Xingxin di mata tim-tim liga adalah sumber masalah. Biasanya tim baru yang masuk liga gak perlu dianalisis segitunya. Tim-tim kandidat juru kikuk di mata klub elite bahkan gak dianggap sebagai tim pengisi slot. Tapi Xingxin? Semua tim punya perasaan was-was kalau gak diperhatikan. Untungnya pertandingan berjalan satu per satu. Dalam satu musim, tiap tim paling mentok cuma ketemu Xingxin dua kali. Yang jadwalnya masih jauh dari Xingxin bisa santai dulu. Yang sedang cemas sekarang adalah tim yang bakal ketemu Xingxin di babak kedua: Tim Hundred Blossoms.
Tim Hundred Blossoms musim lalu nyaris masuk playoff di menit akhir, bahkan sempat merepotkan Dominant Hero di babak pertama. Setelah berpisah dari kombinasi legendaris "Pemandangan Darah dan Bunga", performa mereka semakin membaik. Yu Feng, Swordsman Ganas generasi baru, sudah mantap di posisinya. Kekuatannya berhasil mengurangi pengaruh Sun Zheping di Hundred Blossoms, ditambah efek pudar karena waktu. Ketemu Sun Zheping lagi sebenarnya biasa aja, setidaknya gak separah kecemasan mereka menghadapi Xingxin di babak ini.
Karena pada dasarnya, Hundred Blossoms adalah tim yang berada di tepi playoff, di mana satu kesalahan kecil bisa membuat mereka tereliminasi. Jadi bagi mereka, Xingxin adalah lawan yang sangat krusial. Posisi poin kedua belah pihak mungkin akan memengaruhi siapa yang akhirnya lolos ke playoff musim ini.
Namun sekeras apa pun mereka menganalisis, data Xingxin hanya dari dua pertandingan. Melawan Jia Shi, mereka menunjukkan desain strategi bertingkat yang brilian. Tapi saat melawan Lun Hui, pola taktis Xingxin bahkan belum sempat berjalan sudah dibubarkan oleh Lun Hui.
"Lun Hui semakin kuat musim ini!" ujar Mo Chuchen, pemain Pastor dari Tim Hundred Blossoms.
Tapi segera, di bawah tatapan seluruh anggota tim, Mo Chuchen buru-buru mengoreksi: "Fokus ke Xingxin, fokus ke Xingxin."
Ya, dia salah menekankan poin. Masalahnya, dalam pertandingan ini memang sulit melihat kinerja Xingxin. Mereka kolaps sebelum sempat mengeksekusi strategi.
Di konferensi pers pasca pertandingan, Xingxin terus berdalih "kaku" dan "belum terbiasa" sampai membuat wartawan frustasi. Tapi setelah penelitian mendalam Tim Hundred Blossoms, kekakuan ini ternyata memang fakta?
Lun Hui sebagai tim juara yang berhasil mempertahankan gelar selama dua musim berturut-turut, kekuatan mereka sudah tidak perlu diragukan lagi. Tim ini merupakan tim serangan kuat, terutama setelah Sun Xiang dan Yizhiyeqiu bergabung. Dengan penyerang-penyerang handal seperti ini, ofensif mereka semakin ganas dan ritme permainan semakin cepat. Xingxin yang langsung berhadapan dengan Lun Hui terlihat kurang bisa beradaptasi dengan ritme tinggi ini dalam pertandingan tim, kesadaran mereka selalu terlambat setengah ketukan. Meskipun berusaha menyesuaikan ritme strategi, saat mereka akhirnya berhasil menyesuaikan diri, Lun Hui sudah bergerak ke ketukan berikutnya.
Berhadapan dengan Lun Hui jelas berbeda dengan melawan Jia Shi. Jia Shi adalah tim yang sangat dipahami Ye Xiu, sehingga ada strategi spesifik yang ditargetkan untuk mereka. Ditambah lagi saat itu Jia Shi sudah setahun 'menginjak-injak sayuran' di Tantangan Rookie, ritme permainan mereka agak tidak sinkron dengan lingkup profesional, mana bisa dibandingkan dengan tim juara bertahan.
Xingxin perlu beradaptasi dengan ritme pertandingan pro, ini jelas kabar baik bagi Hundred Blossoms. Dengan demikian, gaya taktik untuk pertandingan selanjutnya sudah bisa dipastikan.
Harus bermain cepat!
Para pemain Hundred Blossoms mencapai konsensus. Untuk setiap strategi, tentu setiap tim memiliki organisasi dan pola permainan yang sesuai dengan karakteristik mereka. Minggu depan akan diisi dengan latihan spesifik untuk strategi yang akan digunakan. Inilah dunia pro, inilah pertandingan profesional - setiap laga adalah konfrontasi sengit antara organisasi dan strategi yang saling bersaing.
