Zhang Wei sama sekali tidak memahami logika taktik Baozi. Saat ini karakter Sen Luo-nya terkena stun, dan semua pemain Glory pasti tak akan menyia-nyiakan kesempatan output ini. Baozi Invasion menyambar maju, menggunakan Lock Throat untuk mengunci, lalu menghujani dengan serangan tinju.
Kemampuan jarak dekat Magic Scholar memang lebih unggul dibanding Elementalist, apalagi dengan gaya sapu dan serbuk sihir yang pernah populer. Tapi soal pertahanan, kecuali Battle Mage yang bisa mengandalkan perisai MP, semua kelas Mage memang lemah. Setelah kombo Lock Throat Rogue ditambah skill ultimate Overpowering Combo Fist, HP Sen Luo langsung terkikis seperlima.
Awal yang buruk!
Sen Luo yang baru lepas dari kombo segera naik sapu dan kabur. Ia tak menemukan celah untuk melawan balik, memutuskan untuk mengulang taktik dari awal.
Tapi map ini memiliki visi yang luas, Sen Luo terbang hanya untuk menjaga jarak, tidak bisa bersembunyi di mana-mana. Di udara, Zhang Wei memutar kamera untuk melihat ke belakang, melihat Baozi Invasion terus mengejar, seluruh tubuhnya terlihat seperti titik lemah yang bisa diserang, membuat tangannya gatal ingin menyerang.
"Apakah ada keanehan lagi?"
Zhang Wei mengamati dengan cermat, setelah berkali-kali memverifikasi, Sen Luo akhirnya melompat di udara, mengayunkan sapu, menggunakan metode serangan khas Ahli Sihir Gelap untuk menyerang Baozi Invasion.
Kemudian, Baozi Invasion benar-benar berbalik arah dan langsung lari.
Zhang Wei benar-benar bingung, sungguh bingung.
Apa yang sebenarnya terjadi? Begitu aku berbalik untuk melawan, dia langsung kabur. Apa yang dia pikirkan? Jangan-jangan dia berpikir setelah mengejar aku akan diam saja membiarkannya memukul?
Saat masih bingung, tiba-tiba muncul objek lagi dalam visinya!
Datang lagi!
Kali ini Zhang Wei sudah siap, Sen Luo mengayunkan sapu di udara lagi, memutar tubuhnya, sehingga batu itu meleset.
Bahaya!
Serangan biasa saja, tapi Zhang Wei masih berkeringat dingin karena saat itu pikirannya lagi melayang, hampir saja terlambat. Bertarung dengan Baozi ini benar-benar sulit fokus!
Di tengah kesibukan itu, Baozi Invasion kembali mengangkat tangannya.
Tanpa pikir panjang, Zhang Wei segera mengoperasikan Sen Luo untuk mengayunkan sapu lagi, menghindar.
Jarum Beracun melesat di samping, Rogue memang memiliki banyak metode serangan jarak menengah. Belum selesai dengan jarum racun, Baozi Invasion sudah mengangkat tangan lagi.
Tidak ada habisnya kamu! Apa gunanya ini!
Zhang Wei tidak tahu harus tertawa atau menangis, mengendalikan Senluo mengayunkan sapu kembali.
Hah, tidak bergerak!
Zhang Wei tertegun, lalu tersadar, seketika mengadukan. Saat ini ingin menghadapi sudah terlambat, sebuah botol bensin tepat menghantam tubuh Senluo. Senluo langsung terbakar menjadi bola api besar dan jatuh ke tanah.
"Hahaha, sapu cuma bisa menyapu 6 kali! Dasar noob!" Baozi bahkan masih sempat mengirim omong kosong di channel. Zhang Wei marah sampai ingin meledak. Pemain profesional memang bisa melakukan berbagai kesalahan, terkadang bahkan sangat dasar. Seperti Zhang Wei tadi yang sampai lupa jumlah maksimal Sapu Kuasai di udara, benar-benar kesalahan pemula. Tapi kuda bisa terpeleset, manusia bisa khilaf. Bagaimanapun, sebutan "noob" tidak pantas diberikan ke pemain profesional, apalagi senior yang sudah bertarung di lingkup profesional selama 8 tahun dan telah teruji oleh waktu.
Zhang Wei geram bukan main. Tapi wujud Senluo yang seperti bola api besar memang sangat menonjolkan kesalahannya. Di bawah, Baozi Invasion sudah menunggu. Begitu melihatnya jatuh, langsung melempar Sand Toss.
Skill seperti ini harus dihindari tanpa pikir panjang. Zhang Wei menarik langkah Senluo sambil memutar kamera - kena bata.
