Musim kesepuluh telah menyelesaikan tiga babak pertandingan.
Lun Hui memuncaki klasemen dengan 28 poin, diikuti Blue Rain (27), Micro Grass (27), dan Howling (26) sebagai grup terdepan. Di belakangnya, Tim Yan Yu di peringkat 5 dengan 22 poin. Tim Thunderclap yang menunjukkan peningkatan signifikan menempati peringkat 6 (21 poin). Tim Void yang awalnya biasa-biasa saja di dua babak pertama, akhirnya menunjukkan dominasi di babak ketiga dengan mengalahkan Tim Linhai 10-0, mengumpulkan 20 poin di peringkat 7. Tim Dominant Hero di posisi 8 dengan 19 poin, menjadi tim dengan kemunduran terbesar dibanding musim sebelumnya.
Zona playoff terlihat, terjadi penurunan yang signifikan pada total poin. Tim 301 dengan 14 poin di posisi ke-9, Huangfeng 13 poin di posisi ke-10. He Wu, Xingxin, dan Hundred Blossoms sama-sama mengumpulkan 12 poin di peringkat 11 hingga 13. Tiga tim dengan poin sama ini menciptakan situasi kompleks. Biasanya, sementara diurutkan berdasarkan abjad, namun ketika ada riwayat pertandingan antar tim, prioritas diberikan pada hasil pertempuran langsung. Tapi untuk tiga tim ini, urutan abjad akan menempatkan Hundred Blossoms di atas, namun masalahnya Hundred Blossoms memiliki rekor kalah dari Xingxin yang seharusnya berada di bawahnya. Sementara urutan abjad Xingxin harus berada di bawah He Wu.
Tiga syarat ini sama sekali tidak bisa dipenuhi bersamaan. Akhirnya hanya dua syarat yang diambil. Kelebihan urutan abjad Hundred Blossoms terpaksa diabaikan, membuat mereka menjadi yang terendah di antara tiga tim. Tentu ini masih di tengah musim, jadi tidak terlalu dipermasalahkan. Jika situasi kacau seperti ini terjadi di akhir musim saat penentuan peringkat final, pasti akan diselesaikan melalui pertandingan tambahan. Tidak mungkin menggunakan urutan abjad yang terlalu sembrono untuk menentukan peringkat.
Di bawah Hundred Blossoms, tim-tim kelas menengah-bawah liga berkumpul tanpa suspense. Di area eliminasi bagian bawah klasemen, Linhai terus menerus mendapat nilai nol selama dua babak, dengan 2 poin tetap gagah di posisi terbawah. Yi Zhan 5 poin di posisi kedua terbawah, meski tim Shenqi di atasnya juga mengumpulkan 5 poin namun mengungguli berdasarkan urutan alfabet.
Analisis situasi klasemen poin dan laporan tentang masalah yang muncul di babak ketiga terus menyebar.
Xingxin, Xingxin lagi!
Di pertandingan ketiga yang seharusnya menampilkan duel epik Lun Hui vs Dominant Hero, bagaimana Xingxin yang hanya melawan Zhaohua yang tidak punya daya tarik masih bisa merebut halaman media?
Tang Rou yang baru saja menaklukkan 2 lawan dengan gemilang di babak sebelumnya, kenapa di babak ini kalah telak?
Setelah kekalahan telak, berani mengklaim akan menaklukkan 3 lawan dalam 5 babak? Jika gagal akan menarik diri dari lingkup profesional?
Wah, nonak ini benar-benar berkuasa!
Wah, nonak ini benar-benar sombong!
Wah, nonak ini benar-benar berani luar biasa!
Wah, nonak ini benar-benar angkuh!
Babak kedua mencatat kemenangan gemilang, babak ketiga mengalami kekalahan memalukan. Tapi di kedua pertandingan, Tang Rou tetap menjadi pusat perhatian. Seperti dikatakan Wei Chen, baik berita positif maupun negatif, setidaknya Tang Rou kini mendapat sorotan tinggi. Usai 1 vs 2 di babak kedua, banyak media ingin mewawancarainya. Setelah kekalahan di babak ketiga, lebih banyak lagi media yang mengantre untuk wawancara eksklusif.
Melihat Tang Rou menjadi begitu demam, banyak orang langsung berkomentar: Ini pasti strategi pemasaran.
Sedangkan Ruan Cheng, wartawan dari Esports Era yang sebelumnya menantang Tang Rou dalam sesi tanya jawap dan memprovokasinya untuk mengeluarkan pernyataan arogan, menulis artikel panjang dalam majalah tersebut yang menyebut ini hanyalah lelucon. Bahkan jika Tang Rou memberikan sumpah seperti itu, apa akibatnya? Tidak ada yang berhak memaksanya keluar dari lingkup profesional. Asalkan dia berkulit tebal, tahan tekanan opini publik, dan mencari alasan klasik seperti "pada akhirnya tak bisa meninggalkan cinta pada Glory" atau "untuk fans yang mencintaiku, aku rela menanggung semua ini", sebagai gadis cantik yang tak terbantahkan, dia pasti masih bisa mendapatkan dukungan yang cukup.
