Laporan dan komentar dari berbagai pihak setelah pertandingan babak 14 muncul dalam satu-dua hari. Insiden seperti Tang Hao yang menendang botol air mineral setelah pertandingan sempat terekam, tapi belum sampai menjadi headline utama.
Kalah pun tetap jadi pemeran utama? Tang Hao belum memiliki status seperti itu. Headline utama tentu dipenuhi pujian bagi para pemenang.
Xingxin dengan kemenangan 10-0 kelima mereka, catatan pertandingan tim Thunderclap, dan tentu Lun Hui yang juga meraih 10-0 takkan terlupakan. Secara keseluruhan, 14 babak dengan 123 poin memimpin, unggul 24 poin dari tim peringkat kedua - ini jelas prestasi tingkat abnormal. Dominasi seperti ini menegaskan mereka sebagai pemeran utama musim ini. Meski ada yang mencoba mencuri perhatian, di halaman depan Esports Weekly, sorotan utama tetap pada kemenangan 10-0 Lun Hui. Prestasi Xingxin harus minggir. Bahkan catatan pertandingan tim Thunderclap pun sedikit kalah dibanding Lun Hui.
Tim Lun Hui meraih kemenangan penuh di 14 pertandingan tim besar, sementara Thunderclap gagal melawan Huangfeng di babak 9 - kekalahan ini membuat catatan kemenangan tim besar mereka jadi tidak sempurna, sungguh disayangkan.
Halaman depan memberikan penghormatan yang cukup kepada pemuncak klasemen, namun dalam laporan dan komentar mendalam di halaman dalam, konten Xingxin dan Thunderclap tetap mendominasi. Bagaimanapun juga, lawan yang disapu bersih Lun Hui di babak ini hanyalah Yi Zhan, sesuatu yang dianggap mudah oleh semua orang. Pertandingan berjalan mulus tanpa kejutan, apa lagi yang perlu dibahas? Tapi Xingxin dan Thunderclap berbeda, satu mengalahkan Void dengan sempurna, satu membalikkan situasi melawan Howling. Bukankah konten pertandingan mereka jauh lebih berkualitas?
Setelah membahas kinerja kedua tim di babak ini, semua sepakat untuk memfokuskan pada pertanyaan: sampai kapan dominasi mereka akan bertahan?
Pandangan beralih ke babak berikutnya: Xingxin bertandang ke markas Tim Q, sementara Thunderclap menghadapi Yan Yu di kandang sendiri.
Kekuatan Xingxin sudah tak diragukan lagi. Melawan Tim Q yang saat ini berada di peringkat 16 dengan 46 poin, kemenangan dianggap hampir pasti. Yang jadi sorotan adalah apakah Xingxin bisa mencetak skor 10-0 lagi. Sementara Thunderclap di kandang melawan Yan Yu - tim yang kinerjanya fluktuatif belakangan ini dengan strategi barunya yang banyak dipertanyakan - ekspektasi orang terhadap Yan Yu sudah sangat rendah.
Faktanya, banyak yang sudah melirik melewati babak ke-15, karena di babak ke-16, Xingxin dan Thunderclap - dua tim paling mengejutkan musim ini - akan berhadapan langsung di markas Xingxin.
Cepatlah berlalu, babak ke-15!
Banyak orang yang berharap demikian.
Namun hari-hari harus terus berjalan, pertandingan pun harus terus dilanjutkan babak demi babak. Babak ke-15 tak mungkin terlewati sekejap. Pada malam 13 Desember, pertandingan babak ke-15 resmi dimulai. Stasiun TV memilih untuk menyiarkan secara langsung pertandingan kandang Tim Hundred Blossoms melawan Tim Void.
Akhirnya, Tim Hundred Blossoms berhasil mengalahkan Tim Void dengan skor 6-4 secara sulit. Peringkat kedua tim di klasemen poin tidak mengalami perubahan berarti. Posisi 8 dan 9, meski bertetangga, memiliki perbedaan yang sangat mencolok bagai langit dan bumi.
