Para Shen yang terbiasa mengikuti Weekend Bintang All-Star tidak menganggap serius pertandingan disini, tapi para rookie kebanyakan tidak demikian. Terutama bagi banyak rookie tahun pertama yang baru bergabung ke Liga, kesempatan bertanding mereka mungkin sangat terbatas, namun keinginan untuk menunjukkan diri sangat besar. Arena All-Star Game memiliki tingkat perhatian tinggi dengan lawan-lawan level tinggi, benar-benar kesempatan bagus untuk unjuk gigi. Meskipun hasil pertarungan agak terpecah-pecah, tapi hasil seperti mengalahkan Dewa Perang, Raja Senapan, atau Sword Saint tetaplah sesuatu yang membanggakan.
Berbagai alasan membuat para rookie cukup antusias dengan event Weekend Bintang All-Star ini. Antusiasme memicu keseriusan, saat turun ke arena menghadapi Shen, meski terlihat sangat rendah hati, dalam hati tetap ingin menang. Zeng Xinran dan Song Qiying sekarang menghadapi situasi dua lawan satu. Meski sempat bingung karena melanggar aturan, begitu pertandingan dimulai, Song Qiying langsung fokus merebut kemenangan. Dua lawan satu harus menggunakan strategi dua lawan satu, itu yang logis. Di benak Song Qiying sama sekali tidak ada niat sengaja menciptakan situasi duel satu lawan satu dalam kondisi seperti ini. Jadi begitu masuk pertandingan, ia aktif berkomunikasi dengan partner. Karena tidak terlalu akrab, mengandalkan kesadaran dan teknik untuk membangun chemistry mungkin kurang efektif, sehingga Song Qiying berharap menemukan titik koordinasi taktis lewat komunikasi.
Taktik koordinasi kelas yang sama.
Secara teori karakter mereka bukan kelas yang sama, hanya memiliki sedikit skill shared tingkat rendah. Tapi dari aspek ini, jelas cara tercepat menemukan common ground. Logika Song Qiying sejak awal sudah tepat.
Strategi kelas yang sama?
Zeng Xinran juga rookie yang cukup serius. Mendengar ini, langsung teringat beberapa taktik koordinasi kelas yang sama di tim kuat. Duet skill identik bisa dibilang bentuk koordinasi paling umum dalam kelas yang sama. Rogue-nya dan Master Bela Diri Song Qiying juga bisa memainkan sedikit duet.
Hanya saja...
"Song Qiying di lapangan memang kurang suka dengan situasi satu lawan dua, namun setelah situasi sudah menjadi diprediksi nasibnya, dia tetap cepat masuk ke dalam peran karakter dan mulai serius menjalankan logika satu lawan dua. Tapi bagaimana dengan Zeng Xinran? Dia masih seperti tidak memahami situasi, pikirannya lebih terfokus pada mengalahkan Ye Xiu dan menunjukkan kemampuan diri. Cara mengekspresikan diri dalam skenario satu lawan dua? Dia sama sekali tidak memikirkan hal itu. Saat mendengar Song Qiying menyebutkannya, dia hanya berpikir secara refleks tanpa penolakan berarti, namun juga tanpa kesungguhan."
"Hmm... Untuk kombinasi Master Bela Diri dan Rogue, kita masih bisa..."
"Nanti bicarakan! Lawan sudah datang!" Zeng Xinran menyela Song Qiying. Rogue Delilo langsung menyambut Jun Moxiao yang sudah muncul.
"Jangan marah!" seru Song Qiying buru-buru. Tentang koordinasi antara Master Bela Diri dan Rogue, sebenarnya Song Qiying punya banyak strategi. Jangan lupa di Tim Dominant Hero saat ini ada kombinasi Master Bela Diri dan Rogue, bahkan dengan pemain Master Bela Diri dan Rogue paling berpengalaman di Liga. Tapi sekarang... partner di sampingnya ini terlihat tidak terlalu berminat untuk bersabar dan berkoordinasi!
"Aku akan mencoba, bantu aku!" Zeng Xinran tidak sepenuhnya menolak Song Qiying, jelas dia masih memahami batas kemampuannya. Mengalahkan Shen Ye Xiu yang menang 16 babak duel beruntun di liga pro? Zeng Xinran punya harapan itu, tapi tak berani terlalu percaya diri. Namun dalam kombinasi dengan Song Qiying, dia dengan senang hati menempatkan diri sebagai pemeran utama. Meski reputasi Song Qiying saat ini tampak lebih menonjol, bersaing posisi dengan sesama rookie membuat kepercayaan diri Zeng Xinran langsung meningkat.
