Setelah pertandingan individual usai, Xingxin secara mengejutkan meraih tiga poin. Hasil ini cukup mengejutkan banyak orang. Namun jika dipikir lebih teliti, Xingxin mengerahkan tiga pemain All-Star mereka di pertandingan individual, jadi kemenangan mutlak sepertinya wajar. Tapi di sisi lain, Dominant Hero juga tidak mengirim pasukan lemah di pertandingan individual. Lin Jingyan dan Zhang Jiale tetap merupakan pemain berlevel All-Star.
Nyatanya, Lin Jingyan hanya menunjukkan kilatan pergerakan sebentar, sedangkan Zhang Jiale justru dihancurkan total. Sebaliknya, Song Qiying yang pertama kali tampil justru menunjukkan performa stabil melawan ahli aliran licik Fang Rui. Dalam duel itu, seandainya ia yang meraih kemenangan akhir pun tidak akan mengejutkan.
Tak mendapat satu poin pun, hasil seperti ini membuat fans Dominant Hero kecewa. Komentar media pasca-pertandingan yang akan membahas Dominant Hero bisa diprediksi, terutama tentang Lin Jingyan dan Zhang Jiale yang mungkin kembali dikejar-kejar oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk memperdebatkan masalah kepikunan, sementara mereka pasti akan mengabaikan fakta bahwa Ye Xiu yang mengalahkan Zhang Jiale juga seorang veteran.
Setelah pertandingan individual beristirahat sejenak, arena pertarungan akan segera dimulai. Karena sumpah Tang Rou, pertarungan arena ini mendapat perhatian ekstra. Dari komentar publik, meski sumpah ini meningkatkan popularitas Tang Rou, citranya justru banyak tercemar. Mayoritas orang masih menganggap pernyataan "1 vs 3 dalam lima ronde" terlalu besar mulut dan arogan. Menggunakan karir sebagai taruhan dianggap sebagai tindakan tidak bertanggung jawab. Glory bukan olahraga individu, di sekitar Tang Rou ada tim besar. Semua tahu posisi rookie ini cukup penting di Xingxin, sehingga sumpah cerobohnya bahkan membuat beberapa fans Xingxin tidak bisa menerima.
Namun bagaimanapun, hal ini sudah menjadi takdir yang tak terelakkan. Di arena pertarungan, Tang Rou dikirim sebagai starter pertama, disusul dua pemain berikutnya: Mo Fan dan Baozi.
Kombinasi rookie mutlak. Sementara Tim Dominant Hero mengirimkan Qin Muyun dengan karakter Sharpshooter "Minus Nine Degrees" - sekutu setia Empat Raja Langit dalam pertempuran tim. Pemain kedua adalah Bai Yanfei dengan karakter Elementalist "Rota", dan penutup adalah satu-satunya Kapten Dominant Hero sejak Musim 10: Han Wenqing.
Target 1 vs 3 Tang Rou berarti dia harus mengalahkan ketiga lawan ini secara beruntun.
Banyak orang bingung harus menyikapi pertandingan ini dengan mental seperti apa.
Jika benar terjadi 1 vs 3 yang memenuhi kesombongan Tang Rou, memikirkannya saja sudah membuat(kesal).
"Tidak bisa menyelesaikan 1 vs 3, akhirnya menarik diri dengan dipermalukan. Penonton mungkin puas, tapi Xingxin kehilangan seorang pejuang handal. Ini bagaimana?"
Kebimbangan ini justru membuat semua orang semakin jengah dengan tindakan nekat Tang Rou.
Pertandingan segera dimulai. Meski Dominant Hero gagal di pertandingan individual, fanbase tetap memberi semangat untuk pemain arena. Bagaimana dengan Xingxin? Meski situasi menguntungkan, atmosfer langsung mencekam ketika Tang Rou tampil. Sorakan penyemangat hanya terdengar renyah.
Chen Guo khawatir. Setelah kejadian ini, citra Tang Rou mungkin akan ternoda parah - terlepas apakah dia berhasil 1 vs 3 atau tidak. Berbeda dengan babak kedua saat 1 vs 2-nya membakar arena, kini kehadiran Tang Rou justru mendinginkan suasana.
"Ah, kenapa harus seperti ini..." Chen Guo menghela napas. Jika bisa kembali ke hari itu, dia akan menghalangi Tang Rou menghadiri konferensi pers dengan segala cara.
Hitungan mundur dimulai. Lima detik kemudian, pertandingan mulai.