Di pertandingan babak yang sama, hasil yang cukup mengejutkan adalah kekalahan kecil Tim Blue Rain 4-6 saat tandang melawan Tim He Wu. Meski unggul di pertandingan individual, mereka mengalami kegagalan tak terduga di pertandingan tim. Kekalahan ini membuat Tim Blue Rain yang semula berada di peringkat 2 klasemen langsung merosot ke posisi 5. Di bawah mereka, Tim Xingxin berhasil naik satu peringkat setelah babak ini.
Tim Xingxin akhirnya meraih kemenangan besar 9-1 saat tandang melawan Light (Qingcai). Publik khususnya menyesalkan tidak tercapainya skor sempurna 10-0. Kebetulan, skor akhir pertandingan Tim Lun Hui di babak ini juga terkunci di 9-1, dengan lawan mereka adalah Tim 301.
Dua klub elite yaitu Dominant Hero dan Micro Grass sama-sama mengalahkan lawan yang relatif lemah dengan skor 8-2. Pertandingan mengejutkan lainnya adalah Tim Howling yang setelah mengalami pembalikan situasi oleh Thunderclap di babak sebelumnya, kembali mendapat malu di babak ini dengan dikalahkan 7-3 oleh Tim Royal Style di kandang lawan.
Kali ini Tang Hao tidak menendang botol air mineral lagi, dan sebagai kapten, dia sama sekali tidak muncul di konferensi pers pasca pertandingan. Ini menunjukkan betapa tidak puasnya dia dengan performa Tim Howling dalam beberapa babak terakhir.
Howling telah mengalami tiga kekalahan beruntun, peringkat terus merosot, dan sekarang berada di posisi ke-7, bahkan telah tertinggal 5 poin oleh Xingxin.
Namun secara objektif, tiga lawan Howling dalam babak ini masing-masing adalah Hundred Blossoms, Thunderclap, dan Huangfeng - semuanya tim yang memiliki kekuatan tertentu, bahkan bisa disebut tim kuat. Dalam situasi dimana pertandingan tim besar bisa menentukan pergeseran 5 poin sekaligus, Howling berhasil meraih 3 poin, 4 poin, dan 3 poin di tiga babak ini. Skor seperti 8-2 atau 7-3 terlihat memiliki selisih besar, tapi karena pertandingan tim besar langsung menentukan 5 poin, perbedaan skor seperti ini sebenarnya adalah yang paling sering muncul dalam pertandingan.
Pertandingan 8-2 bisa berubah menjadi 3-7 jika hasil pertandingan tim besar terbalik. Begitu pula pertandingan 7-3 bisa berubah menjadi 2-8 jika pertandingan tim besar berbalik arah.
Selisih skor yang besar sebenarnya ditentukan oleh format pertandingan Glory, sama sekali berbeda konsepnya dengan skor 7-3 atau 8-2 dalam sepak bola.
Tiga kekalahan beruntun Howling dengan skor seperti ini menunjukkan bahwa basis kekuatan mereka masih ada. Namun tiga babak tanpa kemenangan berturut-turut mulai memunculkan pertanyaan, meskipun reaksi internal Tim Howling sendiri sudah cukup besar. Saat dua kekalahan beruntun, Kapten Tang Hao sudah tidak bisa menerima. Dengan tiga kekalahan beruntun, dia bahkan tidak mau menghadiri konferensi pers.
"Saya pikir, kekalahan tiga babak berturut-turut harus dihentikan di sini..." Kapten tidak hadir, wakil kapten Howling Liu Hao berbicara dalam konferensi pers.
Ya, Liu Hao.
Mantan wakil kapten Jia Shi, setelah ditukar ke Thunderclap pernah menjabat sebagai kapten Thunderclap. Di musim panas melakukan transfer bebas ke Tim Howling, secara bertahap mengukuhkan posisinya. Setelah wakil kapten sebelumnya Fang Rui pergi, Liu Hao diangkat menjadi wakil kapten Howling.
