Xingxin kembali menaklukkan arena pertandingan. Dua kemenangan Fang Rui berturut-turut terlihat sangat rileks, bahkan sampai mengerikan. Setelah dua pertempuran, HP Hai Wu Liang yang terkuras hanya 17%!
Ini... ritme 1 vs 3!
Penonton live masih terkesima beberapa saat. Saat Lin Feng dari Howling keluar dari kursi pertandingan dengan menundukkan kepala menuju area pemain, mereka baru tersadar dan tiba-tiba meledakkan sorakan.
Masih ada 83% HP tersisa! Lagipula pemain inti legendaris Tim Typhoon Tang Hao sudah bertanding di pertandingan individual. Di arena kali ini, 1 vs 3 terlihat sangat mungkin!
Penonton serempak memandang ke area pemain Tim Typhoon. Siapa jagoan bertahan mereka?
Beberapa saat kemudian, kebisingan di stadion agak mereda. Jagoan bertahan Tim Typhoon telah berdiri - Liu Hao.
Liu Hao, pemain yang masuk ke kursi All-Star musim ini, popularitasnya juga cukup baik. Yang lebih penting, ini adalah Kota H. Setahun lalu, tempat ini masih menjadi kandang Liu Hao. Banyak penonton di tribun penonton pernah menyaksikan langsung pertandingannya di sini. Melihat Liu Hao tampil, semua orang terdiam sejenak. Rekan setim masa lalu yang kini menjadi lawan - ini adalah realita yang sering dihadapi pemain. Sementara objek dukungan masa lalu yang kini menjadi penghalang di depan - ini adalah situasi yang kerap dihadapi fans.
Emosi para fans juga menjadi sangat kompleks di saat seperti ini. Antisipasi terhadap konsep 1 vs 3 pun berkurang drastis untuk sementara. Kekejaman pertandingan pro memang kerap muncul tiba-tiba seperti ini untuk menggigit semua orang.
Liu Hao berjalan dengan langkah tegas menuju arena. Sepanjang jalan, ia melambaikan tangan dengan antusias ke arah penonton di lokasi. Sebagai pemain tim tamu, ini seharusnya menjadi perilaku yang tidak disukai. Namun Liu Hao jelas paham bahwa arena ini memiliki makna khusus baginya. Sikapnya justru berhasil memenangkan simpati banyak penonton. Untuk seorang pemain tim tamu, penonton kandang bahkan memberikan tepuk tangan.
Tapi perasaan Liu Hao sama sekali tidak sesantai yang ditampilkannya.
Dua anggota timnya sudah tereliminasi, namun hanya berhasil mengurangi 17% HP lawan. Howling ingin menang, artinya dia harus menyelesaikan prestasi 1 vs 3...
“Liu Hao tidak punya banyak fantasi. Baginya, ini sudah menjadi pertandingan arena yang mustahil dimenangkan oleh Howling. Tugas utamanya sekarang adalah mengalahkan Fang Rui, setidaknya mencegah aksi 1 vs 3 lawan. Kalau tidak, baik dirinya maupun Tim Typhoon akan mengalami malu yang luar biasa.”
“Tapi lawan ini masih memiliki 83% HP...”
Suasana hati Liu Hao cukup berat. Sikap santai yang dipaksakan langsung pudar saat masuk ke kursi pertandingan. Dengan waspada ia memeriksa kondisi perangkat keras seperti keyboard dan mouse, baru kemudian menggesek kartu akses untuk memulai pertandingan.
Ronde ketiga arena pertandingan dimulai. Xingxin tetap mengandalkan Fang Rui, sementara Howling sudah mengerahkan pemain ketiga sebagai penjaga arena terakhir.
“Di level ini, kalau tidak 1 vs 3, semua pasti akan sangat kecewa!” Begitu pertandingan dimulai, Fang Rui langsung menyatakan sikapnya secara terbuka di channel.
“Hehe, ide bagus!” balas Liu Hao.
“Tapi kamu lebih parah. Sepertinya kamu HARUS 1 vs 3 untuk memenangkan arena kali ini?” kata Fang Rui.
Liu Hao langsung tercekat. Baru saja ia berencana menggunakan retorika untuk mengalihkan perhatian penonton ke pertanyaan "Bisakah Fang Rui 1 vs 3?", sehingga jika berhasil mencegahnya, ia akan terlihat sebagai pemenang. Meskipun arena Howling kalah, publik akan menyalahkan dua pemain sebelumnya yang kurang keren, sementara dirinya yang mencegah 1 vs 3 akan dianggap pahlawan.
