Skor 3-7. Xingxin akhirnya kalah dalam duel tandang ini, padahal situasi sempat sangat menguntungkan bagi mereka.
Daftar pemain Xingxin dalam pertandingan ini tidak banyak berubah dibandingkan formasi sebelumnya. Hanya saja Mo Fan tidak bisa tampil karena hukuman kartu di pertandingan sebelumnya, sehingga veteran Wei Chen diturunkan di arena pertandingan.
Tiga pertandingan individual dimenangkan seluruhnya oleh Xingxin, membawa keunggulan 3-0 ke babak arena.
Di arena pertandingan, Fang Rui kembali tampil pertama kali. Performanya bahkan lebih mengesankan dari babak sebelumnya - Hai Wu Liang berhasil menjatuhkan 1,5 nyawa lawan sebelum tumbang. Wei Chen yang kemudian naik panggung, meski memiliki usia yang sangat lanjut dengan reaksi dan kecepatan tangan yang sudah tertinggal dari pemain muda, tetap menunjukkan kilau kemampuan. Yingfeng Buzhen akhirnya berhasil mengambil 1 nyawa lawan.
Dengan sisa 2,5 nyawa lawan, Tang Rou sebagai penjaga terakhir hanya perlu menghadapi lawan dengan HP separuh. Bukan superstar seperti Yu Feng, bahkan bukan anggota inti Tim Zhaohua - hanya pemain biasa dari tim kelas menengah-bawah ini.
Penonton kandang sudah pasrah, tak ada yang mengira Tang Rou - yang berhasil 1 vs 2 di babak sebelumnya - akan gagal meraih kemenangan ini. Penonton netral lain merasa pertandingan ini membosankan. Minat mereka terhadap pertandingan lebih banyak dipengaruhi faktor kecantikan Tang Rou. Tapi sekarang? Cuma lawan separuh nyawa? Untuk apa menonton kemenangan yang bisa diambil begitu saja?
Tang Rou kalah.
Suasana hening yang tak percaya menyelimuti arena, membuktikan bahwa Tang Rou kini sudah diakui sebagai pemain berkemampuan tinggi. Baru kemudian sorakan gembira pecah dari penonton kandang!
"Semua mengira Tang Rou adalah sang penghancur, siapa sangka justru dia yang dihancurkan."
Performa gemilang 1 vs 2 memang spektakuler, tapi tak ada yang ingin menjadi korban kehebatan tersebut. Kali ini, Zhaohua berhasil melakukannya - karakter dengan separuh nyawa dan pemain biasa-biasa saja di tim sekelas Zhaohua, berhasil mengalahkan Tang Rou yang baru meroket namanya di babak sebelumnya.
Tang Rou turun arena dengan perasaan tidak terima atas kekalahannya.
Di pertandingan tim besar, dia kembali mengenakan perlengkapan tempur.
Tang Rou jelas-jelas pejuang tangguh, tapi setelah dua babak liga, ciri khasnya sudah terbaca. Zhaohua menyusun strategi spesifik untuk menyainginya, seperti menarik sehelai benang yang menggerakkan seluruh kain. Ritme Xingxin pun benar-benar kacau.
"Tidak ada pemenang mutlak..." Di ruang persiapan, Ye Xiu berkata pada Tang Rou yang sedang meminta maaf. Jika Xingxin bisa mengalahkan raksasa seperti Jia Shi, tim lain pun berpeluang mengalahkan mereka. Kalau kekuatan mutlak menentukan hasil, ngapain ada pertandingan?
Faktor penentu kekalahan di babak ini begitu jelas, bahkan penonton biasa pun bisa melihat ini adalah masalah Tang Rou.
"Nanti kita analisis ulang saat review. Untuk jumpa pers berikutnya..."
"Aku yang hadir!" kata Tang Rou.
Ye Xiu mengangguk, tak banyak berkomentar. Tang Rou bukan tipe yang lari dari masalah, dia selalu maju menghadapi tantangan.
Konferensi pers Xingxin akhirnya dihadiri oleh Ye Xiu, Wei Chen, dan Tang Rou.
Ketiga orang baru saja muncul, lampu kilat kamera di bawah sudah berkedip-kedip seperti tembakan artileri. Fokus utama tertuju pada Tang Rou, ekspresi para wartawan terlihat terkejut. Selama menunggu, mereka berbisik-bisik menduga Xingxin pasti tak akan mengirim Tang Rou ke konferensi pers. Tekanan seperti ini terlalu berat bagi seorang, biasanya tim akan memberikan perlindungan kepada dan mengandalkan veteran untuk berurusan dengan media?