Bagaimanapun, Liu Hao memiliki kekuatan dan pengalaman tertentu, pernah menjabat sebagai wakil kapten maupun kapten. Di mata Tim Howling, dia bisa menjadi sekutu yang baik di samping Tang Hao.
Misalnya sekarang, Tang Hao marah dan tidak datang ke konferensi pers. Liu Hao terlihat sangat terbiasa duduk di kursi sambil berbicara lancar, seolah-olah sang kapten memang tak pernah ada.
Semua awalnya terkejut dengan kewibawaannya ini. Tapi setelah dipikir lagi, oh iya, hal seperti ini tentu sangat biasa bagi Liu Hao. Karena sejak di Jia Shi dulu, Kapten Jia Shi Ye Xiu memang tak pernah menghadiri konferensi pers. Selalu wakil kapten inilah yang menghadapi media tanpa kehadiran kapten. Ditinggal kapten di konferensi pers? Liu Hao sudah berpengalaman, mana mungkin tidak tenang?
Dengan mahir menghadapi media, dan dengan tegas menampilkan bahwa di babak berikutnya Howling PASTI MENANG. Para wartawan langsung membuka jadwal pertandingan, babak berikutnya Howling akan melawan Yi Zhan di kandang. Sebenarnya skor tiga babak sebelumnya belum tentu membuktikan betapa lemahnya Howling. Di babak berikutnya, selama mental tidak bermasalah, menghabisi Yi Zhan seharusnya bukan masalah bagi Howling. Tapi sekarang, Kapten Howling, anggota inti Howling, Tang Hao yang terkenal dengan prinsip "mengalahkan yang lebih senior", sepertinya agak tidak tahan dengan kegagalan saat ini!
"Sama sekali tidak khawatir," Liu Hao terus berbicara dengan kewibawaan, "Kapten lebih menginginkan kemenangan daripada siapapun, jadi dia juga lebih merasa malu akan kekalahan daripada siapapun. Saat tiba waktunya bertanding, dia tetap akan menjadi orang yang tidak takut apapun dalam mengejar kemenangan. Aku yakin betul akan hal ini."
"Jawaban yang bagus!"
Petugas humas Howling di samping langsung tersenyum lega, sangat tersentuh dengan pengangkatan wakil kapten tim kali ini. Mengingat wakil kapten Howling selama bertahun-tahun sebelumnya, Fang Rui... Benar-benar si pemalas yang tidak bisa diandalkan! Sering mengoceh sembarangan di konferensi pers, sama sekali tidak punya kewibawaan sebagai wakil kapten. Berkali-kali petugas humas sendiri ingin menerobos ke depan dan memukulnya.
Sebagai petugas humas, dari sudut pandang tanggung jawab profesinya, pihak Howling benar-benar merasa ada jarak sepuluh ribu tahun cahaya antara Fang Rui dan Liu Hao. Apakah status All-Star atau bukan punya pengaruh pada hal seperti ini? Sama sekali tidak!
Di bawah respons terampil Liu Hao, insiden memalukan Kapten Howling Tang Hao setelah kekalahan beruntun akhirnya tidak menimbulkan dampak signifikan. Saat meninggalkan konferensi pers, petugas humas Howling mengacungkan jempol ke Liu Hao, lalu mendekat untuk mengobrol dengan wakil kapten baru tim ini.
Bagaimana dengan performa Tim Blue Rain yang mengalami kegagalan tak terduga?
Di awal musim, Tim Blue Rain menunjukkan performa sangat kuat. Kecuali kekalahan 7-3 tandang melawan Lun Hui, mereka selalu menang baik saat menghadapi Micro Grass, Dominant Hero, maupun Howling.
