Tepuk tangan! Bergemuruh seketika Falling Flower Palm tumbang, tanpa ragu, tanpa terdiam, karena penonton sudah menanti-nanti momen ini. Seorang rookie mengalahkan All-Star? Seharusnya tidak ada antisipasi seperti ini, tapi pertarungan ini berbeda. Sejak Yu Feng mundur, lalu Tang Rou memaksa serangan mendadak hingga Falling Flower Palm benar-benar dikalahkan total, keyakinan mulai tumbuh di hati penonton. Mereka mulai mengharapkan hal yang mustahil, mereka sudah bersiap memberi sambutan meriah.
Dan kini, itu benar-benar terjadi. Tang Rou mengalahkan Yu Feng, tombak perang Han Yanrou akhirnya menembus Falling Flower Palm ke tanah, merampas HP terakhirnya.
Glory!
Dua kata besar yang menjadi simbol kemenangan bersinar terang, sorak-sorai gemuruh dan tepuk tangan bergemuruh memenuhi arena. Sayangnya, karena ini adalah pertandingan arena, sang pemenang harus bersiap di kursi pertandingan untuk duel berikutnya dan tidak bisa keluar menerima tepuk tangan penonton. Tapi penonton tak peduli, walau pemeran utama tak ada, bukankah anggota lain Tim Xingxin berada di area pemain? Kemenangan ini milik individu, tapi juga milik tim besar. Ini adalah kemenangan Tang Rou, sekaligus kemenangan Tim Xingxin.
Yu Feng muncul dari kursi pertandingan Hundred Blossoms dengan ekspresi tetap berwibawa, meski hatinya sama sekali tidak tenang.
Pemain All-Star dikalahkan rookie? Ini mungkin akan menjadi berita bom di semua pertandingan Glory hari ini. Dan dirinya akan menjadi figuran dalam berita tersebut, bahan tertawaan orang banyak.
Yu Feng tak rela!
Jika diulang sekali lagi, dia masih yakin bisa mengalahkan Tang Rou. Sayangnya dalam pertandingan tak ada kata "jika".
Yu Feng berjalan turun ke area pemain dengan wajah muram. Anggota Tim Hundred Blossoms hampir tak tahu bagaimana menghiburnya. Sebagai kapten dan tulang punggung tim, biasanya dialah yang selalu menghibur anggota. Kini saat mengalami kegagalan, apa yang harus mereka katakan?
Tapi Yu Feng tak menunggu hiburan. Setelah duduk sejenak, dia sudah menenangkan diri. Dia tahu saat ini tak boleh goyah - jika dia goyah, seluruh tim akan kehilangan arah tanpa tulang punggung.
“Dia memang kalah, tapi kekalahannya tidak berarti Hundred Blossoms kalah, masih ada satu anggota Tim Hundred Blossoms!”
“Xiaoping.” Yu Feng memanggil.
Zhu Xiaoping, pemain ketiga yang akan tampil di arena pertandingan Tim Hundred Blossoms, bergabung dengan Liga di awal Musim 6. Setelah satu tahun di bangku cadangan, ia perlahan menjadi anggota utama di Musim 7. Kelasnya adalah Summoner, sebuah kelas yang belum pernah memiliki ahli berlevel All-Star di Liga.
Namun saat dipanggil oleh kaptennya, Zhu Xiaoping segera mendekat. Dari segi pengalaman di tim, Zhu Xiaoping jelas lebih senior daripada Yu Feng. Tapi ia sangat menghormati kapten yang ditransfer ini, berbeda dengan sikapnya terhadap Zhang Jiale, mantan kapten Hundred Blossoms.
Musim 7 adalah musim dimana Zhu Xiaoping mulai bersinar di panggung esports. Di musim itu, Hundred Blossoms berhasil menembus final. Meski akhirnya kalah dari Micro Grass, prestasi runner-up cukup membangkitkan semangat pasukan dan membuat banyak orang bersiap berjuang lebih keras di tahun berikutnya.
