman dingin tiba-tiba dituduh licik. Kalau bicara niat, sebenarnya apa sih? Xingxin memang bagus, bahkan melebihi ekspektasinya. Tapi di lubuk hatinya tetap ada kegelisahan, transformasi ini terus membuatnya merasa takut. Rasa takut inilah yang membuatnya ragu-ragu, meski sudah melihat aset Xingxin yang melampaui perkiraannya, tetap tak bisa sepenuhnya menghilangkan keraguan.
“Tidak tahu ya…”
Tidak tahu, hanya bisa tidak tahu. Kalau tahu, Fang Rui pasti sudah mencari solusi untuk menghilangkan ketidakstabilan dalam hatinya. Xingxin jelas lebih baik dari kondisi yang dibayangkannya, dia bahkan mulai menaruh harapan pada tim ini. Tapi mengapa masih ada kegelisahan ini? Bagian mana dari Xingxin yang membuatnya cemas? Fasilitas sederhana? Fang Rui tidak mempermasalahkan hal itu. Kontrak yang membutuhkan pengorbanan? Fang Rui juga bukan tipe yang terlalu menghitung uang. Atau status tim baru di Liga ini? Sejujurnya Fang Rui cukup menyukai status ini, justru bisa memberi kejutan lebih besar.
Setelah merenung panjang, Fang Rui pun bingung. Dia tidak tahu sebenarnya apa yang dikhawatirkannya, tapi hanya merasa resah.
Ruang privat itu sunyi sepi, hidangan baru yang datang pun tak ada yang menyentuh. Atmosfer terasa canggung. Fang Rui mencoba mencairkan keheningan dengan pertanyaan biasa: “Kalian orang-orang ini bagaimana bisa ikut berkumpul di sini?”
“Kami?” Ye Xiu tertegun sejenak, lalu berputar mengelilingi meja sambil memperkenalkan satu per satu pada Fang Rui.
"Fang Rui pada dasarnya tidak ingin suasana menjadi canggung, jadi dia sengaja mencari topik yang bisa dibahas panjang lebar. Sejujurnya, dia tidak terlalu peduli dengan hal ini. Namun sambil mendengarkan dengan setengah hati, tiba-tiba Fang Rui tersadar. Dia menyadari bahwa masih ada secarik kecemasan dalam dirinya terhadap Xingxin. Setelah Ye Xiu selesai berputar-putar memperkenalkan semuanya, dengan gaya khasnya yang eksentrik, Fang Riu mengajukan pertanyaan yang sangat dia pedulikan ke depannya: "Kamu berencana masih main berapa tahun lagi?"
"Aku?" Ye Xiu terlihat bingung.
"Ya, kamu!" kata Fang Rui.
"Berharap bisa terus bermain selamanya!" jawab Ye Xiu.
"Tapi kita tahu ini pasti tidak mungkin. Apalagi gaya bermain Loner-mu yang sangat menguras, pasti akan mengurangi karier atletmu. Saat ini kamu masih bisa mempertahankan status seperti ini, menurutku sudah sangat ajaib. Tapi, berapa tahun lagi kamu bisa bertahan? Satu tahun? Dua tahun?" kata Fang Rui.
"Ini... siapa yang bisa memastikan?" jawab Ye Xiu.
"Lalu, setelah kamu pensiun nanti, bagaimana dengan Tim Xingxin?" tanya Fang Rui. Inilah yang membuatnya merasa cemas dan tidak tenang.
Setiap tim memiliki tujuan awal pembentukannya. Tujuan awal ini pada akhirnya akan menjadi daya tarik paling fundamental yang menyatukan tim. Bagi Liga saat ini, akar kehidupan setiap tim tidak diragukan lagi adalah keuntungan. Semua bos tim terus-menerus mengelola dan mengembangkan tim mereka demi memperoleh keuntungan. Tapi bagaimana dengan tim Xingxin ini?
Tim ini adalah tim yang dibangun Ye Xiu dari nol setelah pensiun. Tidak ada dukungan finansial kuat di belakangnya. Sang "bos" hanyalah pemilik warnet dengan kemampuan terbatas. Fang Rui bahkan bisa merasakan bahwa "bos" ini memiliki wewenang yang jauh di bawah Ye Xiu dalam tim Xingxin.
Lalu apa tujuan awal Ye Xiu membangun tim ini?
Bisa saja berbagai alasan, tapi Fang Rui yakin, motivasinya pasti bukan untuk mencari keuntungan.
Mempertahankan dengan keuntungan memang terasa tidak nyaman, namun sayangnya di dunia ini hanya keuntungan yang abadi. Cinta pemain terhadap Glory, hasrat akan juara, lambat laun akan pudar seiring kemunduran performa dan waktu.
Ye Xiu jelas menjadi akar kehidupan yang menyatukan Xingxin. Fang Rui tak meragukan sedikitpun ketekunan dan kecintaan Ye Xiu pada Glory. Tapi suatu hari, Ye Xiu pasti akan pergi, mungkin lebih cepat dari perkiraan. Saat itu tiba, bisakah Xingxin mempertahankan kohesinya? Hanya mengandalkan pemilik warnet ini, terbatasnya modal finansialnya jelas tak akan mampu mempertahankan pemain-pemain berbakat Xingxin. Semakin sukses Xingxin, semakin sulit situasi yang akan dihadapi di hari itu.
"Kalau dipikir, saat ini saja, para pemain baru Xingxin sudah sangat berbakat, tapi tak ada yang direkrut tim lain, ini sudah membuat Fang Rui agak heran. Soal modal finansial, Fang Rui yakin Xingxin tak bisa bersaing dengan tim-tim lain. Hanya mengandalkan keberadaan Ye Xiu? Apa si pemalas ini punya karisma sehebat itu?"
Fang Rui bergumam dalam hati. Tapi terlepas dari seberapa besar pengaruhnya, jika benar tim ini bersatu hanya karena Ye Xiu, itu semakin memperparah kecemasannya. Dalam kondisi seperti ini, masa depan Xingxin benar-benar sulit diprediksi. Jika Fang Rui bergabung, ini adalah perubahan kelas yang sangat besar, taruhan yang berisiko. Ia tak ingin hanya mendapatkan tim yang akan terpecah-belah setelah Ye Xiu pergi.
"Tim Xingxin setelah aku tidak ada? Itu harus tanya bos kita!" kata Ye Xiu saat itu.