Namun setelah tahap penjajakan ini berlalu, Blue Rain termasuk tim yang jelas mengalami akhir masa "bulan madu". Di ronde ke-11 kalah 3-7 tandang dari Tim Hundred Blossoms, ronde ke-12 setelah pertandingan single player di kandang, meski unggul 5-0 akhirnya dikejar imbang 5-5 oleh Tim Thunderclap. Ronde ke-13 kalah 4-6 tandang dari Huangfeng, hingga ronde ini bahkan kalah dari Tim He Wu.
Dengan performa seperti ini dalam beberapa ronde terakhir, Blue Rain yang sebelumnya berada di peringkat 2 klasemen (sempat mengejar ketat Lun Hui di puncak) tiba-tiba terpaut 24 poin. Hingga akhir ronde ke-15, mereka terjun tiga peringkat dari posisi 2 ke 5, hanya beda 5 poin dengan Xingxin di peringkat 6. Dalam Glory League, selisih 5 poin seringkali bisa diatasi dalam satu ronde saja.
“Situasi tidak menguntungkan Blue Rain tidak hanya terjadi di pertandingan ini, tapi pada seluruh tahap ini. Namun Tim Blue Rain akhirnya tidak menunjukkan performa seperti Tang Hao yang menendang botol lalu menghilang. Dalam konferensi pers pasca pertandingan, kapten mereka, anggota inti mereka, masih dengan tenang menjawab pertanyaan wartawan.”
Masalah Tim Blue Rain sebenarnya ada di mana?
Ini yang ingin diketahui semua orang.
“Menurutku, hanya masalah nasib yang kurang baik saja.” Kapten Blue Rain Yu Wenzhou tersenyum.
“Jika ini bisa mengumpulkan keberuntungan untuk memberi kami nasib baik di playoff, maka aku anggap ini sebagai keuntungan!” lanjut Yu Wenzhou.
Mengumpulkan keberuntungan...
Para wartawan tidak tahu harus tertawa atau menangis, ini benar-benar penjelasan yang tidak ilmiah! Tapi, Yu Wenzhou tadi menyebutkan playoff, harus diakui ritme Blue Rain belakangan ini membuat beberapa orang khawatir dengan posisi playoff mereka. Namun, mereka juga tidak sengaja menekankan kepastian apapun, hanya menyelipkan kata 'playoff' dengan ringan seperti membicarakan hal biasa semudah makan.
Ini juga merupakan bentuk kepercayaan diri yang sangat kuat!
Chapter Seribu Dua Ratus Tiga Puluh Tiga: Senjata Rahasia Thunderclap
Setelah tahap observasi awal musim berakhir, pertandingan ternyata menunjukkan berbagai fluktuasi gelombang.
Tim-tim kuat seperti Blue Rain, Howling, Misty Rain, Void semuanya mengalami kemunduran di level berbeda. Sebaliknya, Tim Dominant Hero yang awalnya mengecewakan justru semakin kokoh di medan perang yang dipenuhi asap pertempuran ini.
Pada 8 babak pertama, skor Dominant Hero hanya 47 poin, sama dengan Tim Hundred Flowers yang berada di peringkat 7-8 di zona playoff. Namun dalam 7 babak berikutnya, Tim Dominant Hero meraih 58 poin dengan kinerja yang justru meningkat.
Tentu saja, ini juga terkait lawan yang dihadapi Dominant Hero selama 7 babak tersebut relatif tidak kuat. Namun terhadap lawan non-top tier ini, Dominant Hero konsisten meraih skor sempurna 10 atau 9 poin, menunjukkan aura tak tergoyahkan. Peringkat mereka di klasemen secara diam-diam naik ke posisi 3 setelah 15 babak.
Di atas mereka ada Tim Micrograss dengan total 106 poin. Mereka memiliki stabilitas serupa Dominant Hero, jarang kehilangan poin melawan tim lemah. Namun catatan Micrograss menghadapi tim kuat cukup memalukan: Lun Hui, Blue Rain, Dominant Hero, dan Thunderclap - 4 tim top 5 klasemen yang menjadi kompetitor langsung Micrograss baik di pertandingan reguler, playoff, bahkan kemungkinan bentrok di final.
