“Apa-apaan ini? Mau kalah 0-10 dari Xingxin?” Di area pemain Tim Void, Li Xuan - sang Kapten Tim sekaligus Ghostblade No.1 - tak lagi bisa diam melihat skor 3-0 yang menyilaukan di papan skor.
Lulusan Generasi Emas yang menarik perhatian sejak musim debut, mendapat partner hebat di musim kedua. Tapi dalam enam tahun, apa yang sudah mereka raih?
Bahkan penghargaan ‘Kombinasi Terbaik’ sekalipun harus direbutnya dari Su Mucheng (sesama Generasi Emas) setelah Ye Xiu pensiun, seperti memungut barang sisa.
Chemistry duo Ghostblade Void sebenarnya tak kalah dari Ye Xiu-Su Mucheng. Tapi nilai ‘Kombinasi Terbaik’ tak cuma diukur dari sinergi duo, melainkan kontribusinya bagi operasional tim.
Tim Void adalah pelanggan setia playoff, bagaimana dengan Jia Shi di masa lalu? Setelah kalah dari Dominant Hero di final Musim ke-4, mereka tidak pernah masuk final lagi. Dalam beberapa aspek, prestasi kedua tim ini sepertinya tidak terlalu berbeda. Namun selama tahun-tahun Ye Xiu dan Su Mucheng di Jia Shi, penghargaan "Kombinasi Terbaik" hampir selalu jatuh ke tangan mereka tanpa suspense. Duo Ghostblade yang dijuluki kompetitor terkuat, faktanya tidak pernah benar-benar menjadi ancaman dalam persaingan.
Alasannya sederhana: formasi Twin Ghost Tim Void selalu berada dalam posisi inferior saat berhadapan langsung dengan tombak dan meriam Jia Shi.
Dengan demikian, kombinasi mana yang lebih unggul tampak sangat jelas.
Tidak pernah memenangkan juara, bahkan tidak pernah masuk final, bahkan penghargaan individu seperti "Kombinasi Terbaik" pun ditekan selama bertahun-tahun - mustahil Li Xuan tidak merasa kesal. Gelar "Ghostblade No.1" terdengar keren, tapi bagi Li Xuan? Itu bahkan tidak termasuk dalam 24 kelas resmi. Yang termasuk 24 kelas adalah Ghostblade, sementara dia hanyalah yang terbaik di antara cabang Ghostblade tipe support.
Total atlet profesional di Liga hanya sekitar 200 orang. Jika dirata-rata kasar, setiap kelas hanya memiliki sekitar 10 pemain. Ghostblade memiliki tiga cabang: support (), damage (), dan hybrid (). Jika dihitung rata-rata, pemain tipe support hanya sekitar 3 orang. Jadi Li Xiu adalah yang terbaik di antara 3 orang ini.
Juara di antara 3 orang, apakah itu benar-benar hebat?
Terhadap hal ini, Li Xuan hanya bisa menggelengkan kepala dengan senyum pahit. Tentu saja gelar "Ghostblade No.1" ini bisa diakui di seluruh lingkup Glory, menonjol di antara jutaan pemain Ghostblade. Namun, Li Xuan benar-benar tidak berminat membandingkan diri dengan pemain di luar lingkup profesional hanya untuk mencari pencitraan diri.
Nomor satu tetaplah nomor satu.
Di masa lalu, Ye Qiu tidak pernah disebut sebagai Battle Mage No.1.
Li Xuan juga ingin menjadi nomor satu yang mutlak. Tapi setelah bertahun-tahun, ia masih menjadi Ghostblade No.1, bahkan belum berhasil merebut gelar Ghostblade Master No.1. Yang justru menekan gelar ini adalah rekan setimnya sendiri, Wu Yuce - teman terbaik dan partner terhebatnya sejak Musim ke-5.
Ini masalah apa sebenarnya?
Terkadang Li Xuan juga mengejek dirinya sendiri seperti ini.
