Zhang Xinjie... Ikut arena pertandingan?
Ketika semua orang melihat Zhang Xinjie benar-benar memasuki kursi pertandingan, mereka terpaksa menerima fakta ini sepenuhnya. Tapi bagaimana dengan host live? Hingga saat ini masih terpaku, hanya bisa menatap kosong sambil lupa memperkenalkan pemain yang tampil dari Tim B. Menyebut nama ini dalam lineup arena pertandingan benar-benar terasa asing, bahkan lebih tidak biasa daripada saat Yang Cong menggunakan She Ming Yi Ji.
"Pemain ketiga Tim B di arena adalah... Zhang Xinjie?" Akhirnya host memberanikan diri mengumumkan, tapi intonasi terakhir masih bergetar. Dia tetap tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Seluruh arena membisu bagai kuburan sebelum akhirnya meledak dalam keriuhan. Seorang penonton di area penggemar setia Dominant Hero membulatkan mata seperti huruf "O", baru menutup mulutnya setelah lama ternganga. Keterkejutannya berbeda dengan pemain lain - saat melihat Zhang Xinjie tampil, kepalanya mendengung keras, teringat musim dingin dua tahun lalu di Honor District 10 ketika Jun Moxiao di depan dungeon rendah Hutan Embun Beku berkata padanya: "Jangan bawa Pastor".
Kini di panggung All-Star Game yang berkilauan bintang Glory, kalimat itu bergema tak henti di telinganya: "Jangan Pastor, Jangan Pastor, Jangan Pastor..." Bergulir terus seperti roda yang tak mau berhenti.
Dulu yang menerima perintah "Jangan Pastor" itu adalah dirinya. Pastor kesayangannya bernama Ye Weiyang.
Dan kali ini yang ditolak dengan "tolak Pastor" adalah Zhang Xinjie, dengan karakter Pastornya bernama Shi Buzhuan, Healer terbaik di seluruh Glory.
Ye Weiyang tiba-tiba merasa tidak ada penyesalan dalam hidupnya. Di arena All-Star Game, bahkan Wakil Kapten Zhang saja di-"tolak Pastor", masih perlu apa lagi yang dipusingkan?
Karakter loading selesai, Pastor Shi Buzhuan telah muncul di Arena Pertarungan, berhadapan dengan Ghostblade Gui Ke yang masih memiliki separuh HP.
Jika Pastor benar-benar PK, caranya hanya bertahan dengan kemampuan regenerasi superior, lalu menguras HP lawan menggunakan skill attack yang terbatas.
Di game online Glory, tak sedikit Pastor yang menggunakan metode ini untuk PK. Tapi skill pemain dan tingkat peralatan di game online sangat bervariasi - contohnya jika Zhang Xinjie main Arena di server biasa, tak ada yang meremehkan kekuatan Pastornya.
Namun jika skill dan equipment seimbang, Pastor pada akhirnya bukan kelas tempur yang mematikan. Ini terlihat dari misi tantangan Shen Zhi Lingyu di mana Pastor dan Guardian Angel memiliki perbedaan signifikan di satu agenda, jelas setting game Glory tidak memposisikan kedua kelas ini sebagai kelas ofensif kuat. Yang memaksakan pohon skill ke arah ofensif adalah non-mainstream, setidaknya tidak diakui di lingkup profesional. 24 tim esports, masing-masing memiliki Healer, tak satu pun yang non-mainstream seperti itu.
Shi Buzhuan milik Zhang Xinjie jelas bukan tipe demikian. Pemain super teliti ini tak pernah mengambil jalan pintas.
Pertandingan kali ini akan berlangsung seperti apa? Keriuhan saat ini belum mereda, tapi banyak orang sudah mulai penasaran.
Sementara di siaran televisi, suasana hening sejenak. Li Yibo benar-benar kesal! Prediksi sebelumnya tentang formasi kedua tim yang mengandalkan perbedaan ada-tidaknya healer, ternyata Tim B sengaja tidak menggunakan healer dan memasukkannya ke arena pertandingan. Musim ini, dia terus menerus diprovokasi hingga mencapai kondisi "tidak bahagia tanpa mempermalukan diri sendiri" yang histeris.
