Ramalan Ye Xiu tentu saja tidak tanpa dasar.
Artillery God, kemampuan pertarungan jarak dekat di antara 24 kelas bisa dihitung dari belakang. Dalam voting "kelas mana yang paling lemah dalam pertarungan jarak dekat", mereka tak pernah absen dan persentase suaranya selalu tinggi, saat ini bersaing ketat dengan Summoner.
Sekarang diinjak-injak oleh Jun Moxiao si Loner yang memiliki segudang skill low-tier dengan ritme serangan super cepat, deklarasi kemenangan Ye Xiu ini tidak ada yang menganggap berlebihan.
"Belum tentu!" Tapi Guo Shao tidak setuju.
Saat Tread Shooting berakhir, kaki Jun Moxiao baru saja mengangkat, Beckeck langsung berguling bangun. Tapi Qianji San sudah berubah menjadi tombak, menusuk seperti ular berbisa.
Guang!
Terdengar suara benturan logam, suara yang biasanya muncul saat parry serangan.
Untuk Artillery God, skill yang bisa digunakan untuk parry seperti ini, jika tidak ada kecelakaan, hanya ada satu.
Pull Strike!
Setiap dari 24 kelas memiliki skill pengambangan yang bisa dipelajari sejak awal, Artillery God menggunakan Pull Strike dengan melemparkan hand cannon. Guo Shao menggunakan lemparan ini untuk mem-parry serangan Longya Jun Moxiao.
Beckeck langsung melompat mengambil momentum, peluru meluncur dengan recoil yang mendorongnya mundur cepat.
Tapi Jun Moxiao memiliki terlalu banyak skill low-tier. Meski skill serangan sekaligus gerak cepat yang digunakan sebelumnya masih cooldown, dia punya pilihan lain.
Skill Swordsman Ganas: !
"Jun Moxiao mengayunkan pedang maju! Bakerk yang terlempar mundur oleh Terbang Meriam pun tak bisa menyaingi kecepatan serangan skill ini, langsung tertusuk di ujung pedang, disusul kombo bertubi-tubi."
"Setelah meng-counter Zhang Jiale, mengalahkan gaya Loner Sun Zheping dalam pertarungan jarak dekat, sekarang yang dihadapi adalah pemain baru - seorang Artillery God yang tak mahar dalam pertarungan fisik jarak dekat."
Arena pertandingan benar-benar tanpa suspense.
Tapi...
"Belum tentu!" Pemain baru Guo Shao masih belum menyerah.
"Semangatnya patut dipuji!" Ye Xiu memuji, "Kalau begitu, aku harus lebih berhati-hati..."
Qianji San terus bertransformasi, skill demi skill menghujani Bakerk. Guo Shao mencari celah, tapi tak menemukannya. Setiap kemungkinan lolos dari kepungan telah diblokir total oleh Ye Xiu.
"Sungguh menakutkan." Gumannya, semangatnya tak tampak surut, tapi saat itu juga Bakerk-nya tumbang.
Guo Shao tak menyerah, tapi tetap tak menemukan celah...
Keluar dari kursi pertandingan, Guo Shao memandang Ye Xiu di seberang arena.
"Senior, Anda sangat hebat!" teriak Guo Shao sambil mengacungkan jempol.
"Dasar sakit jiwa, malah memuji lawan!!!" He Ming bertiga hampir melompat dari kursi, sambil gugup mengamati reaksi penonton live. Penonton pun gempar seperti dugaan. Ye Xiu hanya melambaikan tangan ke arah Guo Shao sebelum meninggalkan arena.
Pertandingan individual: Xingxin menang mutlak 3-0.
Tapi Guo Shao yang kembali ke area pemain tak terlihat terpengaruh oleh ketertinggalan telak ini.
“Semangat, semua!” Dia yang baru saja kalah ini masih menyemangati rekan setimnya.
“Kau si pemalas ini!” He Ming bermuka masam. Sebagai Kapten, dia harus menegur.
“Kenapa malah memuji lawan? Bukannya ini meningkatkan semangat mereka dan merusak semangat pasukan kita sendiri?” He Ming mengomel.
“Karena mereka memang sangat hebat, jadi aku tidak berpikir panjang.” Guo Shao menjawab.
“……” Kejujuran Guo Shao yang tanpa alasan membuat He Ming tak bisa terus mengkritik.
“Jangan diulangi lain kali…” Katanya lesu.
Pertandingan individual, tiga ronde semuanya kalah...