Namun meskipun mereka teman terbaik dan partner terhebat, pertanyaan "Siapa pemain Ghostblade terunggul antara Li Xuan dan Wu Yuce?" tetap tidak terhindarkan bahkan bagi Li Xuan sendiri.
Sejujurnya, ia tidak bisa memberikan jawaban yang jelas. Perdebatan publik tentang masalah ini yang sudah berlangsung bertahun-tahun pun tetap tidak ada titik temu. Bagaimana dengan internal Tim Void? Semua anggota sangat hati-hati menghindari topik ini. Jika ditanya wartawan, keduanya akan dengan kompak memuji kelebihan lawannya, namun dalam kata-kata mereka tetap tidak merendahkan diri sendiri. Semua orang bisa merasakan bahwa ini hanya komentar bersifat formal. Siapa yang sebenarnya lebih kuat di antara mereka berdua? Keduanya sendiri tidak pernah memberikan jawaban pasti.
Namun saat ini, dari segi status dalam tim maupun peringkat seperti voting All-Star, Li Xuan masih lebih unggul. Tapi ada juga yang berpendapat, ini hanya karena Li Xuan menjadi atlet profesional setahun lebih awal daripada Wu Yuce, sehingga lebih dulu memimpin.
Sebenarnya siapa yang lebih kuat, siapa yang layak disebut Ghostblade No.1?
Masalah ini pernah membuat Li Xuan sensitif. Terhadap keunggulannya, meski tak diucapkan, diam-diam ia merasa bangga.
Tapi sekarang, setelah bertahun-tahun, dia sudah terbiasa, mati rasa, tak lagi berminat pada pertanyaan ini.
Yang ia inginkan adalah posisi pertama sejati di Liga Profesional, bukan sekadar gelar Ghostblade No.1 atau Ghostblade terhebat.
Namun impian menjadi nomor satu ini tampak jauh lebih sulit daripada semua gelar tersebut.
Sekilas sudah sampai Musim Kesepuluh Liga Profesional.
Musim lalu muncul pemain baru Gai Caijie di tim. Banyak yang bilang akhirnya dual Ghostblade punya sekutu andal, prospek mereka akan cerah.
Dengan harapan itu, Li Xuan menyambut Musim Kesepuluh.
Tapi sejauh ini, ia belum melihat tanda-tanda kebangkitan kuat tim. Void masih berjuang bersama beberapa tim kuat kasta dua memperebutkan tiket playoff. Kini, tim baru Xingxin malah jadi kompetitor langsung mereka, bahkan unggul 3-0 dalam pertarungan langsung...
"Target kita... sebenarnya apa?" Li Xuan menatap rekan setimnya.
"Tim Void tidak mengumumkan secara resmi, namun di internal, mereka merasa formasi tim sudah lengkap dan memiliki Gai Caijie sebagai yang matang dan kuat. Mereka merasa musim ini adalah ritme untuk mencoba mengejar juara. Tapi sampai sekarang, kalah dari Lun Hui, kalah dari Howling, kalah dari Thunderclap, bahkan kalah dari Shenqi - ini ritme juara macam apa?"
"Bisa kalah dari Tim Shenqi? Itu pun di kandang sendiri!"
"Pertandingan babak ketujuh memberikan tamparan keras pada Tim Void."
"Lalu sekarang bagaimana?"
"Apa semua kalah 0-10 dari Xingxin?" Li Xuan mengulang pertanyaan ini lagi.
"Tidak..." Rekan setim tentu hanya bisa menjawab demikian.
"Kalau tidak, bangkitkan semangat kalian!" kata Li Xuan.
"Siap..." Semua mengangguk serempak.
"Zhao Lan, giliranmu!" Li Xuan mengangguk ke arah seorang pemain.
"Hmm." Ge Zhaolan mengangguk dan maju ke arena.
Expert Amunisi Tim Void dengan nama karakter "Full Transparent" - jelas ada hubungan dengan karakter Artillery God "Semi Transparent" milik Yang Haoxuan. Kedua karakter ini memang dibawa masuk ke tim oleh para senior saat pendirian Tim Void dan bertahan sampai sekarang. Namun keduanya kini hanya menjadi figuran, sebagian besar karena kelas ini belum pernah memiliki pemain berbakat luar biasa di Tim Void.
