Peta "Padang Perang" terbagi menjadi beberapa area oleh batuan dan semak-semak, tersusun seperti tangga. Titik penyegaran awal berada di sudut timur laut dan barat daya. Setelah melewati area dua lantai di bawah titik penyegaran masing-masing, kedua tim bisa bertemu di padang rumput di ujung. Relatif merupakan peta perang tim besar dengan jarak titik penyegaran yang dekat, sering digunakan tim yang menyukai strategi serangan kilat. Juga memberikan pengaruh tertentu terhadap tim strategis karena jarak yang dekat - serangan yang dilancarkan cepat bisa membuat lawan tidak sempat menyusun strategi.
Komentator Pan Lin dengan cepat menjelaskan situasi selama fase loading peta sebelum pertandingan dimulai. Tapi bagi Xingxin dan Thunderclap yang sama-sama memiliki kemampuan strategi kuat, peta siapa yang akan mengungguli siapa? Xingxin sebagai pemilih peta, maksud mereka tidak berani ditebak oleh Pan Lin. Penjelasannya dihentikan setelah menyampaikan ciri objektif peta ini. Setidaknya maksud pemilihan peta diserahkan pada spekulasi penonton. Pan Lin diam, dan dengan bijak tidak melempar masalah pelik ini ke Pelatih Li dari Jia Shi. Li Yibo tersenyum penuh pengertian padanya.
Sebuah peta yang cocok untuk serangan kilat.
“Setelah loading selesai dan pertandingan dimulai, pandangan penonton langsung beralih antara area penyegaran kedua tim, penasaran ingin tahu tim mana yang akan melancarkan serangan cepat.”
“Kami serang cepat!”
Maka, mereka melihat Tim Thunderclap di mana Xiao Shiqin langsung memberikan instruksi yang jelas.
Semua orang terkejut.
Meski Pan Lin dan Li Yibo tidak berani menganalisis atau menebak di siaran langsung, pemain Glory yang berpengalaman pasti punya prediksi tersendiri - keduanya sengaja menghindari komentar untuk mengurangi risiko salah prediksi.
Menurut analisis mereka, karena map ini dipilih oleh Xingxin, seharusnya Xingxin yang melancarkan serangan cepat. Namun nyatanya, Tim Thunderclap-lah yang langsung mengambil inisiatif.
Para pemain Thunderclap tidak membantah instruksi kapten mereka. Mereka langsung menyusun formasi penyerangan dan mulai bergerak terkoordinasi.
Thunderclap muncul di pojok timur laut. Map ini berbentuk tangga dengan tiga platform bertingkat. Enam area tingkat tiga terdiri dari dua titik respawn dan empat area penggantian pemain yang tersusun simetris timur-barat. Dua titik respawn terhubung dengan platform tingkat dua di area timur dan barat, sementara dua area penggantian pemain di tenggara dan barat laut terhubung langsung ke padang rumput tengah tingkat satu melalui tanjakan besar. Antar area tingkat tiga tidak terhubung langsung, hanya bisa diakses melalui area tingkat dua atau satu, sehingga pertempuran biasanya terkonsentrasi di area tingkat satu dan dua.
Untuk serangan cepat, Thunderclap langsung turun dari respawn point tingkat tiga menuju padang rumput tingkat satu tanpa taktik mengelak.
"Seberapa dekat titik penyegaran di map ini?" Saat ini bisa dilihat. Karakter Thunderclap baru saja turun ke padang rumput, langsung melihat karakter Tim Xingxin di seberang juga sudah turun semua. Kedua belah pihak saling memandang dari kejauhan.
"Wah, serangan cepat!" Muncul kata-kata dari Ye Xiu di channel publik.
"Kalian juga sama." Balas Xiao Shiqin.
"Tidak, kami sedang melakukan transfer taktis." Kata Ye Xiu.
"Transfernya terlalu royal ya?" Xiao Shiqin membalas.
Transfer taktis seharusnya dilakukan dengan sedikit penyamaran. Di map ini, karakter yang keluar dari respawn point di platform lantai dua seharusnya tidak terlihat oleh lawan yang melakukan serangan cepat. Tapi Xingxin langsung menyerbu ke padang rumput lantai satu, mana ada transfer taktis seperti ini? Kecuali keputusan mereka berdasarkan asumsi Thunderclap tidak akan meluncurkan serangan cepat.
"Langsung melakukan serangan kilat, ini bukan gaya khas kalian. Bukannya seharusnya observasi dulu baru membuat strategi terfokus?" Tanya Ye Xiu.
