Para penonton saling pandang bingung.
Seperti analisa Lv Buoyuan, justru karena skill-nya terlalu tinggi, dia terkena Knee Strike Kuat itu. Jika lawannya pemain biasa, lemparan Nage Waza itu pasti sudah menjatuhkan Baozi Invasion.
Penonton jelas adalah pemain biasa, sehingga mereka benar-benar bingung melihat gerakan Cloudy Mountain yang merendahkan postur, sedikit mendongak, dan mengangkat kedua lengan seperti menyerah. Saat Lv Buoyuan dalam hati mengumpat marah pada ulah tak terduga Baozi, tanpa disadari semua penonton justru heran dengan ulah aneh yang dilakukan Lv Buoyuan sendiri.
Hingga saat ini, Lv Buoyuan yang biasanya tidak banyak bicara saat bertanding justru berteriak-teriak di channel, kalimat seperti "Kamu gila ya" yang terlalu berlebihan ini sebenarnya bisa dianggap sebagai serangan pribadi?
Lv Buoyuan saat ini benar-benar kehilangan kendali!
Bukan hanya penonton yang berpikir demikian, bahkan komentator Pan Lin dalam siaran televisi pun berkomentar seperti ini. Sungguh tidak sesuai dengan gaya permainan khas Lv Buoyuan selama ini.
"Tenanglah!" Hasilnya tak disangka-sangka, di arena pertandingan lawan Lv Buoyuan yaitu Baozi justru berkomentar di channel untuk menegurnya.
"Jangan panik seperti itu, tidak pantas!" Satu kalimat belum selesai sudah muncul lagi, kritikan semacam ini entah dari mana Baozi belajar atau meniru siapa.
“Sialan!” Lv Buoyuan berteriak, si pemalas ini tiba-tiba mulai memarahi dirinya sendiri! Kita semua lawan, tahu? Apa urusannya dengan kepanikanku! Lagipula kapan aku panik?
Baozi sambil memarahi orang, operasional belum berhenti. Bata tidak kena, lalu melemparkan pasir ke arahnya.
Lv Buoyuan merasa sedikit tidak tenang, tapi sebenarnya tidak panik. Cloudy Mountain menghindari serangan dengan baik. Setelah Sand Toss, Baozi Invasion semakin mendekat. Tapi Cloudy Mountain milik Lv Buoyuan bukanlah kelas jarak jauh, justru menginginkan lawan berada dekat. Saat Baozi Invasion mendekat, dia tentu tidak menghindar, hanya mengawasi gerakan lawan. Lv Buoyuan kini tak ingin lagi mengambil inisiatif. Dia bersiap kembali ke strategi Yudo yang sebenarnya - menunggu inisiatif lawan, mengamati dulu apa yang direncanakan si pemalas ini.
Dalam ritme yang sengaja diperlambat Lv Buoyuan, Baozi Invasion akhirnya menyerbu hingga di depan Cloudy Mountain.
Brick Strike!
Lv Buoyuan hampir menangis.
Benarkah skill ini digunakan begitu cooldown-nya selesai seperti rumor yang beredar?
Sejujurnya menghitung ritme ini cukup menyebalkan. Meski Brick Strike bukan skill low-tier, levelnya juga tidak tinggi. Skill ini bisa dipelajari Rogue tak lama setelah beralih kelas, dengan cooldown pendek. Dengan frekuensi penggunaan ekstrim ala Baozi, menghitung cooldown skill ini berulang-ulang benar-benar mengganggu konsentrasi.
Mungkin inilah maksud sebenarnya di balik penggunaan skill ini secara berlebihan oleh si pemalas?
Skill Brick Strike memang damage-nya kecil, tapi karena berpotensi memberikan efek crowd control, lawan harus tetap waspada. Dengan penggunaan terus-menerus oleh Baozi, lawan dipaksa terus bertahan, sangat mengganggu fokus. Ditambah lagi si pemalas ini sering menggunakannya sembarangan, tiba-tiba melempar dari sudut tak terduga, benar-benar sulit diantisipasi!
Lv Buoyuan mulai tersadar, merasa sepertinya sudah memahami alur pertempuran lawan.
Tapi penggunaan Brick Strike secara serampangan ini, selain mengganggu perhatian lawan, juga mengacaukan ritme serangannya sendiri! Lagipula penggunaan skill harus memilih momen yang tepat. Kadang jelas skill lain lebih efektif, tapi Baozi malah pakai Brick Strike semua, rasanya seperti kerugian!
