Tim Xingxin yang telah menyelesaikan konferensi pers dan bersiap pulang, akhirnya bertemu dengan para pemain Tim Yi Zhan di pintu keluar.
Disapu bersih dengan skor 10-0, benar-benar memalukan. Malam ini jelas tidak menyenangkan bagi para anggota Yi Zhan. Tapi prinsip "lawan di lapangan, teman di luar" tetap mereka jalankan. Mereka mengumpulkan semangat kembali dan menjalankan kewajiban tuan rumah bagi anggota Xingxin yang datang jauh. Dalam satu musim penuh, kunjungan timbal balik seperti ini hanya terjadi sekali saja.
Di waktu yang hampir bersamaan, kunjungan tim-tim lain juga telah berakhir. Pertarungan panas di babak ini kebetulan berakhir dengan kekalahan tipis tim tuan rumah.
Tim Micrograss akhirnya kalah 4-6 dari tim tamu Blue Rain.
Tim Howling juga bermain imbang 4-6 melawan tim Dominant Hero yang datang menantang.
Tim muda penuh ambisi Howling terjungkal di hadapan Dominant Hero yang sudah berumur. Berbagai perdebatan tentang Dominant Hero akhirnya bisa sedikit mereda setelah pertandingan ini.
Selain dua pertandingan tersebut, Tim Lun Hui menantang Misty Rain di kandang lawan dengan skor akhir 9-1, melanjutkan langkah tak terbendung mereka. Kekhawatiran awal tentang kompatibilitas Sun Xiang dengan Lun Hui di awal musim, kini terbukti menjadi penguatan super. Baik di pertandingan single player maupun team battle, kekuatan tempur Tim Lun Hui meningkat signifikan. Dengan tren seperti ini, transfer Sun Xiang dan Yizhiyeqiu pasti akan tercatat sebagai Kolaborasi Antara yang Kuat yang epik dalam sejarah Glory.
Di luar tim-tim besar tersebut, sebuah tim kuat lainnya malah gagal di babak ini. Tim Void kalah 1-9 di kandang sendiri melawan Tim Shenqi yang datang menantang.
Tim Shenqi, salah satu dari dua tim baru yang bergabung ke Liga musim ini, tampaknya tidak selemah tim-tim baru di musim-musim sebelumnya. Beberapa mantan pemain Tim Jia Shi yang berkumpul kembali di Shenqi membuktikan bahwa latar belakang mereka dari klub elite masih memiliki dasar yang solid. Setelah dikalahkan 10-0 oleh Blue Rain di babak pertama, Shenqi berhasil merebut poin kecil di setiap babak berikutnya, bahkan menciptakan hasil mengejutkan di babak ini.
Meski total 17 poin yang terkumpul hanya menempatkan mereka di peringkat ke-17 klasemen poin (peringkat keempat terakhir), sebagai tim baru yang hidup di bawah bayang-bayang tim baru lain yang lebih menarik perhatian, Tim Shenqi memang menerima sorotan yang sangat terbatas.
Sementara Tim Lun Hui terus membicarakan musim neraka mereka, jika ada yang memperhatikan Shenqi, mereka akan menemukan bahwa dalam tujuh babak pertandingan, Tim Shenqi sudah menghadapi Dominant Hero, Blue Rain, Micro Grass, Howling, Misty Rain, dan Void.
Musim neraka? Tim Shenqi sama sekali tidak kalah. Dengan jadwal seberat ini, fakta bahwa tim baru ini belum terpuruk di area eliminasi sudah merupakan pencapaian luar biasa. Setelah menciptakan kejutan di babak ini, Shenqi mulai mendapat perhatian - tim baru dengan inti mantan pemain Jia Shi ini ternyata memiliki sesuatu untuk ditunjukkan.
Di pertandingan lain babak ini, hampir semua tuan rumah keluar sebagai pemenang, kecuali Tim He Wu yang kalah 4-6 melawan Tim 301 di kandang sendiri.
Setelah tujuh babak pertempuran, Lun Hui tetap di puncak dengan 58 poin, diikuti oleh Blue Rain. Tim Thunderclap sekali lagi menunjukkan kemajuan luar biasa mereka. Yang dulu hanya berkeliaran di pinggiran zona playoff, kini dengan kuat menyerbu ke posisi ketiga, memiliki total 52 poin sama seperti Blue Rain. Di belakangnya ada Howling di posisi keempat, Micrograss kelima, Misty Rain keenam, Void ketujuh, dan Dominant Hero kedelapan. Situasi delapan tim di zona playoff tidak mengalami perubahan signifikan.