Zhu Xiaoping adalah salah satunya. Namun di musim berikutnya, Zhang Jiale tiba-tiba mengumumkan pensiun yang menyebabkan kekacauan di Tim Hundred Blossoms. Zou Yuan yang diangkat sebagai Hundred Blossoms Spectacle baru terlihat bingung, sementara Tang Hao yang performanya menakjubkan tidak bisa menggerakkan operasional tim karena kelasnya yang bukan inti. Akibatnya, Hundred Blossoms bahkan gagal masuk playoff. Semua ini bermula dari pensiun mendadak Zhang Jiale. Zhu Xiaoping yang awalnya sangat berharap pada musim ini tentu menyimpan dendam terhadap Zhang Jiale.
Bisa dikatakan, Zhu Xiaoping adalah anggota tim Hundred Blossoms yang paling vokal menentang Zhang Jiale. Bahkan setelah Zhang Jiale kembali bermain, ia tak pernah berharap Zhang Jiale kembali ke Hundred Blossoms. Pindah ke Dominant Hero? Pilihan ini dicibirnya, karena menurutnya Zhang Jiale memang orang yang egois. Sebaliknya, Yu Feng yang baru datang dinilainya sangat bertanggung jawab dan berdedikasi. Meskipun prestasi awalnya kurang bagus, Yu Feng tak pernah putus asa atau lari dari tanggung jawab. Hal inilah yang membuatnya sangat mengagumi Yu Feng, sehingga terus mendukungnya tanpa ragu.
"Kapten." Zhu Xiaoping mendekat.
"Hati-hati. Tang Rou ini lebih kuat dari yang kita analisis sebelumnya, tipikal pemain yang kinerjanya meningkat saat bertanding," kata Yu Feng.
"Tapi HP-nya sekarang tinggal setengah," kata Zhu Xiaoping.
"Dengan setengah HP, dia bisa menghabiskan 4/5 HP-ku." Yu Feng menyiratkan: Jika bisa menghabiskan separuh HP-ku, mungkin bisa menghabisi seluruh HP-mu. Tentu tak perlu dijelaskan lebih gamblang, pesannya sudah cukup jelas.
"Saya paham. Akan saya perhatikan." Zhu Xiaoping sama sekali tidak tersinggung. Terhadap profesionalisme dan kekuatan Yu Feng, ia benar-benar sepenuhnya mengakui.
"Semangat," kata Yu Feng.
"Hmm." Zhu Xiaoping mengangguk, lalu melangkah menuju arena pertandingan di bawah tatapan penuh harap rekan setim.
Pertarungan penentuan arena antara Xingxin vs Hundred Blossoms dimulai. Battle Mage Han Yanrou dengan sisa setengah HP, melawan Summoner Fengke milik Zhu Xiaoping yang masuk dengan status penuh.
Dua karakter dari kelas Mage yang sama, tanpa ragu langsung menuju ke tengah map setelah pertarungan dimulai. Tak lama kemudian mereka bertemu. Sementara itu, Zhu Xiaoping telah memerintahkan Feng Ke untuk memanggil beberapa summoning.
Untuk kelas Summoner, keterbatasan Skill Points (SP) membuat mustahil mengupgrade semua summoning ke level tertinggi. Kombinasi yang beragam muncul dari preferensi pemain terhadap summoning yang berbeda. Hampir setiap periode waktu tertentu muncul aliran baru. Namun intinya tetap sama: setiap aliran baru tidak hanya berdasarkan preferensi pribadi, pasti ada logika yang mendasarinya.
Biasanya ada satu atau dua summoning yang menjadi inti suatu aliran, lalu summoning lain dipilih untuk membentuk kekuatan tim. Dari sini terlihat, pemilihan summoning mirip dengan membangun tim esport yang melibatkan banyak aspek kompleks. Minimnya top player dari kelas Summoner memang disebabkan faktor inherent kelas tersebut. Baik dalam penerapan strategi maupun operasional, kelas ini memang sangat menantang. Tapi untuk pemula, kelas ini justru mudah - cukup kumpulkan banyak summoning untuk melawan monster, sementara karakter bisa aman berjongkok di belakang sambil minum teh. Kedengarannya sederhana.
Sebuah kelas yang mudah dipelajari namun sulit dikuasai secara mendalam, tapi tetap diminati banyak orang. Zhu Xiaoping adalah salah satunya. Dia menyukai kelas ini, terus mengeksplorasi secara mendalam, berharap suatu hari bisa memimpin pasukan summoning-nya mencapai puncak takhta Glory di musim kompetisi. Untuk hari itu dia terus berusaha, setiap sesi latihan, setiap pertandingan...
