Xingxin vs Hundred Blossoms, pertandingan pertama di arena.
Fang Rui, Ahli Tenaga Dalam Hai Wu Liang.
Zhou Guangyi, Assassin Ji Leng.
Sebagai angkatan yang sama, biasanya mereka sudah saling kenal. Sejak dulu, rookie liga selalu membuat grup chat untuk berbagi pengalaman. Kecuali pemain yang sangat tertutup, persahabatan biasanya terbangun di tahap ini. Meski status mereka mungkin berbeda nanti, hari-hulian bersama tak mudah dilupakan. Hubungan Fang Rui dan Zhou Guangyi bahkan lebih dari sekadar kenal - persahabatan pribadi mereka cukup baik. Saat bertemu di pertandingan, wajar jika mereka bertukar canda.
"Lao Zhou, menyerahlah! Aku sangat paham Assassin-mu. Tapi Ahli Tenaga Dalam-ku, pernah kau lihat?" Fang Rui memulai provokasi.
“Perkenalkan keluguan tanganmu.” Zhou Guangyi menjawab.
“Itu kejadian minggu lalu.” Fang Rui berkata.
“Bagaimana minggu ini?”
“Tangan kanan agak kaku, tangan kiri sangat terampil.” Fang Rui berkata.
“Semoga tangan kananmu tidak menahan perkembangan tangan kirimu.” Zhou Guangyi berkata.
“Tidak mungkin! Di dunia ini aku dijuluki Tangan Kanan Emas. Meski tangan kananku agak kaku, kemampuannya masih jauh melebihi bayanganmu.” Fang Rui menjelaskan.
“Semoga saja!” Zhou Guangyi tersenyum.
Operasional Glory menggunakan tombol utama di tangan kiri dan mouse di tangan kanan. Operasi mouse lebih berfungsi mengarahkan, seperti posisi skill attack dan pola goyangan. Fang Rui memang memiliki gelar Tangan Kanan Emas yang memuji kecepatan dewa dan presisi kontrol mousenya. Sayangnya, tangan kanannya terlalu menonjol hingga tangan kirinya tak bisa mengikuti ritme. Operasional tetap membutuhkan koordinasi kedua tangan. Alhasil, Tangan Kanan Emas tetaplah satu tangan saja. Tanpa bantuan Tangan Kiri Emas, kemampuannya tak bisa termanfaatkan secara total.
Jadi faktanya, selama ini tangan kiri Fang Rui-lah yang menahan perkembangan tangan kanannya. Zhou Guangyi tentu sangat paham hal ini. Ucapan "semoga tangan kananmu tidak menahan tangan kirimu" sebenarnya adalah provokasi yang sangat kuat.
Kedua teman itu terus saling mencaci, tak lama kemudian, Assassin Zhou Guangyi tiba di tengah map, tapi tidak ada jejak Fang Rui dan Hai Wu Liang. Zhou Guangyi sama sekali tidak terkejut, meski kelas karakternya telah berubah menjadi Ahli Tenaga Dalam, gaya licik Fang Rui mungkin tidak akan hilang. Langsung menghadang secara frontal bukanlah sifatnya dalam bertanding.
Sebenarnya sebagai Assassin, melancarkan serangan mendadak secara diam-diam justru lebih efektif. Kelas Assassin memiliki pasif skill 'Pembunuhan Diam-Diam' sebagai skill peralihan di level 20. Efeknya memberikan bonus damage 20% saat menyerang dari belakang. Damage serangan belakang sendiri sudah memiliki bonus 20%, ditambah 20% lagi, total menjadi 40% yang fantastis. Karena itu dalam dungeon, baik monster kecil maupun BOSS, posisi serangan belakang selalu diprioritaskan untuk Assassin.
Selain itu, awakening skill level 50 Assassin 'Serangan Titik Lemah' adalah skill status aktif. Saat diaktifkan, Assassin bisa menemukan titik vital pada target. Jika serangan tepat mengenai titik vital tersebut, damage akan melonjak hingga 200%.
Kombinasi Pembunuhan Diam-Diam, Serangan Titik Lemah, dan She Ming Yi Ji menjadikan Assassin satu-satunya kelas dari 24 kelas yang bisa melakukan insta-kill sejati. Dengan mengkombinasikan skill-skill ini dengan tepat, bahkan Knight atau Guardian Angel dengan HP tertinggi sekalipun belum tentu bisa bertahan dari satu serangan Assassin.