He Ming bertatapan dengan dua rekan setim lamanya. Menurut ritme yang mereka harapkan awalnya: Ronde 1 dikorbankan untuk Ye Xiu menang, lalu ronde 2 Wang Ze mengalahkan Su Mucheng, ronde 3 Guo Shao yang skill-nya bagus bisa menyerang. Dengan performa bagus mungkin skor bisa 2-1. Tapi kenyataannya jauh dari perkiraan!
“Arena pertandingan terserah kalian.” Kata Wang Ze.
He Ming dan Shen Jian akan tampil di arena pertandingan.
“Menurutku kondisi Xingxin tidak terpengaruh majalah itu!” Shen Jian melirik ke area pemain Xingxin. Apa mereka tidak baca majalah setelah menerimanya?
“Wei Chen, Su Mucheng, dan Ye Xiu adalah pemain berpengalaman. Wajar jika penyesuaian psikologis mereka baik.” He Ming pura-pura tenang. “Di arena berikutnya Tang Rou pasti tampil. Dia pasti akan terpengaruh.”
“Mungkin hari ini dia tidak tampil?” kata Shen Jian.
“Hmm, pemain muda lainnya pasti juga punya beberapa celah,” ujar He Ming.
“Masih ada Fang Rui,” tambah Shen Jian.
“Ahli Tenaga Dalam Fang Rui belum sepenuhnya mahir, kekuatannya masih dipotong,” jelas He Ming.
“Hmm…” Shen Jian mengangguk, faktanya analisis ini sudah mereka pelajari berkali-kali sebelum pertandingan.
“Aku duluan, Jia Xing di posisi tengah, kau jaga arena.” He Ming akhirnya mengumumkan formasi pemain. Jia Xing adalah Battle Mage dari Tim Shenqi dengan nama karakter Ao Tian Dou Fa.
Masa istirahat singkat antara pertandingan individual dan arena segera berlalu. Di bawah prompt layar elektronik live, He Ming bangkit menyemangati diri menuju arena. Di sisi Xingxin, pemain pertama yang tampil bukan Tang Rou yang biasanya jadi pelopor, melainkan Fang Rui.
Sebagai atlet berlevel All-Star, kehadiran Fang Rui tetap memberikan tekanan pada He Ming.
Tenang, dia masih dalam tahap perubahan kelas. Fokus, jangan terburu emosi, pasti banyak kesempatan menang.
He Ming terus berbisik dalam hati sambil naik ke panggung dan memasuki area pemain Shenqi. Di sisi lain, Fang Rui juga sudah duduk. Proyektor mulai menampilkan map arena di tengah lapangan.
Wu Chuandao, map bernuansa seni bela diri yang tidak memiliki rintangan bagi tiga kelas karakter Shenqi. Biasanya pilihan map arena memang ditentukan seperti ini.
Kedua karakter segera menyegar di kedua ujung Jalan Wuchuan, di tengah peta terdapat sebuah kedai arak. Di depan pintu tergantung bendera besar berwarna merah darah dengan karakter "" (arak) berwarna emas yang terukir megah, berkibar-kibar ditiup angin dengan sangat provokatif. Kedai arak ini benar-benar pantas dengan bendera megahnya, terdiri dari tiga halaman besar yang mendominasi pusat peta. Dari segi luas, menempati seperdelapan area peta. Di sekeliling kedai arak, terhampar tanah gersang berdebu kuning dimana angin berputar membawa pasir yang bisa menguningkan langit.
Dengan kedai arak sebagai pemisah di tengah, kedua karakter tidak akan langsung bertemu. Kedai arak menjadi arena yang bisa dimanfaatkan untuk penyergapan atau serangan mendadak. Mengingat lawannya adalah Master Aliran Licik Fang Rui, He Ming langsung merasakan kedai arak dipenuhi berbagai krisis. Namun sebagai tim yang memilih map ini, Trio Ajaib tentu sudah sangat familiar. Struktur utama yang perlu dipahami di map ini adalah layout kedai arak. He Ming mengendalikan Elementalist-nya Lu Luo, tidak gegabah maju setelah mendekati kedai arak. Meskipun jarak kedua pihak ke kedai arak sama, kecepatan gerak berbeda. Jika Ahli Tenaga Dalam ingin merebut waktu ini, setelah mengaktifkan skill buff kecepatan "Angin Berputar dan Awan Mengalir", masih bisa menyusup masuk ke kedai arak lebih dulu daripada Elementalist.