Komentator Pan Lin juga terdiam cukup lama, hingga kedua karakter di lapangan mulai bergerak, barulah dia mengeluarkan suara yang seperti diputar: "Mari kita saksikan pertandingan antara Wu Yuce dari Void... melawan Zhang Xinjie..."
Karakter bertemu, pertarungan dimulai.
Mereka yang berfantasi bahwa Zhang Xinjie punya jurus rahasia mematikan, cepat kecewa. Duel Pastor Zhang Xinjiemenggunakan metode umum di game online: pergerakan menjaga jarak, memanfaatkan celah untuk heal, serangan sporadis dengan skill menguras HP.
Banyak Pastor level tinggi di game online bisa membuat orang jengkel dengan cara ini. Bisakah Zhang Xinjie melakukannya?
Penonton awalnya datang dengan semangat dan ekspektasi tinggi, tapi perlahan suasana menjadi canggung. Dari segi konten, pertandingan ini benar-benar yang paling membosankan sepanjang sejarah, lebih membosankan dari semua pertandingan Weekend Bintang All-Star bahkan separuh musim ini.
Semua orang saat ini hanya punya satu pikiran: Jika pertandingan Glory benar-benar seperti ini, maka liga ini lebih baik jangan diadakan lagi.
Untungnya, tidak...
Melihat Zhang Xinjie mengoperasikan Shi Buzhuan dengan gerakan mekanis yang berulang, sesekali ritme-nya dirobek oleh Wu Yuce, tapi selalu berhasil mengambil kembali kendali dengan gigih, lalu mengulangi proses yang sama.
Sensasi kebaruan sudah hilang, rasa penasaran pun lenyap.
Pemain yang berpengalaman di game online sudah biasa melihat arena seperti ini. Hanya saja operasional Zhang Xinjie lebih presisi, sementara gempuran lawannya Wu Yuce lebih dahsyat.
Pastor dalam peran penyerang memang hanya memiliki beberapa pilihan terbatas. Bahkan Zhang Xinjie pun tak bisa membuat banyak variasi - tetap menggunakan logika paling umum di game online, lalu mengeksekusinya dengan teknik dan manuver level tinggi. Hasilnya saat berhadapan dengan lawan kuat adalah... pertandingan ini terlihat akan berlarut-larut tanpa akhir.
1 menit...
2 menit...
5 menit...
10 menit...
Zhang Xinjie masih terus mengoperasikan dengan metodis, menguras HP Ghostblade yang awalnya 52% perlahan-lahan. Setelah 10 menit penuh, berhasil mengurangi 11%, tersisa 41%.
Dalam 10 menit, HP Shi Buzhuan juga turun. Gaya bertarung seorang Pastor tidak bisa terlalu sembrono. Jika MP habis dengan mudah, tetap akan menjadi sasaran empuk. Namun di bawah serangan sengit Wu Yuce, Zhang Xinjie tidak memaksakan diri memulihkan HP sepenuhnya. Dia mempertahankan ritme tetap untuk menjaga keseimbangan situasi. Dalam 10 menit, HP Shi Buzhuan terkuras 20%...
Lalu semua orang melihat, HP Ghostblade yang turun 25% hanya kehilangan 11% secara relatif - bukankah ini juga konsumsi 20%? Dua orang ini benar-benar menciptakan keseimbangan sempurna yang hanya bisa ditentukan pemenangnya setelah pertarungan sampai akhir?
Jika mengikuti kecepatan konsumsi saat ini... bukankah ini membutuhkan 4×10 menit lagi?
Yang menyadari ini langsung pucat. Panitia dan siaran televisi mulai gelisah. Pertarungan 1v1 ini akan berlangsung 1 jam? Ini melampaui alokasi waktu! Bagaimana dengan pertandingan tim berikutnya?
Di satu sisi panik, di sisi lain panik, tapi kedua petarung di arena justru terlihat tenang.
Operasional Zhang Xinjie tetap metodis. Bagaimana dengan Wu Yuce? Dia adalah tipe pantang menyerah. Jika tidak, tidak akan ada duo Ghostblade Void seperti sekarang.
Keduanya benar-benar saling mengunci. Tapi keputusan pertarungan masih membutuhkan puluhan menit lagi dengan performa repetitif yang membosankan - sungguh sulit dipertahankan.
Bagaimana solusinya?