Siapa sangka Fang Rui begitu bibir cepat, langsung menyingkap kebenaran sulit yang sedang dihadapinya.
Hanya mengalahkan Fang Rui? Jauh dari cukup. Saat ini, dialah yang benar-benar memikul tanggung jawab 1 vs 3. Upaya Liu Hao memutar sudut pandang penonton bahkan belum sempat dilaksanakan sudah dihancurkan Fang Rui.
"Gimana nih, 1 vs 3, ada yakin? Ngomong-ngomong, aku justru lebih yakin wah!" Ombrol Fang Rui terus mengalir. Alih-alih mengalihkan perhatian, Liu Hao malah dibuat terjerat dalam pusaran isu 1 vs 3 oleh Fang Rui. Yakin? Tentu! Dengan 83% HP melawan 100%, pemain mana pun di level ini pasti semangat membara. Tapi Liu Hao? 100% HP vs 280%? Hampir putus asa.
"1 vs 3? Takkan bisa!" Liu Hao terpaksa ngotot mempertahankan identitasnya sebagai sniper 1 vs 3, bukan pelaksana.
"Hehe, kamu yang takkan bisa! Atau jangan-jangan... kamu bahkan tak punya niat? Kalau begitu, buang waktu saja, langsung GG deh!" seru Fang Rui.
Sindiran sampai level ini benar-benar seperti menusuk tulang punggung Liu Hao. Di kandang Xingxin, ada banyak fans setia Howling yang ikut mendukung tim tamu. Ejekan seperti ini membuat para penggemar setia sama sekali tidak bisa menahan diri. Dalam posisi seperti ini, mereka bisa memahami kekalahan Liu Hao, namun di lubuk hati semua orang masih mengharapkan secercah keajaiban. Saat difitnah seperti ini oleh Fang Rui, fans Howling langsung meledak. Mereka berharap wakil kapten Liu Hao yang sangat mereka andalkan di musim ini bisa membawa kehormatan dengan melakukan 1 vs 3 di kandang Xingxin, mempermalukan lawan dengan keras.
"1 vs 3!!!" Fans setia Tim Typhoon berkobar-kobar, bersorak bersama memberikan semangat kepada wakil kapten mereka. Untuk sesaat tercipta harmoni dengan teriakan "1 vs 3" dari fans Xingxin. Namun gelombang dukungan fans Howling jelas lebih dahsyat, mereka sangat haus akan pembalasan malu. Tapi teriakan provokasi ini membuat fans Xingxin tidak bisa diam lagi. Sudah segini masih mau 1 vs 3? Terlalu congkak! Maka teriakan "1 vs 3" dari kubu Xingxin mencapai klimaks baru, menerjang fans setia tim tamu. Jumlah personel yang lebih banyak akhirnya berhasil menekan suara fans tamu. Meski demikian, fans Howling tetap pantang menyerah, meski suara mereka tertutup, teriakan semangat mereka terus bergema.
Ini adalah bentuk kepercayaan dan antisipasi yang luar biasa terhadap Howling dan Liu Hao!
"Liu Hao yang duduk di kursi pertandingan tidak tahu. Seandainya tahu, mungkin dia tidak akan tersentuh, malah ingin menangis karena tekanan impulsif fans ini."
"1 vs 3? Semua tolong berpikir rasional! Kondisi seperti ini mana mungkin 1 vs 3? Karakter pertama lawan masih memiliki 83% HP!"
Liu Hao tidak tahu, jadi belum memikirkan banyak hal. Dia hanya berencana melakukan knockdown pada Fang Rui, setidaknya menghentikan upaya 1 vs 3 Xingxin. Setelah itu, pasti akan dimengerti fans. Dia sama sekali tidak sadar bahwa omong kosong Fang Rui telah membuat fans Howling menuntut standar gila padanya.
Dua karakter perlahan saling mendekati sambil terus berdebat. Fang Rui tetap menggunakan taktik kecerdikan, posisi Hai Wu Liang masih tersembunyi. Liu Hao yang telah menonton dua pertandingan, berhasil mengidentifikasi beberapa titik kunci pemanfaatan map oleh Fang Rui. Kali ini dia khusus memperhatikan positioning karakter, pemilihan posisi cukup tepat. Untuk sementara meski belum menemukan Hai Wu Liang, Fang Rui juga tidak mendapat kesempatan serang yang baik. Keduanya dalam kondisi deadlock.