Dulu ketika Zhang Jiale dari Tim Hundred Blossoms pensiun, tim tersebut kebingungan mencari pengganti. Mereka terpaksa mengangkat pemain dari dalam tim secara terburu-buru, yang secara tidak langsung menjadi penilaian negatif terhadap ahli amunisi aktif saat itu. Bukan berarti mereka buruk, tapi kemampuan mereka belum cukup unggul.
Ge Zhaolan adalah salah satu ahli amunisi yang mendapat penilaian negatif saat itu. Namun beruntungnya, dia adalah orang yang tidak terlalu ambisius dan memahami posisinya dengan jelas. Hal ini sama sekali tidak mempengaruhinya, dia terus mengabdi dengan setia untuk Void. Kini saatnya Tim Void membutuhkan kontribusinya.
Dengan tertinggal 0-3 di pertandingan individual, Ge Zhaolan dan ahli amunisinya "Full Transparency" akan menjadi pelopor Tim Void di arena pertandingan.
Bagaimana dengan Xingxin? Yang pertama tampil di arena adalah Fang Rui dengan Ahli Tenaga Dalamnya, Hai Wu Liang.
Formasi Tim Xingxin kini sudah mulai dipahami lawan. Di pertandingan individual, Ye Xiu, Su Mucheng, Fang Rui, dan Tang Rou adalah empat pemain yang selalu tampil hingga saat ini.
Tiga pemain All-Star yang bertanding sama sekali tidak kontroversial. Meski kekuatan Fang Rui terpukul berat akibat perubahan kelas, justru karena sedang dalam masa transisi inilah dia sangat membutuhkan banyak pertandingan untuk mempercepat progress. Adapun Tang Rou, meski reputasinya sangat buruk saat ini, secara objektif tak ada yang berani meremehkan kekuatan tempurnya di lapangan. Hanya karena insiden janji itu, orang-orang secara tidak sadar memiliki ekspektasi tinggi yang tidak wajar padanya. Selama dia tidak berhasil 1 vs 3, di mata orang-orang dia tetap dianggap lemah yang tak layak disebut. Padahal performa seperti 1 vs 1.5 atau 1 vs 2 yang sebenarnya sudah cukup luar biasa, ketika terjadi pada Tang Rou, semua orang hanya akan mengejek: "Lihat, yang mengaku bisa 1 vs 3 ini baru mengalahkan dua setengah orang sudah tidak kuat, lemah banget..."
Di pertandingan individual babak ini, Ye Xiu, Baozi, dan Wei Chen yang maju. Maka sudah bisa ditebak siapa yang akan bertanding di arena pertandingan kali ini. Sekarang, Fang Rui yang pertama naik ke panggung.
Peta yang dipilih untuk arena cenderung terbuka, sepertinya lebih memperhatikan kebutuhan Su Mucheng akan visi yang luas dan gaya brutal langsung yang disukai Tang Rou. Sedangkan medan tempur kompleks yang dibutuhkan Fang Rui untuk taktik liciknya, tampaknya tidak terlalu terwakili di peta ini.
Inilah kesulitan dalam memilih peta untuk arena pertandingan, sekaligus aspek yang perlu diperhatikan dalam menyusun strategi pengaturan formasi tim.
Sebagai "korban" pemilihan peta Xingxin, Fang Rui langsung mengoperasikan Hai Wu Liang menyerbu ke tengah peta begitu pertandingan dimulai. Tampaknya dia tidak memaksakan taktik liciknya di peta yang relatif sederhana ini.