Pertama-tama, di lokasi terjadi klimaks gelombang orang ke toilet, lalu area merokok penuh sesak, suara riuh rendah dari segala penjuru semakin menjadi, obrolan terdengar di mana-mana, seluruh arena berkilauan seperti langit berbintang - pertanda tak terhitung ponsel mulai dinyalakan.
Dengan pertandingan tim sebagai penutup, para penonton akhirnya tidak tega pergi. Tapi pertandingan kali ini benar-benar tak bisa ditonton lagi.
"Kita tidak bisa membiarkan mereka terus berlama-lama seperti ini!" Panitia akhirnya mengambil keputusan. Keputusan itu segera disampaikan ke arena, wasit dengan sikap resmi mengintervensi pertandingan, lalu mengumumkan pembagian rata arena pertandingan tanpa babak tambahan - hasil seri! Jika harus ada babak penentuan sesuai aturan, kedua kapten tim akan mengisi HP lagi untuk duel - bukankah itu berarti kedua pemalas ini akan berhadapan lagi? Mutlak tidak boleh.
Wasit dengan semena-mena menghentikan pertandingan secara tidak wajar. Penonton di lokasi tertegun sejenak, lalu justru menyambut dengan tepuk tangan bergemuruh. Bukan untuk Zhang Xinjie, apalagi Wu Yuce - tepuk tangan ini dipersembahkan untuk wasit yang selama ini keberadaannya kurang terasa dalam pertandingan Glory. Saat ini, dialah orang paling dicintai di mata semua penonton.
Wu Yuce dan Zhang Xinjie pun harus menerima kenyataan ini. Saat keduanya keluar dari area pemain, penonton memberikan tepuk tangan dengan perasaan campur aduk - setidaknya untuk kesungguhan mereka, ketekunan mereka, dan sikap tenang mereka dalam menerima keputusan seri paksa ini.
Masa-masa membosankan telah berlalu, berikutnya adalah klimaks tertinggi dalam tiga hari terakhir. Kali ini, Tim B juga tidak memiliki Healer, tak diragukan lagi kedua tim akan menggelar serangan balasan yang ganas. Lihatlah pemain yang tersisa di pertandingan tim, benar-benar mengumpulkan attacker terhebat di Liga.
"Bisakah Li Zhidao menganalisis dan membandingkan kekuatan kedua tim untuk kami?" kata Pan Lin.
"Kedua tim terdiri dari pemain terhebat Liga, kemenangan siapa pun bukanlah kecelakaan. Tapi tidak adanya Healer adalah arena yang belum pernah terlihat sebelumnya, pertandingan tim hari ini akan menjadi pertarungan serangan balasan terhebat sepanjang Glory. Kedua tim ini telah mengumpulkan attacker terbaik Glory!" ujar Li Yibo.
"Anda benar," sahut Pan Lin. Keduanya terus mengobrol hingga di lapangan, para pemain pertandingan tim akhirnya berkumpul dan maju.
Tim A, starter: Zhou Zekai, Sun Xiang, Huang Shaotian, Yu Wenzhou, dan Tang Hao. Xiao Shiqin sebagai orang keenam.
Tim B, starter: Ye Xiu, Su Mucheng, Han Wenqing, Chu Yunxiu, dan Wang Jiexi. Yu Feng sebagai orang keenam.
Kedua belah pihak sedang melakukan persiapan terakhir sebelum pertempuran. Di Tim A terdapat dua master strategi, Yu Wenzhou dan Xiao Shiqin. Cara Xiao Shiqin memperlakukan Yu Wenzhou di liga sebelumnya membuat banyak orang tidak nyaman, namun melihat komunikasi langsung mereka sekarang, tampaknya tidak ada hambatan. Mereka terus-menerus berdiskusi, pandangan mereka sesekali menyapu ke arah Tim B. Setelah beberapa kali close-up kamera beralih ke Tim B, dapat disimpulkan bahwa pembahasan mereka kemungkinan besar tertuju pada Ye Xiu di Tim B.
Ye Xiu dari Tim B terlihat rileks. Sebagai sesama master strategi, dia tampaknya tidak memberikan strategi khusus kepada seluruh tim, hanya berbicara sesuatu dengan Han Wenqing di sampingnya.
"Saat pertempuran mulai, usahakan menjauh dariku. Aku khawatir seranganku akan secara tidak sadar menyapamu," kata Ye Xiu dengan serius kepada Han Wenqing.