Tang Rou yang penuh kontroversi tetap tak mengubah gayanya. Begitu pertarungan dimulai, karakternya langsung dash maju.
Haruskah memberi tepuk tangan? Penonton live ragu-ragu. Fanbase Dominant Hero justru semakin riuh seiring jalannya pertandingan, akhirnya menguasai arena kandang Xingxin.
“Kali ini, dukungan keras fans Dominant Hero tidak mengecewakan. Tang Rou yang menargetkan 1 vs 3, justru tumbang di ronde pertama arena pertandingan.”
Fans Dominant Hero bersorak gembira, tak segan menghujani dengan suara hinaan. Bahkan banyak penonton netral dan sebagian fans Xingxin ikut merespons bersama mereka.
Dalam gemuruh hinaan, Tang Rou meninggalkan arena dan kembali ke kursinya dengan diam membisu.
“Qin Muyun ini perlu dianalisis lebih mendalam,” kata Ye Xiu.
“Oh?” Tang Rou menoleh.
“Teruskan semangatmu!” seru Ye Xiu.
Tang Rou mengangguk pelan.
Tak lama kemudian, Mo Fan yang baru selesai hukuman skorsing membawa Destroying Immortality-nya kembali ke arena pertarungan.
Fans Xingxin langsung bersorak menyambut, kontras dengan perlakuan saat Tang Rou naik panggung. Padahal Tang Rou sebelumnya merupakan anggota Xingxin paling populer setelah beberapa Shen...
Chen Guo merasa sesak. Diam-diam ia melirik Tang Rou yang justru menatap tajam replay pertarungannya dengan Qin Muyun di layar elektronik. Baru ketika adegan beralih ke pertandingan berikutnya, pandangan Tang Rou kembali ke arena.
Qin Muyun yang berhasil mengalahkan Tang Rou juga tersisa 11% HP di karakter Minus Nine Degrees-nya, nyaris masuk status Darah merah.
Lawan yang tersisa sedikit HP seperti ini, Mo Fan tetap tidak langsung menyerang, melainkan melanjutkan strategi posisi tempur. Qin Muyun di ronde sebelumnya membuka pertandingan dengan strategi posisi tempur, dan di ronde ini pun tetap sama. Maka di tengah map, tidak ada yang langsung muncul, semuanya bersembunyi di tempat tersembunyi sambil mengamati diam-diam.
Di layar elektronik, ditampilkan kamera utama kedua karakter, memungkinkan penonton mengetahui area mana yang sedang diamati oleh masing-masing pemain.
Kamera utama Mo Fan tiba-tiba sudah mengunci posisi Minus Nine Degrees milik Qin Muyun. Setelah itu, dengan gerakan hati-hati mulai bergerak.
Mengitari dari belakang...
Banyak penonton mulai tidak sabar. Lawan yang hanya tersisa 11% HP, masih perlu mengitari dari belakang untuk menyergap? Langsung bergegas keluar, memancing lawan, mengejar, lalu menumbangkan saja bukan lebih mudah?
Protes penonton jelas tidak bisa tersampaikan ke pikiran Mo Fan. Sekalipun bisa, apakah dia akan menerima atau tidak masih menjadi masalah.
Teknik mengitari dari belakang adalah keahlian Mo Fan. Dengan cepat dia berputar mengelilingi area posisi Minus Nine Degrees sebelumnya. Ya, posisi sebelumnya—selama proses manuver ini, Minus Nine Degrees sudah berpindah tempat tanpa sepengetahuan Mo Fan.
Destroying Immortality akhirnya sampai di posisi bisa menyerang, tapi Mo Fan masih belum menemukan target.
Gerakan mengitarinya berdasarkan deduksinya, padahal sebenarnya dia tidak yakin lawan ada di situ. Ketidakberhasilan menemukan target, apakah karena deduksi awal salah atau lawan kebetulan berbalik arah, bagi Mo Fan adalah hal yang tidak bisa dipastikan.
Saat dia sedang berpikir langkah selanjutnya, serangan tiba-tiba datang dari belakang Destroying Immortality.
Qin Muyun berpindah posisi, namun tidak menjauh. Titik persembunyian barunya dipilih dengan pertimbangan khusus agar bisa tetap memantau lokasi persembunyian sebelumnya.
Desain ini membuahkan hasil. Saat Mo Fan mengira usahanya sia-sia, tanpa disadarinya dia sudah terjebak dalam perangkap Qin Muyun.
Di dalam bidikan teropong, kepala Destroying Immortality terlihat membesar!