Artikel Ruan Cheng yang diterbitkan bersama majalah langsung menuai respons besar. Pengaruh Esports Era di media cetak hanya sedikit lebih rendah dibandingkan Esports Weekly milik (Esports Home).
Orang yang paham taktik permainan langsung menyadari bahwa Ruan Cheng benar-benar ingin mengalahkan Tang Rou sampai tuntas. Tulisan ini sebenarnya bertujuan memblokir semua jalur mundur Tang Rou. Dengan prediksinya, jika Tang Rou tetap melawan, dia akan dianggap berkulit tebal tak terselamatkan dan mendapat lebih banyak kritikan. Di bawah tekanan opini seperti ini, sulit membayangkan tipe orang seperti apa yang bisa bertahan.
Setelah artikel ini diterbitkan, banyak media menghubungi Xingxin melalui berbagai cara, berharap Tang Rou bisa memberikan pernyataan. Namun semua upaya tersebut dihalangi Xingxin. Tang Rou seolah menghilang, tidak memberikan respons apapun terhadap kecaman, kritikan, maupun dukungan dan pujian.
Selama beberapa hari ini, Tang Rou berlatih dengan gila-gilaan.
Kekalahan dalam pertandingan melawan Zhaohua sebenarnya mencerminkan dua kekhawatiran utama Ye Xiu terhadap Tang Rou.
Pertama, kurangnya tantangan dalam kompetisi membuat semangatnya menurun, sehingga kekuatannya tidak bisa dioptimalkan. Masalah psikologis seperti ini sulit dijelaskan dengan konsep data atau statistik akurat, namun benar-benar ada dalam karakter Tang Rou. Di game online, dia masih bisa menang meski menghadapi pertempuran tanpa tantangan karena perbedaan kekuatan yang sangat besar. Tapi di lingkup profesional, tidak ada perbedaan kekuatan yang begitu mencolok. Saat melawan pemain Zhaohua yang HP-nya tinggal separuh, Tang Rou tetap harus fokus, namun kondisi ini berbeda dengan saat dia menghadapi Yu Feng dan Zhu Xiaoping sendirian. Ditambah lagi, Zhaohua telah mengembangkan strategi khusus untuk melawan gaya bertarung Tang Rou, terutama dengan mengacu pada poin-poin penting yang digunakan Xiao Shiqin saat melawannya di Tantangan Rookie. Pemain Zhaohua yang HP-nya separuh akhirnya berhasil mengalahkan Tang Rou yang masih dalam kondisi penuh.
Dalam pertandingan tim, Tang Rou yang merasa bersalah karena menyebabkan kekalahan di arena pertandingan, sangat ingin menebusnya dengan kemenangan. Perasaan ini membakar semangat juangnya secara berlebihan, sehingga memicu kekhawatiran kedua Ye Xiu: terbakar berlebihan hingga sama sekali tidak bisa mengendalikan kondisinya sendiri.
“Dua poin di atas semuanya disebabkan oleh masalah sifat. Ingin membentuk kembali kepribadian seseorang, ini jelas lebih sulit daripada naik ke langit. Berbagai status ini semuanya muncul atau meningkat secara bawah sadar tanpa pemikiran darinya.”
“Solusi akhirnya tetaplah hanya dengan meningkatkan level teknik.”
“Seperti dalam game online, meski tidak bisa menunjukkan performa terbaik, tetap bisa mengalahkan lawan dengan mengandalkan kemampuan teknik yang solid.”
“Tang Rou yang telah memahami hal ini mulai menambahkan latihan mandiri sambil memperhatikan kondisi mentalnya.”
“Pagi, siang, malam. Selain makan, tidur, dan aktivitas penting seperti olahraga yang cukup, Tang Rou memulai latihan keras sepanjang hari.”
““Seperti ini, tidak masalah?” Chen Guo bertanya dengan khawatir pada Ye Xiu.”
““Orang muda, banyak berlatih selalu baik. Masalahnya hanya apakah ada motivasi yang bisa membuatnya bertahan dengan ketekunan tinggi,” kata Ye Xiu.”
““Jadi kamu sengaja memberinya target menyelesaikan 1 vs 3 dalam lima pertandingan sebagai motivasi untuk bertahan dalam latihan intensif?” Chen Guo berkata.”
““Tidak… Aku takut dia terlalu kompetitif dan langsung mencapainya di pertandingan berikutnya, itu benar-benar akan merepotkan,” Ye Xiu tersenyum pahit.”