Satu minggu berlalu cepat. Babak kedua kompetisi segera dimulai.
Pertandingan paling menarik di babak ini ada dua. Salah satunya adalah pertandingan tandang Hundred Blossoms melawan Xingxin. Level sebenarnya Xingxin telah menjadi bahan perbincangan selama seminggu.
Pertandingan lainnya adalah Thunderclap vs Void. Setelah kembalinya Xiao Shiqin, Tim Thunderclap melakukan beberapa penyesuaian di jendela transfer musim panas, menunjukkan ambisi mereka. Sementara Tim Void dengan kombinasi klasik dual Ghostblade, selalu memberi kesan duo mereka tidak bisa menjadi tulang punggung tim. Namun kini, Void mulai menunjukkan ruang perkembangan - bukan dari transfer, melainkan pertumbuhan internal.
Musim sebelumnya, pemain baru Blue Rain Lu Hanwen menjadi sorotan. Masuk Liga dan langsung terpilih di lineup All-Star, menandai munculnya bintang baru. Tidak mengherankan ia menyabet gelar Pemain Baru Terbaik Musim 9, namun apakah hasil ini benar-benar tanpa kontroversi? Bagi fans Tim Void, jawabannya jelas tidak.
Musim lalu, tim mereka juga memiliki pemain baru: Exorcist Gai Caijie.
Di usia 19 tahun, Gai Caijie sebenarnya masih sangat muda. Namun di lingkup profesional esports yang semakin didominasi pemain belia, kontras dengan Lu Hanwen yang berusia 15 tahun membuat Gai Caijie justru dipuji sebagai pribadi yang matang dan stabil - sifat yang tak lazim bagi seumurannya.
Gai Caijie memang sangat stabil dan memiliki aura pemimpin. Di samping duo Kombinasi Hantu Ganda yang legendaris di Glory, sebagai pemain baru dia sama sekali tidak menunjukkan kegugupan. Performanya selalu konsisten. Meskipun Tim Void masih berpusat pada duo hantu, Gai Caijie kerap menunjukkan kharisma layaknya pemeran utama. Ini bukan berarti dia ingin merebut posisi, melainkan karakteristik gaya permainannya yang natural. Inilah ciri pemain yang berpotensi menjadi anggota inti dan memimpin sebuah tim esports.
Selama ini publik berharap munculnya sekutu andal untuk Kombinasi Hantu. Namun yang muncul justru seorang pemain muda yang terkadang membuat duo hantu berperan sebagai pendukung. Kedua senior tampaknya tidak keberatan. Ketika Gai Caijie menunjukkan kemampuannya, Tim Void sering meraih hasil yang memuaskan.
Pemain seperti ini, meski mungkin tidak berkembang menjadi anggota inti, pasti bisa menjadi pilar penting yang memimpin unit secara mandiri. Sayangnya sifat stabilnya membuatnya tidak sebersemangat Lu Hanwen di arena, sehingga kurang mendapat perhatian. Tim Void kerap protes atas ketidakadilan ini. Dalam pemilihan Pemain Baru Terbaik, Lu Hanwen meraih suara mayoritas secara telak, sementara Gai Caijie yang berada di posisi kedua dengan selisih jauh membuat Tim Void kembali bersuara lantang.
Namun semua ini tidak mempengaruhi Gai Caijie. Musim panas berlalu, dia semakin matang. Pemain baru yang baru debut musim lalu, sekarang telah menjadi anggota penting Tim Void. Pertandingan babak pertama semakin membuktikan poin pertama ini.
Di babak pertama, Tim Void menghadapi Tim 301 dengan pertarungan yang sangat sulit. Dalam pertandingan ini, justru Gai Caijie yang berhasil merebut poin untuk Void. Dia meraih satu poin di pertandingan individual, lalu dalam situasi Tim 301 unggul di pertandingan tim, dialah yang menstabilkan formasi dan memimpin serangan balik, akhirnya meraih kemenangan besar di pertandingan tim.
Dalam konferensi pers pasca pertandingan, Kapten Tim 301 Yang Cong sangat memuji Gai Caijie. Bahkan dia mengatakan Gai Caijie mengingatkannya pada Wang Jiexi yang seangkatan dengannya, meskipun gaya bertarung mereka di arena sama sekali berbeda. Kemudian, Li Yihui - mantan bintang All-Star Yudo dari Micro Grass yang pindah ke Tim 301 melalui transfer pertukaran dengan Xu Bin - juga menyetujui pernyataan kaptennya.