Tim Xingxin yang menghancurkan Yi Zhan 10-0 di babak ini, memperoleh 10 poin. Saat ini mereka berada di peringkat 14 dengan 29 poin, naik satu peringkat dari babak sebelumnya. Dua tim di area eliminasi paling bawah adalah Linhai dan Ming Qing, dimana selisih poin dengan tim-tim lain semakin melebar. Distribusi kekuatan relatif musim ini terlihat semakin jelas.
Meski meraih kemenangan besar, Xingxin malam itu menerima perlakuan dari para pemain Yi Zhan yang mereka kalahkan secara telak, tentu saja tidak berlebihan dalam mengekspresikan kegembiraan. Namun setelah itu, para anggota Tim Xingxin juga tidak lupa diri karena kemenangan yang sudah lama dinanti ini. Saat ini, mereka semua memfokuskan perhatian pada satu hal: Tang Rou, yang hanya tersisa satu babak lagi dari komitmen lima babaknya. Dan di babak ini mereka akan menghadapi tantangan dari Tim Micrograss.
Menyelesaikan 1 vs 3 pada Tim Micrograss?
“Sayangnya, dari data statis sejarah, situasi ini benar-benar sangat tidak menguntungkan. Sejak Wang Jiexi bergabung dengan Tim Micrograss, Micrograss tidak pernah mengalami 1 vs 3 di arena pertandingan. Baik Dewa Perang, Kaisar Tinju, Sword Saint, maupun Raja Senapan. Mereka mungkin bisa menang di arena, tapi 1 vs 3? Tidak ada, tidak pernah ada.”
“Tentu, ketiadaan sejarah tidak menjamin masa depan. Laporan yang menampilkan statistik sejarah ini juga ingin menarik perhatian orang pada betapa beratnya tantangan yang dihadapi Tang Rou.”
“Banyak yang bergembira atas kesulitan orang lain, dan jumlahnya tidak sedikit. Di sisi Tim Xingxin, yang paling cemas tentu Chen Guo. Dia tidak berani bicara dengan Tang Rou, khawatir kegugupannya yang tak terbendung akan menular dan mengganggunya. Saat ini, dia sangat ingin mendengar jawaban pasti dari Ye Xiu.”
“Bagaimana caranya?” tanya Chen Guo kepada Ye Xiu.
Ye Xiu hanya menggelengkan kepala: “Hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri.”
“Kamu tidak punya solusi sama sekali?” kata Chen Guo.
“Hal 1 vs 3 seperti ini, tidak pernah ada solusi yang benar-benar pasti bisa terwujud,” kata Ye Xiu.
“Bagaimana jika dia… tidak bisa melakukannya?” Chen Guo terburu-buru!
“Itu pilihannya,” kata Ye Xiu.
“Sepertinya kamu yang memilihkan 5 babak untuknya, kenapa tidak 50 babak!” Chen Guo kini mengabaikan penjelasan Ye Xiu sebelumnya.
“Seriuslah!” Ye Xiu menatapnya.
Chen Guo terdiam. Tapi dia sama sekali tidak bercanda, mungkin saat itu jika Ye Xiu mengatakan 50 babak, masalah ini akan selesai secara main-main? Tapi setelah dipikir lagi, bukan hanya sikap wartawan bernama Ruan Cheng yang ngotot yang mungkin tidak akan membiarkan Xingxin turun dengan cara bercanda, bahkan Tang Rou sendiri mungkin tidak akan menerima candaan ini. Gadis ini cukup menakutkan ketika mulai serius. Chen Guo teringat saat Tang Rou membantunya menyelesaikan misi tantangan Shen Zhi Lingyu dulu, dengan tekad yang kuat dia terus mencoba berulang kali, bahkan Chen Guo tidak bisa menghentikannya.
"Hah..." Chen Guo menghela napas panjang. Sudah terlalu banyak 'seandainya' dan 'jika' yang terlintas di pikirannya, tapi yang harus datang akhirnya tetap datang.
25 Oktober, babak kedelapan Liga profesional Glory dimulai. Babak ini ada perlawanan sengit seperti Blue Rain vs Howling, Dominant Hero vs Misty Rain, Lun Hui vs Void. Tapi akhirnya siaran televisi memilih pertandingan Xingxin vs Micro Grass.
Lima babak 1 vs 3 menjadi topik utama pertandingan ini. Meski dalam analisis pra-pertandingan hampir tidak ada yang percaya Tang Rou bisa melakukannya, orang-orang tetap ingin menyaksikan momen hasil akhir ini secara langsung. Pemilihan pertandingan ini untuk siaran televisi bisa dibilang sesuai dengan keinginan publik.