"Bagaimana rencanamu mencoba?" Song Qiying buru-buru mengoperasikan Long He Luo Ri mengejar sambil bertanya. Komunikasi intensif dua rookie ini dimungkinkan berkat channel voice chat yang terbuka. Arena All-Star Game memang lebih fleksibel, sebelumnya pernah ada pengaturan tanpa larangan voice chat. Tapi belakangan diskusi tentang voice chat sedang panas, pengaturan di arena All-Star Game mungkin menjadi uji coba.
"Lihat situasi bertindak," jawab Zeng Xinran.
"Setidaknya harus ada logika dasar!" Kecerobohan Zeng Xinran membuat Song Qiying panik.
"Hmm, aku duluan, kamu bantu." Zeng Xinran mengutarakan rencananya.
"......" Song Qiying terdiam sejenak, bersiap berkomentar.
"Minggir!" Teriak Zeng Xinran tiba-tiba.
Doron!
Qianji San yang diarahkan Jun Moxiao memancarkan cahaya, melancarkan serangan jarak jauh ke duo itu.
"Dia punya kelebihan jarak yang signifikan terhadap kita, mungkin tidak akan mudah membiarkan kita mendekat. Kita perlu mencari solusi untuk mengapit." Seru Song Qiying.
“Apa solusinya, cepat bilang!” Zeng Xinran terus berguling-guling. Serangan Jun Moxiao tidak pernah berhenti sejak awal, berbagai skill dari kelas Mage, Senjata Jarak Jauh, atau apapun yang memiliki jangkauan serang, semuanya digunakan. Karakter Rogue Zeng Xinran sebenarnya punya metode serangan jarak menengah, tapi justru dipaksa tetap berada di luar jangkauan.
“Bagi dua jalur untuk mengepung!” seru Song Qiying.
“Sial, Kukira ada metode hebat!” gerutu Zeng Xinran.
“Menyerbu bukan sekadar maju dari dua arah! Perhatikan kebiasaan serangan dan pola skill lawan, cari sudut serbu yang paling tepat!” Song Qiying membela diri.
“Banyak omongan! Mending langsung kasih tahu sudut serbunya di mana!” teriak Zeng Xinran.
“Aku kiri, kamu kanan.” kata Song Qiying.
“Lebih ambigu lagi kalau bisa!” protes Zeng Xinran.
“Pisah dulu, bergerak sesuai situasi!” teriak Song Qiying.
“Bukannya ini sama kayak rencanaku tadi?” gumam Zeng Xinran. Dua rookie itu akhirnya membagi arah - Long He Luo Ri sang Master Bela Diri dan Deliro si Rogue - mengapit dari kiri-kanan.
“Jarak! Perlebar lagi! Ratakan!” Song Qiying terus berteriak sambil menghindar. Kedua karakter mereka segera membentuk formasi segitiga sempurna dengan Jun Moxiao.
“Bagus! Rentetan tembakan sudah berkurang, lindungi aku sampai masuk jarak serang!” teriak Zeng Xinran.
“Dengan apa aku bisa memberimu perlindungan!” Song Qiying kesal, karakter Master Bela Dirinya memiliki jarak serang terpendek di antara 24 kelas. Perlindungan? Hal seperti ini sangat jarang terjadi pada kelas ini.
“Serang lebih agresif, tarik perhatiannya lebih banyak!” Zeng Xinran berkata.
“Menyuruhku jadi umpan, kamu memang hebat ya.” Song Qiying mengkritik, tapi Long He Luo Ri benar-benar mulai bergerak karena menurutnya logika Zeng Xinran ini termasuk keputusan yang masuk akal.
Baja Tulang Punggung!
Long He Luo Ri langsung mengaktifkan skill defensif tinggi ini, dilanjutkan dengan Cloud Body, menggeser badan maju dengan keras.
Ternyata, melihat Long He Luo Ri mulai serangan mendadak secara keras kepala, serangan Jun Moxiao ke sisi ini langsung menjadi lebih intens sambil mulai mundur diagonal untuk menjaga jarak.
“Kerja bagus!” Zeng Xinran merasakan tekanan berkurang drastis. Pujiannya disambut Deliro yang langsung dash maju mengambil momen emas.
Jaga kiri, atau kanan?