Sniper! Headshot! 2x damage. Daya yang dahsyat membuat tubuh Destroying Immortality oleng. Minus Nine Degrees langsung menyergap, menghujamkan serangan tanpa ampun. Destroying Immortality terjebak dalam hujan peluru. Tembakan Sharpshooter memang tidak sekuat Artillery God atau selengkap Expert Amunisi. Faktanya, banyak skill-nya hanyalah BUFF penguat untuk serangan tembakan biasa.
Quick Shot, Double Shot, Scattered Shot, dan berbagai mode tembakan lain. Jumlah peluru yang ditembakkan dalam sekejap jelas menjadi yang terbanyak di antara kelas senjata jarak jauh.
Situasi Destroying Immortality terjepit. Kali ini, Mo Fan tidak lagi memaksakan diri kabur dari serangan lalu mencari kesempatan menyergap - pola favoritnya. Langsung saja dia mengoperasikan Destroying Immortality untuk melawan balik.
Tapi untuk melawan, langkah pertama adalah menerobos blokade tembakan Minus Nine Degrees.
Smoke Clone Technique? Smoke Jade? Kawarimi no Jutsu?
Semua skill kabur yang mungkin digunakan sudah dicoba Mo Fan. Tapi serangan Minus Nine Degrees tetap bisa mengejarnya ke posisi baru seketika setelah berhasil lolos.
“Ditekan sampai segitu hebatnya?” Fang Rui heran. Performa veteran Dominant Hero hari ini biasa saja, tapi para pemain baru mereka justru terus mengejutkan orang.
“Formasi posisi sangat bagus.” Su Mucheng berkata. Sebagai Artillery God yang ahli strategi Screen Cannon, dia langsung melihat kunci utama mengapa Qin Muyun bisa menekan Mo Fan dengan kuat.
Posisi Minus Nine Degrees mengekspos semua gerakan Destroying Immortality di bawah bidikan senjatanya, termasuk segala perubahan yang mungkin ditimbulkan skill-skill ninja. Posisinya juga tidak statis - saat lokasi Destroying Immortality berubah, dia akan melakukan penyesuaian real-time untuk mempertahankan kontrol formasi.
“Ahli penempatan posisi!” Ye Xiu menyimpulkan.
Keahlian penempatan posisi sangat cocok untuk kelas jarak jauh. Jarak serang yang panjang memungkinkan cakupan area serang yang luas. Kelas jarak dekat hanya bisa menyerang area sekitar, berbeda dengan kelas jarak jauh yang bisa mengontrol posisi dan area strategis. Peta pertandingan jarang yang datar tanpa penghalang seperti pilihan Ye Xiu. Dengan berbagai rintangan, penempatan posisi yang buruk akan mengurangi ofensif kelas jarak jauh.
Qin Muyun adalah ahli di bidang ini.
Setelah menyaksikan pertandingan melawan Tang Rou dan duel kali ini, Ye Xiu akhirnya bisa memastikannya secara total.
“Penempatan posisi... Bukannya Mo Fan juga cukup bagus?” Chen Guo bertanya.
“Mo Fan ahli dalam pemilihan posisi statis, yang berbeda dengan pemilihan posisi dinamis saat bergerak seperti yang dilakukan Qin Muyun.” Ye Xiu berkata.
“Kalau pertandingan ini...”
“Jika bisa mengidentifikasi area dan posisi yang dikontrol lawan melalui pemilihan posisi mereka, kita bisa membuat pertimbangan pergerakan yang tepat. Formasi posisi tidak mungkin sempurna, pasti ada titik buta yang tak terjangkau. Setelah menganalisis sudut pandang formasi lawan, selanjutnya bertarung dengan kecepatan reaksi. Tapi penyesuaian pergerakan Qin Muyun sangat cepat, mustahil menghindar langkah demi langkah. Harus langsung ke posisi target dengan sekali gerak, dan tetap waspada jangan sampai dia merebut posisi kembali untuk membentuk tekanan.” Ye Xiu menjelaskan.
“Dari penjelasanmu, orang ini sepertinya benar-benar tak terkalahkan...” Chen Guo berkomentar.
“Jika Mo Fan disuruh duel pemilihan posisi dengannya, ya dia memang akan tak terkalahkan.” Ye Xiu menjawab.
“Lalu solusinya bagaimana?” Chen Guo bertanya.
“Perlu mencari cara untuk membatasi dan mengganggu pergerakannya.” Ye Xiu menyarankan.