Zhang Wei sudah hampir gila. Melempar pasir mengalihkan kamera, bata menyergap - strategi Rogue kuno macam apa ini? Sekarang mana ada yang masih pakai? Tapi anehnya, orang di depannya ini malah asyik memakainya. Jarum Beracun tadi yang mengalihkan perhatian ke timur lalu menyerang barat sebenarnya prinsip yang sama. Apa dia menganggap Arena di game online ini sebagai mainan? Zhang Wei kadang main game juga, cukup tahu beberapa teknik kuno yang sudah tidak dipakai di lingkup profesional, tapi masih cukup populer di kalangan pemain, seperti gaya Baozi ini...
Tapi masalah utamanya sekarang adalah, teknik kuno ini justru berhasil mengena padanya.
Senluo yang pusing akibat serangan itu jelas-jelas dihajar habis-habisan lagi, HP tim kembali turun. Kali ini, Zhang Wei juga main kasar. Dia takkan mundur dan menunggu kesempatan lagi, tapi langsung mencari celah untuk merebut inisiatif serangan. Veteran biasa pun punya batas kesabaran.
Baozi tentu tidak bisa membuat combo tanpa celah, tak lama kemudian Zhang Wei menemukan kesempatan. Senluo mengayunkan sapu menghajar Baozi Invasion dengan keras, Baozi Invasion pun berusaha memparry. Tak lama kemudian Zhang Wei kembali mendapat peluang, menyambar Senluo dua kali lagi. Dentuman saling serang yang kacau, Zhang Wei yang berpengalaman tetap teratur di tengah kekacauan, terus menghitung biaya pertukaran antara kedua pihak. Tapi di sisi Baozi, Zhang Wei kembali bingung. Dalam duel saling pukul ini, jelas dirinya unggul, HP tim hampir terkejar, tapi Baozi tetap tak melakukan penyesuaian, seolah bersiap terus bertarung seperti ini.
Sedang ngapain sih?
Zhang Wei tak bisa hindari untuk merenung, tapi tetap tak menemukan petunjuk.
Tim menganalisis bahwa menghadapi Baozi harus improvisasi, tapi masalahnya, sekarang bahkan "improvisasi"-nya saja tak kelihatan, mau ngapain lagi!
Udahlah, terus serang saja!
Zhang Wei pun nekat, terus mempertahankan ritme ini melawan Baozi terus-menerus, lalu... dia menang.
"Juga lumayan jago."
Saat HP terakhir Baozi Invasion habis disapu sapu Senluo, karakter itu meninggalkan "kata terakhir" ini.
Sepanjang pertandingan, tak ada komunikasi antara mereka. Baozi hanya mengucapkan dua kalimat: satu mengejek Zhang Wei payah, satunya memuji Zhang Wei jago. Dua antonim ini beralih tanpa transisi.
Menang?
Dua kata besar "Glory" melompat di layar, Baozi Invasion sudah jadi mayat di tanah, Zhang Wei masih bingung.
Cuma gini aja menangnya?
"Ini sebenarnya kompetisi apa sih? Ada kandungan tekniknya? Ada maknanya? Ada hal yang layak dipikirkan?" Zhang Wei keluar dari area pemain, sambil turun dia terus mengerutkan kening, seolah dialah yang kalah. Matanya tak sengaja menatap ke arah Xingxin, melihat pemuda bernama Bao Rongxing itu kembali ke area pemain dengan penuh semangat, gaya santainya seperti pemenang.
"Sayang sekali, hampir menang." Zhang Wei mendengar si barang itu berkata pada rekan setim sepulangnya, membuatnya hampir tersandung. Apa maksudnya 'hampir menang'? Jauh sekali selisihnya kan? Dengan strategimu yang tak bisa menyesuaikan itu, orang awam pun bisa lihat pasti kalah. Apa kau tidak sadar? Sebagai anggota Xingxin seharusnya kau tahu! Mana Ye Xiu?
"Hmm, sayang sekali, lain kali berusaha lebih keras." Kata Ye Xiu.
Sial! Ye Xiu juga bilang begitu? Ada apa ini? Apa tadi benar-benar ada momen berisiko, dan aku cuma beruntung bisa selamat? Zhang Wei adalah pemain senior tiga musim yang pernah menyaksikan puncak kejayaan Ye Xiu, sama sekali tidak meragukan kemampuan Shen ini. Bahkan Ye Xiu seolah menyetujui perkataan Baozi, membuat Zhang Wei mulai meragukan pertimbangannya sendiri.
"Mainnya bagus." Rekan setim di sebelahnya memberi semangat, komunikasi emosional biasa di luar arena.
"Bahaya tadi!" Zhang Wei spontan berteriak.