Fang Rui pasti akan memanfaatkan medan tempur ini, keyakinan ini tertanam kuat dalam hati He Ming. Sebelum memasuki kedai minuman, dia menghentikan langkah Luo Lu, memvisualisasikan seluruh layout kedai minuman secara detail. Setelah menganalisis dengan cermat, Elementalist Luo Lu milik He Ming melangkah masuk melalui pintu samping kompleks kedai.
Area dalam merupakan kompleks luas dengan beberapa meja panjang dan persegi. Sepanjang tembok berjejer rak-rak anggur yang padat. Namun dalam map PvP, NPC tidak akan ditempatkan. Tempat yang seharusnya ramai ini justru sepi tanpa seorang pun, menciptakan atmosfer yang mengerikan.
He Ming tidak berlama-lama di kompleks ini. Dia mengoperasikan Luo Lu untuk bergerak lebih dalam, tiba-tiba terdengar suara "plok".
Keributan apa itu?
Pertimbangan He Ming tepat. Kamera langsung berputar ke arah sumber suara, namun terhalang tembok. Suara itu jelas berasal dari balik tembok.
Apakah ini celah yang tidak sengaja terbuka? Atau jebakan untuk memancingku?
Pikiran He Ming berputar cepat. Luo Lu berjalan mendekat, tapi tidak langsung menembus tembok. Karakter itu berhenti persis di sebelah tembok.
Pintu ini menuju koridor sempit. Mengingat layout area, He Ming mulai menyusun strategi.
Luo Lu menyelinap ke depan pintu, mengayunkan tongkat sihir. Sebuah tembok es terbentuk di koridor dalam. Barulah He Ming memerintahkan Luo Lu untuk melompat masuk.
“Benar-benar sangat hati-hati!” Di channel muncul sindiran Fang Rui. Di lorong, Hai Wu Liang milik Fang Rui memang ada di sini, tapi tiba-tiba terhalang tembok es yang baru saja dilepaskan ke sisi seberang.
“Dengan begini, kamu juga tidak bisa menyerangku!” Fang Rui mengirim emoji tertawa sambil menepuk meja, seolah-olah tembok es He Ming ini dilepas dengan sangat lemah.
He Ming sama sekali tidak terganggu oleh omong kosong Fang Rui. Dia bersyukur atas kewaspadaan sendiri. Jika tidak, bisa dibayangkan seperti apa Hai Wu Liang Fang Rui sudah menyergapnya.
“Saling tidak bisa menyerang, aku pergi ya!” Kata Fang Rui sambil membuat Hai Wu Liang berbalik arah untuk pergi.
Lawan licik yang susah payah ditemukan ini tidak mungkin dibiarkan menghilang cepat oleh He Ming. Tembok es bisa menghalangi pergerakan dan serangan, tapi tidak bisa mengganggu manipulasi Elementalist terhadap Elemental Force.
Lu Luo mengangkat satu tangan. Berkas Elemental Force menggulung dari udara dan tanah, akhirnya berkumpul di otak Lu Luo. Skill: Fokus Total. Setelah diaktifkan, skill berikutnya Elementalist akan menjadi skill instan.
Setelah tongkat sihir menunjuk, skill besar Elementalist level 70 Tianlei Dihuo langsung ter-summoning di balik tembok es. Fang Rui yang sedang mundur buru-buru mengoperasikan Hai Wu Liang melakukan backstep, hanya menerima sedikit damage. Di depan, formasi petir-api ini telah memblokir seluruh jalur mundurnya. Menerobos langsung jelas tidak ilmiah - di bawah kontrol operator, menerjang Tianlei Dihuo tidak hanya terkena damage tapi juga efek terkunci, akhirnya tetap terjebak.
"Tidak tahu malu, ayo bertarung!" Fang Rui mengirim pesan. Hai Wu Liang berbalik arah, melesat maju dan menampar tembok es dengan telapak tangan.
Flash Hundred Crack!
Tembok es sebenarnya bisa bertahan cukup lama jika tidak dihancurkan, jauh lebih awet daripada Tianlei Dihuo. Tapi Fang Rui tak membiarkan Hai Wu Liang santai menikmati pemandangan sambil menunggu. Terjepit di ruang sempit ini, jika He Ming menyelesaikan chanting skill area lagi, sama sekali tak ada kesempatan untuk menghindar.
Tembok es harus dihancurkan seketika. Fang Rui rela menggunakan skill besar ini.