Sekali serang musuh langsung tewas, ini mungkin serangan paling heroik dan berani dalam Glory. Tapi di liga profesional, serangan semacam ini sangat langka. Karena semua orang tahu Assassin punya metode ini, mereka pasti waspada. Ditambah lagi Sacrificial Strike pada dasarnya adalah strategi yang membuat kedua pihak terluka, belum tentu benar-benar memberi inisiatif bagi tim sendiri.
Namun dalam perjalanan panjang liga profesional Glory, bukan berarti tidak ada Assassin yang pernah mencapai prestasi ini. Ada satu momen legendaris yang sangat terkenal, justru berasal dari Ji Leng - karakter Assassin yang sedang dioperasikan Zhou Guangyi saat ini.
Pembunuhan itu, baik target yang dibunuh maupun hasil akhirnya, sama-sama memiliki bobot luar biasa. Dengan serangan ini, Ji Leng menjadi karakter yang pasti tercatat dalam sejarah. Ketika ikut transfer ke Tim Hundred Blossoms bersama Zhou Guangyi, fans Dominant Hero bahkan sempat menunjukkan emosi yang kuat.
Liga Profesional Glory Musim Keempat, Final Kejuaraan, Ronde Penentuan. Ji Leng menggunakan Sacrificial Strike, berhasil membunuh Yizhiyeqiu.
Berkat serangan ini, Dominant Hero akhirnya menjadi juara, mengakhiri Dinasti Jia Shi.
Berkat serangan ini, pemain terbaik final tahun itu bukan Han Wenqing atau Zhang Xinjie, melainkan operator Ji Leng di tim. Namanya... benar-benar disebut Ji Leng. Faktanya dia bukan pemain yang sangat menonjol atau berbakat, tapi dengan serangan menakjubkan ini, semua orang mengingat nama ini.
Ji Leng pensiun setelah musim itu, Zhou Guangyi yang kemudian bergabung dengan Dominant Hero mengambil alih karakter Assassin Ji Leng. Karena semangat yang tersulut di final kejuaraan itu, semua orang selalu berusaha melihat serangan mematikan yang menakjubkan setiap kali melihat Ji Leng. Tapi faktanya tidak semudah itu. Perlahan perhatian semua mereda, orang-orang menyadari keajaiban tak mungkin terulang terus-menerus. Mayoritas pemain Assassin tak benar-benar menggunakan metode mirip ledakan tim sendiri ini sebagai taktik utama. Dalam beberapa tahun terakhir, hanya Li Xun dari Void yang kadang melakukan performa gila-gilaan seperti ini. Namun itu karena kondisi Tim Void yang memiliki Ghostblade terkuat, sering kali bisa mengendalikan target dengan baik sekaligus memberikan penguatan sempurna pada Assassin Li Xun. Saat meluncurkan Sacrificial Strike untuk menaklukkan musuh, peluang keberhasilan besar dengan damage yang lebih terkendali, sehingga frekuensi penggunaannya dalam pertarungan tim memang relatif tinggi.
Zhou Guangyi? Meski mewarisi Assassin yang menyelesaikan pembunuhan paling spektakuler di Liga, dia sendiri bukanlah penggemar serangan satu pukulan yang instan. Gaya bertarungnya mirip dengan Yang Cong dari Tim 301, di mana Assassin lebih sering menggunakan gaya serangan frontal. Faktanya, bahkan mantan pemain Ji Leng pun seperti ini. Karena inilah gaya khas Tim Dominant Hero, hanya di final kejuaraan tahun itu, entah bagaimana momentum langka tercipta, memberi kesempatan Ji Leng melakukan serangan bunuh diri She Ming Yi Ji secara menyergap. Hasilnya, karena serangan ini terlalu menakjubkan, gaya aslinya justru dihapuskan. Ji Leng sendiri, sebenarnya seperti yang diwarisi Zhou Guangyi, memiliki aura ngebut-ngebutan yang selaras dengan Tim Dominant Hero.
Saat ini Ji Leng ngebut ke tengah, dan seperti dugaan Zhou Guangyi, tidak ada jejak Fang Rui. Jika dulu, dia mungkin bisa menebak logika serangan Fang Rui, tapi sekarang si pemalas ini beralih ke Ahli Tenaga Dalam, bagaimana cara bertarungnya, Zhou Guangyi benar-benar tidak punya ide.
Tapi mengikuti gaya Fang Rui, menunggu pasif seperti ini terlalu berisiko, siapa tahu si pemalas ini dengan tenang menyiapkan berbagai pola permainan licik. Memikirkan ini, Zhou Guangyi pun aktif menyerang, setidaknya tidak diam di satu tempat membiarkan Fang Rui leluasa mengamati dan mencari momen emas!