Ye Xiu terlihat terjebak dalam dilema. Meski Long He Luo Ri Song Qiying disebut sebagai pengalih perhatian, setiap langkahnya sangat mengancam. Jika tekanan serangan Jun Moxiao sedikit kendor, Song Qiying akan langsung menerobos masuk tanpa ragu. Master Bela Diri membutuhkan jarak tempel mutlak, atau kekuatan tempurnya tak bisa optimal.
Apa yang akan dilakukannya?
Song Qiying memantau ketat setiap gerakan Jun Moxiao.
“Perhatikan pertahankan sudut gerak!” Song Qiying berteriak. Dia menyadari Jun Moxiao yang berganti posisi vertikal ke belakang, hal ini sama dengan mempersempit sudut serang dari dua sisi kedua orang. Serangan terpusat akan menjadi lebih fleksibel, ini sama sekali tidak boleh dibiarkan terjadi.
“Kamu yang pertahankan!” Zeng Xinran menjawab dengan tegas.
Song Qiying terdiam, untuk hal seperti ini, satu orang khusus menjaga sudut sebenarnya masih bisa dilakukan. Tapi dibandingkan, tetap lebih fleksibel jika dua orang sama-sama mempertahankan postur ini! Zeng Xinran ini benar-benar nekat ingin menjadi pemain penyerang utama!
Dalam pertempuran, tak ada waktu untuk berdebat. Song Qiying terpaksa memikul semua pekerjaan kotor dan melelahkan yang tak diinginkan orang lain sendirian. Sambil bergerak lateral mempertahankan formasi tiga orang dalam satu garis, dia berusaha keras mendekat untuk memberi tekanan pada Jun Moxiao.
Serangan Jun Moxiao ke Long He Luo Ri semakin intens.
“Kesempatan!” teriak Song Qiying.
“Tak perlu kau ingatkan!” Delilo milik Zeng Xinran melancarkan Knee Strike Kuat, bukan untuk menyerang, tapi menggunakan skill mobilitas ini untuk menerobos masuk ke jarak serang dengan agresif.
“Aku datang!” Zeng Xinran berteriak keras.
“Jangan terburu-buru!!” Song Qiying langsung berteriak melihat situasi ini, tapi Delilo sudah terlanjur meluncurkan Knee Strike Kuat. Fase recovery frame skill tidak bisa dihentikan, apalagi Zeng Xinran sama sekali tidak menganggap serius perkataan Song Qiying.
Ini tidak benar!
Pengepungan dua arah terlihat sederhana, sebenarnya merupakan taktik kolaborasi yang sangat memperhatikan keseimbangan. Terutama karena karakter Song Qiying adalah Master Bela Diri yang membutuhkan jarak tempel nol untuk efektivitas serangan. Delilo yang menyerbu terlalu cepat akan merusak keseimbangan, berisiko tinggi terkena serangan balik keras dari lawan.
Song Qiying yang telah menganalisis situasi ini menyadari mustahil menghentikan Zeng Xinran. Ia terpaksa memaksa Long He Luo Ri maju secara nekat, namun...
"Belakang!!" teriak Song Qiying. Jun Moxiao menggunakan Jutsu Bunshin, tubuh aslinya menyelinap ke belakang Delilo. Zeng Xinran yang masih bingung malah bersemangat karena akhirnya berhasil merebut jarak serang, bersiap melempar bata ke arah Jun Moxiao. Mendengar teriakannya, baru sadar situasi buruk tapi sudah terlambat. Percikan darah menyembur dari leher Delilo saat Ye Xiu tanpa ampun memerintahkan Jun Moxiao menggunakan Cut Throat.
Benar! Inilah bentuk terpecah-pecah yang dimaksud!
Serbuan terlalu cepat Delilo memutus sambungan dengan Long He Luo Ri. Dalam jarak ini, Long He Luo Ri tak bisa melakukan manuver serangan apapun. Zeng Xinran praktis berhadapan satu lawan satu dengan Ye Xiu, dan langsung disergap dari belakang sehingga pasif total. Song Qiying hanya bisa menyaksikan tanpa bisa turun tangan, memerintahkan Long He Luo Ri bergerak cepat ke lokasi.
"Tapi... Akankah Ye Xiu membiarkan Jun Moxiao menunggu kedatangan Long He Luo Ri di tempat?"
Tentu tidak.
Dengan satu serangan Telapak Bunga Rontok, Delilo terpental ke arah Long He Luo Ri. Jun Moxiao memanfaatkan kesempatan ini untuk menjaga jarak sambil terus melancarkan serangan jarak jauh mengkiting dua lawan.
