Tim Typhoon kalah.
Kekalahan yang sangat telak.
Meskipun pertandingan tim mereka selalu bersikap takut lawan kuat, di pertandingan individual performa Tim Typhoon cukup baik. Melawan Lun Hui dapat 2 poin, Dominant Hero 4 poin, Blue Rain 3 poin. Kecuali sedikit lemah saat melawan Lun Hui, Tim Typhoon bahkan unggul dalam pertandingan individual melawan Dominant Hero dan Blue Rain.
Tapi bagaimana dengan pertandingan tim? Tim yang kurang strategis terlihat sangat rentan di hadapan lawan kuat. Pertandingan tim jelas tidak bisa dimenangkan hanya dengan semangat dan emosi. Dan kali ini, mereka bahkan gagal meraih kemenangan di pertandingan single player sekalipun.
0-10, Howling kalah total. Di tengah teriakan histeris dan tawa fans Xingxin, enam pemain yang berpartisipasi dalam pertandingan tim bagikan bendera lambang tim mereka yang kini tak lagi berkibar.
Kekalahan telak seperti ini adalah pertama kalinya bagi Howling di musim ini, atau bahkan selama bertahun-tahun tanpa catatan nol poin. Kapan terakhir kali Tim Typhoon disapu bersih sebegitu total? Para anggota Tim Howling tampak kebingungan! Masa keanggotaan mereka yang singkat membuat sejarah klub ini mungkin tak pernah mereka perhatikan. Mereka yang membenci dan meninggalkan aliran licik Howling selama bertahun-tahun, mungkin sama sekali tak peduli dengan tradisi dan masa lalu tim ini.
Para anggota Xingxin turun arena diiringi sorak-sorai. 10-0, skor sempurna lagi. Mengalahkan tim kuat seperti Howling dengan 10-0 tentu lebih membanggakan. Performa gemilang dari awal hingga akhir: Ye Xiu meng-counter Tang Hao, Fang Rui mencetak rekor 1 vs 3, hingga kemenangan mudah di pertandingan tim. Saat fans setia Howling mulai meragukan tim mereka, keyakinan fans Xingxin justru membumbung tinggi.
Dalam konferensi pers berikutnya, bahkan Liu Hao pun tak punya motivasi untuk menjilat media. Di tengah hujan pertanyaan kritis, setelah mengucapkan beberapa kalimat formal tanpa makna ala pihak resmi, Howling langsung mengakhiri sesi jumpa pers mereka. Kemudian giliran pemain Xingxin naik panggung, Fang Rui langsung dikerubungi. Sejarah tercipta! 1 vs 3 melawan mantan timnya, ini pasti jadi topik panas! Para wartawan yang sudah menyiapkan segudang pertanyaan sejak arena pertandingan berakhir, kini melemparkannya dengan gagah. Anggota Xingxin lainnya dalam sesi ini benar-benar transparan.
Babak ke-18 telah usai. Kemenangan telak Xingxin atas Howling jelas menjadi sorotan terbesar, sementara Lun Hui yang terus bersaing dengan mereka di rekor 10-0, kali ini kalah tipis dari Xingxin. Di kandang melawan Thunderclap, Lun Hui kehilangan satu pertandingan individual dan akhirnya menang 9-1. Pertandingan yang disiarkan televisi di babak ini akhirnya tidak meninggalkan penyesalan bagi tim siaran. Ini benar-benar laga yang gemilang, terutama di pertandingan tim besar penutup.
Dari segi pemain dan karakter, kedua tim benar-benar memiliki kesenjangan yang sangat mencolok. Terutama ketika seorang wartawan menjumlahkan langsung nilai pemain dan karakter dari formasi tim kedua tim, daya yang ditunjukkan data tersebut semakin membuat orang merasa ini benar-benar pertandingan "telur menabrak batu". Hasilnya, kedua tim bertarung sengit selama 33 menit dalam pertandingan tim - hal yang sangat langka bagi Lun Hui sebagai tim serangan kuat, membuktikan betapa hebat tekanan sniper yang mereka hadapi.
Thunderclap menggunakan formasi yang terlihat sangat murah dibandingkan nilai tim lawan, menggelar pertarungan hemat melawan Lun Hui yang serba dihitung detail.