Kedua karakter segera bertemu di tengah map. Bagi Expert Amunisi, tidak ada persyaratan khusus terhadap map. Ge Zhaolan, pemain yang "ditolak" ini, juga tidak memiliki gaya yang mencolok, semuanya biasa saja. Melihat map seperti ini, dia dengan polos mengoperasikan karakternya untuk menyerang ke tengah. Saat melihat Hai Wu Liang milik Fang Rui, dia menghitung jarak, dan begitu masuk jangkauan serang Expert Amunisi, tanpa keraguan sedikit pun dia langsung mengangkat senjata.
Tembakan terdengar. Hai Wu Liang berjongkok lalu melompat, merangkak dan terguling-guling - gaya gerakan khas Thief - sekali lagi muncul pada karakter Ahli Tenaga Dalam ini.
Langsung tepuk tangan bergemuruh di lokasi. Strategi permainan Ahli Tenaga Dalam yang dipelopori Fang Rui ini telah menarik perhatian dan mulai populer di kalangan game online.
Bagi pemain biasa yang tidak memiliki kemampuan tinggi, hasilnya cenderung meniru tapi tidak sempurna. Namun di lingkup profesional, para pemain Ahli Tenaga Dalam hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat strategi Fang Rui. Bukan berarti mereka menolak gaya ini, tapi gerakan bertarung sambil merangkak seperti ini sangat bertolak belakang dengan kebiasaan mereka. Hanya Fang Rui yang menguasainya dengan lancar, sementara yang lain merasa asing.
Selain itu, strategi ini tidak hanya sekadar pose belaka. Setelah dianalisis mendalam oleh para ahli, banyak yang berpendapat bahwa gaya permainan ini sangat terkait dengan kualitas dasar yang dimiliki Fang Rui sendiri.
Chapter 1.225 Gelap dan Cahaya
Kualitas apa yang dimiliki Fang Rui?
Kalau ditanya ke 100 pemain Glory, mungkin 100 jawaban mereka akan seragam: "kecerdikan", tanpa sedikitpun keraguan.
Jawaban seperti ini tentu tidak salah, tapi analisis ahli pastinya tidak akan sesederhana itu. Mereka akan mengupas detail teknikal tentang kualitas apa saja yang dimiliki Fang Rui, kesimpulannya: strategi ini cocok untuk Fang Rui, tapi mungkin tidak untuk orang lain.
Bahkan mantan pemain All-Star ahli tenaga dalam Zhao Yang setuju dengan pendapat ini. Meski sudah pensiun, Zhao Yang tetap mengikuti perkembangan Glory. Seorang wartawan yang dekat dengannya berhasil mendapatkan pendapat Zhao Yang tentang gaya bermain Fang Rui. Menurutnya, bahkan dirinya pun tidak bisa meniru gaya unik Fang Rui sebagai ahli tenaga dalam. Ini benar-benar strategi yang sangat personal.
Lalu, bagaimana hasil dari strategi ini?
Belakangan ini, dominasi Xingxin tidak lepas dari strategi baru Fang Rui yang semakin matang. Setelah kewalahan menghadapi Loner Jun Moxiao-nya Ye Xiu, para anggota liga sekarang harus berhadapan dengan strategi licik lain dari Xingxin yang belum bisa mereka pahami sepenuhnya.
Kalah itu biasa. Tapi kalah tanpa tahu penyebabnya? Itu yang menakutkan. Artinya mustahil belajar dari pengalaman untuk berkembang.
Perasaan ini sangat kuat dirasakan para anggota liga. Ada Loner yang asing, Baozi dengan pola pikir tak terduga, dan sekarang ditambah strategi baru Fang Rui.
Tim baru ini benar-benar baru, pemain baru, karakter baru, strategi juga baru.
Bagaimana menyelesaikan elemen-elemen baru ini? Setiap tim harus menghabiskan waktu untuk menganalisis dan mempelajarinya. Tapi lawan di Liga ada 19 tim, bukan hanya Xingxin. Pada dasarnya, tidak ada tim yang akan secara khusus berlatih menyaingi satu tim tertentu, tetap harus mengikuti ritme jadwal pertandingan, fokus pada tim yang akan dihadapi. Xingxin mengambil momentum ini, setelah menstabilkan gaya permainan, mulai meraih poin secara gila-gilaan. Hingga babak ke-14 ini, langkah mereka masih belum menunjukkan tanda-tanda berhenti. Ge Zhaolan yang pertama turun di arena pertandingan Void, dengan cepat tersingkir. HP Hai Wu Liang milik Fang Rui baru terkuras 37%.