Tapi Tang Rou justru melangkah maju dengan tegas, memimpin trio tersebut.
"Jika kalian berani datang, masak wartawan takut?" Pa pa pa pa pa! Mereka memotret tanpa henti terlebih dahulu.
"Ya ampun, benar-benar tenar," kata Wei Chen.
"Hmm?"
"Apapun itu, setidaknya dia sedang jadi pusat perhatian sekarang, bukan?" ujar Wei Chen.
"Kok aku mencium bau iri hati?" Ye Xiu menyela.
"Duh, apakah Lao Fu peduli dengan angin lalu seperti ini?" Wei Chen berkata dengan gagah. Tapi dua orang yang berbisik di belakang ini terlihat sangat kecerdikan. Akhirnya beberapa wartawan mengalihkan lensa ke mereka, kresek kresek kresek memotret.
Setelah trio duduk, sorotan media tertuju pada Tang Rou. Mereka berharap menemukan kecemasan di wajahnya. Hasilnya mengecewakan - tak ada rasa takut atau mundur. Setiap tatapan ditatap balas, lalu diiringi senyum sopan.
"Bisa dimulai," kata Ye Xiu.
Para wartawan langsung ingin mengangkat kaki mereka juga, Ye Xiu secara acak memilih salah satu.
"Bolehkah saya bertanya pada Nona Tang Rou! Bagaimana pendapatmu tentang performa dalam pertandingan ini?" Wartawan ini langsung membuka topik tanpa sabar. Dalam keadaan genting seperti ini, ucapan formal seperti "sangat menyesal kalah" sudah tidak relevan lagi.
"Performaku telah menyeret seluruh tim, untuk itu aku meminta maaf sebesar-besarnya." Kata Tang Rou.
Masalah Tang Rou terlihat jelas. Permintaan maafnya hanyalah jawaban standar biasa, membuat para wartawan tampak tidak puas.
"Aku ingat setelah pertandingan sebelumnya, Anda pernah menyatakan ingin mencoba tantangan 1 vs 3. Tapi dalam pertandingan ini, bahkan lawan dengan separuh HP pun tidak bisa dikalahkan. Menurutmu apa penyebabnya?" Seorang wartawan bertanya dengan nada sarkastik. Di babak sebelumnya, pernyataan Tang Rou tentang 1 vs 3 setelah berhasil 1 vs 2 dianggap terlalu arogan oleh banyak orang, termasuk wartawan ini.
"Kemenangan dan kekalahan tidak pernah mutlak." Tang Rou justru mengutip perkataan Ye Xiu di ruang persiapan, "Tapi 1 vs 3 pasti akan kulakukan."
"Di game online tidak boleh dihitung!" Seru seorang wartawan sambil mengkritik, disambut tawa rekan-rekannya.
"Di sini, di arena pertandingan profesional." Tang Rou menjawab.
Ketekunan dan kepercayaan diri yang luar biasa ini justru terlihat sebagai kesombongan dan keangkuhan bagi para wartawan. Seorang rookie dengan teknik yang cukup baik, meski pernah menyelesaikan 1 vs 2 di satu pertandingan, apakah segitu saja sudah merasa bisa melakukan segalanya?
"Kemenangan dan kekalahan tidak pernah mutlak." Kalimat ini diakui oleh para wartawan, tetapi orang yang baru saja mengucapkannya, langsung berbalik mengatakan dirinya pasti bisa 1 vs 3. Betapa tidak tahu malunya?
Para wartawan geram. Sejak babak sebelumnya, banyak yang tidak menyukai Tang Rou. Kali ini terjatuh dalam lubang yang sama, tetap tidak mau mengakui kesalahan, malah terus bersikap angkuh. Benar-benar keras kepala seperti bebek mati.
"Kalau gagal, apa konsekuensinya?" Seorang yang berwatak keras langsung mengangkat tensi dalam sesi tanya jawab dengan konfrontasi terbuka.
"Jika gagal, saya akan menarik diri dari lingkup profesional," kata Tang Rou.
Seluruh arena wartawan tertegun dalam kebisuan. Diskusi berbisik-bisik di satu sudut tiba-tiba terdengar sangat jelas.
"Lihat itu, wartawan di sebelah mirip anjing," Wei Chen.
"Jangan asal bicara, yang mana?" Ye Xiu.
