Dai Yanqi memusatkan serangan ke Jun Moxiao. Fang Xuecai berpikir sebagai penyerang jarak jauh, serangan terpusat lebih cepat dan praktis tanpa perlu mendekat, lebih menghemat waktu untuk menjaga dua front.
Pemikiran ini sebenarnya tidak salah, merupakan cara paling seimbang saat ini. Tapi bolak-balik dua front tetap lebih lemah dibanding fokus satu sisi. Perbedaan ini langsung ditangkap oleh beberapa anggota Xingxin.
Siapa saja pemain yang tampil dalam pertandingan tim besar Xingxin hari ini?
Ye Xiu, Su Mucheng, Fang Rui, Wei Chen, An Wenyi.
Kecuali An Wenyi, semuah veteran berpengalaman. Begitu tingkat penyeimbangan Thunderclap turun, ketiganya langsung berebutan menyerbu celah yang muncul sesaat.
Pemain Thunderclap seketika merasa hampa, sensasi di momen ini persis seperti jaring yang semula sudah penuh ikan tiba-tiba muncul lubang kecil. Semua ikan langsung mengerubungi lubang itu, dalam sekejap lubang dipaksa membesar tanpa memberi kesempatan perbaikan.
"Serang terus! Serang terus!" Fang Xuecai berteriak.
Tapi pemain Thunderclap tak berdaya. Celah pertahanan sudah terbuka dan tak bisa ditekan. Semua kamera tanpa komando berbalik ke arah kapten mereka. Andai komando Xiao Shiqin tak terputus, situasi pasti berbeda.
Xiao Shiqin sendiri tenggelam dalam kepahitan. Bukan tak ingin memberi komando, bahkan dengan kesempatan 0.1% pun pasti dia beri instruksi. Tapi tak ada. Dia hanya bisa menyaksikan formasi serangan sempurna mereka perlahan runtuh tanpa pengaturan strategi yang presisi. Berkali-kali di momen krusial ingin dia intervensi, tapi mustahil - karena setiap kali itu, serangan Ye Xiu tiba-tiba mengencang.
Ye Xiu... tak hanya fokus pada lawan di depannya. Matanya mengawasi seluruh medan perang, menyesuaikan ritme serangannya sesuai perkembangan situasi. Jika Xiao Shiqin neketik instruksi di saat-saat genting ini, yang menunggunya adalah serangan balik total. Di bawah gempuran serangan kilat si Loner seperti pusaran angin, bisa-bisa dia takluk tanpa sempat melawan.
Hidup, setidaknya masih ada harapan; meninggal, maka benar-benar tidak ada instruksi apapun yang bisa dilakukan.
Di detik ini, Xiao Shiqin juga sangat membenci aturan larangan voice chat Liga. Kepasrahan dan kepahitan dalam hati Yu Wenzhou, semuanya ia rasakan.
Fang Xuecai memerintahkan Dai Yanqi untuk memberikan bantuan. Xiao Shiqin tahu keputusan ini tidak terlalu baik, mungkin akan berakibat buruk. Tapi tidak ada cara lain. Jika terus bertarung seperti ini, hasilnya tetap buruk. Perubahan, masih mungkin menciptakan sesuatu. Misalnya Dai Yanqi tiba-tiba melakukan critical damage, terpecah konsentrasi namun tetap memberikan dukungan menyeluruh?
Sayangnya, tidak ada. Baru saja Dai Yanqi memusatkan serangan, apakah dia akan critical damage atau belum bahkan belum terlihat, tim Xingxin sudah tak sabar melepaskan diri dari gempuran Thunderclap. Pemain-pemain Xingxin yang tampil kali ini benar-benar terlalu berpengalaman, sama sekali tidak akan menyia-nyiakan momen tepat seperti ini.
Sudah selesai?
Tidak!
Belum.
Meski serangan berhasil dilepaskan Xingxin, Dai Yanqi tidak ragu-ragu. Malah semakin tegas datang membantu Xiao Shiqin.
Dilakukan dengan sangat baik!
Xiao Shiqin tersenyum lega melihat ketegasan Dai Yanqi. Dalam pengambilan keputusan taktis, keraguan adalah pantangan terbesar. Thunderclap yang mengandalkan strategi sebagai pertahanan, benar-benar tidak memiliki anggota yang plin-plan.
Kilat Penembus!
