Mengomentari pertandingan Xingxin benar-benar penuh peluang dan tantangan! Pan Lin tak bisa menahan kekaguman. Topik sepertinya tak pernah habis dari Xingxin, tapi perangkap pun selalu menumpuk.
Tentu saja, kali ini bukan kesalahan Xingxin. Mi Xiuyuan adalah anggota Thunderclap, tapi lawan Thunderclap adalah Xingxin. Aggro pertama Pan Lin secara refleks langsung tertuju ke Xingxin. Untungnya dugaan ini hanya bentuk antisipasi, bukan strategi pasti dalam komentar pertandingan. Jika prediksi tidak terjadi pun tak terlalu canggung, tapi bayangan telah tertanam di hati Pan Lin.
Siaran langsung tetap menayangkan banyak cuplikan Mi Xiuyuan.
“Kekalahan dalam pertandingan individual kurang dari satu menit adalah hal yang sangat memalukan bagi atlet profesional. Namun, Mi Xiuyuan di layar tampak stabil secara emosional. Setelah kembali ke area pemain Tim Thunderclap, dia bahkan mendapat tepuk tangan meriah dari seluruh rekan setim. Dai Yanqi yang baru saja menyelesaikan periode rookie di tahun ketiga, bertingkah seperti bos wanita dengan keras mengusap-usap kepala Mi Xiuyuan.
“Sepertinya... Thunderclap sengaja mengorbankan ronde melawan Ye Xiu ini dengan mengirim pemain baru untuk mendapatkan pengalaman bertanding.” Tamu ahli Li Yibo yang telah lama mengamati dengan hati-hati akhirnya membuka topik.
“Hmm, tidak tahu apa manfaatnya kekalahan kurang dari satu menit ini bagi perkembangan pemain,” kata Pan Lin dengan nada sedikit sarkas, jelas menunjukkan ketidaksukaannya terhadap taktik Thunderclap ini. Entah karena tidak setuju dengan pengaturan ini atau kecewa karena mereka tidak mengirim senjata rahasia seperti yang diharapkannya, masih belum jelas.
Pertandingan berlanjut. Setelah Ye Xiu, giliran Su Mucheng yang maju. Thunderclap mengirim Fang Xuecai, seorang pemain Assassin lainnya. Akhirnya Fang Xuecai takluk melawan Su Mucheng, menambah satu poin lagi untuk Xingxin.
Skor 2-0 membuat suasana live semakin panas. Sorakan “10-0!” kembali bergema di seluruh stadion.
Di formasi ketiga, yang mengejutkan adalah Thunderclap mengirim kapten mereka Xiao Shiqin, sementara di sisi Xingxin muncul Mo Fan.
Xiao Shiqin terkenal sebagai master strategi, namun kemampuan duelnya juga tidak lemah. Dalam formasi Thunderclap, ia sering menjadi penjaga arena. Tapi di ronde ini, justru maju di pertandingan individual. Apa ritme pengaturan Tim Thunderclap sebenarnya?
"Xiao Shiqin melawan Mo Fan... Keduanya sebenarnya pernah bertemu di Tantangan Rookie musim lalu, saat itu dalam format arena pertandingan baru. Performa Xiao Shiqin di arena waktu itu sangat luar biasa, berhasil 1 vs 3. Mari kita lihat bagaimana reuni kedua mereka hari ini!" Komentator Pan Lin membangun atmosfer pertandingan.
Hasilnya, konfrontasi ini tidak menunjukkan atmosfer berliku seperti yang dia bangun. Xiao Shiqin dengan solid mengalahkan Mo Fan.
Pan Lin dan Li Yibo bingung bagaimana menganalisis. Penampilan ini terlalu datar - sesuai ekspektasi, persis seperti yang terlihat.
Namun perasaan pecundang tidak sesantun penampilannya.
Mo Fan yang turun dari arena tidak menunjukkan ekspresi datar seperti biasa. Pandangannya tertancap pada Xiao Shiqin di seberang, wajahnya menunjukkan ekspresi berpikir yang jelas.
Dua kali kalah dari orang yang sama, Mo Fan aktif mencari akar masalah. Meski ada jarak kekuatan, pertandingan bukan hanya soal kalkulasi kekuatan. Cara memanfaatkannya lah yang menentukan kemenangan akhir.
Melihat Mo Fan yang bersungguh-sungguh, Ye Xiu pun tidak banyak berkomentar. Setelah mencapai level tertentu, lebih banyak hal yang perlu dipahami sendiri. Lagipula yang paling mengenal diri sendiri tetaplah diri sendiri. Orang lain hanya bisa berperan sebagai pengungkap kabut lewat petunjuk tidak langsung.