Tapi dalam 15 babak ini, Micrograss kalah total saat berhadapan dengan keempat tim tersebut, baik sebagai tuan rumah maupun tamu.
Jika dikatakan Micrograss kurang kuat, namun setelah diamati orang akan menemukan skor akhir keempat pertandingan tersebut selalu 4-6: 4 untuk Micrograss, 6 untuk lawan.
Skor ini menunjukkan Micrograss selalu memenangkan 2 pertandingan individual dan arena, tapi gagal di pertandingan tim besar. Jika memenangkan pertandingan tim, skor Micrograss akan menjadi 9-1 yang dominan terhadap keempat tim ini.
Pertandingan tim...
Masalah Tim Micrograss tampak cukup jelas. Saat ini mereka menghadapi beberapa rintangan dalam pertandingan tim, seolah kesulitan melawan tim-tim kuat. Dalam proses pengumpulan data statistik, orang-orang menemukan fakta lain: Tim Micrograss sampai saat ini masih mempertahankan rekor menang total di arena pertandingan. Bahkan dalam kekalahan 2-8 melawan Tim Void, mereka tetap berhasil meraih 2 poin melalui pertandingan tim.
Selain mereka, bahkan Tim Lun Hui yang paling tangguh sekalipun belum pernah mencapai hal ini.
Kelebihan dan masalah berbagai tim sepertinya semakin terbongkar. Sementara orang-orang asyik membicarakannya, mereka tak bisa mengabaikan keberadaan fenomenal Tim Xingxin.
Lun Hui punya tim tak terkalahkan, Micrograss punya arena tak terkalahkan. Lalu Xingxin? Punya individu tak terkalahkan!
Ye Xiu, pensiun, kembali bermain, beralih kelas, performanya di lapangan tetap jadi sorotan. Sejak dikalahkan 10-0 oleh Lun Hui di babak pertama, Ye Xiu mulai tampil di pertandingan individual dan menjadi pilar penopang Xingxin. Sejak itu, bagaimanapun kekalahan tim, 1 poin ini tak pernah lepas dari kantong Xingxin. Ye Xiu yang selama karirnya selalu misterius dan tak pernah muncul di depan media, meski kini tetap tak terlalu kooperatif, setidaknya tidak lagi menghindar sepenuhnya. Tapi apakah para wartawan merasa beruntung akan hal ini? Itu lain cerita.
Minggu yang lain pun berlalu dengan cepat. Pada 20 Desember, pertandingan babak ke-16 Liga Profesional Glory resmi digelar. Tabrakan antara Xingxin dan Thunderclap - dua tim paling mengejutkan musim ini - menjadi sorotan utama babak ini, sehingga tak terhindarkan lagi dipilih sebagai siaran langsung televisi.
Di klasemen poin, Thunderclap berada di peringkat ke-4 dengan 104 poin sementara Xingxin di posisi ke-6 dengan 98 poin. Selisih keduanya 6 poin. Di kandang sendiri kali ini, Xingxin memiliki peluang besar untuk melompati peringkat Thunderclap jika bisa meraih kemenangan telak. Namun untuk itu, mereka harus menaklukkan pertarungan tim Thunderclap yang legendaris. Hingga saat ini, Thunderclap hanya kalah dalam pertandingan tim melawan Huangfeng. Di situasi genting sekalipun seperti tertinggal 0-5, mereka tetap bisa bangkit dan menang - yang bisa dikejar dengan cara seperti itu justru adalah Tim Blue Rain yang memiliki master strategi Yu Wenzhou.
Apa sebenarnya keunikan strategi tim Thunderclap? Pertanyaan ini menjadi bahan perdebatan hangat di antara para pengamat. Berbagai teori bermunculan, namun saat Xiao Shiqin ditanya tentang hal ini dalam wawancara, sang kapten hanya tersenyum dan menjawab empat kata: "Percayalah pada diri sendiri."
Apa maksudnya ini? Idealisme? Metode kemenangan spiritual?