“Sekitar pukul 8 malam, para pemain dari kedua tim sudah memasuki arena pertandingan. Setelah saling menyapa, peserta pertandingan individual ronde pertama dari kedua tim sudah duduk di kursi pertandingan. Namun komentator siaran langsung belum mulai memperkenalkan kedua pemain yang akan bertanding, masih asyik membahas topik tantangan 1 vs 3 Tang Rou.”
“Dalam jajak pendapat yang baru saja ditutup mengenai apakah Tang Rou bisa menyelesaikan tantangan 1 vs 3, dari total 65.525 pemain Glory yang berpartisipasi, 64.388 pemain menganggap Tang Rou tidak mungkin berhasil. Artinya hanya 1.137 orang (sekitar 1,7%, kurang dari 2%) yang percaya dia bisa. Pelatih Li, bagaimana pendapat Anda?” kata komentator Pan Lin.
“Meskipun Xingxin adalah tim baru, popularitas mereka cukup baik yang terlihat dari tingkat kehadiran di pertandingan kandang. Angka 1,7% ini menunjukkan bahkan banyak pendukung Xingxin memilih opsi 'tidak mungkin' dalam voting ini. Voting fans seringkali bukan berdasarkan analisis teknik atau strategi, melainkan lebih pada harapan dan dukungan emosional. Sikap voting pendukung Xingxin ini menunjukkan bahwa bahkan di kalangan pendukung mereka sendiri, pernyataan ambisius Tang Rou tentang 1 vs 3 ini mungkin kurang mendapat dukungan,” jelas Li Yibo.
“Oh, lalu bagaimana pandangan Pelatih Li sendiri?” tanya Pan Lin.
“Hehe, pemain muda memang patut dipuji karena keberanian dan keyakinannya, tapi jangan sampai terlalu buta!” kata Li Yibo.
“Sepertinya Pelatih Li juga tidak yakin Tang Rou bisa menang 1 vs 3! Baiklah, saya akan berada di pihak yang berlawanan dengan Anda, saya akan mendukung Tang Rou.” Pan Lin tertawa sambil berkata, sikapnya ini jelas hanya untuk menghidupkan suasana, bukan berarti dia benar-benar pendukung.
“Jika benar-benar bisa melakukannya, itu akan menjadi momen bersejarah! Saya ingat sebelum pertandingan ada laporan statistik yang menyebutkan, Tim Micrograss belum pernah kalah 1 vs 3 kan?” kata Li Yibo.
“Benar! Semoga kita bisa menyaksikan momen bersejarah! Oke, sekarang pertandingan individual pertama sudah dimulai. Dari pihak Xingxin yang bertanding adalah kapten mereka, mantan operator One Autumn Leaf sang Dewa Perang, yang dijuluki Ensiklopedia Hidup Glory, Ye Xiu, dengan karakter Loner Jun Moxiao yang sangat diperhatikan musim ini. Dari pihak Micrograss, ada pemain Ahli Sihir Gelap generasi baru mereka, Gao Yingjie yang dijuluki jenius. Ini bisa disebut sebagai konfrontasi antara pemain generasi lama dan baru. Map yang dipilih adalah Paviliun Plum Merah. Pelatih Li, siapa yang lebih Anda unggulkan?” Pertandingan dimulai, Pan Lin segera menghentikan diskusi tentang topik 1 vs 3 dan beralih ke duel yang sedang berlangsung. Pertanyaan tentang prediksi hasil pertandingan memang sering digunakan sebagai pertanyaan pemandu dalam komentar. Sebenarnya yang ingin ditanyakan bukanlah prediksi hasil, melainkan analisis karakteristik kedua pemain berdasarkan prediksi yang dibuat, intinya sekadar obrolan.
“Pengalaman dan keserbagunaan Ye Xiu, serta kelas Loner-nya, semuanya merupakan kelebihan yang dimilikinya. Namun Gao Yingjie sekarang juga telah tumbuh menjadi pemuda yang mandiri. Usianya yang muda, semangatnya, serta—bagi Ye Xiu—Gao Yingjie mungkin adalah lawan asing karena mereka belum pernah bertarung sebelumnya.” Li Yibo paham betul cara menjawab pertanyaan prediktif semacam ini. Dengan memaparkan kelebihan masing-masing pihak tanpa menyebut hasil, ketika hasil akhir keluar, dia bisa menyambungnya dengan natural: "Lihat, kan sudah kubilang XX itu sangat XXXX!"
Bagaimana dengan pertandingan kali ini? Siapa yang akan memenuhi formula Li Yibo? Akhirnya kedua karakter bertabrakan.