Awal pertandingan yang sangat mengesankan, tepuk tangan penonton live mengantar Ge Zhaolan yang murung turun dari panggung.
Li Xuan menggelengkan kepala sambil menghela napas, pandangannya tertuju pada orang di sampingnya. Teman terbaiknya, partner terbaiknya, namun sekaligus rival dalam perdebatan "Siapa Ahli Ghostblade Nomor Satu" - Wu Yuce.
"Sekarang giliranmu." Kata Li Xuan.
Tim Void selanjutnya akan bergantian antara Wu Yuce dan Li Xuan untuk bertahan di arena. Sementara di sisi Xingxin masih tersisa 2.63 orang, konsekuensinya cukup tertinggal.
Wu Yuce mengangguk, tidak banyak bicara, bangun dan berjalan tegas menuju arena.
Pendukung Xingxin di lokasi live yang sedang menyemangati tim tuan rumah tak bisa menghindari memberikan suara hinaan untuk mengganggu pemain Void. Namun Wu Yuce terlihat sudah memiliki fungsi pemblokiran otomatis terhadap ejekan, langkahnya stabil. Saat berpapasan dengan Ge Zhaolan di jalan, dia bahkan berhenti sebentar untuk berbincang singkat, sama sekali tidak terpengaruh suasana live.
Wu Yuce segera tiba di arena, masuk ke kursi pertandingan, dan login ke karakternya.
Ghostblade, Ghostblade – salah satu dari dua karakter perempuan dalam daftar karakter All-Star beberapa tahun terakhir.
"Ayo, Nyonya Wu!" Begitu pertandingan dimulai, Fang Rui langsung melontarkan omong kosong terkait hal ini.
Wu Yuce tidak merespons, Ghostblade terus bergerak di map. Fang Rui? Sepertinya juga tidak berharap respons dari Wu Yuce, sambil melontarkan omong kosong, dia juga menggerakkan Hai Wu Liang untuk dash maju.
Terhadap Wu Yuce, sebenarnya Fang Rui tidak terlalu asing. Mereka memang lahir di tahun yang sama. Meski awalnya keduanya mulai menonjol di tim masing-masing, tapi tetap tidak bisa dibandingkan dengan rekan seangkatan mereka di musim itu.
Zhou Zekai, di musim itulah dia bersinar terang di panggung profesional. Di musim pertamanya, dia langsung membawa Lun Hui – tim pengisi slot yang sebelumnya biasa-biasa saja – masuk playoff.
Saat itu, apa yang sedang dilakukan Fang Rui dan Wu Yuce?
Fang Rui yang bergabung ke Tim Howling, awalnya diposisikan sebagai penerus Lin Jingyan dengan karakter Tang San Da. Namun di musim pertamanya, bakat Fang Rui di kelas Thief mulai bersinar. Akhirnya posisinya dialihkan menjadi pemain Thief, lalu memulai Jalan All-Star-nya.
Bagaimana dengan Wu Yuce? Saat pertama kali masuk Tim Void, manajemen tim sebenarnya ingin mengubah kelas karakternya. Tapi Wu Yuce menolak dan bersikeras mempertahankan kelas Ghostblade. Padahal Tim Void saat itu sudah memiliki Li Xuan - pemain Ghostblade dari Generasi Emas. Sikap Wu Yuce dianggap sebagai tindakan kurang bijak dan provokatif. Awalnya dia sempat diabaikan, hingga suatu kebetulan yang tepat memberinya kesempatan bertanding. Kesuksesannya dalam satu pertandingan itu membuat tim mulai melakukan tinjauan ulang terhadap positioning-nya, dan menyadari... Dua Ghostblade ternyata bukan ide yang buruk. Sejak itu, Kombinasi Hantu Ganda mulai perlahan dibentuk.