“Jawaban pihak terkait tidak diakui oleh semua, sehingga semua terus menganalisis rahasia strategi Thunderclap. Melawan tim dengan master strategi seperti mereka selalu menjadi bahan penelitian terbaik, dan babak ini menghadirkan pertandingan semacam itu. Ye Xiu dari Xingxin saat ini menyandang aura 'Raja Duel Tak Terkalahkan 14 Babak', namun tak ada yang lupa veteran ini juga salah satu dari empat master strategi.”
“Kinermu bagus!”
“Kalian juga.”
Pertarungan ini dimulai dengan percakapan basa-basi antar anggota kedua tim. Sebagai dua tim paling tak terduga, mereka saling mengagumi. Xiao Shiqin sang Kapten Thunderclap, bisa dibilang atlet profesional yang sangat diingat Xingxin bahkan sebelum memasuki liga profesional. Pernah mengunjungi Xingxin, bertarung sengit di Tantangan Rookie, terutama duel 1 vs 3 di arena yang hampir membuat Xingxin putus asa. Tapi akhirnya, Xingxin yang tertawa di akhir. Kekalahan Jia Shi di Tantangan Rookie membuat Xiao Shiqin yang rela merendahkan prestise untuk ikut Tantangan Rookie demi masa depan di Jia Shi menjadi bahan tertawaan, tak luput dari desas-desus.
Apakah Xiao Shiqin menyimpan dendam terhadap Xingxin?
Ini juga menjadi topik panas sebelum pertandingan ini, sehingga pertandingan yang disiarkan langsung ini sejak awal terus menampilkan close-up Xiao Shiqin, berharap menangkap sesuatu. Terutama saat kedua pemain saling menyapa di atas panggung sebelum pertandingan, 70% waktu kamera tertuju pada wajah Xiao Shiqin. Saat Xiao Shiqin dan Ye Xiu berjabat tangan, kamera mengunci erat sementara pembawa acara menahan napas.
Aura pembunuh!
Tunjukkan aura pembunuh!
Para pencari keuntungan terus berharap demikian.
Yang mereka lihat hanyalah ekspresi biasa dengan senyuman basa-basi.
Disembunyikan dengan sangat baik!
Pencari keuntungan tetap tak percaya Xiao Shiqin tidak punya protes terhadap Xingxin. Karena tak menemukan aura pembunuh yang diharapkan, mereka berdalih Xiao Shiqin sengaja menyembunyikannya. Bahkan gerakan kecil seperti menyesuaikan kacamata ditafsirkan bermacam makna, seolah semua orang ahli bahasa tubuh.
Di pertandingan individual babak pertama, Xingxin mengirim...
Ye Xiu, lagi-lagi Ye Xiu.
Susunan formasi yang tak pernah berubah. Semua tahu Xingxin selalu mengirim Ye Xiu pertama, sehingga lawan bisa menyiapkan strategi penghadangan khusus.
Tapi, efektifkah?
14 kemenangan beruntun adalah jawaban terbaik.
Tak ada gunanya. Meski tahu Xingxin mengirim Ye Xiu pertama, meski telah menyiapkan strategi konfrontasi, pemenangnya tetaplah Ye Xiu.
“Itu karena atlet andalan setiap tim akan bertahan di arena pertandingan untuk merebut 2 poin itu, siapa yang mau bermain di pertandingan individual?”
Komentar seperti ini memang tak terhindarkan, dan tentu itu adalah fakta. Tapi pengaturan formasi adalah hak setiap tim. Jika mereka memilih menempatkan bintang andalan di arena pertandingan, lalu gagal merebut 1 poin di pertandingan individual, siapa yang bisa disalahkan? Argumen semacam ini jelas mengandung unsur kecemburuan.
Bagaimana dengan Thunderclap? Siapa yang akan dikirim Thunderclap?
Pertandingan tim Thunderclap sangat solid, tapi untuk urusan pertandingan individual, performa mereka tidak terlalu istimewa. Selain Xiao Shiqin, tidak ada bintang menonjol lain di tim mereka. Sepertinya mereka tidak punya kandidat khusus yang bisa menyaingi Ye Xiu.