Melihat Han Yanrou menyerbu, Zhu Xiaoping segera mengoperasikan Windmark untuk mengatur formasi para summoning.
Aliran Summoner yang digunakan Zhu Xiaoping adalah Death Knight Flow yang populer dan tak lekang waktu. Sesuai namanya, aliran ini berfokus pada Death Knight sebagai summoning inti. Death Knight memiliki serangan fisik, pertahanan tinggi, HP tebal, postur besar yang memberi rasa aman. Aliran Death Knight Zhu Xiaoping telah dimodifikasi dengan penambahan Spirit Cat. Sebagai atlet profesional, strateginya langsung ditiru pemain. Kombinasi Death Knight dan Spirit Cat segera dianggap sebagai teknik paling high-end, berbagai panduan setengah matang bermunculan di internet.
Tapi alasan atlet profesional tetap tak tertandingi adalah karena mereka selalu ditiru tapi tak pernah bisa disaingi.
Spirit Cat Knight Flow bukan sekadar memanggil Spirit Cat dan Death Knight. Intinya tetap pada kontrol pemain terhadap summoning.
Dan saat ini, di depan mata Zhu Xiaoping, seorang Death Knight dengan armor hitam tanpa kilau yang tinggi dan seekor kucing kecil berbulu putih halus berdiri bersama melindungi sang Summoner Feng Ke.
Ayo!
Zhu Xiaoping mengamati gerakan Han Yanrou, memerintahkan Death Knight untuk maju terlebih dahulu. Death Knight memegang perisai di satu tangan dan tombak perang yang sangat panjang di tangan lainnya, langsung melakukan dash ke arah Han Yanrou.
Tongkat sihir di tangan Feng Ke terus-menerus dikibaskan. Satu per satu lingkaran summoning mengkristal di depannya. Aliran Kucing Kesatria, meski hanya mengandalkan dua summoning ini sebagai inti, tidak berarti tanpa summoning lain. Masih banyak makhluk panggilan lain yang membantu serangan.
Contohnya, Bunga Dunia Iblis!
Tanaman yang dipanggil dari dimensi lain ini hampir tidak pernah ditinggalkan oleh Summoner aliran apapun. Meski tidak bisa bergerak, gangguan yang ditimbulkannya dalam radius serangan sangat kuat. Dapat menyebarkan putik beracun, menyerang dengan duri akar, meraih target dengan sulur, serta menggigit dengan mahkota bunga yang menganga seperti mulut berdarah.
"Bunga Dunia Iblis" bukanlah inti dari aliran summoning mana pun, tetapi jika lawan diminta untuk voting, mayoritas pasti akan menganggapnya sebagai summoning paling menyebalkan. Begitu dipanggil, sang Summoner hanya perlu berdiri di sebelahnya untuk membuat orang jengkel. Menunggu bunga ini pudar dengan sendirinya mustahil, karena cooldown skill Summoner mana pun cukup untuk menjamin kehadiran summoning selama tidak terkena damage. Satu-satunya hiburan bagi lawan adalah bunga ini hanya bisa dipanggil satu per satu.
Bunga Dunia Iblis telah muncul. Di area ini, siapa pun yang berani masuk harus berpikir dua kali, apalagi dengan pasukan summoning lain yang sudah siaga tempur di sini.
Akibatnya, Han Yanrou seolah tidak melihat formasi di depannya. Tanpa ragu sedikit pun, dia langsung melesat maju dengan kecepatan penuh.
"Ternyata lebih nekat dari yang kami dengar..." Zhu Xiaoping sejenak kesulitan menemukan kata untuk menggambarkan tindakan Tang Rou. Terlindungi di tengah pasukan Summoner, dia dengan santai memerintahkan summoning-nya untuk mengepung Han Yanrou.
Haolong Pojun!!
Skill Han Yanrou melesat tanpa ampun.
"Sungguh sifat yang terburu-buru!" gumam Zhu Xiaoping sambil mengerahkan Death Knight bertameng untuk menghadang.
Haolong Pojun yang tidak berani ditantang langsung oleh kelas manapun, Death Knight sama sekali tidak takut. Mungkin hanya karena dia makhluk summoning, kapan saja barrier baru bisa terbentuk untuk memanggil Death Knight baru yang akan menggantikannya...