Baru saja merasa mulai paham, saat Lv Buoyuan merenungkan lebih detail, dia menemukan ketidaklogisan lagi.
Lv Buoyuan dengan naif terjebak dalam kesalahan analisis: mencoba memahami logika pertempuran Baozi dan memberi penjelasan teoritis. Padahal bahkan Ye Xiu yang sudah dua tahun berinteraksi dengan Baozi pun belum bisa memecahkan teka-teki ini.
Soal alasan suka pakai Brick Strike, Ye Xiu bisa kasih jawaban: Bata mudah didapat, tidak mencolok, setelah dipakai bisa langsung dibuang untuk menghilangkan bukti...
Lv Buoyuan yang mencoba menjelaskan ini dengan teori Glory malah semakin tersesat dan ragu. Strategi "menunggu inisiatif lawan" memang taktik Yudo yang valid, tapi membutuhkan pertimbangan akurat, keputusan tegas, refleks cepat, dan ketepatan tangan.
Tapi sekarang yang coba dipecahkan Lv Buoyuan adalah Baozi - misteri yang belum terungkap oleh Ye Xiu selama dua tahun.
Akhirnya dia pun kalah.
"Bingung-bingung, tiba-tiba kalah begitu saja." Hingga karakter Cloudy Mountain tumbang, Lv Buoyuan baru keluar dari mode analisisnya terhadap Baozi.
Bisa saja kalah?
Lv Buoyuan heran, ilusi waktu yang masih panjang dan HP yang masih banyak tiba-tiba sirna. Proses menganalisis gaya bermain Baozi benar-benar seperti lubang tanpa dasar yang membuatnya lupa segalanya.
Saat keluar dari area pemain, Lv Buoyuan masih menggaruk-garuk kepala. Sepanjang jalan ke arena, matanya tak lepas dari replay di layar besar. Baru setelah kembali ke area pemain Lun Hui, ia menepuk dahinya: "Sial, orang idiot!"
Awalnya kan mau main ofensif dan aktif, tidak memberi kesempatan lawan aneh ini mengacak-acak strategi. Kok malah terlena meneliti pola permainan lawan?
"Kurang tegas!" Lv Buoyuan menyesal berat.
"Entah kenapa, tiba-tiba merasa harus mengamati lebih detail," ujarnya.
"Alhasil malah kalah karena terlalu asyik mengamati?" seloroh Wu Qi.
"Begitulah." Lv Buoyuan mengangguk.
"Skor sudah 3-0 lho!" Jiang Botao mengingatkan tim. Fans Xingxin di lokasi live melompat-lompat histeris meneriakkan "10-0". Sementara fans Lun Hui yang ikut datang mulai murung. Kekalahan total di pertandingan individual benar-benar menghancurkan semangat pasukan.
“Apa kalian benar-benar serius bertarung?” Du Ming bertanya kepada trio yang bertanding di babak individual.
Ketiganya saling pandang bingung.
“Ini pertandingan, wajar ada yang kalah,” pemain Pastor Fang Minghua menghibur semua.
“Kita rebut dua poin di arena!” Sun Xiang bangkit berdiri. Dia akan menjadi pembuka babak arena untuk tim Lun Hui.
“Semangat!” rekan setimnya serentak memberi dukungan.
“1 vs 3,” seseorang berkomentar.
“Jangan-jangan, aku ingin maju, aku ingin duel dengan nonak dari Xingxin itu,” Du Ming buru-buru mengajukan diri.
“Mau balas dendam?” semua orang tertawa. Mereka masih ingat pertarungan Du Ming dan Tang Rou di Weekend Bintang All-Star dulu. Saat itu Tang Rou bahkan belum menjadi atlet profesional, hanya pemula Glory. Namun kegigihannya yang tak kenal menyerah meninggalkan kesan mendalam. Du Ming kehilangan muka besar-besaran saat itu - dipermalukan Tang Rou lalu dihajar habisan oleh Ye Xiu, membuatnya frustasi berbulan-bulan.
“Aku ingat Ye Xiu juga duel denganmu waktu itu, kenapa tidak sekalian balas dendam padanya?” seorang rekan segera menyodorkan pertanyaan ini.
“Bukan dendam, cuma ingin bertarung lagi saja,” bantah Du Ming.
“Karena nonaknya cantik ya?” Wu Qi memangkunya sambil tertawa, “Memang benar sangat cantik.”
“Gosok-gosok!” Du Ming mendorongnya pergi.
Tertinggal 0-3, atmosfer di Lun Hui masih terlihat begitu natural. Hampir tidak ada yang marah-marah melompat sambil berteriak "pertandingan selanjutnya harus menang" atau slogan sejenis. Namun di mata para pemain yang akan tampil berikutnya, keteguhan itu tidak berkurang sama sekali.