"Tidak bisa observasi, karena kalian juga sama." Jawab Xiao Shiqin.
Satu kalimat langsung menembus rahasia langit...
Yang disebut observasi, sebagian dilakukan dalam pertempuran, sebagian lagi adalah persiapan materi sebelumnya dengan mempelajari lawan dan membuat strategi terarah. Kedua tim ini memiliki gaya taktis seperti itu, sehingga ketika bertemu, situasinya menjadi canggung.
Singkatnya, kedua tim terbiasa menunggu inisiatif lawan dulu baru membalas serangan. Jika tidak ada yang memulai, pertarungan jadi mandek.
"Jadi?" Tanya Ye Xiu.
“Jadi hanya bisa langsung bertarung.” Perkataan Xiao Shiqin ini diucapkan di channel publik, sama sekali bukan gertak sambal. Karena di channel tim, dia memberikan instruksi jelas kepada anggota: "Gas!"
Tim Thunderclap bergerak, menghantam lawan bagai halilintar.
Semua terkejut. Formasi tim Thunderclap musim ini memang menjadi sorotan, tapi inisiatif serangan frontal seagresif ini belum pernah terjadi. Bagaimanapun, kualitas pemain dan karakter mereka bukan yang terunggul. Dalam bentrok frontal, seringkali dibutuhkan performa pemain dan kekuatan karakter untuk menguasai situasi.
Tapi sekarang, menghadapi Xingxin, Thunderclap justru melancarkan serangan kuat!
Tak ada lagi yang menganggap Xingxin sebagai tim lemah. Ye Xiu yang kembali bermain, Su Mucheng yang pulang setelah Jia Shi tersingkir, Fang Rui yang berganti kelas - ketiga pemain All-Star ini telah membuktikan kemampuan top mereka. Jika bicara kualitas pemain, Thunderclap yang hanya punya Xiao Shiqin sebagai top-tier sepertinya kalah dari Xingxin. Tapi kini, Thunderclap berani menyerang frontal ke Xingxin dengan sikap arogan yang belum pernah terlihat sebelumnya. Bahkan terhadap tim manapun.
Mengapa?
Setiap orang yang memahami rekam jejak Thunderclap musim ini bertanya-tanya.
Di saat seluruh liga tak lagi meremehkan Xingxin, Thunderclap justru mengambil langkah kontra - apakah ini... perang psikologi?
"Langsung menyerang, apakah kita diremehkan?" kata Ye Xiu dari sisi Xingxin.
"Tentu tidak," balas Xiao Shiqin yang sudah memulai serangan kavaleri di channel.
“Sepertinya kita harus menghadapinya dengan hati-hati,” kata Ye Xiu.
“Kompetisi selalu membutuhkan kewaspadaan,” jawab Xiao Shiqin sambil mengirim perintah di channel tim: Bubar!
Formasi Tim Thunderclap yang awalnya menyerbu langsung menyebar membentuk garis seperti kipas mengarah ke Xingxin. Di ujung kiri terdapat Elementalist Dai Yanqi (Luan Lu Yin Chen), sementara di kanan adalah karakter Xiao Shiqin sendiri Sheng Ling Mie - kedua sayap ini bergerak sangat agresif hingga terkesan memisahkan diri dari tim utama.
Di tengah ada Yudo Cheng Tai (Sui Sui Feng), Pastor Zhang Jiaxing (Hui Feng) berada di antara Sui Sui Feng dan Luan Lu Yin Chen. Ruang antara Sheng Ling Mie dan Sui Sui Feng diisi oleh Assassin Fang Xuecai (Gui Mei Cai).
“Thunderclap benar-benar mengambil inisiatif! Mereka langsung membentuk formasi dengan sangat terampil, apakah ini hasil latihan khusus melawan Xingxin? Bagaimana analisis Anda tentang strategi ini, Pelatih Li?” Pan Lin yang sudah menahan diri akhirnya meledak dalam komentarnya, suaranya penuh semangat menyambut taktik serangan frontal yang tak terduga dari Thunderclap sambil melibatkan Li Yibo.
Li Yibo merasa canggung. Ia sendiri belum paham alasan Thunderclap memilih serangan frontal melawan Xingxin, namun Pan Lin langsung memintanya menganalisis formasi penyerangan mereka...
“Err... sepertinya mereka ingin melakukan kepungan dan memusatkan formasi,” gumam Li Yibo ragu-ragu.