Seluruh ruangan tertegun sejenak, lalu gempar.
"Ahem!" Ye Xiu dan Wei Chen jelas menyadari suara mereka tiba-tiba mengeras di tengah keriuhan. Mereka sama-sama membersihkan tenggorokan, memandang ke kiri dan kanan, berpura-pura tidak terjadi apa-apa.
Para wartawan bingung harus mengkritik sisi mana dulu. Apakah terkejut dengan taruhan karir Tang Rou yang tanpa kompromi, atau terkejut dengan dua senior Xingxin yang tidak melindungi malah mengolok wartawan seperti anjing?
Ngomong-ngomong, yang mana sih yang mirip anjing?
“Para wartawan bahkan tak sadar saling melirik ke kiri-kanan. Mereka yang tertatap wajahnya langsung memerah padam seolah hendak berubah sikap. Melirik begini maksudnya apa? Apa kami mirip anjing?”
Pikiran para wartawan tercabik-cabik oleh pergantian pemain senior dan baru Xingxin ini. Butuh waktu lama bagi mereka untuk menata kembali logika.
Siapa yang mirip anjing? Terjebak pada pertanyaan ini tampaknya tak ada gunanya. Perhatian semua orang segera kembali tertuju pada sumpah Tang Rou.
Gagal menang 1 vs 3, langsung keluar dari lingkup profesional?
Semua melirik Tang Rou, lalu menengok ke arah Ye Xiu dan Wei Chen. Dua senior Xingxin ini—apakah mereka tidak mendengar ucapan Tang Rou? Pernyataan sebesar itu tak dicegah, malah terlihat santai-santai saja.
“Gagal 1 vs 3, langsung keluar dari lingkup profesional?” Seorang wartawan sengaja mengulang dengan keras, khawatir kedua senior ini benar-benar tak menyadari gravitasi situasi.
“Benar,” Tang Rou mengangguk.
“Bertekad bulat,” kata Ye Xiu.
“Berani mengambil risiko!” Wei Chen malah memimpin tepuk tangan.
Para wartawan terpana. Bukankah ini seharusnya veteran tim yang paling kuat dan bisa diandalkan? Kok kedua orang ini justru seperti provokator?
“Menurut kalian, bisakah Tang Rou mencapainya?” Seorang wartawan langsung menyambar kesempatan bertanya pada mereka.
“Ada tekad sekuat ini, pasti bisa,” kata Ye Xiu.
“Kekuatan bersama akan mematahkan logam!” Wei Chen buru-buru menambahkan pepatah.
"Apa ini semua tak bermakna dan berantakan? Wartawan yang biasa mencatat pun tidak sanggup melanjutkan, dua orang ini pasti sengaja mengacau ya? Benar kan? Benar kan?"
Tapi di antara kerumunan wartawan yang kehilangan ritme, ada seorang yang tetap dengan tegas mengarahkan pertanyaan ke Tang Rou: "Bisakah Nyonya Tang menjelaskan berapa pertandingan yang diperlukan untuk mencapai target ini? Apakah seluruh karir profesional akan dikorbankan untuk ini?"
Setelah mengajukan pertanyaan, sang wartawan terlihat puas diri. Ia yakin telah menemukan kelemahan utama sumpah Tang Rou. Sumpah "keluar dari lingkup profesional jika gagal 1 vs 3" ini hanyalah permainan kata-kata belaka. Tanpa batas waktu, bukankah berarti ia bisa terus mencoba 1 vs 3 berulang-ulang sampai akhir karirnya baru mengundurkan diri?
"Berani-beraninya main akal licik seperti ini!" Wartawan itu mencibir dingin.
Tang Rou hendak menjawab, namun Ye Xiu tiba-tiba maju mengambil alih kesempatan berbicara.
"Akhirnya datang membantu?" Pikir sang wartawan sambil menyilangkan tangan, menanti kelanjutan drama ini.
"Lima babak seharusnya cukup kan?" Kata Ye Xiu.
Ruangan langsung gempar. Bukannya membantu, malah menambah tekanan untuk Tang Rou?
1 vs 3 - pencapaian yang sulit diraih pemain sepanjang karir mereka. Tapi sekarang, seorang pemain baru diminta mencapainya dalam lima babak saja, dengan ancaman pensiun. Apakah Ye Xiu dan Tang Rou punya permusuhan?
"Lima pertandingan?" Tang Rou malah tersenyum lebar setelah mendengar angka itu, "Baiklah, lima pertandingan!"
