Xingxin menjamu Tim Micrograss di kandang mereka, ronde pertama pertandingan individual berakhir dengan kemenangan Ye Xiu. Kedua pemain keluar dari arena pertandingan dan turun dari panggung.
"Bagaimana perasaanmu?" Wang Jiexi menatap Gao Yingjie yang berdiri di hadapannya, masih tertekan setelah dikalahkan Ye Xiu.
"Dia sangat kuat..." kata Gao Yingjie, "Lebih kuat dari yang pernah kusaksikan, lebih hebat dari yang kubayangkan."
"Tapi kamu masih muda. Teruslah berusaha, suatu hari nanti kamu akan melampaui semua orang," ujar Wang Jiexi.
"Ya!"
Dua tahun lalu, meski dijuluki jenius dan membawa harapan banyak orang, Gao Yingjie tidak berani memiliki ambisi sebesar ini. Menurutnya, bisa mendapat posisi di tim utama dan bermain di pertandingan pro saja sudah lebih dari cukup.
Namun seluruh anggota klub, mulai dari kapten hingga rekan setim, menaruh harapan besar padanya. Sekadar menjadi anggota tim? Tidak, ini belum cukup. Micrograss mengharapkannya menjadi pilar tim, orang yang memimpin panji Micrograss setelah Kapten Wang Jiexi pensiun.
Mampukah dirinya?
Target ini dipaksakan padanya. Setiap kali memandang bayangan "Penyihir" itu, Gao Yingjie berkali-kali meragukan diri dengan grogi. Menurutnya sang Kapten terlalu hebat, bagaimana mungkin dia mencapai level seperti itu?
Semua orang, sepertinya lebih yakin daripada Gao Yingjie sendiri. Gao Yingjie tumbuh dalam ketidakpastian ini, dengan sedikit kebutaan mengikuti arus. Sampai hari itu, di Kompetisi Tantangan Rookie Weekend Bintang All-Star Musim ke-8, di bawah sorotan puluhan ribu pasang mata, dia ternyata mengalahkan kapten mereka.
Gao Yingjie terkejut, tidak percaya, namun setelah ini, akhirnya sebuah pemikiran mulai berakar dalam hatinya.
Ternyata aku bisa melakukannya.
Gao Yingjie mulai berpikir seperti ini. Selanjutnya, latihan, pertumbuhan, seluruh diri Gao Yingjie terlihat baru. Dia menemukan kepercayaan diri, mengakui kemungkinannya sendiri, bisa melangkah mantap menuju target yang dulu dianggap mustahil.
Di musim tersebut, karena terlalu sedikit tampil, tidak memenuhi syarat untuk ikut seleksi Rookie Terbaik. Tapi ini tidak penting. Di musim kesembilan, Gao Yingjie mulai menjadi anggota utama tim, langsung belajar, tumbuh, dan bertarung di samping orang yang akan dia gantikan dan lampaui. Di musim itu, dia masuk seleksi All-Star, menjadi salah satu dari 24 pemain teratas lingkup profesional.
Dia belum mencapai level kapten mereka, tapi sekarang, Wang Jiexi telah memberinya target baru.
Yang harus dilampaui, adalah semua orang!
Kali ini, Gao Yingjie tidak panik. Dia akan berusaha keras menuju target ini. Jalan Glory tidak pernah berakhir.
"Dalam siaran langsung televisi, komentator Pan Lin dan tamu Li Yibo memanfaatkan waktu sejenak untuk mereview momen-momen epik dari pertandingan yang baru saja berakhir. Kemudian Pan Lin yang memegang dokumen statistik tiba-tiba berkata, 'Li Zhidao, saya baru menyadari, meskipun Tim Xingxin terus-menerus menjadi topik hangat yang menarik perhatian banyak orang, ada satu fenomena yang sepertinya diabaikan semua orang.'"
"'Oh? Apa itu?' tanya Li Yibo."
"'Setelah dikalahkan secara Sapu Bersih oleh Lun Hui di babak pertama, Ye Xiu mulai bertindak sebagai pelopor di pertandingan individual. Hingga saat ini, dalam tujuh babak pertandingan dan tujuh arena individual, dia mempertahankan rekor kemenangan penuh. Hal ini ternyata belum ada yang menyadari,' kata Pan Lin."
"'Benarkah?' Li Yibo segera meraih dokumen statistik di sampingnya. Data musim ini dari kedua tim tercatat lengkap di sana."
"'Memang benar...' gumam Li Yibo sambil memverifikasi data dua kali, 'Hingga pertandingan ini, sudah tujuh kemenangan beruntun di pertandingan individual. Sungguh tak terduga ini belum pernah diliput media.'"