Thunderclap vs Void, pertandingan ini akan menjadi siaran televisi kedua babak kedua Glory. Meskipun rasa penasaran terhadap Xingxin belum hilang, siaran TV hanya bisa memilih satu pertandingan per babak. Tidak mungkin mengubah seluruh musim kompetisi menjadi tontonan khusus Xingxin, bukan?
12 September, pertandingan babak kedua Musim Kesepuluh Liga Profesional Glory dimulai. Penonton di depan TV melihat kandang Tim Void sesuai jadwal. Namun komentator Pan Lin terlihat lebih gelisah daripada siapapun.
“Para penonton yang terkasih, selamat datang di Liga Profesional Glory Musim Kesepuluh Babak Kedua, pertandingan langsung Thunderclap vs Void. Saat ini kedua tim sedang memasuki arena, pertama-tama tentu akan dimulai dengan pertandingan individual. Di waktu yang sama, ada pertandingan lain yang banyak dinantikan, yaitu laga tandang Hundred Blossoms melawan Tim Xingxin yang juga sedang berlangsung di Kota H. Seperti diketahui, setelah gagal di Tantangan Rookie musim lalu, mantan bos Jia Shi Tao Xuan telah menjual hampir seluruh aset Jia Shi. Namun mengenai home court Jia Shi, Stadion Jia Shi, mungkin banyak yang mengira ini juga aset milik Jia Shi? Faktanya tidak, Stadion Jia Shi sebelumnya bernama Stadion Xiaoshan, merupakan fasilitas publik Kota H. Setelah berdirinya Liga Profesional Glory yang membutuhkan siaran langsung, tempat ini kemudian disewa jangka panjang oleh Jia Shi dan berganti nama menjadi Stadion Jia Shi. Namun kini kontrak sewa telah dihentikan lebih awal, stadion kembali ke nama lamanya Stadion Xiaoshan, dan sekarang disewa sementara oleh Xingxin sebagai home court mereka. Sejujurnya ini tidak terlalu mengejutkan, Ha! Saat ini di Kota H, hanya ada satu venue yang memenuhi syarat untuk proyeksi holografik Glory!”
"Batuk-batuk!" Dua kali batuk berat menginterupsi penjelasan Pan Lin. Pan Lin tertegun sejenak sebelum sadar ini adalah arena pertandingan Thunderclap vs Void. Tapi setelah menjelaskan dua kalimat di siaran langsung, dia langsung beralih membahas situasi Tim Xingxin. Produser memang mengatur agar siaran ini menyampaikan update pertandingan Hundred Blossoms vs Xingxin di sisi lain, tapi seharusnya hanya diumumkan saat ada hasil, bukan dengan cara berlebihan seperti ini!
"Mari kita kembali ke arena." Pan Lin segera menyedot pikirannya kembali dari Stadion Xiaoshan. Partner lamanya Li Yibo dengan santai bercanda: "Sepertinya Pan kecil kita sangat khawatir dengan pertandingan Hundred Blossoms vs Xingxin ya!"
"Eh, kita akan memberi update penonton tentang perkembangan pertandingan di sana selama pertandingan berlangsung," kata Pan Lin.
"Baik, pertandingan Thunderclap vs Void akan segera dimulai! Di pertandingan individual, pemain yang bertanding adalah... Dai Yanqi dari Thunderclap dan Li Xun dari Void!" Pan Lin mulai fokus pada pertandingan di hadapannya.
Sementara itu, Ye Xiu yang berdiri di stadion yang kembali menggunakan nama "Stadion Xiaoshan" ini merasakan gelombang nostalgia.
Meski nama terus berganti, fasilitas di dalam stadion tidak banyak berubah. Hanya ada penyesuaian untuk menunjang proyeksi holografik.
Kembali. Setelah satu tahun delapan bulan, kembali berdiri di tempat ini. Identitasnya telah berubah, karakter yang dioperasikannya telah berganti, tapi semangat bertanding takkan pernah berubah.
“Aku pergi.” Ye Xiu menyapa rekan setim Xingxin lalu berjalan maju menuju kursi pertandingan.
“Dai Yanqi melepaskan rentetan tembakan penuh! Li Xun sejenak tak menemukan solusi untuk mendekati, dia memanfaatkan kecepatannya bergerak memutar. Lompatan Udara yang indah! Berbalik dan melompat ke arah berlawanan, berhasil menghindari gelombang skill di udara! Wah! Xingxin ternyata mengirim Ye Xiu sebagai pemain pertama di pertandingan!!”
Seluruh penonton yang duduk di depan televisi sedang menyimak komentator Pan Lin menjelaskan pertarungan sengit antara mage dan assassin, tiba-tiba mendengar pesan ini.