Bagaimana cara mengalahkan Xiao Shiqin?
Jika petunjuk singkat dari Ye Xiu bisa membuat seseorang mampu melakukan hal seperti ini, maka level atlet profesional akan menjadi terlalu murahan.
Setelah pertandingan individual, skor sementara Xingxin unggul 2-1. Skor 10-0 sudah mustahil tercapai, suasana live pun langsung terlihat muram. Selera fans Xingxin yang sudah dimanjakan dengan performa spektakuler tim ini, bahkan merasa kecewa dengan skor yang tidak sempurna. Xingxin yang bukan klub elite, justru memiliki ekspektasi setinggi fans klub besar.
Selanjutnya arena pertandingan, baik Pan Lin maupun Li Yibo sepakat bahwa Xingxin memiliki kelebihan. Setidaknya Xingxin memiliki Fang Rui sebagai penjaga arena, ditambah Tang Rou yang citranya sudah hancur namun daya ledaknya di lapangan masih tetap ada.
"Jika tidak ada kecelakaan, kemungkinan besar kesempatan ada di tangan Xingxin." Li Yibo memilih kata-kata dengan sangat hati-hati. Ia bahkan tidak berani menggunakan frasa "akan menang", hanya berani mengatakan "kesempatan lebih besar". Kesempatan lebih besar tidak serta-merta berarti kemenangan, sungguh taktik yang licik dari Li Yibo.
Hasil arena pertandingan, sesuai prediksi dimenangkan oleh Xingxin.
Pan Lin mengumumkan hasil yang sesuai dengan prediksi mereka, namun dirinya sendiri justru merasa sedikit kehilangan semangat.
Ada apa ini? Apakah komentator pertandingan Xingxin sudah tidak terbiasa kalau tidak dipermalukan? Apakah aku ini sedang menjadi masokis? Memanfaatkan waktu istirahat panjang sebelum pertandingan tim, Pan Lin melakukan introspeksi mendalam.
Di pinggir arena pertandingan, para pemain dari kedua tim sedang merencanakan strategi untuk pertandingan tim berikutnya.
"Ada perasaan tidak biasa." kata Fang Rui.
"Bicaralah." kata Ye Xiu.
"Tidak bisa diungkapkan, ini murni intuisi." kata Fang Rui.
"Lao Fu juga merasa ada yang tidak beres, terlalu tenang." kata Wei Chen.
"Tidak akan seperti itu di pertandingan tim." kata Ye Xiu.
"Maksudmu, mereka sedang menyimpan tenaga?" tanya Wei Chen.
"Menyimpan tenaga mungkin tidak, tapi di pertandingan individual, kekuatan mereka memang tidak terlalu menonjol. Fakta bahwa mereka bisa menerima kehilangan poin dengan tenang seperti ini membuktikan keyakinan luar biasa mereka pada pertandingan tim." jelas Ye Xiu.
"Percaya diri? Apakah ini rahasia di balik kekuatan pertandingan tim mereka sekarang?" Fang Rui jelas telah menonton wawancara Xiao Shiqin tentang alasan kesuksesan Thunderclap musim ini.
"Tanpa kepercayaan diri, akan banyak pilihan taktik yang tidak berani diambil. Semakin percaya diri, semakin banyak variasi perubahan yang bisa dilakukan." kata Ye Xiu.
"Komentarmu terdengar seperti mengkritik Xiao Shiqin? Bukannya dia selalu percaya diri?" tanya Fang Rui.
"Sekarang kepercayaan dirinya bukan hanya untuk dirinya sendiri." kata Ye Xiu.
Fang Rui mulai sedikit mengerti, anggota tim lainnya juga mulai paham. Secara refleks, semua orang menoleh ke arah Tim Thunderclap. Ternyata para pemain Thunderclap juga sedang memperhatikan mereka dari kejauhan. Saat pandangan kedua tim bertemu, Xiao Shiqin dengan ramah melambaikan tangan ke arah mereka.
"Pertandingan ini benar-benar kurang ketegangan..." Adegan ini tertangkap kamera lapangan, namun siaran langsung sedang menayangkan iklan saat itu. Ini hanyalah kritik diam-diam Pan Lin setelah melihat rekaman tersebut. Jika benar-benar siaran langsung, komentar seperti ini tidak pantas disampaikan - seharusnya lebih menekankan aspek positif seperti keharmonisan dan sportivitas kedua tim.
"Pertandingan ini akan sulit ditaklukkan, semua harus fokus penuh. Di fase awal, kita perlu memperlambat ritme permainan dulu," kata Ye Xiu.