"'Meskipun performa Tim Xingxin di fase ini kurang memuaskan, pencapaian ini seharusnya tidak tertutupi!' protes Pan Lin."
"'Setuju... Tujuh kemenangan beruntun di pertandingan individual. Jika ingatanku tidak salah, ini sudah menyamakan rekor kemenangan beruntun tertinggi dalam sejarah Glory, bukan?' ujar Li Yibo."
Data ini tidak ada di tangan keduanya, tetapi Pan Lin segera menyuruh orang mencari dan memverifikasi, dan segera mendapat konfirmasi: "Benar, tujuh kemenangan beruntun adalah rekor terbaik di pertandingan individual sejauh ini. Tujuh kemenangan beruntun sebelumnya diciptakan oleh Yu Feng dari Tim Blue Rain di Musim ke-8."
"Sekarang nama Ye Xiu harus ditambahkan ke daftar itu," kata Li Yibo.
"Atau mungkin, ini akan menjadi satu-satunya?" kata Pan Lin.
"Lawan Xingxin di babak berikutnya siapa?" tanya Li Yibo.
"Adalah... Tim Magic..." kata Pan Lin setelah menemukan informasi, lalu terdiam.
Li Yibo ikut terdiam. Tim Magic, selain faktor lain, untuk pertarungan 1v1, ini seperti memberikan poin gratis untuk Ye Xiu. Inti tim ini adalah mantan anggota Jia Shi yang tumbuh di bawah bimbingan Ye Xiu. Sedangkan anggota lainnya adalah pemain baru yang baru bergabung dengan liga bersama Magic, dengan level kemampuan yang tidak merata, semuanya tidak layak dibandingkan dengan Shen.
"Eh, lebih baik kita fokus ke pertandingan berikutnya!" Li Yibo mengalihkan topik ke siaran langsung. Meski dalam hati sudah menganggap kemenangan kedelapan Ye Xiu pasti, tapi karena babak berikutnya belum dimulai, tidak pantas berkomentar lebih jauh.
Pemain kedua untuk pertandingan individual kedua dari kedua tim sudah memasuki arena.
Xingxin: Su Mucheng, Artillery God Muyu Chengfeng;
Micro Grass: Xu Bin, Knight Du Huo.
Xu Bin, sejak di Tim 301 sudah dijuluki "Raja Penggiling".
Julukan ini tidak heroik, juga tidak penuh aura dominan, namun merupakan deskripsi terbaik untuk gaya permainan Xu Bin. Bergabung dengan Micro Grass, tim juara, Xu Bin tidak kehilangan ciri khasnya. Malah dengan dukungan rekan setim yang lebih kuat, keunikan permainannya berkembang pesat. Di musim sebelumnya, ia pertama kali terpilih dalam lineup All-Star dengan peringkat voting ke-14, pencapaian yang cukup baik.
Dalam pertarungan melawan Su Mucheng, Xu Bin tentu tidak meninggalkan gaya khasnya. Setelah kontak dengan lawan, meski ditahan di luar jangkauan oleh tekanan tembakan berat Muyu Chengfeng, ia tidak terburu-buru. Seorang yang dijuluki "Raja Penggiling" memiliki ketahanan luar biasa. Dengan sabar, Xu Bin terus bermanuver melawan Su Mucheng seolah-olah ia juga kelas jarak jauh, meski faktanya Du Huo sama sekali tidak memiliki metode serangan untuk menembus jarak ini sehingga tidak menjadi ancaman bagi Muyu Chengfeng. Dalam jarak yang mustahil untuk melancarkan serangan balik ini, ia terus menghadapi Su Mucheng dengan teknik menghindar dan bertahan sambil berusaha mengompres jarak antara kedua belah pihak.
"Raja Penggiling" sama sekali bukan berarti ritme permainan Xu Bin lambat atau strateginya tidak tegas, melainkan merujuk pada kemampuannya dalam mengkonsumsi secara taktis stamina dan skill lawan. Ia menggerogoti kesabaran hingga lawan kehilangan keseimbangan psikologis, atau membuat mereka kelelahan - kondisi apapun yang dapat menciptakan celah. Dan ketika momen itu tiba, serangan baliknya datang seperti halilintar yang tak terbendung.
“Knight Spirit!”