Layar elektronik menampilkan nama: Di pertandingan individual, pemain pertama Thunderclap yang akan menghadapi tantangan adalah...
Mi Xiuyuan.
Hening menyergap, mirip saat semua mata tertuju mengamati ekspresi Xiao Shiqin tadi. Kemudian, banyak orang mulai berbisik-bisik.
Mi Xiuyuan? Siapa itu?
Penonton berdiskusi, sementara para wartawan buru-buru membuka dokumen mereka. Di siaran televisi, komentator Pan Lin yang tadinya membumbui spekulasi tentang siapa yang akan dikirim Thunderclap melawan Ye Xiu, hanya bisa mengeluarkan "Ah, Mi Xiuyuan" lalu terdiam. Dia pun kebingungan total: Siapa sih orang ini?
"Mi Xiuyuan... dia pemain baru Thunderclap musim ini, bukan?" kata komentator tamu Li Yibo sambil membalik dokumen dengan tenang, berlagak seperti "Memang tidak ada yang bisa lolos dari pengamatanku".
“Ah... Sebelumnya, sepertinya...” Pan Lin juga sedang membalik-bali materi analisis, "belum pernah tampil sama sekali." Akhirnya dia mengkonfirmasi hal ini.
“Benar.” Kata Li Yibo.
“Tapi di pertandingan ini, melawan Xingxin yang belum terkalahkan dalam duel, Ye Xiu, Thunderclap malah mengirimkan dia!” Nada suara Pan Lin mulai meninggi.
“Hmm.”
“Mengapa bisa begitu? Mungkinkah ini senjata rahasia?” Sambil berkata demikian, kamera menyorot pemain baru di pinggir lapangan itu. Terlihat Kapten Thunderclap Xiao Shiqin menariknya mendekat dan berbisik-bisik, pandangan keduanya menyala-nyala menunjuk ke satu arah. Kamera berganti menampilkan bayangan Ye Xiu yang sedang berjalan menuju arena.
“Xiao Shiqin sedang memberikan instruksi rahasia. Metode apa yang dia pikirkan untuk menghadapi Ye Xiu? Mari kita lihat, Mi Xiuyuan, kelasnya adalah... seorang Assassin. Ah, apakah mereka berencana mencari kesempatan untuk langsung satu pukul satu bunuh?” Pan Lin mulai berimajinasi.
Saat itu, Xiao Shiqin akhirnya selesai memberikan pengarahan kepada Mi Xiuyuan. Pemain muda itu memulai perjalanan pertandingan pertamanya di musim ini.
Ini benar-benar penampilan yang cukup megah. Siaran langsung memberikan banyak close-up padanya. Semua orang langsung mengingat wajah pemain baru Thunderclap yang pertama kali turun ke lapangan ini dalam sekejap.
Inilah senjata rahasia untuk melawan Ye Xiu! Semua orang berpikir demikian, menarik napas dalam-dalam, penuh antisipasi.
5 menit 42 detik kemudian, di posisi yang sama, orang yang sama, Mi Xiuyuan sedang berjalan ke arah berlawanan.
Dikurangi 2 menit lebih waktu berjalan dari posisi ini ke kursi pertandingan di atas panggung, ditambah 1 menit lebih waktu keluar dari kursi pertandingan turun panggung dan kembali ke posisi ini setelah pertandingan berakhir, durasi akurat pertandingan kali ini adalah 58 detik, kurang dari satu menit.
Mi Xiuyuan kalah.
Tak terlihat jurus pamungkas, tak ada serangan satu pukul satu bunuh. Di map duel kandang pilihan Ye Xiu, dua karakter bertemu dengan cepat, berdentang-dentung, dan Assassin milik Mi Xiuyuan pun tumbang.
Senjata rahasia?
Jurus spesial?
Seluruh World Channel tertawa.