"Ha? Bahaya di mana?" Rekan itu memandangnya heran.
“Hmm?” Zhang Wei juga heran melihat rekan setimnya. Tidak ada yang berbahaya? Dia tak tahan melihat ke arah Xingxin, Baozi sudah duduk kembali di posisinya, sedang berbicara dengan wajah berseri-seri ke orang di sebelahnya. Tak terdengar jelas, dari ekspresinya terlihat sangat bangga, tapi kenapa pendengarnya itu terlihat ingin berteriak minta tolong?
Sebenarnya ada apa yang salah dengan lawan? Zhang Wei terjebak dalam perenungan mendalam.
Saat itu, babak ketiga pertandingan single player akan dimulai. Di sisi Hundred Blossoms, Zou Yuan yang maju. Sementara di pihak Xingxin, Su Mucheng.
Ini adalah konfrontasi antara dua kelas senjata jarak jauh. Dalam hal reputasi, Su Mucheng jauh lebih dulu terkenal dibanding Zou Yuan. Zou Yuan sendiri sekarang juga terkenal, tapi popularitas ini selalu membuatnya cemas. Awalnya dia hanya pemain tahun kedua biasa yang siap bangkit dari bangku cadangan kapanpun tim membutuhkan, berusaha merebut lebih banyak kesempatan. Hasilnya, setelah tim menariknya dari bangku cadangan, mereka tak lagi mengizinkannya duduk kembali, bahkan menyerahkan karakter legendaris Hundred Blossoms Spectacle yang menjadi simbol Hundred Blossoms padanya.
Perlakuan seperti ini seharusnya menjadi impian setiap atlet profesional. Zou Yuan juga pernah memimpikannya, tapi tak menyangka mimpinya akan menjadi nyata. Zhang Jiale tiba-tiba pensiun, tim tak menemukan pemain Ahli Amunisi yang cocok, sehingga dia didorong ke depan.
Semalam, dia menjadi bintang harapan yang selalu dinanti, pembawa masa depan Hundred Blossoms, orang yang bisa menggantikan posisi Zhang Jiale.
Sebelum hari itu, tak pernah ada yang berkata seperti itu padanya. Setelah hari itu, perasaan terdalam Zou Yuan bukanlah kegembiraan atau kelegaan, melainkan kepanikan luar biasa. Dia merasa tiba-tiba terlempar ke dalam pusaran air, tapi tak ada yang mengajarinya cara bertahan.
Di musim itu, kinerja Zou Yuan tidak menonjol. Namun karena kesukaan fans tim terhadap Hundred Blossoms Spectacle, dia terpaksa didorong masuk ke jajaran All-Star...
All-Star, inti tim, karakter bintang andalan...
Banyak orang berjuang mati-matian untuk hal-hal ini, tapi Zou Yuan mendapatkannya dengan mudah, bahkan tak bisa menghindar.
Tapi Zou Yuan sangat paham, semua ini bukan kenyataan. Di musim yang sama, Tang Hao - rekan seangkatannya - bangkit dengan gagah perkasa, menjadi pilar sejati Tim Hundred Blossoms. Sedangkan dirinya? Seringkali dianggap sebagai beban yang memonopoli posisi tanpa kontribusi.
Zou Yuan bertahan dengan susah payah sepanjang musim, memaksakan diri melakukan hal-hal di luar kemampuannya. Saat musim berakhir, masa depannya tampak suram. Meski menjadi inti tim selama satu musim, tak ada kepercayaan diri yang terbangun.
Kemudian, Zhang Jiale kembali bermain dan bergabung dengan Dominant Hero. Dominant Hero membeli Hundred Blossoms Spectacle. Tanpa karakter andalan, Zou Yuan mengira dirinya akan ditinggalkan. Tapi tim justru menawarinya pembuatan karakter Ahli Amunisi khusus, memberikan partner baru, dan membangun kembali inti tim.
Kali ini, bukan seperti musim lalu yang memaksanya, kali ini, Tim benar-benar mulai memperhatikannya.
Kebingungan, rasa tidak percaya diri, dan perjuangan selama satu musim di posisi inti, ternyata benar-benar menghasilkan Status Anggota Inti? Baru saat ini, Zou Yuan benar-benar merasakan mimpi yang menjadi kenyataan. Kemudian, bersama Yu Feng yang pindah dari Blue Rain, mereka membangun Hundred Blossoms baru. Tim menepati janji, membuat karakter ahli amunisi baru Flower Abundance sesuai kebiasaan dan ciri khasnya.
Dia punya bakat, bukan sekadar pengganti Zhang Jiale. Tim Hundred Blossoms memperkenalkannya seperti itu.