Melihat kesempatan yang tepat, Xu Bin segera mengaktifkan skill besar awakening pada Du Huo, diikuti dengan Heroic Charge di bawah efek awakening, lalu Lompatan Heroik yang Adil, jarak antara Muyu Chengfeng dan Du Huo tiba-tiba menjadi sangat dekat. Ketika Su Mucheng ingin menarik mundur Muyu Chengfeng, Du Huo sudah menggunakan Seruan Pengorbanan yang memaksa Muyu Chengfeng menyerang Du Huo. Saat itu, Du Huo telah mengaktifkan Storm Counter yang jujur, serangan meriam Artillery God pun bisa dikembalikan sepenuhnya melalui skill ini...
Pertarungan ini akhirnya dimenangkan oleh Xu Bin. Selisih kemenangan tidak terlalu besar, keunggulan di lapangan juga tidak terlalu mencolok. Setiap pertandingan yang dimenangkannya selalu terlihat seperti ini...
"Bertarung dengan baik." Wang Jiexi berkata kepada Xu Bin yang kembali. Dia sangat mengapresiasi stabilitas permainan Xu Bin.
Pemain ketiga Micro Grass yang akan turun ke arena sudah mulai bersiap.
Zhou Huabin, karakter Ghostblade Shijunzi.
Pada musim ini yang sudah memasuki delapan babak, ini adalah ketiga kalinya Zhou Huabin muncul dalam daftar pemain pertandingan individual. Sebagai pemain sistem shift, bisa dikirim bertanding seharusnya menjadi hal yang membahagiakan. Tapi, pertandingan individual? Zhou Huabin agak tidak mengerti. Sebagai Ghostblade, kemampuan duelnya memang ada, tapi jika diurutkan dalam tim, Zhou Huabin tidak merasa kemampuannya lebih unggul dari siapa pun. Mengapa kapten meninggalkan pilihan lain dan berulang kali mengirimnya di pertandingan individual? Sedangkan untuk pertandingan tim, delapan babak ini dia hanya tampil sekali. Ini membuatnya merasa seperti memutar balikkan prioritas.
Dua kali sebelumnya bertanding, dia kalah. Bagaimana hasil kali ini?
Meski tidak sepenuhnya memahami pengaturan ini, Zhou Huabin tetap menghormati keputusan kapten. Dia menyemangati diri dan berjalan menuju arena. Di perjalanan, dia menengok ke layar elektronik, ingin tahu siapa lawannya.
Tim Xingxin, Qiao Yifan, karakter Ghostblade Yicunhui.
Qiao Yifan!
Zhou Huabin terkejut dan berbalik, melihat Qiao Yifan sudah hampir mencapai kursi pertandingan Xingxin.
Secara refleks, Zhou Huabin melirik ke rekan setimnya. Semua serempak memperhatikan gerakan Qiao Yifan.
Di lingkup profesional, pemain datang dan pergi. Hari ini rekan setim, besok jadi lawan. Hal ini sudah biasa bagi pemain berpengalaman. Tapi Qiao Yifan... Di hati Zhou Huabin, tidak ada kesan sebagai rekan setim, lebih mirip pekerja kasar?
"Tapi sekarang, si pesuruh kecil ini ternyata sudah menemukan tim baru, bahkan beralih kelas menjadi Ghostblade sepertiku, posisinya di tim semakin kokoh. Catatan penampilannya di musim ini bahkan lebih banyak daripada Zhou Huabin."
Zhou Huabin yang memang kurang berminat pada pertandingan individual, tiba-tiba tersulut sedikit semangat juang.
Ya, hanya sedikit.
"Cuma mantan pesuruh kecil, berani-beraninya ikut-ikutan ganti kelas. Sehebat apa sih? Lanjutin aja yang dulu... itu apa namanya ya?" Zhou Huabin baru sadar, kelas Qiao Yifan sebelumnya di Micro Grass tiba-tiba tak bisa diingatnya.
"Karena kemampuannya payah, jadi tak meninggalkan kesan apa-apa ya?" gumam Zhou Huabin.
"Kira ganti kelas bisa jadi angsa putih kayak dongeng? Hari ini harus kuajarkan pelajaran berharga!"
Loading map, loading karakter, pertandingan dimulai...
"Yifan, lama tak jumpa!" Zhou Huabin menggerakkan Shijunzi sambil menyapa di channel publik, sambil merancang metode untuk menunjukkan keunggulan Ghostblade.
"Senang bertemu lagi, Senior." Jawab Qiao Yifan. Semua anggota Tim Micrograss selain Gao Yingjie adalah seniornya.
"Sekarang latihan Ghostblade, bagus ya!" kata Zhou Huabin.
"Terima kasih pujiannya, Senior."
"Ada bagian yang belum dimengerti? Perlu kudemonstrasikan dalam pertandingan ini?" Ucap Zhou Huabin dengan nada tak rendah hati.
“Hmm……aku di belakangmu.” Qiao Yifan berkata.