Map yang digunakan di arena pertandingan juga berukuran satu lawan satu, dan tidak akan diganti dari awal hingga akhir, bahkan meninggalkan jejak pertempuran dari pemain sebelumnya. Kali ini Tim Xingxin memilih map bernama "Jalan Bertahan Hidup".
"Dari namanya saja, sudah tahu ini adalah map labirin yang sangat memuakkan, cocok untuk taktik kecerdikan." Maka Fang Rui benar-benar langsung menyamar entah ke mana. Zhou Guangyi yang mengoperasikan Ji Leng, setelah masuk dari area terbuka tengah ke labirin rumit di samping, lama tak menemukan bayangan Hai Wu Liang. Malah melihat Fang Rui berteriak di channel: "Ada apa ini? Aku sudah datang kok kamu malah kabur? Ke mana?"
Zhou Guangyi sama sekali tidak menghiraukan. Godaan kekanak-kanakan seperti ini takkan membuatnya tertipu.
Tapi untuk map tipe "Jalan Bertahan" seperti ini, dia memang agak kehabisan akal. Dua tim sebelumnya yang diikutinya, Dominant Hero, sudah pasti takkan pakai map menjijikkan begini. Bagaimana dengan Hundred Blossoms? Anggota inti mereka adalah kelas Ahli Amunisi, tipe jarak jauh yang memang tak suka map dengan terlalu banyak persilangan.
Tiba-tiba, siluet melintas di depan!
Ini pertandingan 1vs1, tak ada kemungkinan lain. Pasti itu Hai Wu Liang. Zhou Guangyi yakin dengan penglihatannya, langsung dash maju. Tapi mengingat kebiasaan licik Fang Rui, mengikuti rute gerakannya langsung terlalu berisiko. Harus cari arah lain untuk kejutan.
Saat Zhou Guangyi sedang mengamati arah, bayangan yang tadi melintas itu tiba-tiba muncul kembali.
"Astaga kamu ternyata di sini! Kubuat cari lama! Kenapa jadi licik setelah pindah ke Hundred Blossoms?" Ucap Fang Rui sambil membuat Hai Wu Liang langsung menyergap.
Gelombang energi!
Sebuah skill tingkat paling rendah dari Ahli Tenaga Dalam selain skill pengambangan, langsung dilancarkan Hai Wu Liang dengan mengangkat tangannya. Zhou Guangyi tentu tak kesulitan menghindar, tapi melihat Hai Wu Liang berlari lurus ke depan, dia curiga ada jebakan di area ini.
Pertarungan Zou Yuan itu adalah contoh yang jelas!
Terjebak dalam medan tempur yang sangat menguntungkan lawan, bisa dibilang langsung ditekan mati dalam satu gelombang. Sekarang? Area ini juga sempit, kelas Ahli Tenaga Dalam tidak punya jangkauan super jauh dan kemampuan hujaman tembakan seperti Artillery God, tapi tetap memiliki fungsi mini. Apa si pemalas ini ingin mengulang trik lama?
Heaven Cannon Blast!
Sambil berpikir begitu, Hai Wu Liang melompat ke udara dan mendorong aliran udara ke arah Ji Leng. Zhou Guangyi buru-buru mengoperasikan Ji Leng untuk backstep menghindar. Heaven Cannon Blast menghantam tanah, aliran udara menyebar ke segala penjuru. Ji Leng tidak cukup dengan satu backstep, harus lompat dua kali lagi. Kalau mengikuti kebiasaan dan gaya bertarungnya, dia pasti sudah dash maju untuk melawan balik saat Hai Wu Liang mendarat. Tapi lawannya sekarang adalah Fang Rui! Mustahil dia melakukan serangan kuat frontal tanpa alasan.
"Jangan overthinking, kita sudah kenal lama, langsung tentukan pemenang saja!" teriak Fang Rui.
"Oh ya? Tempat ini terlalu sempit, ganti lokasi bagaimana?" kata Zhou Guangyi.
"Boleh, kamu yang tentukan." Fang Rui bersikap royal.
Zhou Guangyi curiga, tapi dalam pertandingan Glory, memang ada kebebasan seperti ini. Pemain yang sambil mengobrol tetap bisa bertarung, tidak bisa dianggap kecurangan. Terkadang dalam obrolan pun tersembunyi perangkap dan strategi. Seperti permintaan Fang Rui saat ini, di mata Zhou Guangyi pasti ada udang di balik batu. Dia memang memandu jalan, tapi terus menggunakan teknik backstep. Mungkinkah dia sengaja membiarkan punggungnya terbuka untuk ahli aliran licik ini, si pemilik julukan Tangan Kanan Emas?