“Tapi Xingxin punya banyak ahli serangan frontal!” sahut Pan Lin seketika.
“Thunderclap pasti punya metode untuk menghadapi ini, mari kita lihat.” Li Yibo menyelesaikan penjelasannya dengan begitu saja.
Kedua komentator ini bisa menjelaskan secara samar, tapi Ye Xiu di lapangan tidak bisa berbuat serupa dengan ketidakjelasan seperti mereka.
Xiao Shiqin memilih serangan kuat agak mengejutkannya. Meski berkata "diremehkan", di hati ia tahu Xiao Shiqin bukan tipe orang seperti itu. Bahkan melawan Linhai dan Ming Qing - dua tim terlemah musim ini yang terancam eliminasi - Thunderclap tetap menyusun strategi dengan cermat. Jelas Xiao Shiqin tidak akan meremehkan lawan mana pun. Keberaniannya menyerang langsung hanya karena keyakinannya bahwa Thunderclap punya keunggulan dalam perang tim besar melawan Xingxin.
Keunggulan itu tentu bukan berasal dari kekuatan pemain dan karakter. Di bidang ini Thunderclap memang tidak unggul, itu fakta umum. Keunggulan mereka tetap terletak pada strategi, seperti formasi terpecah saat ini yang pasti punya tujuan khusus.
Tujuan apa yang dimaksud?
Bukan hanya Ye Xiu yang sedang mencoba menjawab pertanyaan ini.
Tapi tak ada yang bisa menganalisis seakurat Ye Xiu, karena dialah yang paling memahami kelemahan tim ini.
Jun Moxiao mundur dan berdiri di samping Xiao Shou Bingliang.
"Berkumpul, dari..." Ye Xiu mulai mengetik instruksi untuk memusatkan serangan membuka celah formasi Thunderclap. Tapi pandangannya menyapu lima kelas karakter lawan yang tersebar, membuatnya sejenak ragu menentukan arah terobosan yang pasti.
“Urutan sederhana lima karakter, tapi memanfaatkan kelas setiap orang dengan baik, membentuk koordinasi dan penekanan terbaik. Dari setiap arah serangan, berpotensi mendapat gangguan dan kesulitan yang menjengkelkan. Tak ada celah jelas, tak ada titik lemah yang terlihat. Menyerang dari mana pun tetap rumit, yang artinya semua arah sama saja.”
“Luan Lu Yin Chen, terobosan!”
Keraguan Ye Xiu hanya sesaat, dengan cepat dia membuat keputusan tegas. Xingxin yang mendengar instruksinya, aksi mereka tak kalah tegas dibanding Thunderclap.
“Wah, diremehkan nih!” Begitu niat Xingxin terlihat, Dai Yanqi yang mengoperasikan Luan Lu Yin Chen langsung berteriak menggunakan kosakata Ye Xiu sebelumnya. Tampaknya area yang dipilih sebagai arah terobosan adalah zona yang dianggap Xingxin lebih mudah ditembus.
“Tapi, ini sesuai prediksi Kapten!” Lanjut Dai Yanqi.
Percakapan terbuka ini membuat semua penonton berdebar. Sejak awal mereka tak percaya Thunderclap hanya melakukan serangan gegabah, pasti ada strategi tersembunyi. Dibandingkan dengan itu, pernyataan Dai Yanqi "sesuai prediksi" justru lebih meyakinkan.
Keyakinan penonton tak mempengaruhi hasil pertandingan. Kata-kata Dai Yanqi baru berdampak psikologis pada pemain di lapangan. Tapi entah percaya atau tidak, Xingxin mungkin sudah tak bisa melakukan penyesuaian lagi.
Ini pemikiran mayoritas orang. Tapi yang berdiri di arena adalah segelintir orang paling spesial di antara jutaan pemain Glory...
“Wah, cewek itu bilang di sisi lain ada dalam kalkulasi mereka, kita ganti terobosan.” Wei Chen berteriak.
“Oke.” Ye Xiu menjawab.
Maka Xingxin benar-benar berubah, berbalik bersama-sama, tidak menyerang Luan Lu Yin Chen lagi tapi beralih ke Sheng Ling Mie-nya Xiao Shiqin.
Sial!
Banyak orang mulut menganga, ini kan pertandingan pro tingkat tinggi, hanya karena satu kalimat lawan, kalian langsung mengubah tujuan taktis? Ke mana ketegasanmu? Keputusan cepatnya? Kepercayaan dirinya?