Di siaran langsung televisi, Pan Lin sedang menganalisis formasi yang mungkin digunakan kedua tim di arena pertandingan. Li Yibo saat ini merasa seperti baru terbangun dari mimpi panjang. Ia terkejut menyadari bahwa selama pertandingan individual babak ketiga yang baru saja berakhir, dirinya sama sekali tidak berbicara dari awal sampai akhir. Beberapa kali ketika Pan Lin melemparkan topik padanya, ia hanya mengangguk-angguk dan bergumam. Dengan kehati-hatian seperti ini, ternyata sampai pertandingan berakhir pun ia sama sekali tidak memberikan analisis.
Harus mencatat keberadaan! Li Yibo yang kini tersadar, mendengarkan analisis formasi dari Pan Lin di sebelahnya, mencari celah lalu segera menyelak.
"Benar!" Li Yibo membuka topik mengambil alih pembicaraan Pan Lin, "Arena pertandingan Lun Hui selalu mengandalkan Sun Xiang dan Zhou Zekai yang menekan formasi lawan di posisi depan-belakang, ditambah satu pemain sistem shift di tengah. Di pihak Xingxin, Fang Rui yang membuka dan Tang Rou yang mengakhiri juga merupakan pola permainan tetap mereka. Dari segi posisi penghadangan frontal, Lun Hui memiliki kelebihan. Sedangkan kelebihan di arena pertandingan bisa saling melengkapi, menurutku mungkinkah Xingxin akan melakukan beberapa perubahan penyesuaian strategi untuk menghadapi formasi Lun Hui ini? Dari pihak Xingxin..."
"Pemain Xingxin sudah tampil!" Tiba-tiba Pan Lin berteriak.
"Ah, benar, ini... Fang Rui..." Suara Li Yibo terdengar kehilangan tenaga saat mengumumkan nama. Baru saja dia menyebutkan kemungkinan perubahan formasi Xingxin, eh tim malah tampil dengan formasi tetap. Li Yibo kesal! Sekarang mana berani dia berkomentar pasti tentang strategi Xingxin. Tadinya cuma mau bahas kemungkinan, lalu tekankan pola formasi mereka yang konsisten. Eh baru ngomong separuh, pemain Xingxin udah langsung turun ke arena! Padahal kan ada jeda antara pertandingan individual dan arena, ngapain buru-buru banget turun? Nih maksudnya ngejailin gue ya? Li Yibo hampir nangis.
"Hmm, Fang Rui dari Tim Xingxin sudah berjalan menuju arena lebih awal. Lihat di sisi Lun Hui, oh pemain Lun Hui juga tampil dengan tegas, yaitu Sun Xiang. Kedua tim tidak mengubah formasi andalan mereka," komentar Pan Lin.
"Emm, sepanjang pertandingan ini mulai dari babak individual sampai arena, kedua tim tidak banyak melakukan penyesuaian strategi spesifik terhadap lawan. Terlihat mental kedua tim cukup tenang, memperlakukan ini seperti pertandingan biasa tanpa perlakuan khusus karena lawan tertentu," Li Yibo terpaksa berkomentar demikian.
"Tapi sekarang Lun Hui sudah tertinggal 0-3, mungkin mereka tidak bisa terlalu santai lagi. Apakah benar-benar akan kalah 0-10 seperti teriakan penonton live? Kalau iya, Xingxin sudah balas dendam." Pan Lin berkomentar. Dulu, pernyataan tentang Xingxin menang sempurna atas Lun Hui pasti akan ditertawakan. Tapi sekarang bahkan siaran langsung TV pun membahas kemungkinan ini dengan serius, benar-benar menunjukkan peningkatan status dan kekuatan Xingxin yang luar biasa di mata publik.
"Mari lihat performa Lun Hui selanjutnya." Li Yibo sebenarnya pesimis, tapi berani memprediksi? Ini lawannya Xingxin! Meski sudah sangat hati-hati, wajahnya masih sering kena tampar. Lebih baik hindari komentar prediktif!
"Kedua pemain sudah memasuki kursi pertandingan, tapi wasit masih menunggu waktu istirahat cukup. Untuk pertarungan Fang Rui vs Sun Xiang ini, bisakah Pelatih Li berbagi pandangan?" Pan Lin bertanya.
Dasar kau! Aku tidak mau bikin prediksi sebelum pertandingan! Li Yibo mengutuk dalam hati.