Setiap lawan yang dihadapi tentu sudah dianalisisnya - mulai dari gaya permainan individual pemain hingga strategi taktis tim. Namun Tim Thunderclap, tim yang sangat mencolok dalam pertandingan tim di musim ini, benar-benar sulit untuk disaingi.
Mereka berbeda dengan Lun Hui. Dominasi Lun Hui dalam pertandingan tim tidak lepas dari kekuatan pemain dan karakter andalan mereka. Aura Dewa Perang yang melekat pada Yizhiyeqiu perlahan memudar di bawah naungan Lun Hui. Di sini, Yizhiyeqiu bukan lagi satu-satunya "Sang Satu" - mereka memiliki "Sang Satu" lainnya: Yiqian Chuanyun.
Sun Xiang dan Lun Hui tidak mengalami masalah kompatibilitas yang banyak dikhawatirkan orang, sehingga dengan hasil gemilang mereka, duo kuatnya bersama Zhou Zekai dijuluki "Two No.1" oleh para wartawan musim ini. Dua angka satu, merujuk pada dua pemain terkuat dan dua karakter yang memiliki angka '' (yī) dalam nama mereka.
Dengan figur-figur kuat dan kombinasi mumpuni seperti ini, Lun Hui mencatatkan rekor tak terkalahkan di pertandingan tim. Tapi bagaimana dengan Thunderclap? Pemain mereka terlihat biasa saja di laga individual, namun di pertandingan tim mereka mampu mengumpulkan 14 kemenangan. Rahasianya? Strategi!
Thunderclap selalu mengandalkan strategi sebagai pondasi, tapi belum pernah mencapai posisi sekuat ini. Opini publik berpendapat jika performa tim Thunderclap terus konsisten, maka konsep "Empat Ahli Strategi Besar Liga" perlu direvisi. Xiao Shiqin layak dipisahkan dari kelompok itu dan ditempatkan di level yang lebih tinggi.
Bagaimanapun, Ye Xiu, Yu Wenzhou, Zhang Xinjie - baik di masa lalu maupun sekarang - selalu memiliki aset yang jauh lebih kuat dibanding Xiao Shiqin. Tim mereka, seperti Lun Hui, memiliki unit-unit tempur dengan kemampuan individual luar biasa.
Ini seperti analogi Chef memasak.
Ye Xiu, Yu Wenzhou, Zhang Xinjie menggunakan bahan-bahan berkualitas tinggi untuk menciptakan hidangan istimewa dengan skill kelas atas.
Tapi Xiao Shiqin, dia adalah koki yang menggunakan bahan inferior dibandingkan ketiga koki sebelumnya, namun mampu menyajikan hidangan yang sama luar biasa bahkan mungkin lebih lezat. Dengan perbandingan seperti ini, siapa yang lebih hebat sepertinya sudah jelas.
Pernyataan ini awalnya mendapat banyak dukungan, tapi segera ada yang mengkritik tajam: Di Tantangan Rookie musim lalu, Ye Xiu berhasil mengalahkan Xiao Shiqin yang memiliki bahan mewah ala Jia Shi dengan bahan super compang-camping. Bagaimana menjelaskan ini?
Kelompok lain kemudian membandingkan pertemuan langsung Xiao Shiqin dengan Yu Wenzhou dan Zhang Xinjie di musim ini - dalam pertandingan tim, Thunderclap pimpinan Xiao Shiqin selalu menang. Ini bukti konkret.
Dengan demikian, satu-satunya suspense tersisa hanyalah Ye Xiu.
Kali ini, bahan Ye Xiu jauh lebih unggul dibanding masa Tantangan Rookie. Pemain baru berkembang, ada tambahan kelas berat seperti Su Mucheng dan Fang Rui, serta karakter All-Star mereka. Karakter lain juga mengalami peningkatan signifikan.
Sebaliknya, formasi Thunderclap terlihat redup dibandingkan kelas Su Mucheng dan Fang Rui. Karakter mereka tetap mengikuti gaya akumulasi bertahap khas tim kurang mampu selama bertahun-tahun.
Bahan Ye Xiu meningkat drastis, sedangkan bahan Xiao Shiqin justru mengalami kemunduran dibanding masa di Jia Shi. Bagaimana hasil duel kedua master ini?
Menjelang pertandingan, komentator live telah menetapkan daya tarik utama babak tim ini: dialog strategi antara dua grandmaster taktis.
Siapa yang menang, mungkin akan menjadi sosok yang melampaui empat master strategi.
Kalimat ini tidak diucapkan langsung oleh Pan Lin, tapi banyak orang yang memikirkannya. Semua pandangan tertuju pada layar, pertandingan dimulai.