Lun Hui akhirnya menang dengan susah payah. Bahkan beberapa orang berpikir selama pertandingan: Untung ini kandang Lun Hui, kalau di kandang Thunderclap, mungkin rekor tak terkalahkan tim besar Lun Hui benar-benar akan pecah. Strategi kemenangan terakhir yang digunakan Lun Hui ternyata sama persis dengan yang dipakai Xingxin saat mengalahkan Thunderclap di babak ke-16.
Sun Xiang dari Lun Hui akhirnya menerobos berbagai hambatan, menunjukkan performa di atas level biasa untuk menahan Xiao Shiqin. Meski Yizhiyeqiu-nya tidak bisa menghujani serangan secepat Loner Jun Moxieux, skill menyerang anggota Lun Hui lainnya masih lebih unggul dibanding Tim Xingxin. Lun Hui akhirnya memanfaatkan satu kesempatan ini untuk menghancurkan strategi Thunderclap.
Ini adalah penghancuran kekerasan terhadap keanggunan. Banyak yang menyesali nasib Thunderclap. Setelah kehancuran ini, topik pembukaan voice chat kembali mencuat. Kali ini, Thunderclap yang pernah diuntungkan oleh aturan ini, setelah dua kali menjadi korban, akhirnya bersama Blue Rain menjadi korban yang memprihatinkan.
Kali ini suara penentang larangan voice chat terdengar jelas dan tegas: Aturan sedang mencekik perkembangan Glory.
Ketika eksekusi strategi dihancurkan secara brutal seperti ini, bisa dibayangkan, siapa yang mau melakukan penelitian strategi rumit di masa depan? Karena hasil penelitian pun tidak akan berguna. Setelah beberapa tim berturut-turut menggunakan metode tempur seperti ini, para pemimpin tim strategis di masa depan mungkin akan mengalami berbagai pengalihan dan tekanan, dengan tujuan semata-mata agar mereka tidak sempat mengetik.
Ini adalah pembasmian terhadap strategi Glory. Jika terus berlanjut, yang kita lihat hanyalah perlawanan kecepatan tangan yang brutal. Budaya Glory tidak boleh hanya sebatas ini!
Para penentang mengeluarkan seruan yang menggema, semua pihak kali ini lebih memperhatikan dibanding sebelumnya.
Tim Thunderclap awalnya adalah penerima manfaat aturan ini, kemudian dua kali menjadi korban. Mereka juga jelas merupakan tim yang memainkan peran strategi hingga puncaknya. Sebelum musim ini, Thunderclap memang sudah seperti ini, tapi saat itu performa mereka tidak sehebat sekarang. Siapa sangka setelah Xiao Shiqin ikut Tantangan Rookie, seolah-olah dia dilapisi emas.
Meski dikalahkan Xingxin di babak ke-16, hal itu tampaknya sama sekali tidak menggoyahkan keyakinannya. Melawan Lun Hui, lawan kuat yang luar biasa ini, Xiao Shiqin kembali mempersiapkan dengan matang, tetap yakin Tim Thunderclap mampu mengalahkan lawan apapun.
Keseriusan ini benar-benar menyentuh banyak orang, popularitas Xiao Shiqin juga melonjak drastis musim ini. Membawa sekelompok pemain biasa yang hampir tak dikenal dibandingkan tim-tim elite klub besar, namun meraih prestasi gemilang seperti ini - hal yang belum pernah terjadi dalam sejarah Liga. Xingxin yang dijuluki tim akar rumput, faktanya memiliki tiga pemain level All-Star, dua karakter All-Star, plus satu monster jahat Loner yang membuat seluruh liga canggung. Sudah lama tak ada yang menganggap Xingxin sebagai tim akar rumput lagi.
Meski Thunderclap tetap kalah dari Lun Hui, kekalahan ini membawa daya yang cukup besar. Denounce terhadap aturan voice chat semakin gencar, bahkan banyak yang menuntut agar tidak menunggu sampai musim depan untuk mengubah aturan - hal semacam ini harus segera diubah begitu bisa.