““Kalau begitu, kenapa tidak langsung mengatakan angka lebih banyak, bahkan sepuluh pertandingan sekalipun!” Chen Guo berkata.”
““Jika diberi angka terlalu besar, menurutmu bagaimana reaksinya dengan sifat seperti itu?” Ye Xiu bertanya.”
““Akan dikurangi menjadi jumlah pertandingan yang dia anggap masuk akal…” Chen Guo menjawab.”
““Makanya, jika dikasih angka terlalu besar, lalu dia malah menyelesaikannya dalam satu pertandingan tanpa perlu banyak, bagaimana menghadapinya?” Ye Xiu bertanya.”
““Baiklah…” Chen Guo akhirnya mengalah.”
“Bagaimana jika, maksudku, bagaimana jika dia tidak bisa melakukannya?” Chen Guo memandangi sosok Tang Rou yang sedang berkonsentrasi di depan komputer, bertanya pelan pada Ye Xiu.
“Hmm...” kata Ye Xiu.
“Hmm maksudnya apa?” Chen Guo kesal, namun Ye Xiu diam seribu bahasa, sama seperti dirinya, hanya memandangi gerakan tangan Tang Rou di keyboard. Si pemalas ini mulai berlagak misterius lagi, gumam Chen Guo dalam hati.
Tang Rou sedang menyelesaikan masalah pribadinya, sementara Tim Xingxin juga punya PR besar. Kekalahan di arena pertandingan melawan Zhaohua bisa disebut sebagai kesalahan individual Tang Rou, tapi kekalahan di pertandingan tim bukanlah sepenuhnya kesalahan satu orang. Tim adalah satu kesatuan utuh, ketika ada satu komponen yang gagal berfungsi, komponen lain wajib mengambil alih tanggung jawab tersebut. Sayangnya dalam pertandingan melawan Zhaohua, Xingxin gagal total dalam hal ini. Meski di lapangan ada Ye Xiu, Su Mucheng, dan Fang Rui - tiga pemain All-Star - mereka tak mampu menyelaraskan ritme tim saat Tang Rou tak sinkron, sehingga Zhaohua sukses mengeksploitasi celah pertahanan mereka.
Tiga pemain All-Star ternyata tak mampu menahan serangan Tim Zhaohua di momen krusial, terdengar mustahil. Namun faktanya, ketiga bintang Xingxin ini masih memiliki masalah serius dalam hal penyempurnaan kerjasama tim.
Proses adaptasi antara Fang Rui dengan karakter Ahli Tenaga Dalam yang mengalami perubahan kelas, Hai Wu Liang, sudah tidak perlu diragukan lagi. Selain itu, kerjasama pertamanya dengan Ye Xiu dan Su Mucheng juga membutuhkan penyesuaian ritme dan pemahaman kebiasaan masing-masing. Bahkan Ye Xiu dan Su Mucheng, duo legendaris pemenang penghargaan Best Partner, masih perlu menyempurnakan chemistry di level kompetisi tinggi.
Bukan karena jeda satu tahun lebih yang membuat keduanya kehilangan chemistry, melainkan karena perubahan kelas karakter Ye Xiu.
Loner dengan senjata Qianji San yang mampu mengubah-ubah kombinasi skill secara tak terduga, membuat seluruh pemain liga pusing kepala dan kesulitan mengikuti kompleksitas perubahannya.
Termasuk di dalamnya Su Mucheng dan Fang Rui.
Mereka bukan master semua kelas, juga belum pernah bertanding bersama Loner dengan senjata serba bisa seperti Qianji San. Situasi yang mereka hadapi sebenarnya sama persis dengan lawan-lawan mereka. Bedanya, ketidakmampuan menguasai ritme permainan Loner Ye Xiu-lah yang membuat koordinasi tim tidak solid.
Di babak pertama, dominasi mutlak Tim Lun Hui berhasil menutupi masalah ini.
Di babak kedua, penggunaan map Broken River yang strategis menghindari konfrontasi langsung dengan Tim Hundred Blossoms.
Di babak ketiga, menghadapi tekanan agresif Tim Zhao Hua dan ketidaksinkronan Tang Rou, tiga All-Star ini akhirnya tersandung masalah serius: ketidakcocokan gaya bermain.
Jun Moxiao, sebelum menghancurkan musuh, justru lebih dulu melukai koordinasi internal Tim Xingxin sendiri.
“Tampaknya, kita juga perlu meningkatkan latihan.” Setelah mempelajari ulang rekaman pertandingan tim melawan Zhaohua, Ye Xiu berkata.
“Hmm!” Ekspresi Su Mucheng terlihat sangat tegas, tidak bisa mencapai chemistry dengan Ye Xiu? Ini tidak boleh terjadi!
“Sial, mengikuti ritme perubahan 120 skill CD pendek, tangan kanan emasku seolah merintih kesakitan.” Fang Rui mengeluh.