Awal karir keduanya tidak secemerlang Zhou Zekai yang langsung bersinar terang. Masing-masing mengalami lika-liku sendiri, namun merefleksikan sikap yang sama sekali berbeda dalam menghadapinya.
Fang Rui memiliki sifat yang sangat fleksibel. Dari identitas sebagai Ahli Tenaga Dalam di Blue Rain, hingga direbut oleh Howling untuk dibina menjadi Rogue - tapi ketika akhirnya menjadi atlet profesional, dia justru menemukan bahwa Thief lebih cocok, sehingga diposisikan sebagai Thief... Ini mungkin bisa disebut sebagai bentuk kompromi terus-menerus dari Fang Rui. Tapi dalam lingkungan esports saat ini, bagi atlet yang belum terkenal ingin mendapatkan kepercayaan tim, sebagian besar pasti memilih untuk tunduk dan berkompromi seperti ini. Namun bagi Fang Rui, kepatuhan dan komprominya benar-benar berlebihan. Baru dari kamp pelatihan hingga menjadi atlet profesional saja sudah melewati begitu banyak lika-liku. Tapi akhirnya, dia berhasil. Tapi si pemalas ini, setelah sukses malah melakukan perubahan kelas. Dengan status dan posisinya yang sekarang, apakah perubahan kelas ini masih dianggap sebagai bentuk kepatuhan dan kompromi? Namun bagi Fang Rui sendiri, tidak ada perbedaan signifikan dengan pilihannya dulu.
Wu Yuce justru menjadi bagian kecil yang kontras dibandingkan Fang Rui. Dia tidak menuruti kebutuhan tim, tapi berpegang teguh pada pilihannya sendiri. Atlet seperti ini biasanya akan langsung ditinggalkan oleh tim sejak awal. Tapi Wu Yuce cukup beruntung, dia bisa masuk ke tim dan melanjutkan ketekunannya. Kemudian, dia mendapatkan kesempatan, memanfaatkannya dengan baik - ketekunannya akhirnya bermakna. Pada akhirnya, dia pun menapaki jalan All-Star.
Dua perjalanan yang sama sekali berbeda, namun akhirnya melahirkan dua pemain All-Star yang sama-sama luar biasa. Saat ini, kedua orang itu bertemu. Strategi bermain Fang Rui, seperti kepribadiannya yang santai, akhirnya menjadikannya ahli aliran licik. Wu Yuce, dengan keteguhan dan kegigihannya, menghadirkan karakter Ghostblade-nya yang memiliki kekuatan keras kepala hingga ke tulang sumsum.
Omong kosong Fang Rui hanya muncul sekali saat debut pertama Wu Yuce, lalu tak pernah terulang. Dia sangat paham: ini adalah orang yang takkan goyah oleh provokasi. Sifatnya yang teguh sudah terlihat sejak masa rookie, berani keras kepala mempertahankan pendapatnya meski bertentangan dengan arahan tim - sesuatu yang tak semua pemain berani lakukan.
Kedua pihak segera bertemu di tengah map. Tanpa dialog, pertarungan langsung dimulai. Hai Wu Liang mengadopsi pose pergerakan khas Thief ala Fang Rui. Meski lawan belum mengeluarkan jurus, gelombang energi sudah melesat.
Tebasan Iblis!
Yang menyambut adalah serangan Tebasan Iblis dari Ghostblade. Kekuatan Iblis Api membalut bilah pedangnya, menembus langsung melalui gelombang energi.
Gelombang energi takkan tersapu oleh Kekuatan Setaramya. Ia tetap melaju ke arah Ghostblade. Namun, pedang Ghostblade itu juga menghujam keras ke tubuh Hai Wu Liang.
Dorr! Gelombang energi menghantam tubuh Ghostblade. Dia sama sekali tak menghindar, hanya fokus mengantarkan Tebasan Iblis-nya ke Hai Wu Liang.
Si pemalas ini!