Sebuah kilatan listrik menyambar, serangan mendarat tepat di depan Jun Moxiao. Serangan prediktif ini jelas bertujuan menghalangi meski tidak mengenai, cukup dengan menahan satu langkah ini, Xiao Shiqin setidaknya bisa terbebas dari posisi pasif. Baik melawan balik atau memberi instruksi, akan ada celah.
Tapi Jun Moxiao dengan keras kepala melangkah maju.
Memaksa menahan damage? Efek kekakuan dari serangan elemen listrik tidak lemah, memaksakan bertahan tetap akan membuka celah. Namun Jun Moxiao melangkah maju sambil mengayunkan Qianji San ke samping, persis saat Kilat Penembus menyambar, kain payung terkresek membuka.
Desis! Kilat menghantam permukaan payung. Sebelum sempat menyebar, Qianji San sudah ditarik kembali—atau lebih tepatnya, tidak pernah berhenti bergerak. Ini sebenarnya serangan lanjutan ke Sheng Ling Mie, hanya dengan membuka payung saat diayunkan ke samping, sekilas menahan Kilat Penembus itu tanpa mengganggu gempuran ke Sheng Ling Mie sedikitpun.
Operasional sepresisi ini membuat Dai Yanqi tertegun sejenak, gerakan lanjutan yang sudah dipersiapkan gagal dieksekusi. Cara Ye Xiu menghadapi sama sekali tidak sesuai dengan segala jenis kesadaran dalam pemahamannya.
Hingga melihat Kapten Sheng Ling Mie masih berguling-guling menghindar di tanah, Dai Yanqi baru tersadar dan buru-buru mengoperasikan skill untuk menyerang. Namun Ye Xiu tidak bertarung sendirian, Xingxin juga telah memberikan dukungan. Sebelum skill Luanluo Yinchen keluar, suara meriam sudah terdengar duluan. Su Mucheng mengoperasikan Muyu Chengfeng mulai memberikan support di area ini. Tidak hanya menginterupsi chanting Luanluo Yinchen, tembakan berikutnya bahkan memberi assist ke Ye Xiu dengan menembakkan meriam ke arah Sheng Ling Mie.
Assassin Fang Xuecai yang bernama Gui Mei bergegas maju mencoba mengganggu Muyu Chengfeng, tapi Su Mucheng sudah melihatnya. Muyu Chengfeng terbang meriam sambil bergerak memutar, meski Assassin memiliki kecepatan tinggi, mustahil mengejar dalam waktu singkat. Dimana ada waktu untuk mengejar dengan tenang? Berbeda dengan Muyu Chengfeng yang sebagai Artillery God bisa menyerang sambil bergerak memutar mendukung seluruh arena, Assassin harus menyerang jarak dekat. Jika terus ditarik lari seperti ini, Fang Xuecai jadi tidak berguna.
Fang Xuecai pasrah, anggap saja sudah mengganggu Su Mucheng. Kamera nya menjelajahi arena, akhirnya mengunci pada Xiao Shou Bingliang.
Ada celah!
Fang Xuecai dengan tajam menyadari Xingxin mungkin terlalu terbebas setelah lepas dari tekanan, sehingga lalai dalam melindungi healer. Jika bisa menghabisi healer Xingxin dalam satu gelombang serangan...
Habisi dalam satu gelombang serangan, tentu ada kemungkinan ini. Karena karakter Guimeicai milik Fang Xuecai adalah Assassin yang juga menguasai She Ming Yi Ji. Meski tidak sefanatik Li Xun dari Void dalam menggunakan skill ini, tak ada Assassin yang benar-benar meninggalkan She Ming Yi Ji. Keberadaan skill ini sendiri sudah menjadi ancaman psikologis, dan dalam situasi tertentu bisa digunakan sebagai taruhan mati.
Sekarang... Saatnya tiba...
Fang Xuecai terus mengoperasikan Guimeicai yang pura-pura mengejar Muyu Chengfeng. Tiba-tiba dia melakukan gerakan menyudut, seolah memprediksi jalur Muyu Chengfeng untuk memotong. Di tengah gerakan, siluet karakternya tiba-tiba menghilang - menggunakan Jutsu Bunshin ninja. Tubuh aslinya telah melayang ke arah Xiao Shou Bingliang, disusul serangan Arc Light Flash yang tiba-tiba muncul di samping sang Healer.
She Ming Yi Ji!
Fang Xuecai langsung mengaktifkan skill ultimate ini. HP Xiao Shou Bingliang memang tidak penuh. Serangan variatif Thunderclap sebelumnya memang sengaja menekannya, membuat HP seluruh karakter Xingxin - termasuk Xiao Shou Bingliang sendiri - terus terkikis dalam upaya penyembuhan panik An Wenyi.