Liga tentu tidak bisa benar-benar diubah begitu saja. Masalah yang telah diteliti sejak sebelumnya, karena tekanan opini publik yang semakin besar, kembali didiskusikan secara intensif. Setelah pertandingan babak ke-18, klasemen poin mengalami beberapa perubahan. Dominasi kuat Lun Hui tetap tak tergoyakan, sementara Xingxin yang menghancurkan Howling naik ke peringkat 5 dengan poin setara Tim Dominant Hero. Tim Dominant Hero yang bertanding di kandang sendiri justru kalah 2-8 dari Hundred Blossoms. Karena Zhang Jiale, muncul konflik rumit antara kedua tim ini. Kemenangan tandang Hundred Blossoms ini membuat fans mereka yang ikut datang ke markas lawan mengangkat kepala dengan bangga. Namun fans Dominant Hero dikenal berdarah pejuang, hampir terjadi keributan di arena pertandingan saat itu. Meski dipicu provokasi berlebihan dari fans Hundred Blossoms, perselisihan seperti ini biasanya menjadi tanggung jawab pihak tuan rumah.
Untungnya tidak ada yang terluka, Liga hanya memberikan peringatan serius kepada Dominant Hero. Tim Dominant Hero yang kesal melihat peringkatnya turun ke posisi 4 di klasemen dengan total 127 poin setelah kekalahan ini, sama seperti Tim Xingxin.
Blue Rain dan Micro Grass masing-masing berhasil mengalahkan lawannya, saat ini menempati peringkat 2 dan 3.
Di sisi Blue Rain, sebelumnya sempat mendapat banyak kekhawatiran karena kehilangan poin secara berturut-turut dari lawan yang tidak terlalu kuat. Namun akhir-akhir ini terlihat bahwa penurunan performa Tim Blue Rain hanyalah sementara. Setelah melakukan penyesuaian, hasil mereka langsung menunjukkan peningkatan dan dalam beberapa pertandingan berhasil merangsek ke posisi kedua klasemen poin. Sementara Tim Micrograss terus mempertahankan kemenangan megah yang tak terkalahkan di arena pertarungan. Pada babak ini mereka hanya kalah satu pertandingan individual saat melawan Yan Yu, meraih kemenangan telak 9-1.
Posisi Tim Yan Yu semakin memburuk dengan 87 poin, tertinggal 21 poin dari zona playoff. Di belakang mereka, Tim Shenqi dengan 83 poin hampir menyusul. Tim baru Shenqi ini tampak semakin menunjukkan peningkatan. Jika Yan Yu masih memiliki harapan untuk daya playoff, maka Shenqi yang hanya terpaut 4 poin juga sepertinya memiliki kesempatan yang sama.
Hal ini sangat terkait dengan perubahan mentalitas tiga mantan pemain Jia Shi di Tim Shenqi.
Ketiganya awalnya sangat frustasi dengan kemerosotan klub sebelumnya dan berharap cepat mendapat tempat baru. Mereka berjuang keras, meskipun motif sebenarnya - apakah untuk tim atau diri sendiri - masih dipertanyakan. Namun kerja keras mereka justru membuahkan hasil yang tak terduga bagi Shenqi. Pujian dari berbagai pihak pun berdatangan, membuat mereka sangat gembira.
Mereka berasal dari klub elite, namun di sana mereka hanya figuran. Saat tim meraih prestasi, jarang sekali itu karena mereka. Tapi sekarang, di Tim Shenqi ini, ketiganya perlahan merasakan sensasi nyata sebagai pengambil kendali. Prestasi tim adalah hasil jerih payah mereka sendiri; sorak-sorai fans adalah persembahan tulus untuk mereka. Kebahagiaan ini membuat mereka semakin merasa puas. Ambisi berlebihan yang terbentuk selama bergantung di klub elite, perlahan mulai diredam. Komunikasi diam-diam mereka semakin menunjukkan pengakuan: berada di Tim Shenqi ternyata cukup baik.
Ketiganya mulai berjuang bukan hanya untuk diri sendiri, tapi demi tim. Hasilnya performa tim baru ini semakin stabil. Kini musim hampir setengah jalan, mereka bahkan menempati peringkat ke-12.
Andaikan bukan karena Xingxin yang menyedot semua perhatian, Tim Shenqi benar-benar akan membuktikan namanya sebagai tim baru paling legendaris dalam sejarah Glory.
Namun bahkan dalam situasi sekarang pun, Shenqi sudah tidak bisa lagi diabaikan orang.
18 babak berlalu. Media ramai memberitakan situasi liga dan topik panas pasca babak ini. Tapi dua hari setelah babak ini berakhir, sebuah kabar mengejutkan menghiasi headline seluruh portal berita.
Tim Typhoon menawar 15 juta yuan ke Tim Dominant Hero untuk membeli Zhang Xinjie!