Fang Rui menggigit gigi geram, menggunakan taktik Benturan Keras. Ghostblade sebenarnya bukan kelas dengan pertahanan tinggi dan HP tebal, namun Wu Yuce justru menyukai gaya bertarung seperti ini, ini memang sesuai dengan sifat karakternya.
Tapi Fang Rui juga tak menyangka anak ini langsung menggunakan jurus kejam sejak awal.
Serangan ini bisa dihindarinya, namun jika menghindar, serangan kedua Ghostblade akan segera menyusul. Inisiatif pertarungan akan sepenuhnya jatuh ke tangan Wu Yuce.
"Takkan kubiar kau dapatkan keinginanmu!"
Fang Rui menggerakkan jarinya, Hai Wu Liang tiba-tiba berhenti sejenak lalu mengaktifkan skill Master Bela Diri 'Baja Tulang Punggung', bertahan langsung menghadapi Tebasan Iblis dari Ghostblade.
"Qi Blade!"
Saat pedang musuh menyentuhnya, Hai Wu Liang mengirimkan semburan energi tipis. Namun kekuatan dewa dari Tebasan Iblis Ghostblade masih menyelimuti area, di balik lapisan ungu tipis itu, jejak gerakan Qi Blade terlihat sangat jelas.
Ghostblade menggeser tubuh ke kiri.
"Heh, semudah itu?" Fang Rui mencibir. Qi Blade tiba-tiba berbelok tajam ke kanan, langsung menyambar Ghostblade.
Tapi serangan ini tak membuat Wu Yuce mundur. Meski tubuh Ghostblade terpental akibat Qi Blade, pedang di tangannya tetap nekat melanjutkan serangan.
"Tebasan Iblis Pembeku!"
Perbedaan antara Slash Ghost dan Ghostblade terletak pada fakta bahwa Ghostblade memanggil kekuatan dewa untuk membentuk berbagai barrier guna mengontrol atau membunuh lawan. Sedangkan Slash Ghost langsung melampirkan kekuatan dewa yang dipanggil ke bilah pedang, meningkatkan daya serang slash-nya.
Tebasan Iblis, Bulan Sabit Cahaya Bulan, dan Full Moon Slash adalah tiga teknik slash yang dikuasai karakter Ghostblade di bawah level 20. Slash Ghost dapat melampirkan kekuatan dewa apapun ke ketiga teknik ini.
Serangan Ghostblade ini memanggil kekuatan Frost Soul ke bilah pedang, mengubahnya menjadi Ice Devil Slash. Uap es biru muda menyelimuti bilah pedang, menyapu beberapa langkah dalam serangan ini. Meski Hai Wu Liang sudah berguling, ia tetap terkena efek es yang mengurangi kecepatannya drastis.
Gerhana Api Bulan Purnama!
Ghostblade kembali menyerang dengan slash berikutnya. Karakter meluncur maju, kali ini memanggil kekuatan Fire Soul ke bilah pedang untuk melancarkan Full Moon Slash. Kekuatan Fire Soul yang mempesona membentuk bulan purnama, namun tidak menyilaukan. Api yang melambangkan kekuatan Iblis Api ini tidak berwarna merah murni, tetapi bercorak ungu gelap. Daya rusaknya justru lebih besar karena bukan sekadar damage atribut api, tetapi selalu disertai atribut gelap bawaan Ghostblade.
Gerhana Api Bulan Purnama, jatuh!
Kubah energi!
Di sekujur tubuh Hai Wu Liang, lapisan pelindung berbentuk nyata tiba-tiba mengembang, menahan serangan Full Moon Devourer.
Jika Ghostblade terlahir dengan atribut gelap, maka Ahli Tenaga Dalam adalah pemilik bawaan atribut cahaya. Tapi bagaimana dengan operator kedua kelas ini sekarang...
Ghostblade ber-atribut gelap mengusung gaya frontal yang garang dan dominan. Sementara Ahli Tenaga Dalam ber-atribut cahaya justru menjadi maestro aliran licik.