Cukup!
Perhitungan Fang Xuecai sangat matang. Dia yakin serangan mendadak ini tak bisa dihadapi An Wenyi yang sudah diteliti kelemahannya - refleks dan APM yang relatif biasa.
Matilah!
“Fang Xuecai berteriak dalam hatinya, bahkan jika dirinya harus dikorbankan nanti, mengganti Healer Xingxin dengan karakternya sendiri tetap merupakan pertukaran yang menguntungkan.
Tepat ketika belati hampir menusuk, Fang Xuecai tiba-tiba menyadari jubah sihir Pastor Xiao Shou Bingliang berkibar ke arahnya. Aliran udara berdenyut menyusuri sisi tubuh sang Healer, menyambar pinggang Gui Mei Cai.
Qi Blade!
Ini menjadi pikiran terakhir Fang Xuecai di medan pertempuran. Gui Mei Cai yang telah menggunakan skill She Ming Yi Ji sama sekali tak mampu menahan serangan apapun. Satu tebasan Qi Blade sudah cukup menghabiskan HP-nya.
Mereka benar-benar menggunakan tubuh Pastor sebagai tameng dengan timing sempurna! Rupanya rencanaku sudah terbaca sejak awal! Tapi berani sekali mereka menunggu sampai detik terakhir - andai Qi Blade ini datang sedetik lebih lambat, belatiku sudah tertancap di dada Xiao Shou Bingliang! Sekalipun akhirnya tumbang oleh Qi Blade, bukankah itu tetap sepadan?
Orang ini... benar-benar nekat dan licin!
Gui Mei Cai tumbang membawa kekecewaan Fang Xuecai, sementara Fang Rui yang berhasil membunuh berkoar di channel publik: "Tangan Kanan Emas-ku, presisinya tak perlu diragukan!"
“Trik receh seperti ini mau menipu siapa? Ini disebut strategi?” Wei Chen juga ikut mencibir.
Tak ada yang menyangka, hanya dalam sekejap mata, Thunderclap sudah kehilangan satu orang. 4 lawan 5, situasi langsung berubah. Thunderclap tak lagi bisa membatasi Xingxin. Xingxin segera menemukan fokus serangan, semua orang berkonsentrasi menyerang Sheng Ling Mie. Dengan sikap tegas untuk mengalahkan paksa, mereka berhasil mengeluarkan Xiao Shiqin dari pertandingan sebelum orang keenam Thunderclap datang membantu. Peran Xiao Shiqin bagi Thunderclap bukan sekadar pemain biasa. Ketidakuannya membuat momentum Thunderclap langsung hilang, dan akhirnya tim mereka kalah dari Xingxin dalam pertandingan tim.
Skor 9-1, kembali menjadi kemenangan gemilang. Semua orang terpana dengan pembalikan situasi ini. Pan Lin dan Li Yibo saling memandang dengan perasaan was-was. Terutama Li Yibo yang hampir yakin Thunderclap akan menang, hampir saja dia mengatakannya. Tapi justru karena tidak diucapkan, dia berhasil menyelamatkan harga dirinya. Sementara Pan Lin merasa lega, kehati-hatiannya akhirnya terbayar - Xingxin kembali menciptakan masalah tak terduga.
"Pertandingan sangat spektakuler..." ujar Li Yibo dengan perasaan seperti baru lolos dari maut. Untuk sejenak, dia tak bisa menyusun kata-kata untuk analisis mendalam.
"Hmm, di babak pertama Thunderclap tampil luar biasa, memberikan demonstrasi bagus tentang cara menciptakan kesulitan bagi tim besar seperti Xingxin ini."
"Respons Xingxin juga sangat brilian, hmm... mereka... juga mendemonstrasikan cara membatasi strategi luar biasa Tim Thunderclap." Li Yibo melanjutkan komentar Pan Lin dengan sedikit keraguan, karena metode yang didemonstrasikan Xingxin ini mirip seperti saat Thunderclap mengalahkan Blue Rain sebelumnya, terkesan sedikit menyimpang dan seharusnya tidak patut ditiru.
Tim Blue Rain setelah kalah waktu itu bisa protes dengan alasan aturan larangan voice chat. Tapi bagaimana dengan Thunderclap? Mereka yang sebelumnya diuntungkan tiba-tiba menjadi korban, bagai orang bisu makan buah pare - pahit tapi tak bisa mengeluh!