"Kenapa masih belum bertindak? Tidak menemukan celah? Hati-hati kena penalty kalau terus begini!" Liu Hao mulai melancarkan gempuran omong kosong.
"Di belakangmu lho!" kata Fang Rui.
"Hehe." Liu Hao tidak sekekanak itu.
"Beneran di belakangmu lho!" Fang Rui bersikeras.
“……”
"Di belakangmu lho!"
"Di belakangmu lho!"
Tiba-tiba Fang Rui berubah menjadi Huang Shaotian, terus-menerus membanjiri layar dengan kalimat yang sama. Liu Hao sangat kesal, tapi semakin kesal semakin tidak berani memutar kamera karakternya. Semakin Fang Rui berteriak seperti ini, semakin Liu Hao merasa semua area selain belakang BOSS adalah krisis. Liu Hao menggerakkan karakternya dengan hati-hati sambil mengamati sekeliling - tak ada bayangan Hai Wu Liang, hanya spam chat dari karakter tersebut.
"Di belakangmu wah!"
"Di belakangmu wah!"
Liu Hao mulai merasa gugup.
Si pemalas ini, terus-menerus menggunakan metode seperti ini. Jangan-jangan dia benar-benar ingin menyergap dari belakang, tapi sengaja membuatku takut untuk memantau area belakang?
Cepat lihat! Sekilas saja, harusnya tidak masalah!
Setelah memastikan area depan dan samping, Liu Hao tiba-tiba melemparkan mouse-nya. Kamera berputar cepat, menyapu pemandangan belakang. Tak ada Hai Wu Liang. Baru saja lega, kamera sudah kembali ke posisi semula.
Qì Guàn Cháng Hóng!
Hai Wu Liang justru bertindak di belakang karakter Liu Hao saat itu. Gerakan tipuan secepat itu - bagaimana mungkin bisa terlihat semua sudut perlindungan belakang dalam sekali lihat? Fang Rui memanfaatkan momen kendur setelah Liu Hao melirik sekilas itu, meluncurkan Qì Guàn Cháng Hóng yang sudah di-charge lama!
Energi pikiran tak bersuara, tapi Qì Guàn Cháng Hóng yang terisi penuh membuat karakter dash ke depan. Suara benturan dan sobekan udara tiba-tiba meledak.
Liu Hao sudah tahu ada yang salah saat mendengar suara. Kali ini, bahkan tak sempat memutar kamera, langsung menyuruh karakternya berguling menghindar. Perubahaan emosinya dari tegang ke rileks, lalu tiba-tiba tegang lagi, membuat operasionalnya tersendat. Momen inilah yang dimanfaatkan Fang Rui. Dengan kekuatan Qi Gong yang dahsyat, Hai Wu Liang bersama energi pikirannya menghantam Soulblade yang sedang berguling. Karakter Liu Hao, An Wu Tian Ri, terkena serangan ini tepat sasaran.
Serangan Ahli Tenaga Dalam ini akhirnya berhasil membuat lawan berdarah!
Percikan merah menyembur dari mulut An Wu Tian Ri, biasanya pertanda luka dalam parah. Tapi serangan belum berhenti. Setelah combo skill Jie Mai dan skill besar Fang Rui yang dikuasainya dengan baik, kelebihan 17% HP An Wu Tian Ri dibanding Hai Wu Liang langsung lenyap.
Sorakan fans Xingxin di lokasi langsung meledak ke klimaks.
Sehebat apa pun semangat fans, tetap perlu koordinasi dengan pemain di lapangan. Hanya kinerja gemilang yang bisa menjadi katalis semangat mereka. Fang Rui dengan teguh terus mengejar target 1 vs 3. Bagaimana dengan Liu Hao? Semua orang melihat bagaimana dia dikendalikan seperti boneka oleh omong kosong Fang Rui. Tidak banyak memprovokasi, mungkin karena Liu Hao punya hubungan khusus dengan arena ini.
Meski fans masih ingat kenangan lama, Fang Rui terus menggempur dengan omongan sampahnya.
"Sudah kubilang berkali-kali di belakangmu, kenapa tidak percaya? Berapa kali lagi harus kukatakan? Kasih angka pasti!" Fang Rui terus memperkaya konten channel publik.
